Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roviani Amelia
"Curah hujan menjadi faktor cuaca yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas penerbangan, mulai dari saat pesawat akan lepas landas, ketika berada di udara, dan saat akan melakukan pendaratan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model prediksi curah hujan di Bandara Silangit, Tapanuli Utara yang memiliki variasi curah hujan yang tinggi, karena dipengaruhi oleh posisi geografisnya di dekat garis khatulistiwa. Model prediksi curah hujan tersebut dibangun dengan memanfaatkan data dari AWOS dan menerapkan algoritma XGBoost dan selanjutnya dioptimasi dengan menggunakan dua metode, yaitu random search dan bayesian optimization untuk mencari kombinasi hyperparameter optimal dan meningkatkan akurasi model prediksi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model XGBoost sebelum dioptimasi berhasil mencapai akurasi prediksi 74.8%. Sementara itu, dengan hyperparameter tuning melalui metode bayesian optimization, akurasi model meningkat hingga 76.6%, dengan kombinasi nilai hyperparameter optimal yang didapatkan, diantaranya max_depth: 17, min_child_weight: 3, learning_rate: 0.1, n_estimators: 100, subsample: 0.91, dan colsample_bytree: 0.88. Temuan ini menegaskan potensi yang besar dalam penggunaan teknologi canggih untuk prediksi curah hujan dalam rangka mendukung keselamatan penerbangan di wilayah dengan kondisi cuaca yang kompleks dan dinamis.

Rainfall is a weather factor that significantly affects aviation activities, from takeoff and in-flight operations to landing. Therefore, this study aims to develop a rainfall prediction model for Silangit Airport in North Tapanuli, an area with high rainfall variability due to its geographic location near the equator. The rainfall prediction model is constructed using data from the Automated Weather Observing System (AWOS) and employs the XGBoost algorithm, which is further optimized using two methods: random search and Bayesian optimization. These methods are used to find the optimal hyperparameter combinations and improve the model's prediction accuracy.The results of the study show that the XGBoost model achieved a prediction accuracy of 74.8% before optimization. However, with hyperparameter tuning using Bayesian optimization, the model's accuracy increased to 76.6%. The optimal hyperparameter values obtained were max_depth: 17, min_child_weight: 3, learning_rate: 0.1, n_estimators: 100, subsample: 0.91, and colsample_bytree: 0.88. These findings highlight the significant potential of advanced technology in predicting rainfall, thereby supporting aviation safety in regions with complex and dynamic weather conditions.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putroue Keumala Intan
"Klasifikasi penilaian risiko kredit merupakan cara untuk meminimalisir kerugian yang akan dialami oleh bank. Salah satu metode klasifikasi yang digunakan untuk mengklasifikasikan karakteristik calon debitur adalah Support Vector Machine (SVM). SVM mempunyai kemampuan generalisasi yang baik untuk menyelesaikan masalah klasifikasi dalam jumlah data yang besar dan dapat menghasilkan fungsi pemisah yang optimal untuk memisahkan dua kelompok data dari dua kelas yang berbeda. Salah satu keberhasilan menggunakan metode SVM adalah proses pemilihan model yang akan mempengaruhi tingkat akurasi klasifikasi.
Metode pemilihan model yang digunakan pada tesis ini adalah metode grid search dan metode random search. Data dalam tesis ini menggunakan data sekunder dari database dalam UCI machine learning repository. Berdasarkan hasil simulasi untuk membandingkan nilai akurasi penggunaan metode pemilihan model pada SVM dalam klasifikasi penilaian risiko kredit, diperoleh bahwa metode random search belum mampu menghasilkan nilai akurasi yang lebih baik dari metode grid search. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Bariq Ikhsan
"Kandungan total karotenoid dalam tumbuhan umumnya diukur menggunakan analisis spektrofotometri, dengan sifatnya yang merusak sampel terdapat batasan yang bisa dilakukan untuk penelitian selanjutnya. Digunakan pencitraan hiperspektral menggabungkan analissi spektral dan spasial yang bersifat tidak merusak sampel. Timbul masalah terutama pada bagian algoritma untuk membuat sistem prediksi pada citra hiperspektral karena diperlukan algoritma dengan akurasi yang tepat dan cepat. Penelitian ini membahas tentang komparasi algoritma pembelajara mesin metode ensemble dengan menambahkan tuning hyperparameter menggunakan random search dan memanfaatkan seleksi fitur yang dimiliki tiap model untuk meningkatkan performa dan mengurangi waktu latih model prediksi kadar karotenoid pada daun Bisbul. Sistem prediksi menghasilkan performa dasar, random forest dengan semua fitur memiliki RMSE sebesar 38,16, serta R2 sebesar 0,95, dan waktu latih 4,27s, xgboost dengan semua fitur memiliki RMSE sebesar 39,82, serta R2 sebesar 0,95, dan waktu latih 0,83s, lightgbm dengan semua fitur memiliki RMSE sebesar 35,59, serta R2 sebesar 0,96, dan waktu latih 1,73s, catboost dengan semua fitur memiliki RMSE sebesar 31,60, serta R2 sebesar 0,97, dan waktu latih 17,34s. Dengan menggunakan fitur hasil seleksi dan I, performa sistem berhasil ditingkatkan, random forest tuning dengan 30 fitur memiliki RMSE sebesar 34,39, serta R2 sebesar 0,96, dan waktu latih 5,85s, xgboost tuning dengan 120 fitur memiliki RMSE sebesar 33,32, serta R2 sebesar 0,96, dan waktu latih 1,73s, lightgbm tuning dengan 50 fitur memiliki RMSE sebesar 32,24, serta R2 sebesar 0,97, dan waktu latih 0,22s, catboost tuning dengan 40 fitur memiliki RMSE sebesar 28,53, serta R2 sebesar 0,97, dan waktu latih 4,92s. Secara umum Catboot memiliki peningkatan RMSE paling tinggi, lightgbm memiliki peningkatan waktu latih paling tinggi.

The total carotenoid content in plants is generally measured using spectrophotometric analysis, with its destructive to the sample there are limitations that can be done for further research. Hyperspectral imaging combining spectral and spatial analysis is used that is not destructive to the sample. Problems arise, especially in the algorithm section to create a prediction system on hyperspectral images because an algorithm with precise and fast accuracy is required. This study discusses the comparations of machine learning algorithm with the ensemble method by adding hyperparameter tuning using random search and utilizing the feature selection of each model to improve performance and reduce training time for predictive models of carotenoid levels in velvet leaves. The prediction system produces basic performance, random forest with all features has RMSE of 38.16, and R2 of 0.95, and training time of 4.27s, xgboost with all features has RMSE of 39.82, and R2 of 0.95, and training time of 0.83s, lightgbm with all features has an RMSE of 35.59, and R2 of 0.96, and training time of 1.73s, catboost with all features has an RMSE of 31.60, and R2 of 0.97, and training time 17.34s. By using the selected features and I, system performance has been successfully improved, random forest tuning with 30 features has an RMSE of 34.39, and R2 of 0.96, and training time of 5.85s, xgboost tuning with 120 features has an RMSE of 33, 32, and R2 of 0.96, and training time of 1.73s, lightgbm tuning with 50 features has RMSE of 32.24, and R2 of 0.97, and training time of 0.22s, catboost tuning with 40 features has an RMSE of 28.53, and R2 is 0.97, and training time is 4.92s. In general Catboot has the highest increase in RMSE, lightgbm has the highest increase in training time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewita Oktavia Nuur Marwan
"Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep di mana berbagai perangkat komputasi saling terhubung melalui internet dan memiliki kemampuan untuk mengumpulkan atau mengirimkan data. Perluasan dan kecepatan perangkat komputasi menggunakan jaringan Wi-Fi dapat menghasilkan data yang kompleks dan berdimensi tinggi pada sistem IoT. Data yang berdimensi tinggi dapat menimbulkan beberapa kendala dan perangkat IoT akan menghindari untuk melakukan tugas yang komputasinya berat. Semakin kompleksnya sistem IoT, semakin sulit bagi sistem untuk mengidentifikasi dan menemukan serangan siber. Salah satu upaya yang paling umum digunakan untuk melindungi sistem IoT adalah Intrusion detection system (IDS). Pada penelitian ini dilakukan model berbasis machine learning untuk mengembangkan IDS menggunakan dataset AWID2 dengan tipe “CLS” yang berisikan 2 juta lalu lintas trafik pada jaringan WI-Fi yang dikelompokkan ke dalam empat kelas yaitu, normal, impersonation, injection, dan flooding. Random forest merupakan salah satu teknik ensemble atau gabungan dari sejumlah model decision tree yang memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan metode machine learning lainnya, yaitu dapat mencegah terjadinya overfitting, memiliki waktu komputasi yang rendah, dan memiliki kemampuan lebih baik dalam mengelola dataset yang tidak seimbang. Untuk mengatasi data berdimensi tinggi, dilakukan seleksi fitur mutual information pada algoritma random forest untuk mendapatkan hasil model klasifikasi yang optimal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa metode seleksi fitur mutual information dengan menggunakan 30 fitur terbaik pada algoritma random forest dengan hyperparameter-tuning random search terbukti dapat meningkatkan performa model klasifikasi dan efisiensi waktu jika dibandingkan menggunakan algoritma random forest tanpa seleksi fitur. Nilai metrik yang diperoleh oleh kombinasi tersebut adalah dengan nilai accuracy = 99,95276%, macro average F1-score = 99,76335%, macro average recall = 99,97962%, dan macro average presicion = 99,54935% dengan waktu prediksi 6,112 detik.

The Internet of Things (IoT) is a concept where various computing devices are interconnected via the internet and have the capability to collect or transmit data. The expansion and speed of computing devices using Wi-Fi networks generate complex and high-dimensional data in IoT systems. High-dimensional data in datasets pose several challenges, as IoT devices tend to avoid tasks that are computationally intensive. As IoT systems become more complex, it becomes increasingly difficult for the system to identify and detect cyber attacks. One of the most common efforts to protect IoT systems is the Intrusion Detection System (IDS). In this study, a machine learning-based model is developed to create an IDS using the AWID dataset with the “CLS” type, which contains 2 million network traffic records on Wi-Fi networks categorized into four classes: normal, impersonation, injection, and flooding. Random forest is an ensemble technique or a combination of multiple decision tree models that has advantages over other machine learning methods, such as preventing overfitting, having low computational time, and having better capabilities in handling imbalanced datasets. To address high-dimensional data, mutual information feature selection is applied to the random forest algorithm to achieve optimal classification model results. The results of the study indicate that the mutual information feature selection method using the top 30 features in the random forest algorithm with random search hyperparameter tuning can improve the performance of the classification model and time efficiency compared to using the random forest algorithm without feature selection. The metrics obtained by this combination are accuracy = 99.95276%, macro average F1-score = 99.76335%, macro average recall = 99.97962%, and macro average precision = 99.54935% with a prediction time of 6.112 seconds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library