Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosalyn Catherine Jono
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang : Preeklamsia pada kehamilan didapatkan sekitar 3-7 dan merupakan salah satu penyebab utama dari kematian ibu, yaitu sekitar 18 .Pemeriksaan petanda preeklamsia masih mahal dan belum rutin dilakukan. Adanya pemeriksaan yang lebih murah dan mudah untuk menilai tingkat keparahan preeklamsia sangat diperlukan dalam penatalaksanaan preeklamsia, terutama di tempat dengan fasilitas yang terbatas. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui petanda preeklamsia dan keparahannya. Walaupun demikian belum didapatkan petanda yang khusus, disamping biaya yang mahal dan belum rutin digunakan. Rasio netrofil limfosit NLR dan Red Distribution Width RDW diketahui telah banyak diteliti untuk menilai inflamasi yang berhubungan dengan tingkat keparahan preeklamsia. Pemeriksaan ini termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap yang relatif murah, mudah dan rutin digunakan. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbedaan rasio netrofil limfosit NLR dan Red Distribution Width RDW pada pasien dengan preeklamsia dibandingkan dengan kehamilan normal serta perbedaan rasio netrofil limfosit dan RDW pada preeklamsia early onset dan late onset. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan menggunakan data rekam medis pasien hamil normal dan preeklamsia yang ke IGD dan Poliklinik Obstetri RSU Persahabatan pada bulan Juli 2014-Juni 2016. Data penelitian didokumentasikan pada dan ditabulasi serta dianalisis menggunakan SPSS 20.0. Hasil Penelitian : Didapatkan 254 sampel data yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, yang terdiri atas 136 preeklamsia dan 118 kehamilan normal, 24 preeklamsia early onset dan 112 preeklamsia late onset. Dilakukan analisis Mann Whitney dan T Test Didapatkan rasio netrofil limfosit preeklamsia 4,41 1,41-32,54 dan pada kehamilan normal 2,61 1,39-5,48 dengan p: 0.000. Red Distribution Width pada preeklamsia adalah 14,2 11,48-23,90 dan pada kehamilan normal 13,8 10,81 ndash; 18,70 dengan p:0.001. Rasio netrofil limfosit pada preeklamsia early onset 4,35 1,41-17,56 dan preeklamsia late onset 4,41 1,69-32,54 dengan p:0,993. Red Distribution Width pada preeklamsia early onset 13,50 1,47 dan preeklamsia late onset 14,91 2,16 dengan p:0.003. Uji power rasio netrofil limfosit pada preeklamsia early onset dan late onset adalah 16,4 . Uji power Red Distribution Width pada preeklamsia early onset dan late onset adalah 97,29 .Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna rasio netrofil limfosit dan RDW pada preeklamsia dibandingkan dengan kehamilan normal, terdapat perbedaan bermakna RDW preeklamsia early onset dan late onset. Belum dapat disimpulkan tidak ada perbedaan bermakna rasio netrofil limfosit pasien preeklamsia early onset dan late onset.
ABSTRACT
Background Preeclampsia in pregnancy found about 3 7 and is one of the main causes of maternal mortality, which is about 18 . Examination markers of preeclampsia is still expensive and not routinely performed. Inspections are cheaper and easier to assess the severity of preeclampsia is indispensable in the management of pre eclampsia, especially in places with limited facilities. Many studies have been conducted to determine markers of preeclampsia and severity. Nevertheless, specific markers have not been obtained, while costs are expensive and not routinely used. Neutrophil lymphocyte ratio NLR and Red Distribution Width RDW are known to have been studied to assess the inflammation associated with the severity of preeclampsia. These examinations included in the CBC relatively inexpensive, easily and routinely used.Objective This study aims to find differences in neutrophil lymphocyte ratio NLR and Red Distribution Width RDW in patients with preeclampsia compared with normal pregnancy as well as the differences in neutrophil lymphocyte ratio and RDW in preeclampsia early onset and late onset.Methods This study is a cross sectional study using medical records of patients of normal pregnancy and preeclampsia were comes to ER and Obstetrics Clinic Persahabatan Hospital in July 2014 to June 2016. Data were documented in and tabulated and analyzed using SPSS 20.0.Results 254 samples obtained data that met the inclusion criteria research, consisting of 136 preeclampsia and 118 normal pregnancies, 24 preeclampsia early onset and 112 late onset preeclampsia, using Mann Whitney and T Test analysis. Neutrophil lymphocyte ratio obtained in preeclampsia 4.41 1.41 to 32.54 and normal pregnancy 2.61 1.39 to 5.48 with p 0.000. Red Distribution Width in preeclampsia 14.2 11.48 to 23.90 and in normal pregnancies 13.8 10.81 to 18.70 with p 0001. Neutrophil lymphocyte ratio in early onset preeclampsia 4.35 1.41 to 17.56 and late onset preeclampsia 4.41 1.69 to 32.54 with p 0.993. Red Distribution Width in preeclampsia early onset preeclampsia 13.50 1.47 and 14.91 2.16 late onset with p 0003. Test power of neutrophil lymphocyte ratio in preeclampsia early onset and late onset was 16.4 . Test power of Red Distribution Width in preeclampsia early onset and late onset was 97.29 .Conclusions There are significant differences neutrophil lymphocyte ratio and RDW in preeclampsia compared with normal pregnancy, there are significant differences RDW preeclampsia early onset and late onset. Can not be concluded no significant difference in the ratio of neutrophils lymphocytes of patients with preeclampsia early onset and late onset.
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Anissa
Abstrak :
Pada penderita kanker paru terjadi inflamasi sistemik dan dapat dilihat dengan peningkatan rasio netrofil limfosit di mana pemeriksaan ini lazim dilakukan di Rumah Sakit. Inflamasi sitemik dapat menyebabkan anoreksi sehingga asupan pada penderita kanker paru menurun dan memengaruhi status gizinya. Kejadian malnutrisi yang tinggi pada pasien paru dapat berakibat lamanya rawat inap, turunnya kualitas hidup, dan dapat memengaruhi keberhasilan terapi kanker sehingga terapi nutrisi yang cepat dan tepat sangat perlu dilakukan. Salah satu diagnostik status gizi pada penderita kanker yaitu dengan menggunakan kriteria ASPEN yang terdiri dari penurunan asupan, penurunan berat badan, penurunan massa otot dan massa lemak subkutan, akumulasi cairan general atau lokal, dan kapasitas fungsional. Dikatakan malnutrisi jika terdapat dua dari enam kriteria tersebut. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan rasio netrofil limfosit pada pasien kanker paru di RSUP Persahabatan. Data diambil dari wawancara, pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium, dan rekam medis pasien poliklinik onkologi RSUP Persahabatan (n =52). Pada penelitian ini subjek sebagian besar berjenis laki-laki (61,5%), rentang usia terbanyak antara 50-60 tahun (38,5%), memiliki riwayat merokok (55,8%) dengan indeks Brinkman berat (30,8%). Lebih dari 50% subjek dengan asupan energi dan protein dibawah rekomendasi asupan untuk pasien kanker. Sebagian besar subjek penelitian berisiko malnutrisi atau malnutrisi sedang (38,5%) dan sebanyak 67,3% mengalami malnutrisi. Pada penelitian ini subjek dengan nilai rasio netrofil limfosit tinggi sebanyak 38,5% dan rendah sebanyak 61,5%. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan rasio netrofil limfosit pada penelitian ini (p = 0,35). ......Systemic inflammation in patients with lung cancer can be seen by the increase in the neutrophil lymphocyte ratio where these examinations are common in hospitals. Systemic inflammation can cause anorexia, with the result that nutrition intake of lung cancer patients decreases and affects their nutritional status. High incidence of malnutrition in lung cancer patients can result in length of stay, decreased quality of life, and can affect the treatment of cancer therapy, therefore prompt and appropriate nutritional therapy is essential. One of the diagnostics of nutritional status for lung cancer patients is by using the ASPEN criteria which consist of decreased nutritional intake, weight loss, decreased muscle mass and subcutaneous fat mass, general or local fluid accumulation, and functional capacity. Malnutrition can be seen if there are two of the six criteria. This study is a cross-sectional study which aimed to determine the association between nutritional status and the ratio of lymphocyte neutrophils in lung cancer patients at Persahabatan Hospital. Data were taken from interviews, physical examinations, laboratory analysis, and patients medical records in the oncology polyclinic of Persahabatan Hospital (n = 52). The subjects of the study were mostly male (61.5%), the largest age range was between 50-60 years (38.5%), had a history of smoking (55.8%) with a severe Brinkman index (30.8%). More than 50% of the subjects with energy and protein intake were below the recommended intake for cancer patients. Most of the study subjects were at risk of malnutrition or moderate malnutrition (38.5%) and 67.3% of them were experiencing malnutrition. The subjects with the highest neutrophil lymphocyte ratio value were 38.5% and the lowest value were 61.5%. Overall, there was no relationship between nutritional status and the ratio of neutrophil to lymphocytes in this study (p = 0.35).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomu Juliani
Abstrak :
Latar belakang: Kondisi badai sitokin atau hiperinflamasi pada COVID-19 dapat berakibat fatal pada pasien. Inflamasi juga dapat menyebabkan gangguan koagulasi. Rasio netrofil limfosit (RNL) dan rasio platelet limfosit (RPL) telah diketahui dapat menjadi penanda inflamasi pada beberapa penyakit. Status koagulasi pasien dapat dilihat dari parameter nilai D-dimer. Peran penanda hayati yang dapat menggambarkan keadaan tromboinflamasi pada pasien COVID-19 tersebut perlu ditelaah lebih lanjut. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan nilai RNL, RPL dan D-dimer terhadap luaran tatalaksana pasien COVID-19 terkonfirmasi di RSUP Persahabatan. Metode penelitian: Analisis observasional kohort retrospektif terhadap pasien COVID-19 terkonfirmasi yang dirawat di RSUP Persahabatan secara total sampling diperoleh dari bulan Maret sampai dengan Juli 2020. Kami meninjau 214 rekam medis pasien COVID-19 terkonfirmasi yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian: Rerata usia pasien pada penelitian ini adalah 54,35 tahun, didominasi oleh laki-laki sebanyak 60,7%. Status gizi pasien paling banyak adalah normal sebesar 54,7%. Proporsi pasien yang memiliki komorbid sebanyak 65,4%. Komorbid yang paling banyak adalah hipertensi, kedua adalah diabetes melitus. Derajat penyakit paling banyak adalah berat-kritis sebanyak 76,1%, diikuti sedang 20,1%, ringan 3,7%. Median lama rawat adalah 12 hari. Pasien meninggal sebanyak 60 orang (28%). Nilai median RNL, RPL dan D-dimer awal pasien adalah 5,75 (0,68-81,5), 243,5 (44,7-1607) dan 1140 (190-141300), secara berurutan. Terdapat hubungan antara nilai RNL (p=0,000), RPL (0,013) dan D-dimer (0,032) terhadap luaran pasien. Kesimpulan: Nilai RNL, RPL dan D-dimer awal perawatan pasien COVID-19 terkonfirmasi di RSUP Persahabatan berhubungan dengan luaran tatalaksana pasien. ......Backgrounds: Cytokine storm or hyperinflammation in COVID-19 can cause fatal outcome for patients. Imflammation also can cause hypercoagulation. Neutrophil lymphocyte ratio (NLR) and platelet lymphocyte ratio (PLR) have already known as inflammation marker in several diseases. Coagulation status in patients could be measured by D-dimer value. The role of biomarkers for that thromboinflammation in COVID-19 should be explored. Aims: to know the association between NLR, PLR and D-dimer value with confirmed COVID-19 patients’ outcome in Persahabatan hospital, Jakarta Methods: We performed observational retrospective cohort analysis of confirmed COVID-19 patients hospitalized in Persahataban hospital. Subjects by means of total sampling were confirmed COVID-19 patients between March till July 2020. We reviewed the medical record of 214 patients whom met the inclusion criteria. Results: Mean age of patients in this study were 54,35 years old, dominated by males (60,7%). Most of the patients were with normal nutritional status (54,7%) and presented with comorbidity (65,4%). Diabetes melitus was the most frequent comorbidity, second was hypertension. Disease severity was severe to critical in 76,1% patients, 20,1% in moderate cases and 3,7% in mild case. Length of hospital stay was 12 days. Death patients were 60 (28%). The median of initial NLR, PLR and D-dimer value were 5,75 (0,68-81,5), 243,5 (44,7-1607) dan 1140 (190- 141300), respectively. There were an association between NLR (p=0,000), PLR (0,013) and D-dimer value (p=0,032) with patients’ outcome. Conclusions: There were association between NLR, PLR and D-dimer value on admission with confirmed COVID-19 patients’ outcome in Persahabatan hospital.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library