Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangaribuan, Phillip Monang Bravery
"Latar belakang: Nefrotoksisitas merupakan penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh zat toksin atau beracun. Prevalensi nefrotoksisitas adalah 18% - 27% di Amerika Serikat dan 5% dari pasien pascakemoterapi di RSUP Dr. Sardjito. Ekstrak lunasin memiliki fungsi sebagai antioksidan dan dan antikanker yang diperlukan penelitian efek toksisitas terhadap ginjal tikus Sprague Dawley (SD) untuk memeriksa keamanannya.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental in vivo dengan sampel ginjal tikus Sprague Dawley (SD). Tikus diberikan dosis lunasin masing-masing dengan konsentrasi 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 750 mg/kgBB yang selanjutnya diterminasi serta dibentuk preparat histopatologi jaringan ginjal dengan diberikan pewarnaan HE. Proses berikutnya dilakukan pengamatan melalui mikroskop dengan perbesaran 400 kali pada diameter tubulus. Pengukuran pada satu preparat dengan mengambil 5 tubulus dan masing-masing tubulus membentuk 5 garis saling memotong untuk mengukur diameter. Menggunakan aplikasi Indomicro View untuk mengolah data yang nantinya akan dimasukkan ke Microsoft Excel untuk pengumpulan data.
Hasil: Pemberian ekstrak lunasin memiliki hasil yang berbeda terhadap diameter tubulus ginjal tikus Sprague Dawley (SD). Ginjal normal tanpa pemberian ekstrak lunasin memiliki rerata diameter adalah 31,325 μm. Pada pemberian dosis 250 mg/kgBB rerata diameter adalah 31,985 μm, pada dosis 500 mg/kgBB rerata diameter adalah 33,91 μm, dan pada dosis 750 mg/kgBB rerata diameter adalah 32,02 μm. Dengan hasil yang dimiliki tidak bermakna dan tidak signifikan
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan terdapat kenaikan diameter tubulus ginjal tikus Sprague Dawley (SD) dengan pemberian dosis ekstrak lunasin sebanyak 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB, dan terdapat penurunan diameter tubulus pada pemberian lunasin dengan dosis 750 mg/kgBB. Hasil yang diperoleh tidak signifikan terhadap data yang diukur.

Introduction: Nephrotoxicity is a decrease in kidney function caused by toxic or toxic substances. The prevalence of nephrotoxicity is 18% - 27% in the United States and 5% of post-chemotherapy patients at Dr. Sardjito. The lunasin extract has antioxidant and anticancer functions which are needed to study its toxicity effect on the kidneys of Sprague Dawley (SD) rats.
Method: This study used an in vivo experimental method with Sprague Dawley (SD) rat kidney samples. The rats were terminated and histopathological preparations were made using HE staining. Furthermore, the sample was given a dose of lunasin with a concentration of 250 mg/kgBW, 500 mg/kgBW, and 750 mg/kgBW, respectively. The next process was observed through a microscope with a magnification of 400 times on the diameter of the tubules. Measurement on one preparation by taking 5 tubules and each tubule forming 5 lines to measure diameter. Using the Indomicro View application to process data which will later be entered into Microsoft Excel for data collection.
Result: The administration of lunasin extract had different results on the kidney tubule diameter of Sprague Dawley (SD) rats. Normal kidney without lunasin extract had a mean diameter of 31.325 μm. At a dose of 250 mg/kg the average diameter was 31.985 μm, at a dose of 500 mg/kg the average diameter was 33.91 μm, and at a dose of 750 mg/kg the average diameter was 32.02 μm.
Conclusion: Based on the research carried out, there was an increase in the diameter of the kidney tubules of Sprague Dawley (SD) rats with the administration of lunasin extract doses of 250 mg/kgBW and 500 mg/kgBW, and there was a decrease in tubular diameter with the administration of lunasin at a dose of 750 mg/kgBW. The results in the form of increases and decreases obtained are not significant to the measured data.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanasha Zahra Khairunnisa
"Latar Belakang
Rokok mengandung banyak senyawa kimia dan radikal bebas yang dapat memicu peningkatan stres oksidatif. Stres oksidatif ini dapat membahayakan kesehatan organ, salah satunya ginjal. Walaupun demikian, kondisi ini dapat dinetralisir oleh antioksidan. Sumber antioksidan yang dapat dikonsumsi salah satunya adalah Spirulina platensis. Studi ini menyelidiki potensi antioksidan Spirulina platensis dibandingkan dengan vitamin C dalam menurunkan kadar malondialdehid (MDA) pada jaringan ginjal tikus Sprague-Dawley yang terpapar asap rokok.
Metode
Dalam eksperimen in vivo ini, 35 tikus jantan Sprague-Dawley ditempatkan dalam tujuh kelompok: kelompok kontrol (N), Cigarette (Cg), Spirulina (Sp), Vitamin C (As), Spirulina-Cigarette (SpCg), Vitamin C-Cigarette (AsCg) dan Cigarette-Spirulina (CgSp), untuk mengevaluasi efek perlindungan vitamin C dan ekstrak Spirulina platensis terhadap stres oksidatif yang disebabkan oleh asap rokok. Tikus diberi 750 mg/kg Spirulina dan 9 mg/kg vitamin C, kemudian diberi 12 batang asap rokok setiap hari selama 30 hari. Metode Will’s digunakan untuk mengukur kadar malondialdehid dalam homogenat jaringan ginjal, diikuti spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan SPSS, dengan kedua uji ANOVA dan Post-Hoc untuk menentukan signifikansi statistik.
Hasil
Studi ini menemukan bahwa kelompok hanya Spirulina platensis (Sp) memiliki kadar MDA yang paling rendah di antara semua kelompok, walaupun hanya signifikan dengan beberapa kelompok. Terdapat penurunan kadar MDA yang signifikan pada kelompok CgSp dibandingkan dengan Cg dan SpCg. Perbandingan signifikan juga ditemukan pada kelompok AsCg dan SpCg dengan kadar MDA lebih rendah pada AsCg.
Kesimpulan
Spirulina platensis terbukti dapat menurunkan kadar MDA pada jaringan ginjal tikus secara kuratif. Namun, pemberian vitamin C menunjukkan efek preventif yang lebih baik dibandingkan Spirulina platensis. Dengan demikian, Spirulina platensis efektif menurunkan kadar MDA pada ginjal tikus secara kuratif, tetapi vitamin C menunjukkan efek preventif yang lebih unggul.

Introduction
Cigarettes contain many chemical compounds and free radicals that can trigger an increase in oxidative stress. This oxidative stress can harm the health of organs, including the kidneys. However, this condition can be neutralized by antioxidants. One source of antioxidants that can be consumed is Spirulina platensis. This study investigated the antioxidant potential of Spirulina platensis compared to vitamin C in reducing malondialdehyde (MDA) levels in Sprague-Dawley rats kidney tissue.
Method
In this in vivo experiment, 35 male Sprague-Dawley rats were placed in seven groups : Control (N), Cigarette (Cg), Spirulina (Sp), Vitamin C (As), Spirulina-Cigarette (SpCg), Vitamin C-Cigarette (AsCg), and Cigarette-Spirulina (CgSp), to evaluate the protective effects of vitamin C and Spirulina platensis extract against oxidative stress induced by cigarette smoke. Rats were given 750 mg/kg Spirulina and 9 mg/kg vitamin C, then exposed to 12 cigarette smoke cigarettes daily for 30 days. Will's method was used to measure malondialdehyde levels in kidney tissue homogenates, followed by spectrophotometry. Data were analyzed using SPSS, with both ANOVA and Post-Hoc tests to determine statistical significance.
Results
This study found that the Spirulina platensis only group (Sp) had the lowest MDA levels among all groups, although it was only significant with some groups. There was a significant reduction in MDA levels in the CgSp group compared to Cg and SpCg. Significant comparisons were also found in the AsCg and SpCg groups with lower MDA levels in AsCg.
Conclusion
Spirulina platensis was shown to reduce MDA levels in rat kidney tissue curatively. However, vitamin C administration showed a better preventive effect than Spirulina platensis. Thus, Spirulina platensis was effective in reducing MDA levels in rat kidneys curatively, but vitamin C showed a superior preventive effect.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library