Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halidi
"Indonesia adalah negara penghasil rotan terbesar di dunia (± 80%) produksi rotan dunia. Ratan (calamus sp.) yang di kelompokkan sebagai produk hasil hutan ikutan non kayu, merupakan penghasil devisa yang cukup besar, yakni sekitar 60% dari total nilai ekspor hasil hutan ikutan non kayu.
Produksi rotan selain diambil dari rotan alam, juga merupakan hasil pembudidayaan masyarakat. Potensi produksi rotan alam Indonesia mencapai 664.800 ton per tahun. Sedangkan potensi budidaya tanaman rotan masyarakat besarannya belum diketahui secara pasti. Walaupun potensi produksi rotan Indonesia begitu besar, tetapi pada kenyataannya industri barang jadi rotan di dalam negeri mengalami kekurangan bahan baku, sehingga komoditas barang jadi rotan Indonesia kalah bersaing di pasar dunia dengan produk yang sama dari negara lain yang justru bahan baku rotannya berasal dari Indonesia.
Kebijakan tataniaga rotan adalah salah cara untuk mengatasi permasalahan kekurangan bahan baku rotan untuk industri barang jadi rotan di dalam negeri. Dengan semakin meningkatnya ketersediaan bahan baku rotan untuk industri barang jadi rotan di dalam negeri, keunggulan komparatif komoditas barang jadi rotan Indonesia semakin besar. Dengan keunggulan komparatif komoditas barang jadi rotan Indonesia yang semakin besar, nilai ekspor barang jadi ratan semakin tinggi yang pada akhirnya tenaga kerja yang dapat di serap oleh industri barang jadi ratan semakin banyak.
Dari permasalahn tersebut.di atas, maka tesis yang di beri judul "Analisis Dampak Kebijakan Tataniaga Ratan di indonesia" ini bertujuan: Pertama, mengkaji pengaruh kebijakan tataniaga rotan terhadap peningkatan nilai ekspor barang jadi rotan Indonesia. Kedua, mengidentifikasi keunggulan komparatif Indonesia dan keunggulan komparatif beberapa negara lainnya pada komoditas barang jadi berbahan baku utama rotan di pasar dunia. Ketiga, meberikan gambaran dampak (manfaat) dari kebijakan tataniaga rotan bagi perencanaan pengembangan industri rotan Indonesia ke depan (sektor hulu dan hilir), baik di tingkat regional maupun nasional. Alat analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah RCA (Revealed Comparative Advantage) dan model regresi linear berganda (multiple regression). Data yang digunakan adalah data sekunder, runtut waktu (Tahun 1976 sampai dengan tahun 2003).
Hasil dari analisis RCA (Revealed Comparative Advantage), menunjukkan bahwa kebijakan tataniaga rotan berpengaruh positif terhadap peningkatan keunggulan komparatif Indonesia pada komoditas barang jadi berbahan baku utama ratan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai indeks RCA, meningkat dari 0,27 pada tahun 1987 menjadi 1,19 tahun 1989. Pada tahun 1989, Indonesia mulai memiliki keunggulan komparatif pada komoditas barang jadi rotan, dimana pada tahun-tahun sebelumnya belum memiliki. Selanjutnya dari analis model regresi menunjukkan bahwa kebijakan tataniaga rotan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor barang jadi rotan Indonesia. Hal ini di buktikan dari hasil uji model persamaan nilai ekspor barang jadi rotan Indonesia yang menunjukkan bahwa nilai ekspor barang jadi rotan Indonesia secara signifikan di pengaruhi oleh nilai ekspor rotan asalan; jumlah tenaga kerja pada industri barang jadi rotan, tingkat keunggulan komparatif komoditas barang jadi berbahan baku utama rotan serta kebijakan tataniaga rotan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahresmita
"ABSTRAK
Industri pengolahan rotan sangat diharapkan menjadi salah satu tumpuan sumber penerimaan devisa bagi Indonesia. Melihat dari sumber daya hutan (rotan) dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki Indonesia, produk barang jadi rotan dapat dikatakan mempunyai keunggulan komparatif dipasar internasional, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk barang jadi rotan Indonesia, namun daya saing tersebut cenderung semakin menurun. Dalam era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya saingnya. Untuk itu perlu adanya strategi yang tepat dalam rangka peningkatan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daya saing produk barang jadi rotan Indonesia dipasar internasional, mengetahui peran pemerintah dan memberikan alternatif strategi peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia.
Identifikasi daya saing produk barang jadi rotan Indonesia dilakukan melalui perhitungan Revealed Comparative Advantage (RCA); sedangkan penentuan strategi peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia menggunakan teknik Proses Hirarki Analitik dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing menurut Diamond Porter's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang lebih berperan dalam peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan adalah: kondisi permintaan, diikuti secara berurutan oleh faktor kondisi; industri terkait dan pendukung; strategi; struktur dan persaingan; kebijakan pemerintah dan kesempatan/peluang. Pelaku yang diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia adalah industri, diikuti oleh pemerintah, lembaga keuangan/ perbankan, industri pemasok, asosiasi, negara tujuan ekspor dan negara pesaing.
Sedangkan alternatif strategi yang lebih diprioritaskan adalah penciptaan iklim usaha kondusif, diikuti oleh peningkatan promosi dan informasi pasar serta penguatan keterkaitan aktivitas dalam rantai nilai, walaupun bobot setiap alternatif strategi tidak jauh berbeda."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library