Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
D. Lestari
"Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara yang pesat da!arn
waktu yang relatif singkat, menyebabkan perubahan penggunaan tanah
kota dari tanah-tanah yang kosong menjadi permukirnan.
Dernikian pula ha!nya dengan Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat
yang sebagian besar merupakan daerah permukirnan penduduk. Dengan
padatnya permukiman tersebut dimungkinkan tingkat kerawanan
kebakaran permukirnan besar. Kebakaran permukirnan dis ini, karena ada
faktor pendorongnya seperti kualitas bangunan permukiman, kerapatan
bangunan permukirnan, dan jarak permukirnan ke sumber air seperti
hidrant, situ, dan sungai yang cukup jauh.
Masa!ah yang dibahas da!arn pene!itian mi adalah bagairnana persebaran
wilayah rawan kebakaran di Kotarnadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat
tahun 1992 - 1997?
Metode penetitian ada!ah den gan rnengk!asifikasikan vaniabet-variabe!dan
data yang kemudian dianalisis dengan overlay pete.
Berdasarkan ove!iay peta tuas kebakaran pernukimén, peta kualitas
bangunan, peta kerapatan bangunan, dan peta jarak pemukiman ke
sum ber air diperoleh:
1. Tahun 1992.
Rawan 1: tidak terdapat di wi!ayah penetitian.
• Rawan 2 : terdapat di kecamatan Penjaringan, Padernangan,
Tanjungpriok, Koja, Cilincing, dan Pa!merah, meliputi 42,86 % dan
se!uruh wilayah penelitian.
• Rawan 3 : terdapat di kecarnatan Ke!apagading, Kebonjeruk,
Kern bangan Cengkareng Kalideres Grogol[petamburan, Tambora,
dan Tamansari, rne!iputi 57,14 % dan se!uruh wilayah pene!itian.
2. Tahun 1993.
Rawan 1 tidak terdapat pada wilayah pene!itian. Rawan 2 terdapat di kecamatan Penjaringan Pademangan,
Tanjungprtok, Koja, Cilincing, Cengkareng, Kalideres, dan Palmerah,
me!iputi 57,14 % dari se!uruh wilayah penelitian.
• Rawan 3 terdapat di kecamatan Kelapagading, Kebonjeruk,
Kembangan, Grogolpetamburan, Tambora, dan Tarnansari, meliputi
42,86 % dari se!uruh wilayah penelitian.
3. Tahun 1994
• Rawan 1 terdapat di kecamatan Kalideres, meliputi 7,14 % dari se!uruh
wi!ayah penelitian.
• Rawan 2 terdapat di kecarnatan Penjaringan, Pademangan,
Tanjungpriok, Koja, Cengkareng, dan Palmerah, meliputi 42,86 % dan
seluruh wi!ayah penelitian.
• Rawan 3 terdapat di kecamatan Kelapagading, Kebonjeruk,
Kembangan, Grogo! Petamburan, Tambora, dan Taman Sari, Cilincing
50 % dari seluruh wi!ayah peneiltian.
4. Tahun 1995
• Rawan 1 tidak terdapat pada wilayah penelitian.
• Rawan 2 terdapat di kecamatan Penjaningan, Tanjungpniok, Ka!ideres,
dan Palrnerah, meliputi 28,57 % dari setuwh wilayah pene!itian.
• Rawan 3 terdapat di kecamatan Pademangan, Koja, Kelapagading,
Cilincing, Kembangan, Kebonjeruk, Cengkareng, Grogolpetamburan,
Tambora, dan Tamansani, meliputi 71,43 % dari seluruh wilayah
penelitian.
5. Tahun 1996
• Rawan 1 tidak terdapat pada wilayah penelitian.
• Rawan 2 terdapat di kecamatan Penjaringan, Kalideres. dan Patmerah,
rne!iputi 21,43 % dari se!uruh wflayah penelitian.
• Rawan 3 terdapat di kecamatan Pademangan, Tanjungpriok, Koja,
Kelapagading, Ci!incing, Cengkareng, Kembangan, Kebonjeruk,
Grogo!petamburan, Tambora, dan Tamansani, rne!iputi 78,57 % dan
seluruh wi!ayah penelitian.
6 Tahun 1997
• Rawan I terdapat di kecamatan Penjaningan, meliputi 7,14 % dan
selunuh wi!ayah penelitian.
• Rawan 2 terdapat di kecamatan Pademangan, Kalideres, dan
Palnierah, meliputi 21,43% dari se!uruh wilayah penelitian.
• Rawan 3 tendapat di kecamatan Tanjungpniok, Koja, Kelapagading,
Cilincing, Cengkareng, Kembangan, Kebonjeruk, Grogo!petambunan,
Tambora, dan Tamansani, meliputi 71,43 % dad se!unuh wi!ayah
penelitian."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kerawanan ekologis yang disebabkan banjir atau rob yang secara rutin atau permanen datang melanda di sebuah kawasan permukiman dan lingkungan lahan pertanian akan berdampak mengganggu kualitas lingkungan dan kehidupan penduduknya
."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Bencana longsor merupakan salah satu variabel dalam membentuk karakter,sifat dan perilaku masyarakat dalam mengembangkan sikap tanggap terhadap lingkungannya
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Chairul Fadhly
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba yang jumlahnya semakin signifikan dari tahun ke tahun, terutama pada kalangan remaja. meluasnya penyalahgunaan narkoba ditengarai disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Jika faktor eksternal antara lain berupa pengaruh lingkungan dan adanya ketersediaan narkoba, sedangkan faktor internal berasal dari permasalahan dalam keluarga yang mendorong anak untuk mencoba dan kemudian menjadi penyalahguna narkoba.
Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasi upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan keluarga untuk membentengi remaja dari bahaya penyalahgunaan narkoba dari sudut pandang komunikasi dan sistem keluarga. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Dengan mengambil lokasi di Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, penelitian dilakukan terhadap lima keluarga yang salah satu anggotanya terlibat penyalahgunaan narkoba, dengan batasan yaitu: pertama; keluarga utuh dimana kedua orangtua tidak bercerai, kedua; mewakili tingkat ekonomi menengah ke bawah dan menengah ke atas, ketiga; mewakili keberagaman tempat tinggal, perkampungan dan kompleks perumahan. Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober dan November 2008, dengan harapan agar mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang longgar.
Analisis data dilakukan secara kualitatif untuk memperoleh hasil: pertama, tipologi komunikasi keluarga, kedua, tipologi sistem keluarga, ketiga, hubungan antara tipologi komunikasi dengan tipologi keluarga yang dilakukan menggunakan analisa kuadran, keempat, menentukan upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan keluarga untuk membentengi remaja dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
Hasil yang didapat dari analisis data tersebut menunjukkan bahwa pada keluarga yang menjadi subyek penelitian ditemukan pola komunikasi Stimulus Response dan ABX tidak simetri yang bersifat negative. Sedangkan sistem keluarga yang ditemukan adalah sistem keluarga Enmeshed (kaku), Separated (terpisah) dan Disengaged (tercerai berai). Analisis hubungan antara kedua variabel tersebut dengan menggunakan kuadran menunjukkan empat keluarga berada pada kuadran II atau masuk dalam kategori RAWAN terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba, sedangkan satu keluarga berada pada kuadran IV atau masuk dalam kategori RENTAN terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. Dengan mengacu pada hasil analisa tersebut maka upaya yang dilakukan untuk membentengi keluarga adalah dengan mengupayakan keluarga tersebut berada pada zona aman, dengan menjalankan tipe komunikasi interaksional dan tipe keluarga Connected (terhubung) sebagai bentuk yang ideal.
Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa pola komunikasi dan sistem keluarga sangat mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap penyalahgunaan narkoba. Keluarga dengan tipe komunikasi ABX Tidak Simetri dan tipe keluarga Disengaged akan berada pada kategori rawan, demikian pula dengan keluarga yang memiliki tipe komunikasi Stimulus Respons negative dan tipe keluarga Separated,dengan pengertian RAWAN (threatened). Sedangkan keluarga dengan tipe komunikasi Stimulus Response dan tipe keluarga Enmeshed akan berada pada kategori RENTAN (Vulnerable).
Dengan mengacu pada hasil analisa tersebut maka upaya yang dilakukan untuk membentengi keluarga adalah dengan mengupayakan keluarga tersebut berada pada zona AMAN, dengan menjalankan tipe komunikasi Interaksional dan tipe keluarga Connected sebagai bentuk yang ideal. Demi suksesnya upaya untuk membentengi keluarga dari bahaya penyalahgunaan narkoba, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama dengan meningkatkan komunikasi orangtua dan anak dan meningkatkan kebersamaan antara anggota keluarga. Kedua dengan memberikan pendidikan sedini mungkin pada anak tentang dampak buruk penyalahgunaan narkoba sehingga pada gilirannya anak dapat mengatakan tidak pada narkoba.

The background of this research is based on the increasing number of illicit drugs abuse which gets more significant over the recent years, especially among teenagers/juvenile. The widespread of illicit drugs abuse has been assumed to be caused by various factors, both internal and external. If the external factors are the influence from surrounding or peer pressure and the availability of illicit drugs, while internal factor is appear from family problem which leads children to try and further become drugs addicts.
This research is aiming to recommend the efforts which can be obtain by families to protect their children from illicit drugs abuse from the perspective of communicational pattern and family system. The methodology applied in this research was qualitative method where the data collection was conducted through in-depth interview. By taking the location in Kalideres district, West Jakarta, the research was conducted to five families which one of the family members get involved in illicit drugs abuse, with limitations as follows: first; intact families where none of the parents get divorced, second; representing mid-lower economic and mid-upper economic background, third; representing the diversity of residents, suburb and housing complex. This research was conducted during October and November 2008, with hope to get the maximum result through loose timing.
Data analysis was done qualitatively by using the variables of communication pattern and family system to obtain the results of: First, types of communication; second, type of family system; third, the relation between type of communication and type of family system using the quadrant analysis; and fourth, determine the efforts can be done to protect teenagers/juveniles from the danger of illicit drugs abuse.
The results acquired from the data analysis shown that in five families as subjects in this research tyoe of communication found were Stymulus-Response and Non Symetric ABX Triangle. Meanwhile the type of family were Enmeshed, Separated and Disengaged. The analysis towards the relations between those two variables using quadrant analysis shown that for families out of five are in quadrant III or categorized as THREATENED against the danger of illicit drugs abuse, while one other family is in quadrant IV or categorized as VULNERABLE against the danger of illicit drugs abuse.
The conclusion obtained from this research was that type of communication and family system were very much affecting the level of vulnerability against illicit drugs abuse. Families with ABX Non Symmetric type of communication and Disengaged system will be categorized as THREATENED, as well as families with Stimulus Response type of communication and Separated family system. Meanwhile family with communication type of Stimulus-Response and Enmeshed family system will be categorized as VULNERABLE.
By focusing on the results of the analysis, thus the efforts can be done to protect the family is to put the family in SAFE zone, by conducting Interactional communication type and Connected family as the most ideal form.To succeed the efforts to protect families from the danger of illicit drugs abuse there are some things can be done. First by improving communication between parents and children and increasing togetherness among family members. The second one is by giving early education regarding the danger of drugs abuse towards children so in their turn they can say no to drugs."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25584
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulya Ulfah Rahmadhani
"Gerakan tanah termasuk bencana geologi yang menimbulkan kerugian besar di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Untuk meminimalisasi kerugian tersebut, dilakukan prediksi kerentanan bencana gerakan tanah di wilayah tersebut. Dalam penelitian ini, prediksi divisualisasikan dalam bentuk peta kerentanan bencana gerakan tanah. Untuk menghasilkan peta prediksi, digunakan dua metode, yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Frequency Ratio Model (FRM). Sebanyak 71 titik gerakan tanah di daerah penelitian dikumpulkan. Data tersebut bermanfaat dalam pengolahan 17 faktor yang dipertimbangkan dalam memprediksi kerentanan bencana gerakan tanah, diantaranya: kemiringan lereng, bentuk lereng, aspek lereng, topographic wetness index (TWI), stream power index (SPI), elevasi, jarak terhadap sungai, kerapatan sungai, jarak terhadap kelurusan, kerapatan kelurusan, normalized differential vegetation index (NDVI), jenis litologi, jenis tanah, curah hujan, tutupan lahan, jerak terhadap jalan, dan kerapatan bangunan. Setelah didapatkan peta potensi, risiko, dan bencana gerakan tanah di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, dilakukan validasi menggunakan grafik rasio frekuensi dan uji mekanika tanah. Dari hasil validasi, didapatkan peta potensi, risiko, dan bencana gerakan tanah daerah penelitian tervalidasi. Berdasarkan peta tersebut, daerah penelitian memiliki kerentanan terhadap bencana gerakan tanah semakin tinggi dari utara ke selatan. Dari kedua metode, Frequency Ratio Model (FRM) lebih cocok digunakan di daerah penelitian dibandingkan Analytical Hierarchy Process.

Landslide is one of the geological disasters which causes massive loss in Bogor Regency and Bogor City. To minimize such damage, landslide susceptibility prediction is proposed. In this study, landslide susceptibility prediction visualized as landslide susceptibility maps of Bogor Regency and Bogor City. To obtain that maps, two methods were applied, Analytical Hierarchy Process (AHP) and Frequency Ratio Model (FRM). At least 71 points of landslide were collected. Those data is used in 17 triggering factors processing considered in the prediction. Those are: slope angle, slope curvature, slope aspect, topographic wetness index, stream power index, elevation, distance to drainage, drainage density, distance to lineaments, lineaments density, normalized differential vegetation index, lithology types, soil types, annual rainfall intensity, land use, distance to roads, and building density. After landslide hazard, risk, and susceptibility map in Bogor Regency and Bogor City are made, the next step is to validate those maps using frequency ratio graphic and direct shear test. Based on prediction maps obtained, we can conclude that the landslide susceptibility from the north side to the south side relatively increases. We can also conclude that Frequency Ratio Model (FRM) method is way better than Analytical Hierarchy Process (AHP)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki
"Wilayah Pati merupakan salah satu wilayah yang sering dilanda banjir, penyebabnya adalah karena sebagian besar wilayahnya berada di dataran rendah yang rawan terhadap bencana banjir. Kejadian banjir yang sering terjadi, terutama disebabkan karena curah hujan yang tinggi, sehingga sungai tidak lagi mampu menampung limpasan air hujan yang berasal dari DAS Juwana yang ada di wilayah tersebut.
Hasil analisis melalui melalui proses overlay dari parameter banjir yaitu Peta Land sistem, peta tata guna tanah, peta kerapatan penduduk, peta curah hujan rata-rata dasarian dan peta peluang hujan ekstrim perdasarian menunjukkan tingkat rawan banjir di wilayah tersebut paling rawan terjadi pada dasarian 3 bulan Januari dan dasarian 1 Pebruari, yang merupakan puncak musim hujan di wilayah tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudolf Doni Abrauw
"[ABSTRAK
Kota Jayapura merupakan salah satu wilayah yang berada di utara pulau Papua dan
berhadapan langsung dengan lempeng pasifik, sehingga berpotensi terhadap bencana
geologi, salah satunya adalah longsor, walaupun demikian tidak hanya dipengaruhi
oleh pergerakan lempeng pasifik tetapi juga dari kondisi kemiringan lereng di Kota
Jayapura yang bervariasi dari dataran rendah (0-8%) sampai perbukitan (>45%),
sehingga untuk kajian ini kemiringan lereng serta sesar dan juga kondisi kegempaan
yang sewaktu-waktu terjadi karena kota Jayapura berada pada wilayah rawan gempa
maka sangatlah berpotensi terhadap longsor yang dipengaruhi oleh kegempaan dan
adanya sesar. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah rawan dan risiko
longsor di Kota Jayapura dengan menggunakan dua model pendugaan, pertama
adalah Model Pendugaan Longsor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi dengan paramater curah hujan, geologi, jenis tanah, lereng dan penggunaan
lahan; kedua adalah Model Pendugaan Kombinasi (Puslittanak tahun 2004 dan Shabi,
H. et. al tahun 2012) dengan parameter kemiringan lereng, curah hujan, geologi, jenis
tanah, jarak sesar dan kerapatan vegetasi. Hasil penelitian dengan menggunakan
olahan Sistem Informasi Geografis (SIG) serta validasi lapangan menujukkan bahwa
dari total luas wilayah kajian ada perbedaan luas wilayah rawan longsor dengan
klasifikasi tinggi, yang mana model pendugaan pertama menghasilkan luas wilayah
rawan longsor tinggi sebesar 16.780 Ha, sementara itu model kedua sebesar 2.184
Ha. Kedua model tersebut divalidasi dengan data di lapangan dan data kejadian
longsor, menunjukkan bahwa model kedua lebih sesuai dengan kondisi lapangan dan
representatif untuk mengindentifikasi rawan longsor di Kota Jayapura, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model tersebut dapat digunakan lebih lanjut untuk keperluan
mitigasi.

ABSTRACT
Jayapura city is one area in the north of the island of Papua and dealing directly with
the Pacific plate, so the potential for geological disasters, one of which is a landslide,
however is not only affected by the influence of the Pacific plate movement but also
of the condition of the slope in the city of Jayapura varies from lowlands (0-8%) to
the hills (> 45%), so that for the assessment of slope and seismic faults and also the
condition that at any time there because the city of Jayapura located in earthquake
region then it has the potential to landslides which affected by seismicity and the
presence of faults. This study aims to map landslide susceptibility areas and risk in
Jayapura by using two prediction models, the first is the Model Estimation of
landslide Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation with
parameters rainfall, geology, soil type, slope and land use; The second is a
combination Estimation Model (Puslittanak 2004 and Shabi, H. et. al in 2012) with
the parameters slope, rainfall, geology, soil type, fault distance and density of
vegetation. Processed research results using Geographic Information System (GIS)
and field validation showed that of the total study area there are vast differences in
landslide-prone areas with higher classification, which first prediction models to
produce high landslide prone area of 16,780 hectares, while the second model of
2,184 Ha. Both models are validated with field data and landslide occurrence data,
showing that both models are better suited to field conditions and to identify landslide
prone representative in Jayapura, so that it can be concluded that the model can be
used further for mitigation purposes.;Jayapura city is one area in the north of the island of Papua and dealing directly with
the Pacific plate, so the potential for geological disasters, one of which is a landslide,
however is not only affected by the influence of the Pacific plate movement but also
of the condition of the slope in the city of Jayapura varies from lowlands (0-8%) to
the hills (> 45%), so that for the assessment of slope and seismic faults and also the
condition that at any time there because the city of Jayapura located in earthquake
region then it has the potential to landslides which affected by seismicity and the
presence of faults. This study aims to map landslide susceptibility areas and risk in
Jayapura by using two prediction models, the first is the Model Estimation of
landslide Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation with
parameters rainfall, geology, soil type, slope and land use; The second is a
combination Estimation Model (Puslittanak 2004 and Shabi, H. et. al in 2012) with
the parameters slope, rainfall, geology, soil type, fault distance and density of
vegetation. Processed research results using Geographic Information System (GIS)
and field validation showed that of the total study area there are vast differences in
landslide-prone areas with higher classification, which first prediction models to
produce high landslide prone area of 16,780 hectares, while the second model of
2,184 Ha. Both models are validated with field data and landslide occurrence data,
showing that both models are better suited to field conditions and to identify landslide
prone representative in Jayapura, so that it can be concluded that the model can be
used further for mitigation purposes., Jayapura city is one area in the north of the island of Papua and dealing directly with
the Pacific plate, so the potential for geological disasters, one of which is a landslide,
however is not only affected by the influence of the Pacific plate movement but also
of the condition of the slope in the city of Jayapura varies from lowlands (0-8%) to
the hills (> 45%), so that for the assessment of slope and seismic faults and also the
condition that at any time there because the city of Jayapura located in earthquake
region then it has the potential to landslides which affected by seismicity and the
presence of faults. This study aims to map landslide susceptibility areas and risk in
Jayapura by using two prediction models, the first is the Model Estimation of
landslide Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation with
parameters rainfall, geology, soil type, slope and land use; The second is a
combination Estimation Model (Puslittanak 2004 and Shabi, H. et. al in 2012) with
the parameters slope, rainfall, geology, soil type, fault distance and density of
vegetation. Processed research results using Geographic Information System (GIS)
and field validation showed that of the total study area there are vast differences in
landslide-prone areas with higher classification, which first prediction models to
produce high landslide prone area of 16,780 hectares, while the second model of
2,184 Ha. Both models are validated with field data and landslide occurrence data,
showing that both models are better suited to field conditions and to identify landslide
prone representative in Jayapura, so that it can be concluded that the model can be
used further for mitigation purposes.]"
2015
T43571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Tim Teknis Nasional, 2007
307.1 MEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nyi Mas Dita Annissa Choir Pratiwi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S7737
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Persoalan perubahan iklim yang mengedepankan pentingnya konsep pembangunan berkelanjutan merupakan persoalan kemanusiaan yang tidak bisa didekati semata-mata dari satu disiplin ilmu. Dalam persoalan ini terkandung dimensi-dimensi sosial, ekonomi, politik, hukum, dan bahkan budaya. Disamping itu, dikaitkan dengan pembuatan kebijakan (decision making), persoalan perubahan iklim juga melibatkan dimensi yang luas, dari dimensi lokal, nasional sampai internasional"
Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2014
577.22 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>