Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shobichatul Aminah
Abstrak :
Realisme grotesk muncul dari gagasan Bakhtin tentang carnivalesque yang menganggap mungkin penyatuan antara hal-hal yang bertentangan: yang ?resmi? dan yang ?takresmi?, yang natural dan yang supra natural, yang biasa dan yang magis, yang faktual dan yang fiktif melalui lelucon dan olok-olok, logika yang terbalik, dan penumbangan hirarki. Novel bexjudul M/T to Mori no Fushigi no Monogatari karya Oe Kenzaburo yang berisi kisah tentang legenda atau sejaah sebuah desa di pedalaman hutan Shikoku merupakan karya bergenre realisme grotesk. Realisme grotesk dalam teks M/T diulas melalui imaji realisme gtosek yang muncul dalam penggambaran tokoh, peristiwa, ruang dan waktu. Realisme grotesk juga dilihat dari lapisan-lapisan penceritaan dan bentuk penceritaan beragam yang dapat dikenali dalam teks. Imaji realisme grotesk dalam cerita tampak dari penggambaran fisik, sifat, dan peran tokoh yang ditampilkan sebagai yang memiliki dua sisi yang saling bertentangan dalam dirinya. Tokoh pemimpin pembangunan desa terkenal dengan sebutan sang perusak, pemimpin desa yang berhasil adalah sosok perempuan kejam, dan tokoh pahlawan desa digambarkan sabagai tokoh yang lucu dan tolol. Peristiwa dalam teks digambarkan sangat kontradiktif yaitu menggabungkan antara yang rasional dan yang tak rasional, yang magis dan yang biasa, yang 'resmi' dan yang ?takresmi?, serta masa lalu dan masa depan. Beberapa peristiwa menunjukkan olok-olok, logika terbalik, dan penolakan terhadap kemapanan atau penumbangan hirarki. Ruang dalam teks digambarkan sebagai ruang hibrid yang ?memungkinkan sebuah ruang tertutup bisa sekaligus menjadi ruang terbuka, desa primitif sekaligus berbudaya, dunia sakral sekaligus profan, wilayah ?resmi? sekaligus ?takresmi' Sedangkan waktu dalam teks digambarkan dalam satuan yang tidak pasti dan sangat relatif. Dalam teks, waktu legenda desa juga disejajarkan dengan waktu sejarah beragam 'resmi' Jepang. Imaji realisme grotesk dalam penceritaan tampak melalui lapisan-lapisan penceritaan, yang menggabungkan penceritaan legenda yang mistis dan pengalaman hidup narator yang realistis. Lapisan penceritaan dan bentuk penceritaan dalam teks memungkinkan adanya berbagai macam versi legenda dan koeksistensi antara yang rasional dan yang tidak rasional, yang ?resmi? dan yang ?tak resmi?, Serta yang fiktif dan yang faktual. Selain itu, disertasi ini juga melihat struktur sosial dan mental masyarakat Jepang yang ambigu atau ambivalen yang memungkinkan novel yang bergenre realisme grotesk ini dihasilkan. Dengan melihat kondisi teks dan kondisi produksi tersebut penelitian ini menggabungkan gagasan Bakhtin tentang realisme grotesk dengan gagasan Jung tentang arkelip, serta melihat pembalikan sejarah 'resmi' Jepang dalam teks sebagai ekspresi dari sesuatu yang sebelumnya disangkal, atau manifestasi dari 'ketaksadaran kolektif' ke dalam 'kesadaran kolektif'.
Grotesque realism appeared from the notion of Bakhtin about carnivalesque that thought perhaps coexistences the conditions which were contradictive; among the official and the unofficial, natural and super natural, ordinary and magical, real and unreal, through laughter, the logic of the ?inside out?, and subversion of established hierarchy. Novel entitled M/T to Mori no Fushigi no Monogatari written by Oe Kenzaburo having the story about the legend or history of a village in the interior of the forest Shikoku, remains a literary Work having the grotesque realism Grotesque realism in the text of M/T has been explained throug hthe image of grotesque realism which has been used to develop character, events, time and space in the story. Grotesque realism has been also observed through the layers and forms of narrative which can be seen in the text of the novel. The image of grotesque realism appears in the story through the physical development, character, and the role played by the one which shows two sides which are contradictive. Village development authority is famous for his destructiveness, the successful village head is remembered as a hard woman, and the hero of the village has been shown as a joker and foolish. Event of the story remains highly contradictive, as it relates the facts which are and irrational, ordinary and magical, official and unofficial, and also related with the past and present. Some event shows laughter, the logic of 'inside out', and refusal of the ability or the subversion of the established hierarchy. Space has been shown as a hybrid space which shows as a closed space which also denotes as an-open space, primitive village has the face. of a cultured village, sacral world having the profane face, and the factual situation becomes fictional. While the time in the text is shown as a unit which is not consistent and remain strongly relative. In the text, time period of the legend has been equalized with the period in Japan. Grotesque realism picture in the discourse of texts appears through the different parts of the narrative, which unites the legend mites and the life experience of a realistic narrator. The narrative structure in the text makes it possible that there are many versions of the legend and coexistences between the rational and the irrational, and real and unreal, and also the factual and non-factual. More than this, the dissertation also goes through the social and mental structure of the Japanese ambiguous and ambivalent society which made it possible to be written this grotesque genre novel. By seeing the text condition and production conditions of the mentioned novel, this research presents the Bakhtin's notion about the grotesque realism having the notion of Jung about archetype, and also see the turning point of the real history of Japan in the text as a manifestation from the collective unconsciousness in the collective consciousness.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
D731
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
So, Chong-in, 1936-
Soul: Chakka Chongsin, 2004
KOR 895.730 8 SOC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thomson, Belinda
New York: Thames & hudson, 2000
R 759.054 THO i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Purwadi
Malang: Universities Muhammadiyah Malang, 2016
297.242 AGU k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Hanif Amrullah
Abstrak :
Realisme magis berusaha menggabungkan dua sisi mata uang yang berbeda, yaitu sisi realita dan sisi magis. Magis disini berarti suatu kenyataan yang tidak tampak dihadapan kita, tetapi bisa dirasakan keberadaannya bahkan didalam jiwa yang paling dalam. Gabungan dari dua sisi ini nantinya dapat menciptakan gejolak magis yang dapat menolong manusia masuk kedalam dunia yang tidak nyata, tetapi penuh dengan kesempurnaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya realisme magis dalam novel Собачье Сердце. Novel ini bercerita tentang seekor anjing liar bernama Sharikov, yang ditemukan oleh seorang ahli bedah, dan menjalani operasi ekstensif untuk tujuan eksperimental untuk menciptakan manusia Soviet Baru, seseorang yang berkomitmen pada cita-cita komunisme di Uni Soviet. Selanjutnya akan dibahas secara mendalam tentang bagaimana novel ini memiliki karakteristik yang terdapat dalam realisme magis. ......Magical realism tries to combine two different sides of the coin, namely the reality side and the magical side. Magic here means a reality that is not visible in front of us, but its existence can be felt in the deepest soul. The combination of these two sides can later create a magical turmoil that can help humans enter a world that is not real, but full of perfection. This study aims to describe the style of magical realism in the novel Собачье Сердце. This novel tells the story of a lying dog named Sharikov, who is found by a surgeon, and undergoes surgery for experimental purposes to create a New Soviet man, someone who is committed to the ideals of communism in the Soviet Union. Furthermore, it will be discussed in depth about how this novel has the characteristics contained in magical realism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Banggas
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rachman
Abstrak :
Skripsi ini merupakan upaya penyingkapan permasalahan yang terjadi di dunia terkait penggunaan teknologi di era kontemporer sekaligus kritik terhadap penggunaan teknologi yang dilakukan. Kehidupan manusia tentunya tidak terlepas dari peredaran dan pengaruh teknologi. Teknologi di era kontemporer menunjukkan wujudnya yang lain dengan menjadi nature dalam kehidupan manusia. Nature tersebut bermanifestasi menjadi sebuah sistem sosial dimana manusia hidup dan berkembang. Proses kehidupan inilah yang menjadi persoalan ketika manusia tidak dapat lepas dari teknologi karena berada dalam jaringan yang tercipta. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya keadaan ini adalah karakter dari teknologi, yakni, otomatisme, totalisasi, kesatuan, dan universalitas, dan karakter tersebut tidak disadari oleh manusia dengan menganggap teknologi hanya sekedar alat (korelasinisme), tidak memiliki being, sehingga menciptakan berbagai fenomena seperti, ekosistem digital, komputasi sosial yang berujung pada dinamika kemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut, penulis berupaya menganalisis faktor substantif dari teknologi dan sudut pandang yang digunakan manusia dalam melihat teknologi. Melalui analisis tersebut, penulis bertujuan untuk menghindari degradasi rasionalitas pada manusia akibat pengaruh penggunaan teknologi dan sudut pandang yang digunakan. Bahwasanya, sebagai jawaban dari persoalan tersebut manusia perlu menggunakan sudut pandang baru dalam menggunakan teknologi, yakni sudut pandang Realisme Spekulatif. ......This thesis is an effort to disclosure issues raised in the world related to the use of technology in the contemporary era as well as criticism of its use. Human life must not be separated from the circulation and influence of technology. Technology in the contemporary era showed his form to another by being in the nature of human life. This Nature is manifest as a social system in which people live and thrive. Process of life that is the problem when people can not be separated from the technology because it is in the network are created. Factors that contribute to this situation is the character of technology, namely, automatism, totalization, unity, and universality, and these characters are not recognized by humans with regard technology just a tool (Correlationism), does not have being, thus creating a variety of phenomena such as , digital ecosystem, social computation in the dynamics that led to humanity. Based on this, the author attempts to analyze the factors of substantive technological and human point of view used in viewing technology. Through this analysis, the author aims to avoid degradation due to the influence of human rationality in the use of technology and use points of view. Behold, as the answer to the problems of human need to use a new perspective in the use of technology, namely Speculative Realism.;This thesis is an effort to disclosure issues raised in the world related to the use of technology in the contemporary era as well as criticism of its use. Human life must not be separated from the circulation and influence of technology. Technology in the contemporary era showed his form to another by being in the nature of human life. This Nature is manifest as a social system in which people live and thrive. Process of life that is the problem when people can not be separated from the technology because it is in the network are created. Factors that contribute to this situation is the character of technology, namely, automatism, totalization, unity, and universality, and these characters are not recognized by humans with regard technology just a tool (Correlationism), does not have being, thus creating a variety of phenomena such as , digital ecosystem, social computation in the dynamics that led to humanity. Based on this, the author attempts to analyze the factors of substantive technological and human point of view used in viewing technology. Through this analysis, the author aims to avoid degradation due to the influence of human rationality in the use of technology and use points of view. Behold, as the answer to the problems of human need to use a new perspective in the use of technology, namely Speculative Realism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husain Heriyanto
Abstrak :
Problem persepsi merupakan salah satu isu terpelik filsafat yang terus aktual hingga saat ini karena berkaitan dengan masalah-masalah mendasar bagaimana proses berpikir, cara mengenal dan memahami realitas, dan bahkan cara berada. Ia menjadi isu epistemologis sekaligus ontologis. Persoalannya adalah pendekatan yang dipakai selama ini cenderung parsial dan terkotak-kotak mengikuti demarkasi ketat epistemologi dan ontologi padahal problem ini menuntut pemecahan yang terintegrasi dan fokus pada akar masalah. Persoalan yang timbul tidak hanya bersifat teoritis yang efeknya menjadi kurang tajam dalam pemecahan sebuah akar masalah filosofis tetapi juga berimplikasi pada modus pengenalan realitas yang tidak konstruktif dan kreatif, bahkan destruktif. Salah satu implikasi konkrit adalah munculnya krisis ekologis sebagai efek dari modus persepsi yang timpang yang hanya menekankan dimensi esensial dan kuantitatif alam raya dengan mengabaikan relasi eksistensial yang lebih primer dan asli antara manusia dan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengajukan sebuah mazhab filsafat baru dalam memahami realitas termasuk alam semesta, yaitu Realisme Eksistensial Ekologis, dengan berdasarkan teori persepsi Mullā Shadrā. Filsafat Shadrā yang memadukan epistemologi dan ontologi dengan karakter realis, eksistensialis, dan non-antroposentris merupakan kandidat pemikiran yang menjanjikan untuk menyumbang pemecahan masalah mengenai problem persepsi. Melalui sistem onto-epistemologi bahwa pengetahuan adalah modus eksistensi (al-?ilm naẖw min alwujūd), Shadrā berhasil membedah isu-isu mendasar tentang persepsi (al-idrāk) secara menyeluruh, utuh, dan berimbang. Eksistensialisme Shadrā dapat mengakomodasi relasi alamiah yang berkarakter eksistensial dan sekaligus relasi sekunder yang berkarakter esensial antar maujud, antara subyek persepsi (almudrik) dan obyek persepsi (al-mudrak), termasuk antara manusia dan alam. Persepsi menjadi sebuah perjumpaan (al-liqā) onto-epistemologis dengan segala sesuatu menuju unifikasi melalui proses dua-arah secara simultan, yaitu obyektivasi subyek dan subyektivasi obyek melewati level-level persepsi (indrawi, imajinasi, inteleksi) yang tidak lain adalah fakultasfakultas jiwa sebagai agen tunggal persepsi. Setelah melalui analisis konseptual, sintesis kreatif, dan pendekatan fenomenologi, diperoleh bahwa teori persepsi Shadrā dapat menjadi kerangka onto-epistemologis dalam membangun pandangan Realisme Eksistensial Ekologis. Potensi ontologis filsafat Shadrā juga teruji ketika dibenturkan dengan model-model pemikiran yang berbeda dan pendekatan filosofis kontemporer. Melalui telaah fenomenologi persepsi, kapasitas sistem onto-epistemologi Shadrā dapat lebih terungkap dalam nomenklatur filsafat modern ketika dibandingkan dengan Husserl, Merleau-Ponty, dan Whitehead. Sebaliknya, juga demikian. Berdasarkan hasil penyelidikan melalui penyejajaran pemikiran Shadrā dengan filsuf-filsuf modern tersebut, peneliti mendapatkan wawasan baru yang lebih kaya dan mendalam ketika membaca fenomenologi Husserl. Dengan kata lain, melalui studi persepsi ini proses perjumpaan antara tradisi filsafat Islam dan filsafat modern telah dimulai untuk saling memperkaya pemahaman dan penghayatan terhadap realitas. ...... The problem of perception is one of the most complicated philosophical issues existing until today given the fact that it deals with the fundamental questions on a way of thinking, a kind of prehension and understanding reality, and even a way of existence. It is inseparably epistemological and ontological issues. The problem, however, is that the mainstream approach has been taken mainly is a segmented one in a rigid demarcation between epistemology and ontology meanwhile the issue really requires an integrated way of clarification. As a result, the issue remains unresolved and unclear dealing with efforts of resolving philosphical problem. In addition, this segemented approach has caused the difficulties of grasping reality, and the worse it brought forth destruction in practice such as ecological crisis. What so called ecological crisis is essentially a crisis of mind, crisis of perception. Mainstream way of understanding toward nature is dominated by quidditave, essential dan quantitative approach with abandoning primordial and existential relation between man and nature. This research is aimed to put forward a new philosophical school of thought in grasping reality, i.e., Ecological Existential Realism, on the basis of Mulla Sadrā‟s theory of perception. Sadrā‟s philosophy integrating ontology and epistemology with realist, existentialist, and nonanthropocentric principles is a promising thought candidate to be engaged in the problem of perception for providing with clarification. By the onto-epistemological system that knowledge is a form of existence (al-?ilm naẖw min al-wujūd), Sadrā is able to delineate the core and fundamental problems of perception in a comprehensive, integrated, and balanced way. Sadrā‟s existentialism is capable of accommodating both primoradial-existential relation and secondary-essential relation among existents, between subject of perception (al-mudrik) and object of percetion (al-mudrak) including between man and nature. For Sadrā, perception is an onto-epistemological encounter (al-liqā) with things towards an existential unification through simultaneous two-direction process, i.e., objectivation of subjet and subjectivation of object, by means of levels of perception (sensation, imagination, intellection), which are but the faculties of the soul as sole agent of perception. On the basis of conceptual analysis, creative synthesis, and phenomenological approach, this research comes to draw a conclusion that Sadra‟s theory of perception is capable of providing with onto-epistemological framework for arranging the school of thought ?Ecological Existential Realism?. The ontological potentials of Sadrā‟s philosophy has been examined by encountering it with different types of philosophy and contemporary approaches. By means of studying phenomenology of perception, the capacity of Sadrā‟s onto-epistemology system can be more elaborately accounted for modern philosophy nomenclature once it is compared with Husserl, Merleau-Ponty, and Whitehead. Likewise, in reference to the study and research outcomes on Sadrā‟s thought in comparion with those modern philosophers, the researcher find a new and richer insight and understanding on Husserl‟s phenomenology. In other words, by means of this research, the encountering process between Islamic philosophy tradition and modern philosophy has began to enrich and deepen our grasping and understanding reality.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
D1442
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Satriani
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan apakah visualisasi gaya hidup kaum muda dalam iklan sesuai dengan realita. Penelitian ini dilakukan atas iklan Bentoel Star Mild "Losta Masta" yang ditayangkan di televisi. Gaya hidup kaum muda akan dilihat berdasarkan cara menghabiskan waktu dan cara menghabiskan uang. Cara menghabiskan waktu menyangkut kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, hobi dan pergaulan. Cara menghabiskan uang menyangkut pola belanja, cara berpakaian, dan rekreasi. Metodologi yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan FGD, wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Informan penelitian ini adalah kaum muda pria di kota Jakarta, berusia 14-25 tahun. Dari penelitian ini ditemukan bahwa visualisasi gaya hidup kaum muda dalam iklan tidak sesuai dengan realita, hanya berlaku untuk sebagian kelompok masyarakat, yaitu kelompok sosial menengah atas. Sedangkan keinginan untuk meniru atau mengadaptasikan gaya hidup memang timbul ,dalam diri kaum muda, sebatas tidak bertentangan dengan nilai-nilai pribadi. Faktor yang juga berpengaruh dalam gejala sosial ini adalah kondisi perekonomian negara Indonesia dewasa ini, yang menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S4307
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shamota, Nikolay
Abstrak :
Buku yang berjudul Xudozhnik i narod ini ditulis oleh Nikolaj Shamota; editor, I. S. Chernoutsan; teknik editor, M. A. Ulyanova; korektor, L. G. Soloveva, V. V. Sorokina, dan F. L. Elshtejn. Buku ini membahas tentang kesusastraan Rusia.
Moskwa: Sovetskij Pisatel', 1960
RUS 891.74 SHA x
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>