Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasrudin
"Dewasa ini masalah lingkungan khususnya masalah penipisan lapisan ozon dan pemanasan global menjadi perhatian masyarakat dunia. Salah satu sumber masalah linkungan tersebut adalah penggunaan refrigeran buatan manusia (CFC, HCFC, HFC). Untuk itu perlu dicarikan aiternatif refrigeran yang bersahabat dengan lingkungan, salah satunya adalah Hidrokarbon.
Hidrokarbon sebenarnya telah lama digunakan sebagai refrigeran selama beberapa dekade pada system pendingin. Penggunaannya semakin mengingkat dalam enam tahun belakang ini sebagai refrigeran alternatif sebagai pengganti refrigeran buatan manusia tersebut. Berbagai penelitian mengenai hidrokarbonpun telah banyak dilakukan dan sudah banyak pula dipublikasikan hasilnya ke di dunia internasional. Tulisan dalam penelitian ini mencoba memberi gambaran dan penjelasan mengenai kinerja dari tiga buah refrigeran hidrokarbon Indonesia serta refrigeran R-12 sebagai acuan melalui serangkaian pengujian yang dilakukan di Fasilitas Pengujian Tata Udara LTMP-BPPT Serpong. Pengujian ini dilakukan dalam berbagai kondisi temperatur masuk evaporator dengan variasi suhu yang berbeda yaitu -2°C, 0°C, 2°C, 4°C dan 6°C. Kompresor bekerja dengan putaran maksimal 2980 rpm, serta temperatur keluaran kondenser dijaga konstan pada 39°C.
Dari hasil analisa data dan grafik hasil pengujian ketiga refrigeran hidrokarbon tersebut menunjukkan bahwa refrigeran hidrokarbon memiliki unjuk kerja yang lebih baik atau sama dibandingkan dengan R-12, sehingga hidrokarbon dapat dijadikan aiternatif yang dapat menggantikan R-12."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif
"Sistem Pendingin Ultra Low semakin berkembang untuk tujuan pengobatan dan medis. Sel hidup atau organ tubuh memerlukan suhu yang sangat rendah dalam penyimpanannya, untuk itu perlu adanya mesin pendingin ultra low, mesin pendingin ini kemudian dikenal dengan Sistem refrigerasi Autocascade. Dalam perkembangannya Sistem refrigerasi Autocascade menggunakan refrigeran yang dapat merusak ozon atau menyebabkan pemanasan global yang segera dilarang pemakaiannya. Oleh karena itu, ditelitilah refrigeran yang lebih ramah lingkungan seperti refrigeran hidrokarbon. Sistem refrigerasi Autocascade memiliki karakteristik yang tergantung pada refrigeran yang digunakan, maka dari itu dilakukan penelitian terhadap pemilihan refrigeran hidrokarbon baik untuk high system (fase liquid) maupun low system (fase gas).
Penelitian ini menginvestigasi sistem refrigerasi autocascade dengan menggunakan tiga campuran refrigeran dengan memvariasikan refrigeran untuk low system (fase gas). Refrigeran yang digunakan adalah Propane dan Butan sebagai refrigeran fase liquid dan Metan dan Etan sebagai refrigeran fase gas. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada komposisi yang hampir sama, pemilihan metan sebagai refrigeran fase gas pada sistem menghasilkan sistem yang lebih stabil walaupun temperaturnya hanya sampai -26,8°C.

Ultra Low Refrigeration System growing for medicinal purposes and medical research. Living cells or organs of the body requires very low temperatures in storage, to the need for ultra low engine coolant, engine coolant is then known as Autocascade refrigeration system. In the development of refrigeration systems using refrigerant Autocascade that can damage the ozone or global warming are immediately banned its use. Therefore, scientist are invented more environmentally friendly refrigerants such as hydrocarbon refrigerants. Autocascade refrigeration system has characteristics that depend on the refrigerant used, and therefore conducted a study of selection for hydrocarbon refrigerant on high system (liquid phase) and low system (gas phase).
This study investigates autocascade refrigeration system using refrigerant mixtures of three refrigerants by varying the low system (gas phase) refrigerant. Refrigerants used are Propanee and Butane as a refrigerant liquid phase and the Methane and Ethane as a refrigerant gas phase. This study shows that at nearly the same composition, the selection of methane as a gas phase refrigerant in the system produces a more stable system, although the temperature only up to -26,8°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42981
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Darmawan
"CFC-I2 yang sclama ini digunakan sebagai rcfrijeran pada lemari es ataupun pada pendingin udara di kendaraan bermotor diketahui sebagai salah satu penyebab penipisan lapisan ozon dan pemanasan global sehingga harus diganti oleh refrijeran pengganti yang tidak merusak ozon dan tidak menyebabkan pemanasan globah Refrijeran pengganti CFC-I2 yang dipcrkenalkan dan diperdagangkan di Indonesia adalah HFC-l34a. Namun sebenamya masih banyak refrijeran lain yang dapat dipergunakan sebagai pengganti CFC yaitu hidrokarbon.
Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan serangkaian penguj ian pada refiyerated showcase untuk mengetahui perbandingan konsumsi energi dari rcfrijemn hidrokarbon dibandingkan dengan refrijeran HFC-l34a pada rej9?§gqroted_showcase.
Pengujian dilakukan pada sebuah rqfigerared showcase dengan mempergunakan dua merek reiiijeran hidrokarbon dan refrijeran HFC-l34a secara bergantian dengan prosedur pengujian konsumsi energi sesuai standar internasional ISO 3561.
Dari hasil pengujian diketahui nilai konsumsi energi berdasarkan ISO 8561-1995 pada refifgerared showcase dengan reiiijeran hidrokarbon merek A sebesar 6,50 kWh/24 jam, dengan refrijemn hidrokarbon merek B nilai konsumsi energi tidak diperoleh karena suhu ruang penyimpanan rata-rata melebihi standar yang ditentukan, sedangkan dengan rerijeran HFC-l34a nilai konsumsi energi reji-igerared showcase sebesar 5,02 kWh/24 jam.
Data yang didapatkan menunjukkan bahwa refrijeran hidrokarbon mengkonsmnsi energi yang lebih besar dibandingkan HFC-l34a pada refiigeraled show case.

Refrigerator and mobile air-conditioning refrigerant CFC-I2 which damage the ozone layer and do considerably contribute to the global warming, have to be replace by refrigerant which cause no damage to the ozone layer, and contribute very little to global warming. Altemative for the replacement of CFC- l2 which have introduced and available in market is I-IFC-l34a_ But there is another altemativc for the replacement of CFC-12, the altemative is hydrocarbon.
Therefore, refrigerated showcase were tested to find out energy consumption comparison between hydrocarbon refrigerant and HFC-1 34a refrigerant in refrigerated showcase.
Energy consumption test executed base on ISO 8561 on a refrigerated 5h0WC?$¢_ \1$if!B_ UW0 different bmlld hydrocarbon refrigerant and -a l-IEC-134a fafagefaaibyrunt if C C
The result of energy consumption test base on ISO 856|-1995 on a refrigerated showcase is hydrocarbon brand A refrigerant consumed 6.50 kWh/24 hours, hydrocarbon brand B energy consumption can not be measured because the storage temperature did not agree the standard, and HFC-l34a refrigerant consumed 5.02 kWh/24 hours.
Conclusion from the result of the test show us that hydrocarbon refrigerant consume more energy than HFC-I34a refrigerant in a HFC-l34a system refrigerated showcase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Makarim
"Refrigeran hidrokarbon merupakan salah satu golongan refrigeran dengan potensi pemanasan global dan potensi penipisan ozon yang rendah sehingga dinilai sebagai refrigeran yang ramah lingkungan. Kendati demikian, penggunaan refrigeran hidrokarbon masih jarang dijumpai dikarenakan karakteristik refrigeran hidrokarbon yang mudah terbakar. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menilai aspek-aspek risiko yang berhubungan dengan risiko kebakaran dari penggunaan refrigeran hidrokarbon pada sistem AC (air conditioner) tipe split dan chiller. Penilaian bersumber dari praktik yang sudah dilakukan di Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui komponen aspek risiko apa yang paling berisiko dan bagaimana cara memitigasinya. Penelitian dilakukan dengan metode semi-kuantitatif menggunakan media kuesioner. Penelitian ini menghasilkan penilaian dan pemeringkatan untuk empat kategori aspek risiko yakni: titik kebocoran, sumber ignisi, penyebab kebocoran, dan ketidaksesuaian dengan standar. Metode mitigasi risiko yang diperoleh hampir seluruhnya diaplikasikan pada tahapan instalasi, perbaikan, perawatan, dan pembuangan.

Hydrocarbon refrigerant is a class of refrigerant with a low global warming potential and ozone depletion potential, so much so they are categorized as environmentally friendly refrigerants. Nevertheless, the use of hydrocarbon refrigerant is still rare due to it’s flammable characteristics. This research will identify and assess risk aspects related to fire risk from hydrocarbon refrigerants usage in split type AC (air conditioner) system and chiller system. The assessment comes from practices that have been carried out in Indonesia, with the aim of knowing which component of the risk aspect is most at risk and how to mitigate it. The research was conducted using a semiquantitative method using a questionnaire. This research resulted in an assessment and ranking for four categories of risk aspects, namely: leakage points, ignition sources, causes of leaks, and non-compliance with standards. The risk mitigation methods obtained are almost entirely applied to the stages of installation, repair, maintenance and disposal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renold Rizal Putra
"Penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran telah digunakan di negara»negara Eropa sejak dikelahuinya dampak CFC-12 terhadap lapisan ozon. Indonesia mempunyai potensi yang bagus untuk mengembangkan refrigeran hidrokarbon karena mempunyai sumber gas alam yang banyak. Skripsi ini membandingkan unjuk kerja refrigeran hidrokarbon HC-A sebagai salah satu produk dalam negeri terhadap CFC-12.
Pengujian unjuk kerja ini dilakukan pada Fasilitas Pengujian Komponen Alat Pengkondisian Udara (Air Condmbnfng Test Facility) yang terdapat di Laboratorium Terrnodinamika dan Mesin Propulsi (LTMP-BPPT) Serpong. Pengujian dilakukan dengan menjaga konslan tempefatur outlet kondenser pada suhu 39°C, dengan tamperalur infer evaporator divariasikan dari -2 - 13°C. Analisa hasil pengujian menunjukkan bahwa refrigeran HC~A mempunyai unjuk kerja yang Iebih baik pads suhu inlet evaporator fendah (beban evaporator yang tinggi) dengan efek refrigerasi yang tebih besar sehingga lebih dingin dibandingkan CFC-12. Refrigeran HC-A mempunyai temperatur buang kompresor yang Iebih rendah sehingga dapat di-drop-in ke sistem pengkondisian udara yang menggunakan CFC-12 dengan jumlah pengisian setengah dari jumlah CFC-12.

The aplicatlon of hydrocarbons as refrigerant have been developed by European Community since effect of using CFC-12 to ozone layer had known, indonesia has good potential to develop hydrocarbon refngerants because of huge natural gas resources. This script compares performance hydrocarbon refrtgerants namely HC-A as one of local products to CF C-1 2.
This performance experiment were carried out in Air Conditioning Test Facitty in Laboratory for Thermodynamics, Engines and Propulsion System (l. TMP-BPPT) Serpong. All tests carried out at constant outlet oondensor temparatur about 39°C 8nd inlet evaporator temperatur varied from -2 - 13°C. Analysis revealed that refrigerant HC-A perlomtecl better than CFC-12 at low inlet evaporator temperatur (high load) with larger rerngerating effect and oooten Refrigerant HC-A can be dropped-in to CFC-12's air conditioning system because of tower discharge compressor temperatur with amount of charging half than CFC-12.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Mudita
"Refrigeran pada suatu unit mesin pendingin, dapat diumpamakan sebagai darah pada manusia. Jenis dan jumlah refrigeran yang diberikan pada suatu unit mesin pendingin akan berpengaruh pada kapasitas pendinginan yang akan dihasilkan oleh mesin pendingin tersebut.
Penggunaan refrigeran R22 sudah begitu luas penerapannya pada mesin pendingin berkapasitas rendah contohnya pada air conditioner ruangan tipe jendela atau window dan tipe split atau terpisah antara indoor dan out door.
Seiring dengan kesadaran manusia akan kondisi lingkungan maka pada jenis-jenis refrigeran yang merusak lingkungan khususnya ozon, mulai dicari alternartif penggantinya. Salah satu refrigeran yang dapat menggantikan refrigeran R22 adalah refrigeran hidrokarbon.
Untuk mengetahui seberapa besar kernampuan dari refrigeran hidrokarbon ini untuk menggantikan refrigeran R22, maka kami melakukan pengujian parameter psycrometric dengan pada air conditioner tipe split yang berkapasitas 1.5 kW.

The Refrigerant in the Refrigeration Machine that its can describe like a blood in human body. The kind and quantity of reirigerant which its give in refrigeration machine can influence of the cooling capacity which its can produce by refrigeration machine.
The refrigerant R22 have been using in low capacity of refrigeration machine on longtime, for example in the room air conditioner window type and split type.
When the human starting to care with good environment condition, they know that refrigerant R22 have not good influence at the ozon, because they can damage on the ozon surface and area. So, we looking for alternative change of refrigerant R22 to the other. And we find refrigerant hydrocarbon have same properties that its can change refrigerant R22.
We necessary to test refrigerant hydrocarbon with the psycrometric test room that to know the cooling capacity of these refrigerant to change refrigerant R22.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Timothy Felix Vickary
"Penggunaan refrigeran khususnya klorofluorokarbon (CFC), Hidrofluorokarbon (HFC), dan Hidroklorofluorokarbon (HCFC) pada kulkas berkontribusi besar dalam pemanasan global, sementara penggunaan Hidrokarbon sudah terbukti menjadi pilihan yang lebih baik. Penelitian ini menunjukkan hasil analisa berbasis eksergi dari siklus refrigerasi pada kulkas rumah tangga menggunakan refrigeran hidrokarbon (R600a) sesuai dengan standar SNI ISO15502:2008. Dengan menerapkan metode Taguchi pada desain eksperimen dan melalui penetapan parameter eksergi diantaranya entalpi, entropi, laju alir massa, coefficient of performance (COP), tipe susunan beban pendingin, sehingga penggunaan optimum dapat diperoleh. Model analisis yang digunakan adalah siklus yang mengikutsertakan irreversibilitas dari perpindahan kalor melalui perbedaan temperature terbatas, kebocoran kalor, dan disipasi internal. Pendekatan dilakukan dengan mengkombinasikan persamaan matematis atau simulasi siklus dalam Engineering Equation Solver (EES) dengan eksperimentasi secara langsung pada kulkas yang berada didalam ruang uji lingkungan dimana keadaan lingkungan sudah dikondisikan sesuai ketetapan yang berlaku.

The use of refrigerant specifically Chlorofluorocarbons (CFC), Hydrofluorocarbons (HFC), and hydrochlorofluorocarbons (HCFC) in refrigerators greatly contribute to global warming, while the choice of hydrocarbon refrigerant proves to be a better option. This research shows the results of an exergy-based analysis of the irreversible refrigeration cycle on household refrigerators using hydrocarbon refrigerant (R600a) in accordance with SNI ISO15502: 2008 standard. By applying Taguchi Method for experimental design and through parameters of determinants of exergy such as enthalpy, entropy, mass flow rate, the coefficient of performance (COP), load array types, therefore the optimum use of refrigerant can be obtained. The model analyses used is cycle that include irreversibility of heat transfer across finite temperature differences, heat leakage, and internal dissipation. The approach is done by combining mathematical modelling or simulation cycle in engineering equation solver (EES) software with experiment directly on refrigerator inside environmental chamber where environment has been conditioned according to the prevailing provisions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misael Satrio
"ABSTRAK
Kebutuhan AC rumah di Indonesia yang tinggi disebabkan oleh suhu harian tinggi dan kelembaban udara tinggi, namun industri AC terancam isu pemanasan global setelah pelarangan R-22 di Indonesia. Hidrokarbon fraksi ringan yaitu propana, butana (isobutana dan n-butana), dan propilena berpotensi digunakan sebagai refrigeran pengganti R-22 pada AC rumah karena nilai GWP (potensi pemanasan global) yang sangat kecil. Campuran propana/n-butana, isobutana/n-butana, dan propilena/n-butana dianalisis dengan memvariasikan fraksi mol pada campuran. Simulasi siklus refrigerasi dengan REFPROP mendapatkan data tekanan berbanding entropi dan entalpi untuk mendapatkan laju alir massa refrigeran, kerja kompresor, dan COP. Perbandingan dengan kinerja R-22 dilakukan dengan kapasitas AC rumah sebesar 0,75 hp dan suhu ruangan 30oC. Campuran yang direkomendasikan adalah propilena/n-butana 0,95/0,05 dengan COP 5,56, laju alir massa refrigeran 1,964 g/s, dan kerja kompresor 100,424 W. Kerja kompresor dan COP hampir sama dengan R-22, tetapi massa refrigeran lebih rendah 53,22% dari R-22. Campuran isobutana/n-butana 0,95/0,05 tidak dipilih terlepas dari tingginya COP karena terbentuk liquid pada kompresor. Nilai GWP propilena/n-butana 0,95/0,05 adalah 1,91 atau 0,11% dari GWP R-22.

ABSTRACT
High demand of home air-conditioning system (AC) in Indonesia is triggered by high daily temperature and high humidity, but the demand is overshadowed by global warming issue after R-22 ban in Indonesia. Light hydrocarbons such as propane, butane (isobutane and n-butane), and propylene are potential to be used as R-22 replacement in air conditioning systems due to low global warming potential (GWP). Propane/n-butane, isobutane/n-butane, and propylene/n-butane are simulated to obtain refrigeration performance and GWP, by varying mole fraction. REFPROP simulation obtained enthalpy and entropy data from pressure variation that is used to find refrigerant mass flow rate, compressor work, and COP. Comparation to R-22 is done for 0.75 hp capacity AC and 30o"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library