Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrudin
Abstrak :
Dewasa ini masalah lingkungan khususnya masalah penipisan lapisan ozon dan pemanasan global menjadi perhatian masyarakat dunia. Salah satu sumber masalah linkungan tersebut adalah penggunaan refrigeran buatan manusia (CFC, HCFC, HFC). Untuk itu perlu dicarikan aiternatif refrigeran yang bersahabat dengan lingkungan, salah satunya adalah Hidrokarbon. Hidrokarbon sebenarnya telah lama digunakan sebagai refrigeran selama beberapa dekade pada system pendingin. Penggunaannya semakin mengingkat dalam enam tahun belakang ini sebagai refrigeran alternatif sebagai pengganti refrigeran buatan manusia tersebut. Berbagai penelitian mengenai hidrokarbonpun telah banyak dilakukan dan sudah banyak pula dipublikasikan hasilnya ke di dunia internasional. Tulisan dalam penelitian ini mencoba memberi gambaran dan penjelasan mengenai kinerja dari tiga buah refrigeran hidrokarbon Indonesia serta refrigeran R-12 sebagai acuan melalui serangkaian pengujian yang dilakukan di Fasilitas Pengujian Tata Udara LTMP-BPPT Serpong. Pengujian ini dilakukan dalam berbagai kondisi temperatur masuk evaporator dengan variasi suhu yang berbeda yaitu -2°C, 0°C, 2°C, 4°C dan 6°C. Kompresor bekerja dengan putaran maksimal 2980 rpm, serta temperatur keluaran kondenser dijaga konstan pada 39°C. Dari hasil analisa data dan grafik hasil pengujian ketiga refrigeran hidrokarbon tersebut menunjukkan bahwa refrigeran hidrokarbon memiliki unjuk kerja yang lebih baik atau sama dibandingkan dengan R-12, sehingga hidrokarbon dapat dijadikan aiternatif yang dapat menggantikan R-12.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Studi eksperimental yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengestimasi kemampuan ejektor dalam meningkatkan efisiensi energi dari sistem refrigerasi yaitu dengan melakukan modifikasi yang menempatkan ejektor sebagai piranti langkah kompresi kedua. Pengujian dilakukan terhadap dua macam siklus refrigerasi yaitu refrigerasi sistem konvensional dengan refrigerasi yang memanfaatkan ejektor sebagai kompresi kedua yang nanti akan dibandingkan untuk mengetahui karakteristik COP serta efisiensi energi masing-masing siklus. Adapun beban pendinginan yang dilakukan yaitu dengan mengatur temperatur Tin pada 30 oC, 35 oC, 40 oC dan 45oC. Hasil dari penelitian ini yaitu unjuk kerja yang diperoleh dari mesin AC untuk COP mengalami penambahan sebesar 0,814, kerja kompresor mengalami penurunan sebesar 5,284 kJ/kg, penghematan yang didapat sebesar 0,187 kW dan penambahan efisiensi 8%. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan maka dengan adanya penambahan piranti ejektor pada mesin AC dapat memberikan kinerja yang lebih baik dan penghematan energi dibandingkan dengan yang tidak mengunakan ejektor (konvensional).
600 TEKNOSAINS 1:11 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Fuadi
Abstrak :

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji efisiensi energi melalui studi kinerja dalam siklus kompresi uap untuk auditorium di Universitas Indonesia menggunakan refrigeran alami R290. Pemasangan sistem chiller yang merupakan yang pertama di Indonesia dalam lembaga akademis sangat relevan mengingat minat dan penelitian mengenai penerapan sistem pendingin menggunakan ODP dan GWP yang relatif rendah sebagai alternatif untuk menggantikan HCFC-22. Ditemukan bahwa COP tertinggi selama 64% beban pendinginan parsial adalah 4,27 pada inlet air suhu adalah 8,9ºC. COP maksimum selama 75% muatan parsial adalah 5,25 pada inlet air suhu 6,8 ºC. Kapasitas pendinginan adalah 125,93 kW dan 148,39 kW masing-masing selama 64% dan 75%.


The purpose of this paper is to examine energy efficiency through the study of performance in vapour compression cycle for auditorium in University of Indonesia using natural refrigerant R290. The installation of the chiller system which is the first in Indonesia within academic institution is particularly relevant in light of the gaining interest and research regarding the implementation of refrigeration system utilizing relatively low ODP and GWP refrigerant as alternative to replace the refrigerant HCFC-22. It is found that the highest COP during 64% partial cooling load is 4.27 at temperature water inlet is 8.9ºC. The maximum COP during 75% partial load is 5.25 at temperature water inlet is 6,8 ºC. The cooling capacity are 125.93 kW and 148.39 kW during 64% and 75% load, respectively.

2019
T53332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif
Abstrak :
Sistem Pendingin Ultra Low semakin berkembang untuk tujuan pengobatan dan medis. Sel hidup atau organ tubuh memerlukan suhu yang sangat rendah dalam penyimpanannya, untuk itu perlu adanya mesin pendingin ultra low, mesin pendingin ini kemudian dikenal dengan Sistem refrigerasi Autocascade. Dalam perkembangannya Sistem refrigerasi Autocascade menggunakan refrigeran yang dapat merusak ozon atau menyebabkan pemanasan global yang segera dilarang pemakaiannya. Oleh karena itu, ditelitilah refrigeran yang lebih ramah lingkungan seperti refrigeran hidrokarbon. Sistem refrigerasi Autocascade memiliki karakteristik yang tergantung pada refrigeran yang digunakan, maka dari itu dilakukan penelitian terhadap pemilihan refrigeran hidrokarbon baik untuk high system (fase liquid) maupun low system (fase gas). Penelitian ini menginvestigasi sistem refrigerasi autocascade dengan menggunakan tiga campuran refrigeran dengan memvariasikan refrigeran untuk low system (fase gas). Refrigeran yang digunakan adalah Propane dan Butan sebagai refrigeran fase liquid dan Metan dan Etan sebagai refrigeran fase gas. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada komposisi yang hampir sama, pemilihan metan sebagai refrigeran fase gas pada sistem menghasilkan sistem yang lebih stabil walaupun temperaturnya hanya sampai -26,8°C. ......Ultra Low Refrigeration System growing for medicinal purposes and medical research. Living cells or organs of the body requires very low temperatures in storage, to the need for ultra low engine coolant, engine coolant is then known as Autocascade refrigeration system. In the development of refrigeration systems using refrigerant Autocascade that can damage the ozone or global warming are immediately banned its use. Therefore, scientist are invented more environmentally friendly refrigerants such as hydrocarbon refrigerants. Autocascade refrigeration system has characteristics that depend on the refrigerant used, and therefore conducted a study of selection for hydrocarbon refrigerant on high system (liquid phase) and low system (gas phase). This study investigates autocascade refrigeration system using refrigerant mixtures of three refrigerants by varying the low system (gas phase) refrigerant. Refrigerants used are Propanee and Butane as a refrigerant liquid phase and the Methane and Ethane as a refrigerant gas phase. This study shows that at nearly the same composition, the selection of methane as a gas phase refrigerant in the system produces a more stable system, although the temperature only up to -26,8°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42981
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rafii Lazuardian Ramadhan
Abstrak :
Kebutuhan akan refrigeran sekunder yang dapat menyerap kalor dengan nilai tinggi sangatlah penting saat ini. Ice slurry sebagai media refrigeran sekunder memiliki kelebihan yang lebih unggul dibandingkan refrigeran sekunder lainnya seperti flat ice, block ice, maupun air tawar. Ice slurry dapat menyerap kalor lebih banyak jika dibandingkan dengan air tawar maupun air laut biasa, ini dikarenakan ice slurry menyimpan lebih banyak kalor laten. Jika dibandingkan dengan flat ice, maupun block ice, ice slurry memiliki keunggulan yaitu ice slurry dapat dialirkan menggunakan sistem perpipaan. Ini dikarenakan ice slurry merupakan larutan yang memiliki partikel es mikroskopis di dalamnya dengan fraksi es tertentu. ...... The secondary refrigerant which could absorb high amount of heat is very important and highly required. Ice slurry is an advanced secondary refrigerant media which is superior from other secondary refrigerant such as flat ice, block ice, or pure water. Ice Slurry can adsorb more heat if compared towards pure water or sea water. It is possible because Ice Slurry holds more latent heat. When compared towards flat ice or block ice, ice slurry is better in the flexible side because it able to be flowed by pipes. Its flexibility is caused of its form as a liquid which has microscopic ice particle inside with sorted ice fraction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamuntjak, Ilya Adzani
Abstrak :
Kenyamanan okupan dalam sebuah ruangan dikaitkan dengan kenyamanan termal, kesehatan, dan kontrol. Maka, kenyamanan termal adalah salah satu hal yang harus dicapaikan oleh sistem pendingin yang tersedia untuk sebuah ruangan indoor. Analisis kenyaman dilakukan dalam auditorium Makara UI Art Center yang menggunakan Chiller berbasis Refrigeran Alami R290. Pemasangan sistem pendingin ini adalah pertama di Indonesia untuk lembaga akademis sebagai kontribusi Universitas Indonesia pada Green Campus Movement. Maka, relevan untuk mengetahui kondisi kenyamanan termal dalam auditorium dalam kondisi pembebanan parsial dan beban kosong. Analisis dilakukan menggunakan temperature logger real-time. Sistem HVAC tidak dapat bereaksi jika diberikan lonjakan beban panas dan kelembaban yang bersifat tiba-tiba, dan sistem memerlukan waktu sekitar 60 menit untuk mengembalikan kelembaban auditorium kembali dalam zona nyaman. Untuk kondisi auditorium penuh, suhu rata-rata adalah 21.750C, dengan kelembaban rata-rata 57.84%, untuk auditorium kosong suhu rata-rata adalah 21.80 C, dan kelembaban rata-rata sebesar 53.14%, yang berarti kategori kenyamanan untuk auditorium adalah Cool Comfort. Perbedaan suhu simulasi dan data lapangan sebesar 12.7% atau +2.630C. Kecepatan udara di atas kepala menurut simulasi adalah 0.2 hingga 0.4 m/s, dimana titik-titik yang mencapai lebih dari 0.25 m/s dapat dikatakan tidak nyaman. ......The purpose of this research is to analyze the dry-bulb temperature and humidity about thermal comfort according to SNI 03-6572-2001 standards for the Makara Art Center auditorium at the University of Indonesia using a chiller with the natural refrigerant R290. Thermal comfort is important for the well-being of occupants in the auditorium; therefore, the space must be cooled efficiently to ensure comfort. Data loggers are used to log dry-bulb temperature and humidity data in the auditorium and the results are compared to the SNI-03-6572-2001 indoor thermal comfort standards to create a conclusion of the thermal comfort inside the space. The HVAC system is not capable to detect and mitigate high humidity levels, and requires atleast 60 minutes to return the air humidity to comfortable levels. For full auditorium conditions, the average temperature is 21,750C, with an average humidity of 57.84%, for the auditorium the average temperature is 21.80C, and the average humidity is 53.14%, which means the auditorium can be put in the category of Cool Comfort. The difference in simulation temperature and field data is +12.7% or + 2.630C. The overhead air speed according to the simulation is 0.2 to 0.4 m / s, which means locations reaching more than 0.25 m/s can be considered uncomfortable.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Mudita
Abstrak :
Refrigeran pada suatu unit mesin pendingin, dapat diumpamakan sebagai darah pada manusia. Jenis dan jumlah refrigeran yang diberikan pada suatu unit mesin pendingin akan berpengaruh pada kapasitas pendinginan yang akan dihasilkan oleh mesin pendingin tersebut. Penggunaan refrigeran R22 sudah begitu luas penerapannya pada mesin pendingin berkapasitas rendah contohnya pada air conditioner ruangan tipe jendela atau window dan tipe split atau terpisah antara indoor dan out door. Seiring dengan kesadaran manusia akan kondisi lingkungan maka pada jenis-jenis refrigeran yang merusak lingkungan khususnya ozon, mulai dicari alternartif penggantinya. Salah satu refrigeran yang dapat menggantikan refrigeran R22 adalah refrigeran hidrokarbon. Untuk mengetahui seberapa besar kernampuan dari refrigeran hidrokarbon ini untuk menggantikan refrigeran R22, maka kami melakukan pengujian parameter psycrometric dengan pada air conditioner tipe split yang berkapasitas 1.5 kW. ......The Refrigerant in the Refrigeration Machine that its can describe like a blood in human body. The kind and quantity of reirigerant which its give in refrigeration machine can influence of the cooling capacity which its can produce by refrigeration machine. The refrigerant R22 have been using in low capacity of refrigeration machine on longtime, for example in the room air conditioner window type and split type. When the human starting to care with good environment condition, they know that refrigerant R22 have not good influence at the ozon, because they can damage on the ozon surface and area. So, we looking for alternative change of refrigerant R22 to the other. And we find refrigerant hydrocarbon have same properties that its can change refrigerant R22. We necessary to test refrigerant hydrocarbon with the psycrometric test room that to know the cooling capacity of these refrigerant to change refrigerant R22.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vega Riyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap Air Conditioner mengguuakan reiiigeran sebagai Huida kexja. CO2 merupakan altematif refdgeran yang tidak beracun, tidak berbahaya dan mempalcan refrigeran yang mendekati ideal. CO2 sebagai reliigeran dapat berfungsi efelctif bila diterapkan pada Siklus Translcritikal, di mana tekanan konclensemya berada di atas tekanan kdtis. Untuk itu, perlu dibuat suatu desain konstruksi yang sesuai dengan karalcteristik CO1 dalam siklus kompresi uap Dalam AC, kond ser adalah salah satu komponen utamanya. Alat tersebut berimgsi untuk membuang panas alcibat kelja kompresor dan panas yang diserap evapolator.

Pada siklus transkritikal, di kondenser teljadi pelepasan panas dalam .Else tmmggal bukan kondensasl sepertj pada sistem pendingin umumnya, karena itu disebut Gas Cooler. Permcangan ini m itikberatkan pada desain termalnya namun menyesuaikan dengan karakteristik C01 yang memerlukan perhatian khusus pada ketebalan tube dau pressure drop yang besar.

Kapasitas pendinginan pada evaporator dalam perancangan ini adalah 5 TR., di mana refxigeran mengalir di dalam tube dan udara mengalir dengan arah menyilang berkas tube. Temperatur udara masuk 30°C dan temperatur udara keluar 40°C, sedangkan temperatur CO2 masuk adalah 81,26°C dan temperatur CO2 keluar 45°C. Ienis gas cooler pada perancangan ini adalah tipe fin and tube dengan jenis _fin plat kontinu berbentuk segi ernpat datar, dengan material aluminium, jumlahjin 394 finlm, dan tebaljln 0,203 mm.

Dari perhitungan rancangan ini dengan iterasi menggunakan Micosoj? Excel diperoleh data bahwa diameter tube relatif lebih kecil clari diameter tube standar yang digunakan clalan sistem AC Split dan pressure drop yang culcup tinggi. Karena aliran massa yang cukup besar, aliran massa dibagi atas 10 sirkuit untnk mengurangi jatuh tekanan. Tube menggunakan bahan Stainless Steel dengan diameter luar/diameter dalam 5,6/4,3 mm dengan susunan 3 baris dan 50 tube per baris. Panjang tube keselumhan adalah l27,5 m dengan luas perpindahan panas 18,70 ml. Sehingga jatuh tekanan di dalam pipa pada tiap sirl-:uit adalah 111046 Pa sedangkan jatuh tekanan pada sisi udara adalah 156 Pa.
2000
S37179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>