Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugiri
Abstrak :
Dengan tujuan mencari jawaban atas permasalahan hipotetik : ada hubungan antara kapasitas fungsional dengan ketahanan hidup pada penderita infark miokard akut, uji latih jantung "Symptom Limited" dilakukan terhadap 100 penderita infark miokard akut yang telah mengikuti semua program mobilisasi. Uji dilaksanakan dengan menggunakan sepeda ergometer pada sa at penderita akan dipulangkan. Evaluasi ulang dengan kwesener dilakukan dalam waktu 3 tahun setelah penderita terakhir melaksanakan ULJ. Dari 100 penderita yang terlibat dalam penelitian hanya 69 orang yang dapat dievaluasi ulang, terdiri atas 67 orang lai-laki dan 2 orang perempuan. Sebagian besar dari penderita mampu bertahan hidup >36 bulan, sedangkan yang dapat bertahan antara 13-36 bulan 5 penderita (7.2%) dan yang antara 1-2 bulan sebanyak 2 penderita (2.9%). Kedua penderita tersebut masing-masing mempunyai kapasitas 2.05 METs dan l.90 METs. Dengan analisa multivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara kapasitas fungsional ULJ dengan ketahanan hidup penderita selama 1 tahun pasea infark (p < 0.05) sedangkall untuk tahun tahun selanjutnya tidaklah demikian (p>0.05). Dengan kata lain hipotesa penelitian masih dapat diterima. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kapasitas fungsional ULJ pada saat dipulangkan dengan ketahanan hidup pada penderita infark miokard akut. Faktor lain yang juga mempengaruhi ketahanan hidup penderita adalah gagal jantung yang terjadi pada saat penderita dalam perawatan (p<0.05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Mertha
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh latihan aktifitas rehabilitasi jantung fase I terhadap efikasi diri dan kecemasan pasien PJK di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian dilakukan berdasarkan kenyataan PJK sebagai penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah dengan angka kematian yang terus meningkat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksprimen tanpa kelompok kontrol. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner efikasi diri dengan 17 item pertanyaan dan kuesioner kecemasan dengan 18 item pertanyaan.Hasil uji validitas dan realibilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil baik. Analisis data didapatkan bahwa terdapat pengaruh bermakna latihan aktifitas terhadap peningkatan efikasi diri (p=0,001), dan terhadap penurunan kecemasan responden (p=0,001) setelah dilakukan intervensi latihan aktifitas. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa pengambil kebijakan di RSUP Sanglah Denpasar menyusun dan menetapkan protap program rehabilitasi jantung fase I bagi pasien PJK selama dirawat.
This study investigated the effect of Phase-1 heart rehabilitation activity exercise on self-efficacy and anxiety of patients with coronary heart disease (CHD) at Sanglah General Central Hospital. The study was undergone based on the fact that mortality rate due to CHD the increased progressively. This study was a quantitative research using a quasi experimental design without control group. A number of 30 samples were involved and approached using consecutive sampling. A validated questionnaire including 17 questions to explore self-efficacy and 18 questions to measure anxiety, were used. Statistical analysis indicated that there was a significant effect of the exercise on increased self-efficacy (p=0.001) and patients? activity (p=0.001). It was recommended that the hospital?s decision maker need to develop and to authorize a standardized operational procedure containing Phase-1 heart rehabilitation for hospitalized CHD patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28435
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wantiyah
Abstrak :
ABSTRAK Efikasi diri diperlukan pasien penyakit jantung koroner (PJK) untuk mendukung kemandiriannya dalam mengelola penyakitnya. Penelitian bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri pasien PJK. Desain penelitian analitik cross-sectional, dengan sampel 107 pasien. Analisis menggunakan Chi-square, uji T independen, dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik responden, persepsi, keluhan, dan pengalaman tidak berhubungan dengan efikasi diri. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan efikasi diri (p: 006, α: 0.05), dan status emosi dengan efikasi diri (p: 0.014 α: 0.05). Perawat dapat meningkatkan efikasi diri pasien PJK dengan memberikan dukungan sosial dan mempertahankan status emosional pasien yang baik.
ABSTRACT Self-efficacy was required for patients with Coronary Heart Disease (CHD) to managing the disease independently. This study identified factors that influence patients?s self-efficacy. This study was a cross-sectional analytic with 107 respondents. Statistical analysis used Chi-Square, Independent T-Test, and Multiple Logistic Regression. The results showed that characteristics of respondents, perceptions, cardiac symptoms, and experiences were not associated with self-efficacy. There was significant relationship between social support and self-efficacy (p: 0.006 α: 0.05), and between emotional state and self-efficacy (p: 0.014 α: 0.05). Nurses can improve patients?s self-efficacy by facilitating the social support and maintain patients?s emotional state.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28469
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Hannani Adina Putri
Abstrak :
Pada pasien dengan penyakit jantung terutama pada pasien pasca Intervensi Koroner Perkutan (IKP) penting dilakukan perawatan lanjutan yaitu rehabilitasi jantung. Data menunjukkan bahwa jumlah partisipasi pada rehabilitasi jantung menurun, terutama pada fase II. Padahal banyak manfaat yang didapatkan dari mengikuti rehabilitasi jantung salah satunya adalah mengurangi tingkat mortalitas dan meningkatkan kesehatan jantung. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi rehabilitasi jantung fase II pada pasien pasca Intervensi Koroner Perkutan (IKP). Desain penelitian menggunakan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 84 responden yang telah melakukan IKP dan sudah mengikuti rehabilitasi jantung Fase I. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi rehabilitasi jantung fase II dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, riwayat merokok, efikasi diri, dan dukungan keluarga dengan efikasi diri menjadi faktor dominan. Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan pengkajian keperawatan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rehabilitasi jantung fase II dan melakukan edukasi serta memberi pilihan untuk melakukan rehabilitasi jantung di rumah. ......Cardiac Rehabilitation was important for patient with cardiac disease especially patient post Percutaneous Coronary Intervention. Data shows that participation of cardiac rehabilitation in Phase II was decreasing, whereas a lot of benefit from cardiac rehabilitation, including decrease mortality rate and increase the cardiac health. Aim of this study was to identify factors that Affecting Participation of Cardiac Rehabilitation phase II at Patient Post Percutaneous Coronary Intervention. The research configuration utilized a cross sectional review. The example in this study added up to 84 individuals who had percutaneous coronary intervention and already participate in cardiac rehabilitation phase I. Result shows that participation of cardiac rehabilitation phase II was affected by age, education level, smoking history, self efficacy and family support. The dominant factor was self efficacy. This research recommend to do nursing assesment to know the factors that affecting participation of cardiac rehabilitation phase II and made health education for patient and give them choises to do cardiac rehabilitation at home.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno
Abstrak :
ABSTRAK Program rehabilitasi jantung fase 1 merupakan salah satu upaya mencapai tingkat fungsional yang memungkinkan pasien melakukan sendiri aktifitas awal dalam rangka persiapan melaksanakan kegiatan sehari-hari di rumah dan sebagai pencegahan efek yang kurang menguntungkan dari tirah baring yang lama. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh rehabilitasi jantung fase I terhadap peningkatan toleransi aktifitas pada pasien PJK. Desain penelitian ini menggunakan desain quasi experiment with post test-only non equivalent control group. Jumlah sampel sebanyak 24 responden. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam kemampuan melakukan ADL (p value=0.004), dimana kelompok intervensi lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan VO2 maksimal (p value=0.220) dimana nilai VO2 maksimal kelompok intervensi menunjukan nilai yang lebih baik dari kelompok kontrol. Nilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, SpO2 dan frekuensi nadi pada kedua kelompok menunjukkan nilai yang hampir sama dan dalam batas toleransi normal. Kesimpulan menunjukkan rehabilitasi jantung fase I berpengaruh terhadap toleransi aktivitas pasien PJK. Oleh karena itu perawat sebagai bagian dari tim program rehabilitasi jantung diharapkan memfasilitasi pasien untuk meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap toleransi aktivitas.
ABSTRACT Phase 1 cardiac rehabilitation program is one of the efforts to achieve a functional level that allows the patient to perform early activity in preparation to carry out daily activities at home and to prevent unfavorable effects of prolonged bed rest. The purpose of this study was to identify the effect of phase I cardiac rehabilitation toward activity tolerance in patients with Coronary Heart Disease (CHD). This research design was a quasi experimental research design with post test only non-equivalent control group. The total sample was 24 respondents. The result shows a significant difference between the ability to perform ADL (p value=0.004), in which the intervention group was higher than the control group, but there is no significant difference on VO2 maximum (p value = 0.220), that the intervention group has a better value than the control group. The value of systolic blood pressure, diastolic blood pressure, SpO2 and pulse rate in both groups show similar values and in the tolerance limit of normal. It can be concluded that phase I cardiac rehabilitation exercise has an effect on the activity tolerance in patients with CHD. Therefore, nurses as part of a cardiac rehabilitation program team are expected to assist patients in improving their adaptability on activity tolerance.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Rahmawati
Abstrak :
ABSTRACT
Rehabilitasi jantung merupakan salah satu intervensi utama dari berbagai intervensi yang direkomendasikan untuk pasien setelah sindrom koroner akut, namun partisipasi rehabilitasi jantung pada pasien sindrom koroner akut masih rendah. Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran hambatan partisipasi rehabilitasi jantung fase II pada pasien sindrom koroner akut di rawat jalan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 88 pasien dengan sindrom koroner akut yang tidak berpartisipasi dalam rehabilitasi jantung, ditentukan berdasarkan metoda non probability sampling secara consecutive sampling. Instrumen yang digunakan meliputi kuesioner karakteristik demografi, cardiac rehabilitation barrier scale CRBS. Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristik responden pasien dengan sindrom koroner akut yang tidak berpartisipasi dalam rehabilitasi jantung fase II dan menggambarkan hambatan partisipasi rehabilitasi jantung fase II pada pasien sindrom koroner akut. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan faktor penghambat terhadap angka partisipasi rehabilitasi jantung.
ABSTRACT
The cardiac rehabilitation is one of the major recommended intervention for patients with acute coronary syndromes ACS , but the participation in cardiac rehabilitation is still low. This cross sectional study aimed to identify obstacles of the 2nd phase cardiac rehabilitation participation. This study involved 88 respondents with consecutive sampling method. This study used characteristic questionnaires and Cardiac Rehabilitation Barrier Scale CRBS . The results of this study describe the characteristics of respondents who did not participate in 2nd cardiac rehabilitation and describe the barriers of 2nd phase cardiac rehabilitation participation in patients with ACS. Further research on correlation of barriers with the participation rate of cardiac rehabilitation is needed.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya
Abstrak :
Pasien dengan penyakit jantung koroner akan mengalami penurunan kapasitas fungsional yang dapat diukur dengan uji jalan enam menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan uji jalan enam menit pada pasien rawat inap pascaintervensi koroner perkutan dengan kajian respon tanda vital, skala borg, dan skala angina. Penelitian ini merupakan studi one group pre and post test design pada pasien rawat inap pascaintervensi koroner perkutan di Pelayanan Jantung Terpadu RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Subjek penelitian melakukan uji jalan enam menit sebanyak dua kali dengan istirahat lima menit di antaranya. Pemeriksaan tanda vital, skala borg, skala angina sebelum dan sesudah uji jalan. Jumlah subjek penelitian sebesar 30 subjek (27 laki-laki dan 3 perempuan) dengan mayoritas memiliki stratifikasi risiko rendah. Uji jalan enam menit dilakukan dalam waktu dua hari atau lebih pada 56.7% subjek. Rerata jarak tempuh uji jalan keseluruhan adalah 294.68 ± 57.02 meter. Tanda vital tekanan darah sistolik dan diastolik, laju nadi, laju nafas, dan skala borg usaha mengalami peningkatan selama uji dan menurun ke nilai dasar setelah beristirahat selama lima menit dengan p-value <0.05 pada uji Wilcoxon Signed Rank, namun tidak didapatkan adanya perubahan bermakna pada saturasi, skala borg sesak nafas, kaki lelah, dan skala angina. Seluruh subjek penelitian tidak ditemukan kejadian tidak diharapkan mayor. Kesimpulan penelitian ini adalah uji jalan enam menit aman untuk dilakukan pada pasien rawat inap pascaintervensi koroner perkutan dengan perubahan respon tanda vital, skala borg, dan skala angina sesuai respon fisiologis. ......Patients with coronary heart disease has a decrease in functional capacity that can be measured by a six-minute walk test. This study aims to determine the safety of the six-minute walk test in inpatients after percutaneous coronary intervention by assessing the response of vital signs, borg scale, and angina scale. This study is a one group pre and post test design study in inpatients after percutaneous coronary intervention at the Integrated Cardiac Service at Cipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta. Research subjects conducted a six-minute walk test twice with a five-minute break in between. Examination of vital signs, borg scale, angina scale before and after walking test. The number of research subjects was 30 subjects (27 male and 3 female) with the majority classified as a low-risk stratification. The six-minute walk test was performed over two days or more in 56.7% of the subjects. The average covered distance was 294.68 ± 57.02 meters. Vital signs of systolic and diastolic blood pressure, pulse rate, respiratory rate, and RPE Borg scale increased during the test and decreased to baseline ​​after resting for five minutes with p-value <0.05 in the Wilcoxon Signed Rank test, but there were no significant change on saturation, dyspnea and leg fatigue of the borg scale, and angina scale. All study subjects did not have major adverse events. The conclusion of this study is the six-minute walk test is safe to do in inpatients after percutaneous coronary intervention with vital signs, borg scale, and angina scale change accordingly to physiological response.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library