Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rian Timadar
"Bintarto, seorang ahli Geografi Sosial, mengungkapkan bahwa permukiman tidak mungkin terlepas dari aspek-aspek daerah dan kawasan lain serta pengaruh timbal balik yang terciptakan. Situs dan sifat hubungan di antara lokasi tempat tinggal sekelompok manusia dengan daerah lain di sekitarnya merupakan faktor utama pembentukan karakter dari permukiman yang bersangkutan (Bintarto, 1977: 92). Begitu pula halnya dalam kajian kawasan Depok, manusia pendukungnya tidak mungkin menempatkan diri begitu saja tanpa memperhitungkan dan mempertimbangkan segala sesuatunya. Menurut Geertz, pertimbangan tersebut disebut sebagai keperluan khusus masyarakat, yaitu adaptasi pemanfaatan yang paling baik dengan kondisi ekologi atau sumber daya alamnya, letak yang sangat strategis terhadap jalur lalu lintas, kebijakan politik, militer maupun religi (Geertz, 1981: 53). Pendapat tersebut ternyata sangat sesuai untuk menggambarkan tumbuh dan berkembangnya permukiman di kawasan Depok. Dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, telah terkumpul data yang terbatas, yaitu data arkeologi prasejarah, klasik, Islam, kolonial, dan Cina. Tinggalan arkeologi tersebut tersebar di wilayah Depok. Berdasarkan data tersebut, penjelasan secara keseluruhan terutama dalam kajian wilayah atau keruangan sangat perlu dilakukan.
Oleh karena itu, penelitian ini dititikberatkan pada persebaran data arkeologinya (distribution). Mengenai pesebaran data arkeologi dan hubungannya dengan situs dan antarsitus, Depok terbagi menjadi tiga komunitas yang membentuk permukiman dengan corak tersendiri. Permukiman itu terbagi menjadi permukiman penduduk asal yang beragama Islam, permukiman kolonial dengan mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan, dan permukiman Cina yang identik dengan aktivitas perekonomiannya. Peninggalan arkeologi periode sebelum Islam yang berupa sumur-sumur keramat berorientasi pada Gunung Pangrango dan atau Gunung Salak. Kemudian, data Arkeologi Islam tersebar dari sebelah utara Depok dan semakin banyak tersebar di selatan Depok. Arah konsentrasi persebaran dari utara ke selatan, karena di sebelah selatan terdapat pusat Kerajaan Sunda, Pakwan Pajajaran di Bogor, yang pernah ditaklukan oleh pasukan Islam dari Banten. Pemukiman Kolonial berada di daerah yang sekarang bernama Depok Lama, dengan pusat kegiatan di Jalan Pemuda. Permukiman Cina berada di daerah paling utara kota Depok yang bernama Pondok Cina. Selain itu juga terdapat kepurbakalan Cimanggis yang peninggalannya berupa banguanan hunian.
Depok memiliki karakter permukiman yang khas, yaitu sebuah kawasan yang diperuntukan sebagai tempat pendidikan. Karakter pendidikan itu diperkirakan telah dikenal sejak zaman klasik, kemudian tetap berlangsung dimasa Islam. Tak ubahnya pada masa kolonial, nuansa pendidikkan pun masih bisa ditemui, yaitu didirikannya sekolah seminari yang memiliki murid dari pelosok nusantara. Seminari ini diduga sebagai cikal bakal sekolah theologia Indonesia. Dengan demikian, karakter yang khas untuk menggambarkan Depok adalah sebuah kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat pendidikan. Sesuai dengan makna kata _depok_ yang disandangnya, depok berasal dari kata padepokan dan padepokan berasal dari patapan yang merujuk pada arti yang sama yaitu _tempat pendidikan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11885
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oman Fathurahman, 1969-
"Manuscripts are not supposed to be something unknown to the public and possessed by limited circle of people. Manuscripts are cultural heritage of a nation the content of which reflects the ideas, knowledge, tradition, and the patterns of behavior of the past society. As such they can be of use to different segments of society. This paper discusses the benefits of manuscripts to the efforts of reconstructing Islamic intellectual history in Indonesia by studying the case of local manuscripts in the Minang region. These manuscripts are not only the products of a writing tradition that had developed strongly in the Minangkabau society, but also a reflection of the living tradition of the society."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis sajak "Pulang Si Tenggang" karya Muhammad Haji Salleh daripada prespektif teori historisime. Baru yang dikemukakan Stephen Greenblatt. Teori Hisitorisime Baru menggagaskan rekonstruksi sejarah dan menawarkan idea tentang konsep sejarah terkini (present history). Walaupun idea teori lebih mementingkan aspek dan teks sejarah, namun analisis terhadap sajak ini cuba memahami cara penyajak melakukan rekonstruksi cerita rakyat "Si Tenggang Derhaka" dengan menampilkan kisah diri penyajak sebagai anak Melayu yang merantau sekian lama di luar negara, kemudian pulang dengan semangat kemelayuan yang tidak berubah. Dalam konteks pemahaman maka sejarah terkini, sajak ini menampilkan konsep baru berkenaan "Si Tenggang" yang ada kemiripan kisah "Si Tenggang Derhaka". Penampilan Konesp ini bertujuan mengenengahkan visi memertabatkan bangsa Melayu dengan ilmu dan pengalaman yang dibawa pulang daripada seluruh dunia."
Malaysia: City Reprographic Service, 2000
895 JPM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library