Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doni Dwi Cahyono
"Valuasi dilakukan untuk menghitung nilai suatu perusahaan. Hasil dari valuasi yang tepat dapat digunakan dalam pengambilan keputusaninvestasi. Tesis ni membahas tentang analisis fundamental dan penilaian nilai saham yang dilakukan dengan dua metode yaitu FCFE dan Relative Valiation. Data makro ekonomi, data industri dan data perusahaan digunakan dalam tesis ini untuk mendapatkan asumsi berkaitan dengan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang yang akan digunakan dalam melakukan valuasi dengan menggunakan metode FCFE. Valuasi menggunakan metode relative valuation dilakukan dengan pendekatan price to earnings ratio yaitu dengan mengambil rata-rata PER industri. Dengan dilakukan hal tersebut di atas diharapkan diketahui nilai instrinsik saham PT Medco Energi Internasional, Tbk......Valuation is the way to predict value of the company. The result can be used as a recommendation to make investment decision. This thesis analyzes the company value to its stock by using two methods, FCFE and Relative Valuation. Macro economic, industry data, and company data analysis are used in this thesis to get the proper assumptions regarding the growth potential of the company in the future, the number and ratio will be used in projection of the FCFE. In relative valuation, price to earnings approach will be used by determining the average PER of the industri. Finally, by using those two methods, we will estimate the value of the PT Medco Energi Internasional, Tbk."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Adhitio
"Melakukan valuasi sangat diperlukan oleh seorang investor untuk mengetahui nilai intrinsik dari suatu saham. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan valuasi harga pasar saham sektor perbankan dengan pendekatan relative valuation dan melakukan perbandingan antara nilai intrinsik saham dan harga pasar saham. Valuasi tersebut digunakan untuk menentukan harga pasar saham apakah overvalued atau undervalued. Penelitian ini menggunakan 35 sampel emiten bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 9 emiten bank yang memiliki nilai intrinsik di bawah harga pasar saham (overvalued) dan terdapat 26 emiten bank yang memiliki nilai intrinsik di atas harga pasar saham (undervalued).

An investor should do valuation in order to determine the intrinsic value of a stock. This study aims to valuate the stock market price of the banking sector using the relative valuation approach and compare between the stock intrinsic value and the stock market price. The valuation is used to determine market price of the stock is undervalued or overvalued. This study used 35 banks as the sample that listed in Indonesia Stock Exchange.
The results of this study shows that there are 9 banks that have intrinic value below the market price (overvalued) and 26 banks that have intrinsic value above the market price (undervalued)."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Supanti
"Telah dibuat alat untuk mengukur temperatur dan kelembaban ruangan. Alat tersebut terdiri dari unit sensor temperatur, sensor kelembaban, rangkaian pengkondisi sinyal dan mikrokontroler AVR Atmega8535, sedangkan untuk perangkat lunak menggunakan pemrograman AVR Bascom yang berfungsi untuk mengambil data, mengolah dan menampilkan ke LCD. Sensor temperatur yang digunakan adalah LM35 dan sensor kelembaban yang digunakan adalah 808H5V5. Dalam unjuk kerja alat, keluaran dari sensor temperatur dan kelembaban akan dikondisikan oleh rangkaian pengkondisi sinyal agar dapat diproses oleh ADC pada mikrokontroler. Nilai temperatur dan kelembaban yang terukur akan ditampilkan melalui LCD. Dari hasil pegukuran diperoleh karakteristik sensor temperatur sebelum penguatan memiliki daerah linier dengan persamaan: V=0.0098T + 0.0027 dengan kelinearannya R2=0.9988 sedangkan karakteristik sensor temperatur setelah penguatan memiliki daerah linier dengan persamaan: V=0.0193T + 0.0097 dengan kelinearannya R2=0.9998 . Untuk sensor kelembaban sebelum pengkondisi sinyal memiliki daerah linear dengan persamaan: V=0.0595RH + 2.3315 dengan kelinearannya R2 =0.9937, dan untuk karakteristik sensor kelembaban setelah pengkondisi sinyal memiliki daerah linier dengan persamaan: V= 0.0299RH + 0.768 dengan kelinearannya R2=0.9878. Dari hasil pengukuran perubahan temperatur terhadap kelembaban memiliki daerah linier RH=9.3T+42 dengan kelinearannya R2=0.9767.

Have been made an instrument to measure temperature and humidity of room. The instrument consist of unit sensor temperature, sensor humidity, signal conditioning and microcontroller AVR Atmega 8535, while for software using AVR Bascom programming to take data, process and present to LCD. Sensor temperature the used is LM35 and humidity sensor is 808H5V5. In work appliance, output of temperature sensor and humidity will be condition by signal conditioning circuit so that can be processed by ADC at microcontroller. Temperature value and measured humidity will be presented through LCD. From result of measuring obtained by characteristic sensor temperature before reinforcement have linear area with equation: V=0.0098T + 0.0027 with its linearity of R2 = 0.9988 while characteristic sensor temperature after reinforcement have linear area with equation: V=0.0193T + 0.0097 with its linearity of R2=0.9998. For the sensor of humidity before signal conditioning has linear area with equation: V= 0.0595RH + 2.3315 with its linearity of R2=0.9937. For characteristic sensor humidity after signal conditioning have linear areas with equation: V=0.0299RH + 0.768 with its linearity of R2=0.9878. From result of measurement changes temperature to humidity have linear area of RH=9.3T+42 with its linearity of R2=0.9767."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryodi Wahyu Kurniawan
"Populisme berkembang di berbagai negara pada dua dekade terakhir, termasuk di Indonesia. Sebagian besar penelitian terkait populisme di Indonesia terpusat pada tokoh politik dan masih sedikit yang berfokus pada faktor-faktor psikologi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara group relative deprivation (GRD), resentment, dan sikap populis, serta peran mediasi resentment terhadap hubungan antara GRD dengan sikap populis. Responden berjumlah 180 orang, 38,3% laki-laki dan 61,7% perempuan, dengan rata-rata umur 30 tahun (SD = 10,30). Hasil penelitian menunjukkan GRD berhubungan positif signifikan dengan sikap populis (r = 0,182, p < 0,05) dan resentment (r = 0,15, p < 0,05). Resentment ditemukan berhubungan positif signifikan dengan sikap populis (r = 0,231, p < 0,01). Selain itu, resentment memiliki efek mediasi parsial yang signifikan terhadap hubungan GRD dengan sikap populis (β = 0,06, SE = 0,04). Dapat disimpulkan bahwa GRD dapat memprediksi sikap populis dan hubungan tersebut dimediasi oleh resentment. Penelitian ini melengkapi kerumpangan hasil penelitian tentang hubungan antara GRD terhadap sikap populis dengan resentment sebagai mediator, serta mengetahui faktor afektif yang berhubungan dengan sikap populis. Hasil dari penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi publik agar mendasarkan penentuan keberpihakan dan dukungan politik dengan lebih kritis dan rasional, bukan dilandaskan oleh narasi kampanye yang mempolitisasi perasaan kekurangan dari rakyat dan kemarahan rakyat semata.
......Populism has developed in various countries in the last two decades, including in Indonesia. Most of the research related to populism in Indonesia has focused on political figures and only a few have focused on social psychology factors. This study aims to determine the relationship between group relative deprivation (GRD), resentment, and populist attitudes, as well as the role of mediating resentment on the relationship between GRD and populist attitudes. Respondents totaled 180 people, 38,3% male and 61,7% female with an mean age of 30 years (SD = 10.30). The results showed that GRD had a significant positive relationship with populist attitudes (r = 0.182, p < 0.05) and resentment (r = 0.15, p < 0.05). Resentment was found to be significantly and positively related to populist attitudes (r = 0.231, p < 0.01). In addition, resentment has a significant partial mediating effect on the relationship between GRD and populist attitudes (β = 0.06, SE = 0.04). It can be concluded that GRD can predict populist attitudes and the relationship is mediated by resentment. This study completes the gap in research results on the relationship between GRD on populist attitudes and resentment as a mediator, as well as looking at affective factors related to populist attitudes. The results of this research can also be useful for the public in order to base their determination on political alignments and support more critically and rationally, instead of being based on campaign narratives that politicize the people's feelings of inadequacy and people's anger alone.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewey, Melvil
Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
R 025.431 DEW t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dewey, Melvil
Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
R 025.431 DEW t (2)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Arianna Nugraheni
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti tentang efisiensi relatif 44 Puskesmas Kecamatan di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2012 dan 2013. Analisis dalam penelitian inimenggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA , model Charnes, Cooper, dan Rhodes CCR dengan asumsi constant return to scale, dan berorientasi input. Variabel input yang digunakan yaitu: jumlah tenaga kesehatan profesional; jumlah tenaga non kesehatan; belanja obat-obatan dan reagan laboratorium; dan belanja alat kesehatan habis pakai, sedangkan variabel output yaitu: jumlah kunjungan pasien Puskesmas; persentase peserta KB; dan pendapatan Puskesmas. Dari hasil perhitungan, 17 Puskesmas 38,64 persen efisien dan 27 Puskesmas 61,36 persen inefisien pada 2012. Di tahun 2013, 20 Puskesmas 45,45 persen efisien dan 24 Puskesmas 54,55 persen inefisien. Dari tahun 2012 hingga 2013, 9 Puskesmas 20,45 persen dapat mempertahankan nilai efisiensi sebesar 100; 8 Puskesmas 18,18 persen efisien pada 2012 justru menjadi inefisien pada tahun 2013; 11 Puskesmas 25,00 persen yang pada tahun 2012 inefisien, pada tahun 2013 menjadi efisien; 16 Puskesmas 36,36 persen inefisien pada tahun 2012, namun belum dapat memperbaiki nilai efisiensi pada 2013. Bagi Puskesmas yang inefisien dapat diperbaiki nilai efisiensinya dengan melakukan penyesuaian nilai input berdasarkan hasil perhitungan DEA.
ABSTRACT
This research analyze the relative efficiency of 44 Puskesmas Kecamatan in Jakarta in 2012 and 2013, using Data Envelopment Analysis DEA approach, Charnes, Cooper and Rhodes CCR model assuming constant return to scale with input oriented scheme. Input variables in this research consist of numbers of professional health staffs numbers of non medical staffs, drugs and reagan expenditures and consumables medical devices expenditures, while the output variables consitst of numbers of patient visits percentage of family planning program participants and Puskesmas revenues. The result found that 17 Puskesmas 38,64 percent were efficient, and 27 Puskesmas 61,36 percent remaining were inefficient in 2012. In 2013, 20 Puskesmas 45,45 percent were efficient while 24 Puskesmas 54,55 percent were inefficient. From 2012 to 2013, 9 Puskesmas 20,45 percent maintain the efficiency scores of 100, while 8 Puskesmas 18,18 percent were efficient in 2012 but inefficient in 2013. The sum of 11 Puskesmas 25,00 percent were inefficient in 2012, became efficient in 2013, while 16 Puskesmas 36,36 percent were inefficient in 2012 but has not been able to improve the efficiency scores by the year 2013. For inefficient Puskesmas, efficiency scores can be improved by adjustments of input values based on DEA calculation."
2015
T47469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Satya
"Valuasi merupakan metode untuk menghitung nilai dari suatu perusahaan, dimana hal ini memegang peranan penting didalam pengambilan keputusan investasi. Sebab sebuah keputusan investasi yang dilakukan tanpa melakukan valuasi yang tepat akan memborikan hasil yang kurang memuasknn dan bahkan bisa merugikan investor.
Dalam prakteknya selalu ditemukan bias antara basil perhitungan valuasi dengan keadaan yang sebenamya. Hal ini disebabkan perbedaan persepsi antara perusahaan dan investor serta perbedaan asumsi yang digunakan. Karya akhir ini bertujuan untuk melakukan valuasi suatu perusahaan dengan menggunakan tiga pendekatan yang berbeda yakni discounted cash flow, abnormal earning dan relative valuation. Serta melihat tingkat keakuratan dan bias dari ketiga metode diatas.
Banyak penelitian yang meneliti mengenai metode-metode valuasi diatas, salah satu diantaranya adalah yang dilakukan oleh Penman dan Sougiannis (1998) yang menyatakan bahwa jika asumsi yang dibuat sederhana dan tidak mendetail dalam pembuatan proyeksi, diketahui bahwa metode abnormal earning mempunyai bias yang lebih kecil dibandingkan metode discounted cash flow.
Dari hasil pengujian yang dilakukan penulis terhadap nilai perusahaan PT Medco Energi Intemasional Tbk dengan menggunakan root mean squared error untuk menguji keakuratan dan mean signed prediction error untuk melihat tingkat bias, diperoleh hasil bahwa nilai absolute error dari metode abnormal earning lebih kecil dibandingkan dengan metode free cash flow yakni 260 dibandingkan dengan 11.215. Hal ini diperkuat lagi dari tingkat bias metode abnormal earning yang lebih kecil dibandingkan tingkat bias metode free cash flow yakni 0.130 berbanding 9. Sedangkan dari basil perhitungan coeffisient of determination (r2) diperoleh hasil bahwa nilai dari metode free cash flow memberikan angka 0 atau tidak mempunyai korelasi sedangkan dengan menggunakan metode abnormal earning didapat tingkat korelasi sebesar 0.64.
Dari basil perhitungari diatas membuktikan bahwa abnormal earning lebib akurat hila dibandingkan dengan free cash flow karena tingkat abtJ'olute error dan nilai biasnya yang lebib kecil. Hal ini diperkuat lagi dengan lebill tingginya tingkat korelasi dari metode abnormal earning terhadap harga pasar bila dibandingkan dengan perhittmgan valuasi dengan menggunakan metode free cash flow.
Dari valuasi terbadap PT Medco Energi International Tbk terlihat bahwa metode free cash flow cenderung memberikan basil yang overstated yang nilainya jauh lebih tinggi dari barga saham aktual PT Medco Energi International Tbk yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta Hal ini dapat dipahami karena bagian terbesar dari valuasi dengan menggunakan metode free cash flow adalah bagian terminal value yang cenderung lebih banyak menggunakan asumsi dan berkenaan dengan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa valuasi dengan menggunakan metode abnormal earning lebih memberikan hasil yang mendekati kenyataan yang terjadi di pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Kartika
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana permasalahan belajar siswa miskin dalam keterbatasan kapital. Kedua, menganalisa bagaimana pengambilan keputusan pendidikan siswa miskin dalm konteks habitus dan relative risk aversion theory Penelitian dilakukan di salah satu SMA Swasta, Jakarta Timur dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Dengan pemikiran Bourdieu, penelitian ini menunjukkan ketidakmampuan siswa miskin mencapai prestasi belajar dikarenakan kapital ekonomi terbatas membuat kepemilikan siswa atas aneka kapital lainnya terbatas juga. Keterbatasan kapital dan minim prestasi cenderung tidak melanjutkan pendidikan tinggi tak luput peran habitus dalam membentuk trajektori pilihan. Selain itu, dengan pemikiran Goldthrope (relative risk aversion) membah kekosongan Bourdieu dalam melihat tren siswa miskin berprestasi membuat keputusan akan pilihan perguruan tinggi untuk mengejar kualifikasi hanya sampai pada titik bahwa ini akan meminimalkan risiko mengalami pengangguran. Sedangkan menurutnya, anak-anak dengan latar belakang sosial yang lebih rendah harus lebih ambisius daripada anak-anak dengan latar belakang sosial yang lebih tinggi khususnya untuk transisi pendidikan yang lebih tinggi.
......This study aims to analyze how poor students' learning problems are within the limitations of capital. And then, to analyze how the combination of habitus and relative risk aversion theory in the context of educational decision making for poor students. The study was conducted at a private high school, East Jakarta by using a qualitative
approach and case study method. Data collection techniques with interviews, observation
and study documents. By using Bourdieu's thinking, this study shows the inability of poor students to achieve learning achievement because of limited economic capital makes the
other capital limited too. Capital limitations and minimum achievement depend on higher
education and escape the role of habitus in making the chosen trajectory. In addition,
with the thought of Goldthrope (relative risk aversion), Bourdieu's emptiness in seeing
trends of poor students with high achievement makes the decision of universities to pursue
qualifications only to the point that this will minimize the risk of experiencing unemployment. Meanwhile, according to him, students with lower sosial backgrounds should be more ambitious than children with higher sosial backgrounds, especially for the transition to higher education."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Rachmat Kurniawan
"Kekuatan otot adalah salah satu tanda vital yang dapat menentukan risiko fungsi fisik serta risiko mortalitas. Laju penurunan kekuatan otot terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laju penurunan massa otot. Kami menghubungkan salah satu faktor yang dapat memengaruhi penurunan kekuatan otot dengan fase awal diabetes, yang juga terkait dengan resistensi insulin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan nilai HOMA-IR dengan kekuatan relatif genggaman tangan pada wanita dewasa di Jakarta. Kami menggunakan metode cross sectional dan diperoleh 68 subjek. Data diperoleh melalui handgrip dynamometry, sampel darah, food recall 3 x 24 jam, pengukuran antropometri, dan kuesioner aktivitas fisik. Median nilai HOMA-IR 2,765 (0,62 – 6,12). Rerata kekuatan absolut genggaman tangan 25,32 ± 2,27 kg. Hasil kekuatan relatif genggaman tangan melalui perhitungan kekuatan absolut genggaman tangan dibagi berat badan diperoleh median 0,39 (0,22 – 0,61). Hasil uji statistik regresi linier dengan metode Enter menunjukkan tidak ada asosiasi yang signifikan antara HOMA-IR dengan kekuatan relatif genggaman tangan setelah dikontrol dengan IMT sebagai faktor perancu.
......Muscle strength is one of the vital signs that can determine the risk of physical function and overall mortality. The rate of decline in muscle strength occurs faster than the rate of decline in muscle mass. We relate one of the factors that can influence the decrease in muscle strength to the early phase of diabetes, which is also associated with insulin resistance. We aim to determine the association between HOMA-IR value and relative hand grip strength in adult women in Jakarta. We used a cross-sectional method and obtained 68 subjects. Data were obtained through handgrip dynamometry, blood samples, 3 x 24 hours food recall, anthropometric measurements, and IPAQ-SF questionnaires. The HOMA-IR value was obtained with a median of 2.765 (0.62 - 6.12). An average of 25.32 ± 2.27 kg resulted from absolute hand grip strength. While the results of the relative handgrip strength are dividing the absolute handgrip strength by body weight, a median of 0.39 (0.22 - 0.61) was obtained. The linear regression statistical test using the Enter method showed no significant relationship between HOMA-IR and relative hand grip strength after controlling for BMI as a confounding factor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>