Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Indah Pradina
"Sistem proteksi pada sistem tenaga listrik dilakukan dengan tujuan untuk melindungi setiap elemen yang terdapat pada sistem dan mengamankan dengan secepat mungkin dari kemungkinan gangguan yang bisa saja terjadi. Sitem Proteksi meminimalisir kerusakan akibat terjadinya gangguan dan membatasi pengaruh apabila terjadi gangguan. Salah satu peralatan proteksi utama yang digunakan pada sistem transmisi dan sistem distribusi tenaga listrik adalah rele, yaitu rele arus lebih dan gangguan tanah. Dengan koordinasi rele yang baik, diharapkan sistem proteksi yang terwujud pada suatu sistem tersebut menjadi sensitif, selektif, handal, dan ekonomis. Pada penelitian ini dilakukan revisi pada sistem proteksi di Gardu Induk Utama Pematang, yaitu dengan mengganti rele elektromekanikal dengan rele mikroprosesor. Karena pada penyetelan rele yang lama urutan kerja dari koordinasi antar relenya masih belum baik, maka dengan adanya penyetelan rele yang baru menggunakan rele mikroprosesor ini dapat membuat sistem koordinasi kerja antar rele menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada penyetelan waktu tunda yang dapat dibuat menjadi sekecil mungkin pada rele mikroprosesor sehingga koordinasi rele dan alat pemutus tenaga dapat berjalan dengan lebih baik. Dengan digunakannya rele mikroprosesor yang dapat memberikan rentang waktu tunda yang cukup besar, maka dapat dilihat bahwa koordinasi kerja rele di gardu induk pematang dapat berjalan lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada saat diberikan simulasi arus gangguan dengan melihat koordinasi rele dari kurva TCC.

Protection system in electric power systems is done with the aim to protect any element that is present on the system and secure with as quickly as possible from possible distractions that could have happened. Protection system?s minimize the damage from the disturbance and limit the influence in the event of a failure. One of the main protective equipment used in the transmission system and distribution systems of electric power was relay, that is more current and disturbance of the soil. In a good relay coordination, the expected protection system that is embodied in a system becomes sensitive, selective, reliable, and economical. This research was carried out on the revision of the protection system in Pematang Main Substation by replacing the term with microprocessor relay. This is done by way of doing revisions on setup time and pick up current in coordination with the goal of keeping relay who works for the better. This research will compare the coordination of existing at the time and relay resetting so that it can be seen the difference. Because in a long sequence of relay setup work of relay coordination is still not good, then the new relay setup uses microprocessor relay. This relay is able to make the system coordination of relay will be better. This can be seen in the setup time delay that can be made to be as small as possible on the microprocessor relay so coordination between relay and circuit breaker will be better. Microprocessor relay can provide a range of time delay that is large enough, it can be seen that the coordination works better. Relay coordination can be seen by given the current fault simulation by looking at the curve of the TCC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Septa Andrian Maulana
"Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan anak perusahaan dari perusahaan energi terbesar di Indonesia, Pertamina (Persero), memproduksi sekitar 25% minyak mentah Indonesia. PHR memberikan layanan kepada lebih dari 300 titik beban listrik yang tersebar di 21 lapangan produksi minyak, dengan konsumsi listrik rata-rata 800 MW, dan mengelola infrastruktur kelistrikan dengan kapasitas terpasang 1000 MW yang mencakup pembangkit listrik dan jaringan transmisi di wilayah kerjanya. PHR adalah perusahaan pertama yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan pengelolaan infrastruktur kelistrikan. Pada tahun 2022 Pertamina Hulu Rokan mengalami blackout disebabkan oleh adanya permintaan listrik melebihi kapasitas pasokan yang mana terjadi overload sehingga dapat memicu pemutusan sirkuit atau pemadaman. Efek yang terjadi hingga saat ini terjadinya gangguan dan belum pulih secara normal. Adanya kasus yang menyebabkan blackout ini akan memberikan efek tergangguanya sistem kelistrikan untuk melakukan produksi energi listrik pada PT Pertamina Hulu Rokan sehingga perlu dilakukan proses evaluasi untuk mendapatkan setting rele proteksi arus lebih yang tepat pada trafo utama 3D Substation (3D TX-1). Dalam pembuatan tugas akhir ini, dilakukan analisis kinerja sistem proteksi koordinasi existing rele arus lebih yang selanjutnya dilakukan evaluasi untuk menentukan urutan tripping rele proteksi yang tepat agar tidak terjadi blackout. Hasil analisis evaluasi penelitian menujukkan koordinasi proteksi arus lebih Akibat Gangguan yang dapat Menyebabkan Blackout Pada PT Pertamina Hulu Rokan ini dapat menjadi rekomendasi bagi perusahaan dalam melindungi sistem kelistrikan dengan proteksi yang tepat dan lebih menjadi efektif lagi.

Pertamina Hulu Rokan (PHR) is a subsidiary of Indonesia's largest energy company, Pertamina (Persero), producing approximately 25% of Indonesia's crude oil. PHR provides services to more than 300 electricity load points spread across 21 oil production fields, with an average electricity consumption of 800 MW, and manages electricity infrastructure with an installed capacity of 1000 MW which includes power plants and transmission networks in its working area. PHR is the first company to use artificial intelligence to optimize the management of electricity infrastructure. In 2022 Pertamina Hulu Rokan experienced a blackout caused by the demand for electricity exceeding the supply capacity which occurred overload so that it could trigger a circuit breaker or blackout. The effects that occur until now are disturbances and have not recovered normally. The existence of a case that causes this blackout will have the effect of disrupting the electrical system to produce electrical energy at PT Pertamina Hulu Rokan so that it is necessary to carry out an evaluation process to get the right overcurrent protection relay setting on the main transformer of 3D Substation (3D TX-1). In making this final project, an analysis of the performance of the existing coordination protection system of overcurrent relays is carried out which is then evaluated to determine the right protection relay tripping sequence so that blackouts do not occur. The results of the research evaluation analysis show that the overcurrent protection coordination due to disturbances that can cause blackouts at PT Pertamina Hulu Rokan can be a recommendation for companies in protecting the electrical system with the right protection and being more effective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhowi Purwanti
"Rele sebagai alat pendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi perintah trip kepada pemutus tenaga (PMT). Rele digunakan pada daerah pengaman Gardu Induk disisis 20 kV di Penyulang untuk mengatasi adanya gangguan hubung singkat yang terjadi karena adanya gangguan yang bersifat temporer atau permanen. Oelh karena itu pentingnya kinerja settingan koordinasi rele antara Over Current Relay (OCR) dan GFR (Ground Fault Relay) agar tidak menyebabkan kerusakan pada peralatan akibat gangguan hubung singkat terjadi. Arus gangguan hubung singkat yang terjadi di Penyulang Banteng adalah sebesar 3835,086 Ampere pada arus gangguan tiga fasa, sedangkan arus gangguan terkecil terjadi saat arus gangguan satu fasa ke tanah di saluran penyulang sebesar 231,0788 Ampere. Sedangkan set PLN didapat, arus setelan (Iset) sebesar 231,079 A dengan Tms 0,10 sedangkan untuk setelan rele diisi incoming di dapat arus setelan (Iset) sebesar 37 A dengan Tms 0,26 dari data set PLN arus setelan (Iset) disisi penyulang 241,5 A dengan Tms 0,122 dan sisi incoming arus setelan (Iset) 573,3 A. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahkan kooridnasi antara OCR dan GFR sudah cukup selektifitas dan hadnal dalam kinerja rele. Dan dari hasil perhitungan terjadi perbedaan selisih waktu kerja rele yang cukup lama dan mempengaruhi kinerja rele unutk mentripkan dalam jeda waktu 1.33 detik. BErdasarkan perhitungan tersebut semakin besar arus gangguan terjadi akan semakin lama pula waktu rele tersebut bekerja mentripkan ke PMT. Jika dibiarkan arus gangguan tersebut membesar terllau lama maka arus gangguan tersebut merusak peralatan pada transformator."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2016
600 JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library