Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Noviasri
"Meme internet secara vernakular dikenal dalam bentuk gambar lucu disertai tulisan. Salah satunya adalah gambar Soeharto sedang tersenyum dan melambaikan tangan disertai tulisan ?piye kabare? penak jamanku, to?? Prinsip utama meme adalah imitasi. Namun ternyata, imitasi dalam meme visual Soeharto tidak menghasilkan salinan yang sama persis dengan meme asalnya. Perubahan dapat dilihat dari tokoh yang digunakan. Tidak semua meme visual Soeharto menggunakan tokoh Soeharto. Melalui analisis isi terhadap 152 meme, penelitian ini bertujuan menggambarkan model replikasi tokoh dalam meme visual Soeharto. Model replikasi ini dapat dianalogikan dengan model replikasi gen. Meme dan gen tidaklah sama persis karena replikasi gen menghasilkan salinan yang sama persis dengan induknya, sedangkan replikasi meme membuka gerbang variasi bebas. Meme visual Soeharto tetap dikenali tanpa harus menggunakan Soeharto sebagai elemen visualnya. Harus ada elemen lain yang sama dengan meme asalnya. Jika tidak, identitas meme Soeharto akan hilang."
FSRD-ITB, 2016
303 JSIOTEK 15:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Wardhana
"Salah satu segi kehandalan yang diperlukan di dalam system terdistribusi adalah replikasi berkas. Sebuah berkas yang direplikasi berarti memiliki beberapa replika berkas yang terletak di lokasi yang berbeda. Sifat yang harus dipelihara oleh replikasi adalah tetap dipandangnya replica-replika berkas oleh pemakai sebagai sebuah berkas tunggal (replication transparency). Tujuan replikasi berkas pada sistem terdistribusi adalah untuk meningkatkan unjuk kerja dan ketersediaan( availability) sistem. Unjuk kerja sistem terdistribusi ditingkatkan melalui pembagian beban (load sharing) dimana beban pelayanan berkas didistribusikan pada beberapa lokasi. Hal tersebut dimungkinkan karena lokasi-lokasi tersebut menyimpan replika berkas yang sama. Derajat ketersediaan sistem lebih tinggi dibandingkan dengan system tanpa replikasi. Jika salah satu atau beberapa subsistem terdistribusi dimana berkas tersebut berada mengalami kegagalan, sistem tetap tenedia dengan, syarat paling sedikit terdapat satu replika berkas yang tak mengalami kegagalan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariel Valentino Soetedjo
"ABSTRAK
Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan virus
dengue (DENV). Terdapat 390 juta kasus infeksi DENV per tahunnya, dan di Indonesia sendiri kasus DBD pada tahun 2017 berjumlah 68.407 dengan 493 kasus kematian. Tata laksana untuk infeksi DENV hanya bersifat suportif, serta belum ditemukan antivirus untuk DENV. Propil galat memiliki potensi untuk menjadi antivirus DENV, namun mekanisme propil galat sebagai antivirus belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas propil galat terhadap penghambatan replikasi DENV-2 secara in vitro serta in silico dengan menganalisis energi ikatan propil galat terhadap protein NS3 dan NS5. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengidentifikasi mekanisme propil galat sebagai antivirus DENV-2 secara in vitro dengan menggunakan sel Vero. Focus assay dilakukan untuk mengukur persentase penghambatan dan MTT assay dilakukan untuk mengukur persentase viabilitas terhadap dua kelompok yaitu penambahan propil galat pada kelompok replikasi dan penempelan-replikasi. Pada studi ini juga terdapat analisis in silico untuk mengetahui energi ikatan serta konstanta inhibisi propil galat terhadap protein NS3 dan protein NS5. Persentase penghambatan propil galat pada kelompok replikasi dan penempelan-replikasi sebesar 4,34±7,53% dan 30,7±4,88%,
berturut-turut. Persentase viabilitas sel Vero sebesar 94,64±0,4% dan 95,31±3,38% setelah kelompok replikasi dan penempelan-replikasi, secara berurutan. Energi ikatan antara propil galat dengan NS5 adalah -3,49 kkal/mol, sedangkan pada NS3 protease dan NS3 helikase sebesar -2,47 kkal/mol dan -3,72 kkal/mol. Propil galat memiliki aktivitas penghambatan penempelan-replikasi DENV secara in vitro dan memiliki ikatan yang stabil terhadap NS5 dan NS3.

ABSTRACT
Dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) are diseases caused by dengue virus (DENV). There are 390 million cases of DENV infection globally every year, and in Indonesia, there were 68.407 identified DHF cases with 493 mortality cases in 2017. The mainstay of treatment for DENV infection is supportive, and an antiviral drug for DENV has not been developed. Propyl gallate has potential to be an antivirus for DENV. However, the mechanism is still unknown. This study aims to identify the activity of propyl gallate in DENV-2 replication in vitro and analyze the binding energy of propyl gallate
towards NS3 and NS5 protein in silico. This is an experimental study to identify the mechanism of propyl gallate as an antivirus for DENV-2 in vitro using Vero cells as viral culture. Focus assay was conducted to measure inhibition percentage and MTT assay was conducted to measure viability percentage in two groups, which is viral replication and viral attachment-replication. In this study, there is also in silico analysis to identify the binding energy and inhibition constant of propyl gallate towards NS3 dan NS5 protein. Inhibition percentage in viral replication and viral attachment-replication are 4,34±7,53% and 30,7±4,88%, respectively. Viability percentage in viral replication and viral
attachment-replication are 94,64±0,4% and 95,31±3,38%. The binding energy between propyl gallate and NS5, NS3 protease, and NS3 helicase are -3,49 kkal/mol, -2,47 kkal/mol, and -3,72 kkal/mol. Propyl gallate has good inhibition activity towards DENV-2 attachment-replication in vitro, and good binding stability with NS5 and NS3 in silico."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabda Ardiantara
"ABSTRAK
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus dengue (DENV) yang ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kurang lebih terdapat 50 juta kasus infeksi DENV di dunia setiap tahunnya dengan 500 ribu kasus di rawat di rumah sakit. Tingkat insidensi penyakit DBD terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia yang merupakan wilayah endemis. Tatalaksana pasien dengan infeksi DENV untuk saat ini hanya terapi suportif seperti pemberian cairan yang adekuat. Belum terdapat terapi antiviral spesifik untuk pasien dengan infeksi DENV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas hambat ekstrak daun Ceiba pentandra terhadap replikasi DENV. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan uji focus assay untuk memperoleh persentase infektivitas DENV dan uji MTT assay untuk memperoleh persentase viabilitas sel. Persentase infektivitas DENV digunakan untuk mendapatkan half-inhibitory concentration (IC50), yaitu kemampuan ekstrak untuk menghambat replikasi DENV, sedangkan viabilitas sel digunakan untuk mendapatkan half-cytotoxic concentration (CC50) yaitu kemampuan ekstrak untuk membunuh sel. Nilai indeks selektivitas (SI) diperoleh dengan membandingkan CC50 dan IC50. Hasil menunjukkan nilai IC50 yang diperoleh adalah 13,42 µg/ml. Nilai CC50 yang diperoleh adalah 81,1 µg/ml. Nilai indeks selektivitas (SI) yang diperoleh adalah 6,04. Nilai IC50 yang rendah memberikan gambaran efek antiviral ekstrak daun randu. Namun, nilai CC50 yang rendah menyebabkan nilai SI yang rendah sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan CC50 Ekstrak daun Ceiba pentandra.

ABSTRACT
Dengue fever is a infection disease caused by dengue virus (DENV) and transmitted by Aedes aegypti dan Aedes albopictus mosquito bite. Approximately there are 50 milion DENV cases annualy in the world with 500 thousands cases hospitalized. Incidence rate of dengue fever is increasing in Indonesia, as a one of the endemic area. Recently, therapy for patients with DENV infection is only supportive terapy such as adequat hidration. Spesific antiviral for DENV infection is not available yet. Objective of this study is to determine the inhibition activity of Ceiba pentandra leaf extract against DENV replication. This study is an experimental study with a focus assay test and MTT assay to determine the infectivity and toxicity. The percentage of DENV infectivity was used to obtain half inhibitory concentration (IC50), while the cell viability used to obtain half cytotoxic concentration (CC50). The selectivity index value (SI) is obtained by comparition between CC50 and IC50. The IC50 value obtained from the experiment is 13.42 µg/ml. The CC50 value obtained was 81.1 µg/ml. The selectivity index (SI) value was 6,04. The low IC50 value shows the antiviral effect of randu leaf extract. However, the low CC50 value causes a low SI value thus it needs further study to increase CC50 of Ceiba pentandra leaves extract."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klarisa
"Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi perhatian bagi masyarakat luas karena tidak dapat disembuhkan secara sempurna. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa virus HIV masih dapat ditemukan di jenazah sampai beberapa waktu setelah kematian, tanpa diketahui apakah masih mampu bereplikasi dan menginfeksi orang. Karena itu, penelitian ini ingin mengetahui kemampuan replikasi virus HIV di dalam sel darah putih secara in vitro dengan meniru kondisi seperti yang terjadi pada proses setelah kematian yaitu tidak terpapar oksigen.
Penelitian menggunakan disain eksperimental dengan menggunakan darah 'Orang dengan HIV-AIDS' (ODHA) yang masih hidup untuk menggantikan darah jenazah ODHA terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan sulitnya mendapatkan sampel darah yang dapat diteliti hingga rentang waktu 48 jam dengan suhu 26-32°C seperti suhu yang lazim terjadi pada umumnya jenazah di Indonesia. Darah terinfeksi HIV tersebut diperiksa 'viral load' dan diambil sel darah putihnya. Sel darah putih tersebut dicampur kembali dengan plasma darahnya, dan ditutup minyak goreng yang sudah dipanaskan agar tidak terjadi paparan oksigen untuk mendekati kondisi postmortem. Suspensi dikultur dan supernatannya diperiksa dengan 'Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction' (RT PCR) untuk melihat hasil replikasi virus HIV.
Hasil penelitian ini menunjukkan, virus HIV masih bereplikasi sampai waktu 48 jam setelah paparan oksigen dihentikan. Selain itu terdapat perubahan morfologi sel darah putih yaitu efek 'cytopathic effect' (CPE) pada sel di dalam kultur yang menunjukkan adanya infeksi antar sel.

HIV infection is still a community problem that cannot be solved perfectly. Recent studies show HIV virus can still be found in dead bodies, altough there were no evidence that indicate HIV infection from dead bodies. This research aims to elaborate HIV virus replication in leucocyte in vitro imitating dead bodies physiologic condition of oxygen deprivation.
Research is conducted using experimental design using blood samples taken from living HIV-infected persons to substitute for HIV-infected dead bodies. This subtitution held because of the difficulty to obtain blood sample from dead bodies, and studied until 48 hours postmortem on 26-32°C. HIV-infected blood was examined for viral load. The leucocyte were separated from the blood and mixed with blood plasma. This suspension stored in the tube and the upper surface added with heated cooking oil to prevent oxygen exposure. The suspension was centrifuged, the leucocyte were cultured. After cultured, the supernatan was scanned with Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT PCR) to detect replication of HIV.
The replication of HIV virus were detected up to 48 hours. The study also found morphologic changes of leucocyte due to cytopathic effect which showed cell-to-cell infections.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Amanda
"Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit paling umum di negara-negara tropis dan sub-tropis dan ditransmisikan melalui gigitan nyamuk. Namun hingga saat ini, belum ada pengobatan yang spesifik ataupun vaksin untuk DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh Ribavirin pada replikasi virus dengue (DENV). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in Vitro yang dilaksanakan di Laboratorium Departemen Mikrobiologi. Kami menggunakan sel Vero dan DENV serotype 1 koleksi Departemen Mikrobiologi. DENV, yang kemudian dipaparkan dengan berbagai konsentrasi Ribavirin dengan 6 kali pengulangan. Sebagai pembanding, kami menggunakan DENV yang dipaparkan dengan pelarut yaitu dimetil sulfoksida (DMSO), sedangkan DENV yang tidak dipaparkan dengan ribavirin atau pelarut digunakan sebagain control negative. Uji fokus digunakan untuk menentukan persentasi inhibisi dari replikasi DENV. Untuk menentukan efek sitotoksik dari ribavirin, kami menggunakan MTS assay (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3 arboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium). Ribavirin dengan konsentrasi 5μg/mL, menghambat replikasi virus sebesar 75% jika dibandingkan dengan DMSO. Pada konsentrasi 1 μg/mL, 0.5 μg/mL, dan 0.1μg/mL, ribavirin menghambat replikasi virus masing-masing sebesar 64%, 46%, dan 50% dan secara statistk menunjukkan perbedaan bermakna. Dari data yang didapat dalam penelitian ini, half inhibitory concentration (IC50) adalah 0.25 μg/mL. Hasil uji MTS menunjukkan bahwa half cytotoxic concentration (CC50) adalah 106.83 μg/mL sehingga ribavirin termasuk dalam katagori tidak toksik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, ribavirin memiliki inhibisi yang kuat terhadap replikasi terhadap replikasi DENV dan memiliki sitotoksisitas rendah terhadap sel-sel.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is the most common disease in tropical and sub-tropical countries and is transmitted by mosquito bite. Hitherto, there is still no specific treatment or vaccine for DHF. This study aimed to evaluate the effect of ribavirin to the replication of dengue virus (DENV). This study was an in vitro experimental study that was conducted in Microbiology Department Laboratory. We used vero cells and DENV serotype 1 from the collection of Microbiology Department. DENV was exposed with different concentrations of ribavirin with 6 times of repetition. As a comparison, we used DENV that was exposed to diluent which is dimethyl sulfoxide (DMSO), while DENV that was no exposed to any ribavirin or diluent was used as control negative. Focus assay was used to determine percentage of inhibition of the DENV replication. To determine cytotoxicity effect of ribavirin, we used MTS assay (3-(4,5 dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4sulfophenyl)-2H-tetrazolium). Ribavirin with the concentration of 5μg/mL inhibited virus replication by 75% compared to DMSO. On concetration 1 μg/mL, 0.5 μg/mL, dan 0.1μg/mL, ribavirin inhibited virus replication by 64%, 46%, dan 50%, respectively and statiscally showed significant difference. From the data obtained in this study, the half inhibitory concentration (IC50) was 0.25 μg/mL. The result from MTS assay showed that half cytotoxic concentration (CC50) was 106.83 μg/mL, therefore ribavirin was categorized as non-toxic. In conclusion, ribavirin has a strong inhibition towards the replication of DENV and has a low cytotoxicity to healthy cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Mahira Yanfaunnas
"Infeksi virus dengue (DENV) dapat menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan melalui nyamuk betina Aedes aegypti. Penyakit ini meningkat setiap tahunnya di dunia pada tahun 2010 sekitar 2,2 juta orang dan sekitar 3,34 orang juta pada tahun 2016. Permasalahan yang terjadi ialah ketersediaan obat spesifik DENV belum ada hingga sekarang. Salah satu pengobatan yang sedang berkembang di Indonesia ialah pengobatan herbal, seperti Piperin. Piperin merupakan senyawa murni dari buah lada (Piper nigrum, Piper longum, dan Piper retrovractum) dan diketahui memiliki kemampuan untuk dapat menghambat replikasi virus DENV-2 pada sel Vero. Namun, belum diketahui spesifik pada mekanisme apa piperin menghambat replikasi DENV-2 tersebut. Penelitian ini akan fokus pada mekanisme efektivitas hambatan replikasi virus pada pre-post infeksi dan post infeksi dan juga viabilitas sel. Efektivitas hambatan dan viabilitas sel dilihat dengan metode focus assay dan MTT assay. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil efektivitas hambatan pada mekanisme penghambatan pre-post infeksi dan post infeksi ialah 89,74% ± 2,56 dan 84,53% ± 3,44 secara berurutan. Sedangkan untuk viabilitas didapatkan hasil 100,03% dan 102,00% untuk mekanisme pre-post infeksi dan post infeksi. Hal ini menunjukkan piperin efektif menghambat DENV-2 dengan persentase penghambatan lebih tinggi pada mekanisme pre-post infeksi.

Infection by dengue virus (DENV) can cause dengue hemorrhagic fever (DHF) which is transmitted through female Aedes aegypti mosquitoes. This disease keeps rising every year around the world, in 2010 approximately 2.2 million people to 3.34 million people in 2016 got infected. The occurring problem is no specific antiviral drug to DENV. One of the treatments that are developing in Indonesia is herbal medicine, Piperine. Piperine is one of the pure compounds of pepper (Piper nigrum, Piper longum, dan Piper retrovractum). It is believed to be able to inhibit DENV-2 viral replication in Vero cell. The effectivity of Piperine as antiviral against DENV-2 has been proven in the thesis conducted by Heidi. However, its specific mechanisms inhibit DENV-2 replication has not been known yet. Therefore, this is an experimental study of Piperine against DENV- 2 strain NGC viral replication in Vero cell. The focus of research is looking at the effectivity of inhibition in pre-post infection, post infection, and also cell viability. The effectivity of inhibition is seen by the focus assay method. Based on the research, the results for the effectivity in pre-post infection is 89,74% ± 2,56, and 84,53% ± 3,44 in post infection. As for the cell viability, the results are 100,03% ± 2,74 in pre-post infection and 102,00% ± 3,23 in post infection. These show that Piperine is effective in inhibiting DENV-2 and the effectivity of inhibition is higher in pre-post mechanism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Kurnia Huda
"Latar Belakang: Periodontitis ditandai oleh inflamasi kronis dengan kerusakan pada jaringan tulang alveolar yang dapat terjadi secara cepat seperti yang diamati pada periodontitis agresif. Salah satu bakteri penyebab periodontitis agresif, Aggregatibacter actinomycetemcomitans, mengalami penurunan jumlah secara ekstraseluler saat berinteraksi langsung dengan sel preosteoklas yang menandakan terjadinya internalisasi Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Secara internal di dalam sel preosteoklas, bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans berpotensi untuk melakukan replikasi. Tujuan: Menganalisis replikasi intraseluler bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dalam sel preosteoklas Metode: Eskperimental secara in vitro dengan sel preosteoklas yang dikultur dari bone marrow cells (BMC) mencit diinfeksikan dengan bakteri A. actinomycetemcomitans (ATCC 29522) selama 75 menit, 90 menit, 3 jam, dan 19,5 jam, kemudian sel preosteoklas dilisis dan dikultur untuk melihat apakah terjadi internalisasi bakteri Hasil Penelitian: Jumlah koloni dan luas permukaan koloni bakteri A. actinomycetemcomitans (ATCC 29522) yang terbentuk pada kelompok 90 menit lebih kecil dibanding kelompok perlakuan interaksi 75 menit, sedangkan pada kelompok 3 jam lebih besar dibanding 19,5 jam. Kesimpulan: Tidak dapat dianalisis replikasi intraseluler bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans pada sel preosteoklas pasca infeksi 1,5 jam dan 19,5 jam karena kondisi sel preosteoklas pada 19,5 jam yang tidak optimal.

Background: Periodontitis is characterized by chronic inflammation with destruction of tooth supporting tissue such as alveolar bone with rapid onset as observed on aggressive periodontitis. One of a bacterium that causes aggressive periodontitis, Aggregatibacter actinomycetemcomitans’s number decrease upon interacting directly with preosteoclast cells that indicates that internalization of Aggregatibacter actinomycetemcomitans into preosteoclast cells. Inside the preosteoclast cell, Aggregatibacter actinomycetemcomitans have the potential to intracellularly replicates. Objective : To analyze the intracellular replication of A. actinomycetemcomitans bacteria in preosteoclast cells. Methods: Experimental in vitro with preosteoclast cells cultured from bone marrow cells (BMC) of mice infected with A.actinomycetemcomitans bacteria for 75 minutes, 90 minutes, 3 hours, and 19,5 hours, then preosteoclast cells were lysed and cultured to see if bacterial internalization occurred. Results: A. actinomycetemcomitans bacterial (ATCC 29522) colonies formed on agar culture showed that the number of colonies, as well as their surface area on groups with 75 minutes of infection is greater than groups with 90 minutes of infection. And the number of colonies formed on groups with 3 hours infection is greater than those of group with 19,5 hours of infection. Conclusion: Intracellular replication of A. actinomycetemcomitans can not be analyzed on groups with infection for 1,5 hours and 19,5 hours because the cell condition of preosteclast cell is no longer optimal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kay Shaan Jedd Linus
"Latar belakang: Demam dengue (DD) adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus dengue (DENV). Berbagai spektrum klinis dari yang ringan hingga parah dapat terjadi. Secara global terjadi infeksi dengue sekitar 390 juta dan 96 juta menunjukkan gejala klinis. Dengue juga menjadi endemis di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia. Pengembangan obat antiviral spesifik terhadap DENV masih berlangsung hingga saat ini sehingga penatalaksanaan demam dengue bersifat suportif. Di Indonesia, Curcuma longa, dikenal sebagai kunyit, memiliki manfaat sebagai rempah dan obat berkhasiat. Namun, mekanisme penghambatan terhadap infeksi dengue masih belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak Curcuma longa sebagai antiviral dengan mekanisme penghambatan replikasi virus dengue serotipe 2 (DENV-2) in vitro. Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimen in vitro menguji ekstrak Curcuma longa pada infeksi DENV-2 dalam sel Vero pada fase replikasi (post) dan penempelan-replikasi (pre-post). Studi ini menentukan persentase penghambatan menggunakan focus assay dan persentase viabilitas sel menggunakan MTT assay. Hasil: Persentase penghambatan fase replikasi sebesar 3,45±6,59% dan penempelan replikasi sebesar 85,30±0,67%. Persentase viabilitas fase replikasi dan penempelan replikasi sebesar 109±2,28% dan 106,04±1,48%, secara berurutan. Kesimpulan: Ekstrak Curcuma longa mempunyai efek penghambatan yang lebih baik pada fase penempelan-replikasi DENV-2.

Background: Dengue fever (DF) is a fever disease caused by dengue virus (DENV). Various clinical spectrum from mild to severe can occur. Globally, dengue infection occurs approximately 390 million cases and 96 million cases among them show clinical symptoms. Dengue also becomes endemic disease in more than 100 countries, including Indonesia. Development of specific antiviral drug to DENV still in progress therefore the management of dengue fever is supportive therapy. In Indonesia, Curcuma longa, also known as turmeric, has advantages to be used as spice or medicine. However, inhibition mechanism of dengue infection is not known much. Objectives: Identify the potential of Curcuma longa extract as antiviral by inhibition mechanism of dengue virus serotype 2 (DENV-2) in vitro. Methods: This study is in vitro experimental to examine Curcuma longa extract on DENV-2 infection in Vero cells in replication and attachment-replication phase. This study determines inhibition percentage using focus assay and cell viability percentage using MTT assay. Results: Inhibition percentage of replication phase is 3,45±6,59% and attachment replicationis 85,30±0,67%. Viability percentage of replication and attachment replication phase are 109±2,28% and 106,04±1,48%, respectively. Conclusions: Curcuma longa extract has better inhibition effect on DENV-2 attachment replication phase."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Putri Suhardi
"

Indonesia adalah negara tropis dengan transmisi infeksi DENV yang tinggi dan sebuah ancaman kesehatan di dunia tanpa terapi spesifik yang dapat bekerja secara tunggal. Rakyat Indonesia memiliki kepercayaan tinggi atas obat herbal, salah satunya yang berasal dari Kunyit dengan senyawa utama, Kurkumin dengan efek antioksidan, pencegah kanker dan anti-inflamasi yang sudah terbukti melalui uji in vivo dan in vitro. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kurkumin bekerja sebagai antivirus DENV-2 namun mekanisme yaitu waktu dimana kurkumin bekerja paling efektif, belum diketahui. Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan Sel Vero yang diinfeksikan DENV-2. Fokus pada penelitian ini adalah membandingkan mekanisme penghambatan replikasi DENV-2 sekaligus persentase viabilitas sel pada pre-post (whole) dan post infeksi setelah diberikan Kurkumin dengan dosis 20 ug/mL. Infektivitas hambatan dan viabilitas sel diteliti melalui metode focus assay dan MTT assay. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil penghambatan inefektivitas pada mekanisme pre-post (whole) dan post infeksi adalah 99,74% ± 3,90 dan 51,31% ± 8,97 secara berurutan. Penelitian untuk viabilitas sel mendapatkan hasil 73,21% dan 81,66% untuk pre-post (whole) dan post infeksi secara berurutan. Hasil penelitian menunjukan kurkumin memiliki efektivitas dalam mengambat DENV-2 lebih tinggi pada mekanisme pre-post infeksi (whole), dengan persentase penghambatan lebih tinggi serta toksitas rendah dengan viabilitas diatas 50%.


In Indonesia, DENV infection remains a global health threat without an effective therapy available. One of Indonesian’s herbal medicine, turmeric with Curcumin as its main compound is believed to have antioxidant, cancer-preventing and anti-inflammatory effects through in vivo and in vitro trials. Previous studies have shown that curcumin act as DENV-2 antivirus. However, its mechanism, namely the time at which curcumin work effectively, is not known. This research was conducted using DENV-2 infected Vero cells through in vitro method. The focus of this study was to compare the mechanism of DENV-2 replication inhibition as well as the viability of Cell in the pre-post (whole) and post-infection phases after administrating curcumin with a dose of 20 ug/mL. Focus assay and MTT assay methods were used in the experiment. Based on the research conducted, the results of ineffectiveness inhibition on the pre-post and post infection mechanisms were 99.74% ± 3.90 and 51.31% ± 8.97, respectively. The results for cell viability showed 73.21% and 81.66% for the pre-post (whole) and post-infection mechanisms, respectively. The results showed that curcumin is more effective in inhibiting DENV-2 in the pre-post infection mechanism (whole), with a higher percentage of inhibition and less toxicity with viability above 50%.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>