Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aji Sofanudin
Abstrak :
ABSTRACT
This research aimed to explore research innovation model in the Office of Religious Research and Development (RRD), Ministry of Religious Affairs (MORA) in Semarang. Research innovation model includes new ideas, practices, and methods in research field to further enhance the quality of research. The new ideas, practices, and methods consist of things that have been implemented, existed and practiced by the research institutions. This research used the qualitative approach and fact-finding method. The data were collected in several ways, such as experience and observation, interview, and secondary data. The result revealed the leader of the Office of RRD Semarang ideas concerning the importance of establishing quality based policy research. In practice, those ideas were implemented in at least four forms of innovation which are the existences of (1) The Research Internal Quality Guarantor Team, (2) Electronic Journals, (3) Collaborative Research and Development, (4) Policy Brief, and (5) MPEP Team. Those innovations were considered as a process and product innovation. Finally, it concluded that the leadership factor had a significant role in this organization to create such innovations.
Jakarta : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs, 2018
351 JBP 10:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sulistiani
Abstrak :
Seorang pemimpin adalah penentu jalannya suatu organisasi atau perusahaan. Organisasi/perusahaan akan hidup dan berkembang di bawah satu pimpinan, tetapi pada suatu saat akan menurun kredibilitasnya karena adanya penggantian pimpinan. Untuk menjadi pemimpin yang tangguh yang dapat diterima oleh semua bawahan tidaklah mudah, karena ada kriteria-kriteria tertentu yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh pemimpin. Dalam tesis yang berjudul "Peranan Gaya Kepemimpinan terhadap Iklim Komunikasi : Kasus dalam Sebuah Lembaga Penelitian" ini, peneliti mencoba mengkaji bagaimana persepsi bawahan terhadap sikap dan perilaku pimpinan dalam menghadapi dan mengelola bawahan yang terdiri dari selain karyawan aciminsitrasi juga para sfaf peneliti dan pengajar, di mana bawahan staf merupakan individu yang cenderung biasa mandiri dan serba tahu, serta bagaimana pengaruh gaya tersebut terhadap iklim komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya, pemimpin tidak bisa tidak melakukannya dengan komunikasi dan dapat lebih mengarah kepada komunikasi interpersonal. Dengan komunikasi interpersonal diharapkan masing-masing pihak akan lebih saling terbuka dan percaya, bila pihak yang terlibat dapat menyamakan atau paling tidak memahami kebutuhan, persepsi dan harapan yang lama. Selain itu dalam hubungan semacam itu pemimpin harus dapat lebih bertindak sebagai pendengar untuk menyimak keluhan, saran/opini bawahan baik mengenai suatu masalah maupun mengenai diri pemimpin sendiri, dan bertindak lebih suportif dan empati. Pemimpin yang merupakan pendengar yang baik, cenderung akan mempunyai hubungan yang baik dan dipercaya oleh bawahan dan ini akan membawa iklim yang mendukung bagi semangat kerja serta peningkatan kinerja bawahan. Dengan komunikasi yang merupakan salah satu prinsip memotivasi bawahan, pemimpin memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengutarakan imbalan apa yang diharapkan dari "effort" yang telah dikeluarkannya. Sehingga bawahan akan merasa puas dan lebih bersemangat dalam melakukan tugas-tugasnya. Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa hal yang baku dalam masalah yang dihadapi para bawahan terutama staf adalah kurangnya hubungan interpersonal dan komunikasi yang efektif, sehingga informasi dan penjelasan tentang kebijakan-kebijakan yang berlaku di Lembaga tidak diterima dengan semestinya oleh bawahan yang menimbulkan ketidak pastian juga keraguan. Ketidak jelasan informasi dapat pula menyebabkan perbedaan persepsi terhadap informasi tersebut, dan akhirnya akan berakibat pula menyebarnya "gosip" yang telah menyimpang dari informasi yang sebenarnya. Hal ini bisa terlihat dalam sikap bawahan (staf) terhadap visi, misi dan arah tujuan organisasi serta gaya kepemimpinan partisipatip dan orientasi pada tugas yang diterapkan di Lembaga, di mina tanggapan mereka kurang selaras dengan kebijakan pimpinan mengenai pemahaman hal-hal tersebut. Di dalam jaringan komimikasi yang "all channel" berarti adanya keterbukaan dan kepercayaan. Tetapi bila keterbukaan dan kepercayaan sifatnya "selektif?, maka kecenderungan munculnya jaringan komunikasi lain ("grapevine") di dalam jaringan formal yang ada, yang akhirnya dapat membentuk kelompok. Dan jaringan maupun kelompok lain ini memang diperlukan oleh bawahan, karena kelompok iui dapat merupakan wadah tempat bawahan berkeluh kesah, tempat memperoleh informasi yang tidak diperoleh dari saluran resmi dan menupakan pendukung mereka sebagai anggota kelompok. Dari hasil temuan penelitian, didapat kesimpulan secara keseluruhan bahwa gaya kepemimpinan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi, tetapi karena organisasi merupakan suatu sistem di mana setiap elemen saling tergantung satu sama lainnya, maka elemen-elemen dalam organisasi termasuk lingkungan yang sifatnya dinamis juga ikut berperan dalam mempengaruhi iklim komunikasi.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Ahya Putra
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati perilaku makan nokturnal serta membandingkan preferensi pakan dan waktu makan setelah matahari terbenam dan menjelang matahari terbit Tarsius fuscus di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP). Pengambilan data perilaku makan T. fuscus menggunakan metode scan animal sampling dan ad libitum sampling selama 26 hari dengan total waktu pengamatan 6240 menit. Waktu pengamatan terbagi atas dua fase, yaitu pada sore hari pukul 17.00--21.00 WIB dan pagi hari pukul 03.00--07.00 WIB. Perilaku makan T. fuscus di penangkaran menunjukkan masih mempertahankan aktivitas makan crepuscular nokturnalnya dengan adanya beberapa titik puncak waktu makan pada preferensi waktu makan yaitu sore hari setelah matahari terbenam dan pagi hari menjelang matahari terbit. Preferensi spot atau tempat makan T. fuscus yaitu jantan dan betina pada kemiringan 10o--80o serta anak pada kemiringan 0o--10o. Preferensi jenis pakan T. fuscus yang teramati yaitu ulat pada jantan serta jangkrik pada betina dan anak.
A research that aims to observe the nocturnal and crepuscular feeding behavior of Tarsius fuscus that also compares their feed and feeding preferences was carried out at Primate Research Center. The data for feeding behavior of T. fuscus is collected using the focal animal sampling and ad libitum sampling methods for 26 days with a total observation time of 6240 minutes. The tarsier?s were observe at different time periods, during evening (05.00--09.00 pm western time) and morning (03.00--07.00 am western time). The feeding behavior of T. fuscus in captivity shows they still maintain their crepuscular nocturnal feeding activity which has peak feeding times with preferred feeding time during after sunset and before sunrise. The preferred eating spot/position of male and female T. fuscus is at a slop 10o--80o and at a slope 0o--10o for infant. The feed preferences T. fuscus is caterpillar on males and crickets on females and infant.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Wisnu Pamungkas
Abstrak :
Organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka akan selalu mengalami perubahan. Sasaran dari perubahan adalah untuk menciptakan sistem yang mampu untuk hidup dan berkembang. Keberhasilan mengelola perubahan dalam organisasi belum mencukupi untuk menjadikan suatu organisasi mempunyai daya saing tinggi kecuali mengusahakan supaya organisasi tersebut mau belajar. Ada beberapa alasan mengapa learning organization sangat relevan. Pertama : Kecocokan dengan era informasi yang sedang dihadapi, dimana perubahan telah menjadi sesuatu yang konstan. Kedua : Pada era informasi, organisasi lebih mengandalkan pada pengetahuan di dalam membangun keunggulan kompetitif. Ketiga : Belum sepenuhnya dilakukan transformasi dan pengembangan menuju learning organization agar memungkinkan pengembangan kapabilitas inti yang berkelanjutan dari organisasi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik (BBKB) sebagai suatu organisasi pasti mengalami perubahan. Agar perubahan tersebut menjadikan BBKB suatu organisasi yang mempunyai daya saing, maka perlu menjadikan BBKB sebagai organisasi pembelajar. Oleh karena itu yang menjadi permasalahan : Bagaimana persepsi karyawan BBKB tentang organisasi pembelajar? Subsistem manakah yang mendorong pembelajaran BBKB? Subsistem manakah yang menghambat pembelajaran BBKB? Strategi yang bagaimana yang dapat meningkatkan efektifitas organisasi pembelajar BBKB? Penelitian tesis ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Marquardt, antara lain kuesioner tentang learning organization menggunakan indikator yang telah dikembangkan oleh Marquardt (1997, 222 - 226), yang pada dasamya berpedoman pada lima subsistem kekuatan organisasi pembelajar, yaitu : subsistem pembelajaran, subsistem organisasi, subsistem manusia, subsistem pengetahuan dan subsistem teknologi. Penelitian dilaksanakan di BBKB dengan obyek penelitian adalah seluruh karyawan. Namun, menyadari kesulitan teknis yang mungkin dihadapi, serta keterbatasan waktu, maka tidak semua populasi mengisi kuesioner, tetapi dengan meneliti sebagian dari populasi (sampel) dengan teknik random berstrata. Dengan jumlah karyawan 228 orang, maka diperlukan sampel sebanyak 62 orang, dengan rincian 6 orang pejabat struktural, 13 orang pejabat fungsional dan 43 orang staf/pelaksana (25 % dari jumlah karyawan). Hasil analisis dari learning organization profile menunjukkan bahwa di BBKB keseluruhan subsistem berada pads tingkatan diterapkan sekedarnya. Dengan demikian secara keseluruhan profile organisasi pembelajar BBKB masih lemah. Hal ini diperkuat dengan jumlah karyawan yang berpendapat profile organisasi pembelajar sedikit sekali diterapkan atau tidak sama sekali menduduki peringkat dua (2) pada semua subsistem, kecuali subsistem transformasi organisasi dimana peringkat dua (2) adalah pemyataan diterapkan secara luas. Subsistem Transformasi Organisasi bisa dikatakan pendorong profile organisasi pembelajar BBKB. Dilihat skor terbesar dari setiap pernyataan, secara keseluruhan berada pada tingkat diterapkan sekedarnya, kecuali beberapa pernyataan berada pada tingkat sedikit sekali diterapkan atau tidak sama sekali, yang merupakan penghambat organisasi pembelajar BBKB, yaitu : Pernyataan no.4 (karyawan diberi pelatihan bagaimana cara belajar), pernyataan no.8 (tim didorong untuk sating belajar dengan berbagai cara) dan pernyataan no.10 (tim dilatih tentang cara bekerja dan belajar dalam tim) dari subsistem dinamika belajar. Pernyataan no.8 (membagi pengetahuan dengan orang/kelompok lain) dari subsistem transformasi organisasi. Pernyataan no.2 (akses jalur cepat informasi), pernyataan no.4 (akses terhadap program belajar berbasis komputer) dari subsistem teknologi. Secara keseluruhan skor rata-rata tingkat penerapan pembelajaran BBKB masih di bawah skor rata-rata 500 perusahaan yang diteliti oleh Marquardt. Secara keseluruhan tingkat organisasi pembelajar di BBKB belum optimal, maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan efektifitas organisasi pembelajar dengan melaksanakan strategi yang disarankan oleh Marquardt, antara lain : faktor kepemimpinan, yaitu perlu mendorong pemimpin untuk mempunyai komitmen yang kuat menjadikan BBKB sebagai organisasi pembelajar. Karena fungsi kepemimpinan adalah menciptakan perubahan. Juga disarankan untuk segera melaksanakan perbaikan dengan melakukan program kegiatan yang dapat meningkatkan BBKB sebagai organisasi pembelajar, dengan berpedoman peda pernyataan-pernyataan yang menghambat organisasi pembelajar. Khusus untuk subsistem aplikasi teknologi, subsistem yang paling menghambat organisasi pembelajaran BBKB, disarankan untuk menciptakan SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang dapat dipergunakan untuk akses jalur cepat informasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusalina
Abstrak :
ABSTRAK Pustakawan sebagai suatu profesi ditunjukkan dengan adanya organisasi profesi/asosiasi yang dapat mewakili kepentingan profesinya. Fungsi organisasi profesi ini di antaranya untuk mengembangkan profesi dan status profesi, serta mengembangkan ilmu pengetahuan bidang profesi. Fungsi tersebut dapat tercermin melalui karya tulis yang dicetak dan diterbitkan dalam suatu media. Salah satu media yang diterbitkan sejak tahun 1992 adalah publikasi bidang perpustakaan yang dikeluarkan oleh Pusat Perpustakaan dan Komunikasi Penelitian (PUSTAKA), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yaitu Jurnal Perpustakaan Pertanian. Melalui publikasi ini, semua pustakawan diharapkan akan mendapatkan manfaat yaitu penambahan wawasan dan pengetahuan bidang kepustakawanan (membaca) dan memiliki kesempatan untuk mengemukakan aspirasi/pengetahuannya (menulis). Dengan demikian akan terjalin komunikasi dengan sesama pustakawan atau masyarakat luas, selain mendapatkan manfaat lain berupa penambahan angka kredit bagi pustakawan yang bersangkutan. Apabila di pandang dari sisi pengelola, saat ini masalah yang paling dirasakan adalah sulitnya mendapatkan naskah yang sesuai dengan misi penerbitan. Namun demikian, perlu pula dipelajari hai-hal yang berhubungan dengan pembaca (pustakawan). Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai persepsi pustakawan terhadap Jurnal Perpustakaan Pertanian, mengidentifikasi karakteristik pustakawan sebagai pembaca Jurnal Perpustakaan Pertanian, mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang melatarbelakangi pustakawan membaca Jumal Perpustakaan Pertanian, dan mempelajari hubungan antara karakteristik pustakawan dengan persepsi mereka tentang Jurnal Perpustakaan Pertanian. Metode penelitian yang dipergunakan bersifat deskriptif dengan desain korelasi. Sasaran penelitian adalah pustakawan Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian di Bogor, berjumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket dan wawancara, sedangkan teknik analisis datanya adalah analisis statistik non parametrik dengan rumus Spearman (uji korelasi). Hasil .pengujian hipotesis menunjukkan ada hubungan yang kecil antara karakteristik umur dengan persepsi terhadap penyajian, dan jumlah jurnal yang dibaca dengan isi dan penyajian. Sedangkan karakteristik umur dengan persepsi terhadap isi dan periode penerbitan, jumiah jurnal yang dibaca dengan periode penerbitan, serta karaktersitik pendidikan, jabatan fungsional, golongan/kepangkatan, dan masa kerja, tidak berhubungan secara nyata dengan persepsi pustakawan terhadap isi, penyajian dan periode penerbitan Jurnal Perpustakaan Pertanian.
ABSTRACT The Perception of Librarians on the Journal of Agricultural Library : A Case Study of The Librarians of The Center for Agricultural Library and Research Communication (PUSTAKA), the Department of Agricultural Library in Bogor A librarian as a profession is pointed on by the existence of the professional organization which can represent the need of its profession is among others to develop the profession and its status, also to develop the science of the professional field. This function can be implied through a writing, which is printed and published in certain media. One of the media which has been published since the year 1992 is the publication on the library field, published by the Center Agricultural Library and Research Communication (PUSTAKA), Agency for Agricultural which is the Journal of Agricultural Library. Through this publication, all of the librarians are hoped to get benefit, there are additional scope knowledge of the reference field (reading) and processing the opportunity to purpose the aspiration/the knowledge (writing). So they will make a communication relationship among librarian or society, besides getting other additional benefits in the form of a credit value for the librarians themselves. If viewed from managerial side, nowadays, the problem which is felt in the difficulty of getting the scripts fit with the publication mission. Nevertheless, it is necessary to learn the things related to the reader (librarians). Due to that, the aims of this research were obtain the perception of the librarian's characteristics as a reader of the Journal Agricultural Library, to get the perception on all the librarian's backgrounds in reading the Journal of Agricultural Library and to study the relationship between the librarian's characteristics about the Journal of Agricultural Library. The method which was used for the research was descriptive by correlation design. The respondents of this research were the librarians of the Agency for Agricultural Research and Development, the department of Agricultural in Bogor consisting of 32 persons. The sampling technique were conducted the through a questionnaire and interview, whereas the data analysis technique used was non-parametric statistics by the Spearman's formula(correlation's test). The hypothesis test results showed that there was a relationship between age characteristic with the perception on the presentation, and the number of journals which were read with the content and presentation. While the age characteristics with the perception of the content and publication period, number of journals which were read with the publication period, as well as the educational characteristic, functional status, hierarchical staff status, and the length of work had no significant relationship with the librarian's perception on the content, perception and the publication period of the Journal of Agricultural Library.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Gde Ngurah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan ekspor non migas terutama produk manufaktur, dimana kriteria keberhasilan dalam memasuki persaingan global adalah tuntutan kualitas yang tinggi, harga yang bersaing dan waktu penyerahan yang tepat. Kunci untuk memenuhi kriteria tersebut adalah kemampuan dalam penguasaan iptek dan kemampuan litbang dalam melakukan inovasi teknologi maupun teknik produksi.


Kebijaksanaan iptek sejak PJPT I menetapkan sasaran untuk dapat menguasai, mengembangkan dan memanfaatkan iptek guna menunjang kebutuhan peningkatan teknologi produk maupun teknik produksi di sektor industri.

Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini melakukan evaluasi terhadap kebijaksanaan iptek dengan memilih studi kasus pengembangan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) mengingat PUSPIPTEK adalah merupakan realisasi program operasional kebijaksanaan iptek nasional guna mencapai sasaran yang dicanangkan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah potensi yang ada khususnya. sumberdaya, program serta kelembagaan iptek yang ada sudah memadai dan didayagunakan secara optimal didalam menunjang industrialisasi.


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengintegrasikan data lapangan dengan studi dokumentasi. Data lapangan diperoleh melalui observasi langsung ddan wawancara dengan para pejabat yang terkait dengan penelitian ini. Studi dokumen mencakup kebijaksanaan, peraturan, laporan teknis dan informasi tertulis lain yang berkaitan. Sedangkan evaluasi dilakukan dengan mengukur hasil kebijaksanaan iptek, membandingkan kesesuaian serta seberapa jauh penyimpangan dari tujuan yang dicanangkan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan sarana dan prasana penelitian, pengembangan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia dikawasan PUSPIPTEK cukup berhasil. Sekalipun demikian, dalam pelaksanaan pengembangan PUSPIPTEK terlihat belum efektif dan efisien, dan hasil kegiatan operasional meliputi jasa teknik, penelitian dan pelatihan masih jauh daripada memadai. Hal tersebut terjadi akibat pendayagunaan sumberdaya belum optimal oleh karena kurangnya koordinasi, promosi, informasi ke pihak pemakai teknologi (sektor industri) dan adanya kendala dalam sistim perbendaharaan negara. Sedangkan pada tingkat nasional kebijaksanaan iptek belum banyak berperan dalam menarik minat industri untuk menanam modal pada kegiatan ristek. Kebijaksanaan iptek dinilai masih dalam taraf pengembangan sisi suplai saja dan hasil yang diharapkan masih belum memadai.

Penelitian ini antara lain merekomendasikan agar di kawasan PUSPIPTEK diterapkan satu manajemen terpusat yang menangani masalah promosi kemampuan riset dan pengembangan, pemasaran pelayanan jasa teknis penelitian dan pelatihan, promosi paten yang ditemukan, publikasi internal maupun eksternat, agar semua potensi yang ada di PUSPIPTEK dapat didayagunakan secara optimal. Sedangkan untuk lingkup nasional perlu dilakukan usaha agar terbentuk pola kemitraan antara industri dengan litbang, sehingga kebutuhan industri akan jasa teknik maupun hasil penelitian dapat secepatnya diantisipasi oleh lembaga litbang, dan dilain pihak program penelitian yang dilakukan litbang lebih berorientasi pasar.
1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kohar
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk membahas masalah pola pcmakaian koleksi majalah ilmiah PDII oleh para peneliti di lingkungan LIPI. Sesuai dengan permasalahan tersebut dirumuskan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui: tingkat dan perkembangan keberhasilan layanan koleksi majalah ilmiah PDII, kebutuhan majalah ilmiah para penaliti LIPI yang berkaitan dengan cakupan subyek, pola pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII, hubungan antara kepuasan para peneliti LIPI dengan pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII, hubungan antara pangetahuan para peneliti LIPI manganai jasa informasi PDII dengan pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII, dan mengetahui sebaran peneliti LIPI memakai koleksi majalah ilmiah PDII, dan Perpustakaan Puslitbang LIPI. Untuk mencapai tujuan panelitian tersebut dikemukakan beberapa landasan teoritis berupa: pemakaian sistem informasi, majalah ilmiah, peneliti sebagai pemakai majalah, dan evaluasi pamakaian majalah. Penelitian ini dilakukan di PDII Jakarta dan Bandung, serta di 17 Puslitbang LIPI di Jakarta, Bogor, Cibinong, Sarpong, dan Bandung, yang malibatkan 712 orang peneliti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode panelitian deskriptif yang berupaya mengungkapkan informasi faktual mengenai pola pamakaian koleksi majalah ilmiah PDII oleh para peneliti di lingkungan LIPI. Ada tiga instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu: dokumen pasanan fotokopi artikel di PDII Jakarta dan Bandung, Kartu Paminjaman Majalah di PDII Bandung, dan kuesioner. Dari 712 kuesioner yang disebarkan kapada peneliti di lingkungan LIPI, kembali 175 kuesioner, dan yang dapat diolah hanya 173 kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisis secara daskriptif. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sabagai berikut: 1. Hasil pemeriksaan kuesioner menunjukkan 46,24% responden memakai kolaksi majalah ilmiah PDII, dan hasil pemeriksaan dokumen pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII menunjukkan: tahun 1992 terdapat 14,79% peneliti LIPI, tahun 1993 terdapat 17,60% peneliti LIPI, dan tahun 1994 terdapat 34,97% peneliti LIPI yang memesan fotokopi artikel, dan meminjam majalah ilmiah koiaksi PDII. Jumlah judul majalah ilmiah koleksi PDII yang difotokopi, dan dipinjam oleh peneliti LIPI masing-masing: di Jakarta, tahun 1992, 5,19%, tahun 1993, 5,53%, dan tahun 1994, 15,07%, di Bandung, tahun 1992, 17,26°, tahun 1993, 27,38%, dan tahun 1994, 35,66%. 2. Dari 80 responden yang memakai koleksi majalah ilmiah PDII, pola pemakaiannya adalah: 10% responden membaca/ meminjam majalah dengan frekuensi rata-rata 3,6 kali setiap bulan, 18,75% responden memcsan fotokopi artikel dengan frekuensi rata-rata 2,1 kali setiap bulan, dan 71,25% responden mambaca/meminjam majalah dan mcmesan fotkopi artikiel dengan frekuensi rata-rata 3,6 kali setiap bulan. 3. Melihat peningkatan jumlah peneliti LIPI yang memakai koleksi majalah ilmiah PDII, dan jumlah koleksi majalah ilmiah PDII yang dipakainya dari tahun 1992 sampai dengan 1994, maka perkembangan keberhasilan layanan koleksi majalah ilmiah PD1I bagi para peneliti di lingkungan LIPI terus meningkat. 4. Cakupan subyek majalah ilmiah koleksi PDII yang paling banyak dipakai oleh para peneliti LIPI adalah: subyek engineering di PDII Jakarta , dan subyek teknologi kimia di PDII Bandung. Dengan demikian PDII dapat menyusun prioritas pengembangan koleksi majalah ilmiah yang sesuai dengan kcebutuhan peneliti LIPI. 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap unsur kepuasan respondan separti: mutu layanan, pensmuan majalah, biaya fotokopi artikel, waktu layanan fotokopi artikel, pemalcaian koleksi majalah ilmiah PDII sebagai cumber layanan fotokopi artikel, dan menfaat pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII berhubungan dengan pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII. Semakin tinggi kepuasan responden, semakin tinggi pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII. 6. Hasil panelitian menunjukkan bahwa: tingkat pangetahuan responden mengenai jasa informasi PDII berhubungan dengan pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII. Semakin tinggi pengetahuan responden mengenai jasa informasi PDII, semakin tinggi frekuensi memakai koleksi majalah ilmiah PDII, dan semakin rendah frekuensi tidak memakai koleksi majalah ilmiah PDII. 7. Responden cenderung lebih banyak memakai koleksi majalah ilmiah yang ada di Perpustakaan Puslitbang LIPI tempat mereka bekerja dari pada memakai koleksi majalah ilmiah PDII. Hal ini dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, responden lebih mudah dan dekat untuk menjangkau koleksi majalah ilmiah yang ada di lingkungan tempat bekerja. Kedua, duplikasi koleksi majalah ilmiah Perpustakaan Puslitbang LIPI terhadap koleksi, majalah ilmiah PDII, rata-rata relatif tinggi (19,05%). Responden cukup memakai majalah ilmiah yang duplikasi tersebut di Perpustakaan Puslitbang LIPI tempat mereka bekerja.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Priyambodo
Abstrak :
Rancangan gedung Manufacturing Research Center FTUI yang dikatakan sebagai gedung hemat energi perlu adanya pembuktian secara sistematis. Pembuktian tersebut salah satunya dengan dilakukan simulasi pemakaian energi menggunakan software EnergyPlus. Tujuan lain dari penelitian ini selain melakukan pengkajian pemakaian energi, juga dilakukan pemilihan upaya-upaya atau metode-metode penghematan pemakaian energi terutama pada sistem mechanical dan electrical yang digunakan pada gedung. Dengan simulasi software ini, akan didapatkan sebuah sistem mechanical dan electrikal gedung yang paling hemat energi sehingga dapat menambah efisiensi bangunan pada sektor biaya energi. ......Manufacturing Research Center FTUI building design which is claimed by the designer as a green building has to be proved systematically. One of the method to prove that the building design is a green building is by auditing the energy consumption of the building by using EnergyPlus software simulation. Beside the energy consumption audit of the building, this research also focus on searching the methods specifically for mechanical and electrical building to get better energy efficiency. The result of this research is a mechanical and electrical system of the building which has the best efficiency energy consumption so that the building also has better energy cost efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1477
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qian Wang, editor
Abstrak :
The book grows out of a symposium Wang is organizing for the 78th annual meeting of the American Association of Physical Anthropologists to be held in April 2009. This symposium will highlight recent and ongoing research in, or related to, physical anthropology, and reveal the numerous research opportunities that still exist at this unusual rhesus facility. Following an initial historical review of CPRC and its research activities, this book will emphasize recent and current researches on growth, function, genetics, pathology, aging, and behavior, and the impact of these researches on our understanding of rhesus and human morphology, development, genetics, and behavior. Fourteen researchers will present recent and current studies on morphology, genetics, and behavior, with relevance to primate and human growth, health, and evolution.
New York: Springer, 2012
e20401422
eBooks  Universitas Indonesia Library