Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Retno Nuraini
Abstrak :
Latar Belakang: Resesi gingiva merupakan salah satu kondisi periodontal yang dapat memberikan perburukan kualitas hidup penderita. Terdapat berbagai metode perawatan resesi gingiva, salah satunya adalah perawatan bedah. Penelitian mengenai preferensi dan persepsi terhadap bahan dalam perawatan bedah pada terapi resesi gingiva belum pernah dilakukan di Indonesia. Tujuan: Mengetahui preferensi dan persepsi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia terhadap penggunaan soft tissue matrix pada terapi resesi gingiva. Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang menggunakan kuesioner kepada Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia. Hasil: Mayoritas Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia (87,8%) mengerjakan 1-5 kali kasus resesi gingiva dalam satu tahun terakhir Sebagian besar (73,2%) memilih autograft dalam penutupan resesi gingiva. Mayoritas menggunaka soft tissue matrix dalam <50% kasus resesi gingiva yang dikerjakan (48,8%), dengan sediaan berbentuk membran (91,5%). Bahan soft tissue matrix yang paling diminati adalah Acellular dermal matrix (60,1%). Mayoritas menggunakan soft tissue matrix karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk cangkok (52,45%) dan biaya yang dikeluarkan lebih besar (53,45%) sebagai alasan untuk tidak menggunakannya. Limitasi terbesar ketika menggunakan soft tissue matrix adalah mukosa berkeratin yang didapat minim (15,9%) dan stabilisasi yang sulit (15,9%). Keseluruhan responden memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap soft tissue matrix. Kesimpulan: Mayoritas Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia memilih autograft pada terapi resesi gingiva dan bahan soft tissue matrix yang paling diminati adalah allograft berupa Acellular dermal matrix. Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap penggunaan soft tissue matrix pada terapi resesi gingiva ......Background: Gingival recession is one of the periodontal conditions that can worsen the patient's quality of life. Various methods are available for treating gingival recession, one of which is surgical treatment. No study has evaluated about preferences and perceptions of materials used in the gingival recession treatment in Indonesia. Objective: To evaluate the preferences and perceptions of Indonesian Periodontist for the use of soft tissue matrix as gingival recession treatment. Methods: A cross-sectional descriptive study using questionnaires given to Periodontists in Indonesia. Results: Most of Periodontist in Indonesia (87.8%) performed 1-5 cases of gingival recession in the past year. Majority (73.2%) chose autograft for treating gingival recession. Most of Periodontist used soft tissue matrix in <50% of the cases treated (48.8%), and chose membranes as the preferred form of matrix (91.5%). The most popular soft tissue matrix material is Acellular dermal matrix (60.1%). Most of Periodontist use soft tissue matrix for reasons related to the patient's condition which contraindicated for grafting (52.45%) and the costs incurred were higher (53.45%) as the most reason not to use it. The greatest limitations when using soft tissue matrix were the keratinized mucosa that obtained is minimal (15.9%) and difficulty in stabilizing the matrix (15.9%). All respondents have a good perception of the soft tissue matrix with an index value of 65.5%. Conclusion: The majority of Periodontist in Indonesia preferred autograft in treating gingival recession. Most demand soft tissue matrix material is allograft in the form of acellular dermal matrix. Periodontist in Indonesia tend to have positive perception in the use of soft tissue matrix as a treatment of gingival recession.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Keiko Hubbansyah
Abstrak :
This study examines the dynamic interactions between financial and business sector which are proxied with industrial growth, credit growth, property price growth and stock index growth using the spillover index approach of Diebold, et al, 2012 . Based on quarterly data on each variable over the period 1984q1 2015q4 for the ASEAN 4 countries, this study find that 1 spillovers between variables evolve rather heterogeneously over time for each country, 2 in the period shortly before crises, the link between variables become more pronounced both within and across the countries. In particular, the real sector plays a dominant role during earlier stages of the crisis, while the financial sector quickly takes over as the dominant source of spillovers in deepening the crisis. 3 credit growth in Thailand is the dominant transmitter of shocks to the ASEAN 3 countries. Overall, this result suggests that the magnitude and direction of spillovers between financial and business sector vary over time along with changes in the economic environment.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dewi Kuntarti
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pancolo Indrajat
Abstrak :
ABSTRAK
Resesi ekonomi dunia yang berlangsung dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1983, membawa dampak terhadap negara Naiknya harga minyak bumi yang merupakan penyebab utama terjadinya resesi, mempengaruhi laju perkembangan ekonomi negara industri maju. Untuk melepaskan diri dari kondisi negara industri maju. negara yang demikian akhirnya negara - negara industri maju yang tergabung dalam I. E. A. ( International Energi Agency ), sepakat memberlakukan berbagai adjustment ( penyesuaian ), menanggapi naiknya harga minyak. Akibat dari penyesuaian ini harga minyak bumi berhasil diturunkan sampai di bawah normal. Bagi Indonesia, pengaruh turunnya harga migas menyebabkan merosotnya harga dan volume ekspor. Penerimaan negara dan penghasilan ekspornya kira kira 2 per 3 bersumber dari ekspor migas, sangat terganggu akibat dari penurunan ekspor ini. Untuk menghadapi akibat menurunnya migas di pasaran Internasional ini. Pemerintah Indonesia mulai menyadari pentingnya melepaskan ketergantungan pada ekspor migas dan meningkatkan peran sektor swasta dalam pembangunan. Melalui berbagai kebijaksanaan deregulasi, pemerintah akhirnya berhasil meningkatkan ekspor nonmigas dan bahkan pada tahun 1787 hasil ekspor nonmigas berhasil melampaui ekspor migas. Namun dalam mengimplementasikan paket - paket kebijaksanaan deregulasi pemerintah justru berhadapan dengan golongan regulasi. ini, Sehubungan dengan hal tersebut maka, tulisan ini akan membahas mengenai faktor faktor yang melatar belakangi terciptanya resesi ekonomi dunia, beserta dampaknya terhadap perdagangan luar negeri Indonesia. Untuk menelaah permasalahan ini, penulis menggunakan beberapa teori. Teori yang yang digunakan adalah dari K.J. Holsti mengenai Definition of the Situation dan Nuechterlein tentang Kepentingan Nasional.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalillah Lenggogeni
Abstrak :
Ekonomi adalah aspek yang paling berpengaruh dalam masyarakat. Keadaan ekonomi menjadi pertimbangan salah satu pertimbangan dalam memenuhi prestasi dalam perjanjian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti resesi ekonomi dapat dijadikan alasan pemutusan hubungan kerja akibat force majeure dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif. Keadaan perekonomian perusahaan yang kerap terpengaruh oleh pertumbuhan perekonomian negara sering kali menjadi salah satu faktor kenapa perusahaan harus melakukan pemutusan hubungan kerja. Pemutusan hubungan kerja tersebut dengan dalil terjadinya resesi ekonomi menimbulkan suatu permasalahan mengenai apakah situasi ketidakpastian ekonomi suatu negara dapat dijadikan suatu force majeure untuk para pengusaha melakukan pemutusan hubungan kerja mengingat mereka harus memprioritaskan keberlanjutan dan keberlangsungan perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan perlu direvisi terutama tentang resesi ekonomi dapat dimasukkan sebagai alasan pemutusan hubungan kerja yang jelas standarisasinya. ......The economy is the most influential aspect in society. The Economics situation is one of the considerations in fulfilling achievements in agreements. The purpose of this study is to examine the economic recession that can be used as a reason for termination of employment due to force majeure in Law No. 13 of 2003 concerning Manpower. This research is a normative juridical research. The state of the company's economy, which is often affected by the country's economic growth, is often one of the factors why companies have to terminate their employment. The termination of employment under the pretext of an economic recession raises a problem regarding whether the situation of economic uncertainty of a country can be used as a force majeure for employers to terminate employment considering that they must prioritize the sustainability and sustainability of the company. This research found that Law Number 13 of 2003 concerning Manpower needs to be revised, especially regarding economic recession, which can be included as a reason for termination of employment which is clearly standardized.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izyan Pijar Bungabangsa Satyagraha
Abstrak :
Pada masa transisi dari sekolah ke dunia kerja, individu yang menyelesaikan pendidikan di masa resesi harus berhadapan dengan berbagai permasalahan ketenagakerjaan yang dapat menghambat proses pencarian pekerjaan. Padahal, pemilihan pekerjaan pertama menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan perjalanan karir individu kedepannya dan dapat membawa dampak jangka panjang terhadap kondisi sosial ekonominya di masa depan. Berangkat dari permasalahan tersebut, menggunakan data IFLS 5, studi ini dilakukan untuk melihat hubungan jangka panjang antara kelulusan di masa resesi dengan kondisi sosial ekonomi individu yang menyelesaikan pendidikan di masa krisis keuangan Asia. Hasil analisis regresi OLS dan probit menunjukkan bahwa kelulusan di masa resesi akan menurunkan pengeluaran per kapita dan lama bersekolah, serta meningkatkan kekayaan, usia saat pertama kali menikah, dan probabilitas untuk bekerja di sektor informal. ......During the transition from school to the labor market, individuals who completed their education during a recession had to deal with various employment problems, limiting their ability to find the right job. Early career decisions are crucial in determining future career success and may have long-term consequences on future social economic conditions. Using IFLS 5 data, this study seeks to assess the long-term relationship between graduation during the recession and the social economic conditions of individuals who completed their latest education level during the Asian financial crisis. OLS and probit regression analysis show that graduating during a recession will reduce per capita expenditure and years of schooling, while also increasing wealth, age at first marriage, and the probability to work in the informal sector.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Krisvian
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hal apa saja yang dapat memengaruhi stabilitas bank. Pengaruh tersebut terutama berasal dari risiko perbankan berupa risiko likuiditas dan risiko kredit. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 41 bank konvensional terbuka dari 5 negara ASEAN yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19 pada Tahun 2020. Analisis pada penelitian ini menggunakan metode GMM dan VECM dengan data kuartalan pada periode Q4 2015 hingga Q3 2020 sehingga mencakup periode sebelum dan ketika terjadinya krisis. Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh timbal balik antara kedua risiko perbankan tersebut dalam jangka panjang dan keduanya pun secara bersamaan memengaruhi stabilitas bank secara signifikan. Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang manajemen risiko perbankan dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas bank. ......This study was conducted to determine any matter that may affect the stability of the bank. This influence mainly comes from banking risk in the form of liquidity risk and kredit risk. In this study, the sample used was 41 open conventional banks from 5 ASEAN countries that experienced a recession due to the Covid-19 pandemic in 2020. The analysis in this study uses the GMM and VECM methods with quarterly data in the period Q4 2015 to Q3 2020 so that it covers the period before and during the crisis. The results of this study found that there is a reciprocal effect between the two banking risks in the long term and both simultaneously significantly affect bank stability. The results of this study can provide a deeper understanding of banking risk management with the aim of increasing bank stability.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janice Esta Hanrahan
Abstrak :
Latar belakang. Resesi gingiva memiliki prevalensi yang tinggi pada berbagai populasi di dunia serta dapat menimbulkan berbagai komplikasi seiring meningkatnya keparahan resesi. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya variasi tingkat keparahan resesi gingiva pada populasi yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh etiologi resesi gingiva yang kompleks dan bersifat multifaktorial, sehingga studi distribusi faktor risiko resesi gingiva pada suatu populasi penting untuk dilakukan sebagai dasar penyusunan strategi pencegahan dan kontrol dari resesi gingiva pada populasi tersebut. Tujuan. Memperoleh distribusi faktor risiko terjadinya resesi gingiva pada gigi pasien RSKGM FKG UI tahun 2017-2019 berdasarkan tingkat keparahan resesi. Metode penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang menggunakan data sekunder dari rekam medis RSKGM FKG UI tahun 2017-2019 yang memenuhi kriteria inklusi, pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling, serta dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian.Hasil analisis dari 402 sampel resesi gingiva menunjukkan resesi gingiva ringan (67,9%) memiliki frekuensi tertinggi pada pasien RSKGM FKG UI serta 92% sampel terpapar oleh lebih dari satu faktor risiko dalam penelitian ini Kesimpulan. Pasien RSKGM FKG UI tahun 2017-2019 mayoritas mengalami resesi gingiva ringan dengan etiologi yang bersifat multifaktorial. ......Introduction. Gingival recession has a high prevalence among different populations in the world and could cause various complications as the recession becomes more severe. Previous studies have shown that gingival recession varied in different populations. This could be influenced by the complex and multifactorial aetiology of gingival recession. Therefore, it is important to study the distribution of gingival recession risk factors in a population as a basis to develop strategies on preventing and controlling gingival recession progression. Objectives. To obtain the distribustion of gingival recession risk factors on RSKGM FGKUI patients’ teeth in 2017-2019 based on the severity of the recession. Methods. This study used a cross-sectional, descriptive, secondary data analysis design. Secondary data was taken from RSKGM FKG UI medical records in 2017-2019 that met the inclusion criteria with consecutive sampling technique. Results. 402 samples of gingival recession were analyzed and showed that mild gingival recession had the highest frequency in RSKGM FKG UI patients, with 92% of the samples were exposed to more than one risk factor in this study. Conclusion. The majority of patients at RSKGM FKG UI in 2017-2019 experienced mild gingival recession with a multifactorial etiology.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dynda Az Zahra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dalam novel Kasha karya Miyuki Miyabe (1992) setelah peristiwa resesi ekonomi Jepang tahun 1990-an. Teori yang digunakan adalah teori maskulinitas dari R. W. Connell (2005), teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong (2009), dan teori representasi dari Stuart Hall (1997). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis teks untuk menganalisis data dalam novel berupa dialog dan tuturan pengarang yang berhubungan dengan maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dan menjelaskan maskulinitas dan femininitas pada ketiga tokoh tersebut menggunakan teori maskulinitas dari R. W. Connell dan teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maskulinitas dan femininitas yang dimiliki tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo merupakan jenis maskulinitas dan femininitas yang berbeda dari maskulinitas dan femininitas hegemonik di Jepang. Tokoh Isaka memiliki maskulinitas yang gemar akan pekerjaan rumah tangga serta menjadi sosok laki-laki yang tidak ragu untuk memperlihatkan emosinya. Sementara itu, femininitas Hisae ditandai dengan menjadi pengusaha perempuan dan pencari nafkah utama bagi keluarganya. Femininitas yang dimiliki Kyoko juga tidak biasa karena Kyoko adalah perempuan kriminal yang membunuh dan mencuri identitas perempuan lain demi mencapai keinginannya. ...... This study aims to analyze masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo in Miyuki Miyabe’s Kasha (1992) after the Japan’s lost decade in the 1990s. This study uses R. W. Connell's theory of masculinity (2005), Rosemarie Tong's theory of liberal feminism (2009), and Stuart Hall's theory of representation (1997). The research method used in this study is the text analysis method to analyze the data in the novel in the form of dialogue and author's speech related to masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo and explain masculinity and femininity of those characters using R. W. Connell's theory of masculinity and Rosemarie Tong's theory of liberal feminism. The findings of this study are that the masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo are different from hegemonic masculinity and emphasized femininity in Japan. Isaka has a masculinity that is fond of household chores and is a man who does not hesitate to show his emotions. Meanwhile, Hisae's femininity is characterized by being a businesswoman and the main breadwinner for her family. In addition, Kyoko's femininity is unusual as she is a criminal woman who kills and steals other women's identities to achieve her desires.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farid
Jakarta : Biro Humas Settama Lemhannas RI , 2019
321 JKLHN 40 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>