Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Retno Nuraini
Abstrak :
Latar Belakang: Resesi gingiva merupakan salah satu kondisi periodontal yang dapat memberikan perburukan kualitas hidup penderita. Terdapat berbagai metode perawatan resesi gingiva, salah satunya adalah perawatan bedah. Penelitian mengenai preferensi dan persepsi terhadap bahan dalam perawatan bedah pada terapi resesi gingiva belum pernah dilakukan di Indonesia. Tujuan: Mengetahui preferensi dan persepsi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia terhadap penggunaan soft tissue matrix pada terapi resesi gingiva. Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang menggunakan kuesioner kepada Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia. Hasil: Mayoritas Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia (87,8%) mengerjakan 1-5 kali kasus resesi gingiva dalam satu tahun terakhir Sebagian besar (73,2%) memilih autograft dalam penutupan resesi gingiva. Mayoritas menggunaka soft tissue matrix dalam <50% kasus resesi gingiva yang dikerjakan (48,8%), dengan sediaan berbentuk membran (91,5%). Bahan soft tissue matrix yang paling diminati adalah Acellular dermal matrix (60,1%). Mayoritas menggunakan soft tissue matrix karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk cangkok (52,45%) dan biaya yang dikeluarkan lebih besar (53,45%) sebagai alasan untuk tidak menggunakannya. Limitasi terbesar ketika menggunakan soft tissue matrix adalah mukosa berkeratin yang didapat minim (15,9%) dan stabilisasi yang sulit (15,9%). Keseluruhan responden memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap soft tissue matrix. Kesimpulan: Mayoritas Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia memilih autograft pada terapi resesi gingiva dan bahan soft tissue matrix yang paling diminati adalah allograft berupa Acellular dermal matrix. Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap penggunaan soft tissue matrix pada terapi resesi gingiva ......Background: Gingival recession is one of the periodontal conditions that can worsen the patient's quality of life. Various methods are available for treating gingival recession, one of which is surgical treatment. No study has evaluated about preferences and perceptions of materials used in the gingival recession treatment in Indonesia. Objective: To evaluate the preferences and perceptions of Indonesian Periodontist for the use of soft tissue matrix as gingival recession treatment. Methods: A cross-sectional descriptive study using questionnaires given to Periodontists in Indonesia. Results: Most of Periodontist in Indonesia (87.8%) performed 1-5 cases of gingival recession in the past year. Majority (73.2%) chose autograft for treating gingival recession. Most of Periodontist used soft tissue matrix in <50% of the cases treated (48.8%), and chose membranes as the preferred form of matrix (91.5%). The most popular soft tissue matrix material is Acellular dermal matrix (60.1%). Most of Periodontist use soft tissue matrix for reasons related to the patient's condition which contraindicated for grafting (52.45%) and the costs incurred were higher (53.45%) as the most reason not to use it. The greatest limitations when using soft tissue matrix were the keratinized mucosa that obtained is minimal (15.9%) and difficulty in stabilizing the matrix (15.9%). All respondents have a good perception of the soft tissue matrix with an index value of 65.5%. Conclusion: The majority of Periodontist in Indonesia preferred autograft in treating gingival recession. Most demand soft tissue matrix material is allograft in the form of acellular dermal matrix. Periodontist in Indonesia tend to have positive perception in the use of soft tissue matrix as a treatment of gingival recession.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferinda Putri Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko periodontitis kronis. Penelitian mengenai perbedaan kedalaman poket dan resesi gingiva pasien periodontitis kronis perokok dan bukan perokok belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian: Mengetahui perbedaan kedalaman poket dan resesi gingiva pasien periodontitis kronis perokok dan bukan perokok. Metode: Penelitian potong lintang pada masing-masing 101 subjek periodontitis kronis perokok dan bukan perokok yang diambil dari rekam medik klinik integrasi RSKGM FKG UI tahun kunjungan 2010-2015. Hasil: Berdasarkan uji Mann-Whitney terdapat perbedaan bermakna p < 0,05 rerata kedalaman poket dan resesi gingiva antara perokok dan bukan perokok. Kesimpulan: Rerata kedalaman poket dan resesi gingiva perokok lebih besar daripada bukan perokok.
ABSTRACT
Background Smoking is one of the risk factors of chronic periodontitis. Studies that shows the difference of pocket depth and gingival recession of chronic periodontitis patient between smokers and nonsmokers are still rare. Objective Knowing the difference of pocket depth and gingival recession between smokers and nonsmokers chronic periodontitis patient. Methods A cross sectional study was conducted using medical records of 101 smokers and 101 nonsmokers who suffered chronic periodontitis in integration clinic RSKGM FKG UI during 2010 2015. Results Mann Whitney test showed that there were significant differences in the average of pocket depth and gingival recession
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shula Zuleika Sumana
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Subepithelial connective tissue graft SCTG dan acelullar dermal matrix ADM seringkali digunakan dalam perawatan resesi gingiva. Tujuan Penelitian: Mengevaluasi kondisi klinis jaringan periodontal setelah perawatan resesi gingiva antara menggunakan SCTG dengan ADM. Metode: Data resesi gingiva, tingkat perlekatan klinis gingiva, dan lebar gingiva cekat sebelum perawatan diambil dari rekam medik. Pasien dihubungi untuk pengambilan data setelah perawatan. Hasil: Penggunaan SCTG dan ADM memberikan hasil yang signifikan. Perbandingan antara kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Kesimpulan: Perawatan resesi gingiva dengan SCTG dan ADM memberikan hasil yang serupa. Kata kunci: resesi gingiva, subepithelial connective tissue graft, acellular dermal matrix
ABSTRACT Background Subepithelial connective tissue graft SCTG and acellular dermal matrix ADM are frequently used in treatment of gingival recession.Objectives To evaluate periodontal clinical conditions after treatment of gingival recession using SCTG and ADM.Methods Pre operative data of gingival recession, clinical attachment level, and attached gingiva were retrieved from medical records. Patients were recalled and post operative data were recorded.Results Application of SCTG and ADM yield significant changes. Comparisons between the two groups showed no statistically significant differences.Conclusion Treatment of gingival recession with SCTG and ADM yield similar outcomes.Keywords gingival recession, subepithelial connective tissue graft, acellular dermal matrix
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fariyanti Methadias
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Terapi bedah flep periodontal dilakukan untuk meningkatkan status periodontal. Tujuan: Evaluasi secara klinis dan radiografis keberhasilan perawatan bedah flep periodontal tahun 2011-2016 Metode: Evaluasi status pasien antara sebelum dan sesudah perawatan bedah flep periodontal tanpa bahan cangkok tulang, menilai kedalaman poket, tingkat perlekatan klinis, resesi gingiva, dan ketinggian tulang alveolar. Hasil: Terdapat 126 data untuk kedalaman poket, resesi gingiva, tingkat perlekatan klinis. Terdapat 135 data untuk ketinggian tulang. Terdapat hasil yang signifikan untuk semua kelompok p=0,00 . Kesimpulan: Perawatan bedah periodontal menghasilkan penurunan kedalaman poket, meningkatkan resesi gingiva, meningkatkan tingkat perlekatan klinis gingiva, dan peningkatan ketinggian tulang alveolar Kata kunci: Bedah flep periodontal, kedalaman poket, resesi gingiva, tingkat perlekatan klinis gingiva.
ABSTRACT Background Periodontal flap surgery can improve periodontal status. Objective Clinical and radiographic evaluation of periodontal flap surgery in 2011 2016 Methods Evaluation of patient status between pre and post periodontal flap surgery without bone graft materials, measuring pocket depth, clinical attachment level, gingival recession, and alveolar bone height. Results There are 126 data for pocket depth, gingival recession, level of clinical attachment. There are 135 data for bone height. There were significant results for all groups p 0.00 . Conclusion Periodontal flap surgery resulted decreased pocket depth, increased gingival recession, increased clinical attachment level of gingiva, and increased alveolar bone height.Keywords Periodontal flap surgery, pocket depth, gingival recession, clinical attachment level.
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erlisa Desy Chairunisa
Abstrak :
Gigi berjejal merupakan salah satu faktor lokal dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan jaringan periodontal dengan meningkatkan penimbunan plak, serta mempersulit pembersihan gigi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan status periodontal pada kondisi gigi anterior rahang bawah berjejal kelas I Angle berdasarkan jenis kelamin, umur, dan tingkatan mahasiswa. Metode: Penelitian menggunakan desain deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang. Sebanyak 52 subjek dengan metode pengambilan sampel non probability, yaitu consecutive sampling. Variabel yang diperiksa adalah status kebersihan mulut menggunakan indeks plak dan indeks kalkulus. Setelah itu, status periodontal dinilai berdasarkan parameter klinis antara lain indeks perdarahan papila, kedalaman poket, kehilangan perlekatan klinis, dan resesi gingiva. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square, T-Test, dan Mann-Whitney U-Test. Hasil: Terdapat signifikansi bermakna pada status kebersihan mulut dan kedalaman poket berdasarkan umur serta tingkatan mahasiswa p0,05. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, umur dan tingkatan mahasiswa berpengaruh terhadap status kebersihan mulut dan kedalaman poket. Semakin tinggi umur dan tingkatan mahasiswa, semakin baik status kebersihan mulutnya. Hal tersebut menunjukkan adanya korelasi antara pengetahuan dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladiola Alifa Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Diabetes Melitus tipe-2 dan penyakit periodontal merupakan penyakit dengan frekuensi tinggi di Indonesia. Diabetes Melitus tipe-2 diketahui dapat memperberat penyakit periodontal, dan juga sebaliknya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan status periodontal pada penderita periodontitis kronis dengan Diabetes Melitus tipe-2 dan tanpa Diabetes Melitus tipe-2. Tujuan penelitian: Mengetahui perbedaan status periodontal pada penderita periodontitis kronis dengan Diabetes Melitus tipe-2 dan tanpa Diabetes Melitus tipe-2, dengan batasan penelitian pada kedalaman poket, resesi gingiva, dan kehilangan perlekatan klinis. Metode: Penelitian cross-sectional pada 97 subjek Diabetes Melitus tipe-2 dan 97 subjek tanpa Diabetes Melitus tipe-2 menggunakan data kartu status rekam medik Klinik Periodonsia RSKGM FKG UI tahun kunjungan 2007-2016. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna dari rerata kedalaman poket, resesi gingiva, dan kehilangan perlekatan klinis subjek Diabetes Melitus tipe-2 dibandingkan dengan subjek tanpa Diabetes Melitus tipe-2
ABSTRACT
Background Type 2 Diabetes Mellitus and periodontal are high frequency diseases in Indonesia. Type 2 Diabetes Mellitus has known for the effect that can worsen periodontal diseases, and vice versa. Therefore, further researches are needed on the difference of periodontal status between chronic periodontitis patient with and without type 2 Diabetes Mellitus. Objective To understand the periodontal status differences between chronic periodontitis patient with and without type 2 Diabetes Mellitus, with limitation spesifically on pocket depth, gingival recession, and loss of attachment. Method Cross sectional study of 97 subjects with type 2 Diabetes Mellitus and 97 subjects without type 2 Diabetes Mellitus sourced from medical record status cards in Klinik Periodonsia RSKGM FKG UI during 2007 2016. It was statistically analyzed by Mann Whitney test. Result There were statistically significant differences in the mean values of pocket depth, gingival recession, and loss of attachment on subjects with type 2 Diabetes Mellitus compared with subjects without type 2 Diabetes Mellitus p
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library