Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Otriyanto
"Telah dipelajari sifat kelistrikan bahan manganat pada La1-xCaxMnO3 ( x = 0,1; 0,5; dan 0,9 ) dengan metode four point probe (FPP). Material ini mempunyai fenomena magnetik dan listrik yang menarik. Preparasi bahan La1-xCaxMnO3 , (x = 0,1; x = 0,5; x = 0,9 ) dibuat melalui metode serbuk, dengan melakukan pencampuran bahan La2O3, CaCO3, dan MnO2 sesuai dengan perhitungan stoikiometri. Bahan dasar tersebut dicampur dengan menggunakan High Energy Milling selama 10 jam. Kemudian, campuran tersebut dipanaskan pada suhu 1350 oC selama 6 jam dan dimilling kembali selama 5 jam dan dipanaskan kembali pada suhu 1100 oC selama 24 jam. Identifikasi fasa dilakukan dengan menggunakan Difraksi Sinar-x. Sampel La0,1Ca0,9MnO3 merupakan fasa tunggal dan memiliki struktur kristal Orthorombic, space group Pnma (I = 62), dan mempunyai parameter kisi a = 5,345, b = 7,543 A, dan c = 5,384 A. Sampel La0,5Ca0,5MnO3 juga merupakan fasa tunggal dengan struktur kristal Orthorombic, space group Pnma (I = 62), dan mempunyai parameter kisi a = 5,443, b = 7,683 A, dan c = 5,453 A. Sedangkan sampel La0,9Ca0,1MnO3 memiliki struktur kristal adalah Orthorombic, space group Pnma (I = 62), dan mempunyai parameter kisi a = 5,666, b = 7,712 A, dan c = 5,535 A. Sifat listrik sampel diukur dengan metode four point probe (FPP) yang diukur dengan arus 10 mA, 20 mA, dan 50 mA dibawah medan magnet H. Resistivitas La0,1Ca0,9MnO3 adalah 21,01 Ω cm, La0,5Ca0,5MnO3 adalah 37,93 Ω cm dan La0,9Ca0,1MnO3 adalah 95,73 Ωcm. Harga dari ∆ ρ/ ρ untuk komposisi La0,5Ca0,5MnO3 meningkat dari 9,05%; 15,80%; dan 28,55% berturut-turut untuk variasi arus masukan sebesar 10 mA, 20 mA, dan 50 mA. Sedangkan ∆ ρ/ ρ untuk komposisi La0,1Ca0,9MnO3 meningkat dari 7,71%; 13,4%; dan 25,35% berturut-turut untuk variasi arus masukan sebesar 10 mA, 20 mA, dan 50 mA. Sedangkan ∆ ρ/ ρ untuk komposisi La0,9Ca0,1MnO3 meningkat dari 6,35%; 7,78%; dan 19,64% berturut-turut untuk variasi arus masukan sebesar 10 mA, 20 mA, dan 50 mA. Dari ketiga paduan, La0,5Ca0,5MnO3 memiliki harga rasio magnetoresistance cukup besar sekitar 28,55 % (I = 50 mA). Nilai dari rasio magnetoresistance ini tergolong sangat besar walaupun sensitivitasnya cukup kecil.
......Resistivity of manganite samples of La1-xCaxMnO3 (x = 0.1; 0.5 and 0.9) has been studied by four point probe (FPP) method. The samples showed interesting magnetic and electric phenomenon. The sample is prepared by powder method based on stoichiometry calculation to mix La2O3CaCO3 and MnO2. All the samples are mixed by using high energy milling for 10 hours then are heated at 1,350°C for 6 hours and are milled again for 5 hours and are heated again at 1,100°C for 24 hours.
Crystal structure is determined by X-ray Diffraction Spectrometer. The samples showed single phase & orthorhombic crystal structure with space group Pnma and lattice parameters:
a = 5,345 A, b = 7,543 A, and c = 5,384 A for La0,1 Ca0.9MnO3
a = 5,443 A, b = 7,683 A, and c = 5,453 A for La0,5Ca0,5MnO3
a = 5,666 A, b = 7,712 A, and c = 5,535 A for La0,9Ca0,1MnO3
The resistivity were measured for several currents of 10 mA, 20 mA and 50 mA under influence of magnetic field up to 10 kOe.
The resistivity for La0,1Ca0,9MnO3, La0,5Ca0,5MnO3 and for La0,9Ca0,9MnO3 are 21,01 Ω cm, 37,93 Ω cm and 95,73 Ω cm successively. Ratio magnetoresistance of the La0,5Ca0,5MnO3 sample are 9,05%; 15,80% and 28,55% for the current of 10,20 mA and 50 mA.
Ratio magnetic resistance of the La0,1Ca0,9MnO3 sample are 7,71%; 13,4% and 25,35% for the successive current of 10 mA, 20 mA and 50 mA. Ratio magneticresistance of the La0,9Ca0,1MnO3 samples are 6,35%; 7,78% and 19,64%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marjuki Zulziar
"Sampel La0.67Ba0.33Mn1-xNixO3 dengan x = 0.0 ; 0.1 ; 0.2 ; 0.4 dari bahan La2O3, BaCO3, MnCO3, dan NiO disintesis dengan menggunakan metode solid state reaction. Keempat bahan dasar tersebut dihaluskan dengan menggunakan Planetary Ball Milling selama 25 Jam , dikompaksi, dikalsinasi dengan suhu 8000 selama 10 jam dan di sintering pada suhu 13500 selama 20 Jam. Identifikasi fasa dilakukan dengan difraksi sinar X dan refinement High Scorer Plus dan diperoleh fasa tunggal La0.67Ba0.33Mn1-xNixO3 yang memiliki struktur kristal Orthorombik. Pengukuran terhadap nilai resistivitas dan magnetoresistansi (MR) sampel diukur menggunakan FPP (Four Point Probe), sedangkan magnetisasinya diukur dengan menggunakan permaghrap. Disimpulkan bahwa semakin besar doping Ni yang diberikan pada sampel La0.67Ba0.33Mn1-xNixO3 membuat nilai resistivitas sampel meningkat dan nilai negative magnetoresistansi sampel mengalami peningkatan dengan hasil MR terbesar pada sampel x = 0.1 yaitu 1,54 %.

La0.67Ba0.33Mn1-xNixO3 with x = 0.0 ; 0.1 ; 0.2 ; 0.4 of La2O3, BaCO3, MnCO3, and NiO sintetic using solid state reaction. The Fourth of basic matter are mixed with Planetary Ball Milling for 25 hours, compacted, calcination on 8000 C for 10 hours and sinter 13500 C for 20 hours. Phase identification is carried out Using XRD and High Scorer Plus. Refinement, resulting La0.67Ba0.33Mn1-xNixO3 Wich single phase for All x compotition. The have Orthorombik Crystal Structure. Measurement of resistivity and magnetoresitance (MR) using FPP (Four Point Probe), while magnetization is measured using permaghraph. We get that the bigger Ni doping the more increases of resistivity and for negative magnetoresitance generally is increase, except the biggest negative magnetoresitance is 1,54 % for x = 0.1"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syara Ila Firda
"ABSTRAK
Kualitas data seismik yang diakuisisi di atas endapan vulkanik di wilayah Banjar, Jawa Barat, relatif rendah. Upaya lain untuk mendapatkan model bawah permukaan adalah menggunakan metode MT dalam bentuk distribusi nilai resistivitas. Pemodelan tersebut didukung oleh peta geologi serta data tambahan berupa informasi contoh batuan pada studi sebelumnya. Sehingga, penelitian ini dapat digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon pada wilayah observasi di kota Banjar-Pangandaran, provinsi Jawa Barat. Data MT pada penelitian ini terdiri dari tiga lintasan dengan total stasiun perekaman data sebanyak 179 titik. Pada line-1 yang terdiri dari 47 titik data merupakan cross-section pada lintasan lainnya, memperlihatkan suatu bentuk endapan sedimen yang ditandai oleh nilai resistivitas rendah dan semakin meningkat ke bawah. Pada line-8 yang terdiri dari 62 titik data, merupakan lintasan yang sejajar dengan line-4 yang terdiri dari 70 titik data. Kesejajaran antara kedua lintasan itu memperlihatkan pemodelan sebaran resistivitas di kedua lintasan tersebut tidak jauh berbeda. Pada koreksi crosspower di beberapa stasiun perekaman memiliki hasil trend kurva resistivitas yang berbeda sesuai dengan kondisi geologi di wilayah tersebut. Hasil inversi pada line-4 dan line-8 menunjukkan beberapa patahan-patahan menunjam kebawah yang disebut sebagai patahan Gabon dengan beberapa formasi-formasi yang berpotensi sebagai reservoir. Formasi-formasi tersebut diantaranya formasi Jampang dengan visual porositas 10-20 %, formasi Kalipucang dengan visual porositas 10-15 %, formasi Pamutuan dengan visual porositas 17 % dan formasi Bentang dengan visual porositas 13-26 %. Informasi data visual porositas pada contoh batuan ini digunakan untuk memodelkan potensi reservoar di bawah wilayah penelitian serta didukung oleh peta geologi untuk menginterpretasikan kondisi-kondisi geologi yang terjadi di setiap lintasan

ABSTRACT
The quality of the seismic data in volcanic deposits at Banjar, West Java, is relatively low. Another attempt to get beneath the surface of the model is using the MT method in the form of distribution of resistivity values. The modeling is supported by geological maps as well as additional data in the form of information rock samples in previous studies. Thus, this study could be used for exploration of hydrocarbons in the observation area at Banjar-Pangandaran, West Java province. In this study, the MT data consists of three lines with total station data recording is 179 points. In the line-1 consists of 47 data points that is cross-section on the other line, showing sediments formation that have characterized by low resistivity values and the deeper formation show the increased of resistivity. In the line-8 consist of 62 data points, a trajectory parallel to the line-4 consist of 70 data points. The parallels trajectory modeling shows not really different resistivity value distribution in both these line. The crosspower correction in several recording stations have curve resistivity trend results according to different geological conditions at that region. Inversion results on line 4 and line 8 shows several down subduction faults, called as Gabon fault with some formations that have the potential as a reservoir. These formations include Jampang formation with visual porosity of 10-20%, Kalipucang formation with visual porosity of 10-15%, Pamutuan formation with 17% visual porosity and Bentang formations with 13-26% visual porosity. Information of visual data porosity rock samples is used to potential reservoir modelling beneath the study area and supported by geological maps to interpret the geological conditions in each line"
2016
T46746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardiman Ruli
"ABSTRAK
Material La0,8Ca0,2MnO3 merupakan salah satu bahan lanthanum manganite yang memiliki rasio magnetoresistansi yang tinggi. Resistivitas dan temperatur transisi metal-insulator dipengaruhi oleh jumlah ion Mn4, jarak Mn-O dan sudut Mn-O. Subtitusi Ag pada Ca dapat meningkatkan jumlah Mn4 dan memperbesar sudut Mn-O-Mn karena Ag memiliki jari-jari ionik lebih besar serta muatannya lebih kecil. Sampel disintesis menggunakan metode sol-gel dengan variasi doping x = 0; 0,03; 0,07; 0,1; dan 0,15. Sampel yang telah dihasilkan dikarakterisasi dengan menggunakan XRD untuk mengetahui struktur kristal, parameter kisi dan volume unit cell. Berdasarkan hasil XRD, pemberian doping Ag menyebabkan transformasi struktur kristal dari orthorombic menjadi rhombohedral. Parameter kisi a dan c serta volume unit cell meningkat dengan bertambahnya doping Ag. Komposisi dari sampel dianalisis menggunakan Energy Dispersive X-ray EDX . Hasil EDX menunjukkan komposisi sampel terdiri dari seluruh unsur yang diharapkan yaitu La, Ca, Ag, Mn dan O dan tidak terdapat impuritas. Resistivitas dan nilai MR diukur dengan menggunakan cryogenic magnetometer. Resistivitas menurun dengan penambahan doping Ag serta temperatur metal-insulator mengalami peningkatan dengan bertambahnya Ag. Peningkatan doping Ag tidak berkorelasi linear dengan perubahan MR pada sampel La0,8Ca0,2-xAgxMnO3

ABSTRACT
Material La0,8Ca0,2MnO3 is one of lanthanum manganite compounds having high magnetoresistance (MR). The resistivity and metal insulator transition temperature are influenced by the number of Mn4+ ions, the Mn-O distance and the Mn-O-Mn angle. Substitution of Ag in Ca site can increase the amount of Mn4+ and enlarge the angle of Mn-O-Mn since Ag has a larger ionic radius and a smaller valency. All Samples were synthesized using sol gel method with doping variation x=0; 0.03; 0.07; 0.1 And 0.15. The samples that have been produced are characterized by using XRD to find out the crystal structure, lattice parameters and unit cell volume. XRD results show that the increment of doping Ag leads to transform the crystal structure from orthorombic to rhombohedral. The lattice parameters a and c and unit cell volume increase with increasing doping Ag. The composition of the sample were analysed by using SEM-EDX. The results show that the composition of the sample consists of La, Ca, Ag, Mn and O without additional impurities. Resistivity and MR values are measured using cryogenic magnetometers. Resistivity decreases with increment of Ag doping and metal insulator transition temperature increases with increasing Ag. The change of MR does not depend on increment of doping Ag in the La0,8Ca0,2-xAgxMnO3 sample. "
2017
T48435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norita
"Telah dilakukan preparasi alloy magnet FeSi dengan variasi Si = 1, 2, 3 dan 4 at % menggunakan metode arc melting. Alloy tersebut kemudian di anil pada temperatur 800 C selama 1 jam. XRD dan fotomikro digunakan untuk meneliti struktur mikro seperti fase, parameter kisi, ukuran, distribusi dan batas butir. Analisis struktur mikro menunjukkan terjadinya fase tunggal a-Fe baik pada kondisi As cast maupun kondisi annealed. Proses anil menyebabkan pertumbuhan ukuran butir dan kristalisasi serta difusi atom-atom Si pada kristal a-Fe.
Karekterisasi listrik menggunakan RLC meter menunjukkan bahwa rangkaian ekivalen alloy FeSi adalah rangkaian RL yang tersusun secara seri. Bertambahnya %Si dalam alloy FeSi baik dalam kondisi As cast dan kondisi annealed cenderung meningkatkan nilai resistivitas dan induktansi listrik. Proses anil juga menyebabkan nilai resistivitas dan induktansi listrik meningkat.

Preparation of FeSi magnetic alloy with composition of Si = 1, 2, 3 and 4 at% has been done using arc melting technique under Ar atmosphere. These alloy was annelead at 800 C for 1 hour. XRD and metallography was used to investigate the existance of phase, lattice parameter, size, boundary and distribution of grains. Microstructural analysis of as-cast and annealed samples show that these alloys consist of single phase a-Fe. Heat treatment of these alloys cause grain growth, crystalization and diffusion of Si atoms in a-Fe crystals.
Electrical characterization by RLC meter indicates RL series circuit as equivalent circuit. Increasing %Si in FeSi alloy both in as-cast and annealed state tend to increase the values of electrical resistivity and inductance. These values also increase due to annealing process."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21571
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Maulidia
"Karakterisasi tanah dan air yang meliputi pengambilan sampel tanah dan analisis laboratorium penting dilakukan dalam upaya pencegahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh produksi pertanian secara intensif. Pengukuran resistivitas listrik tanah skala laboratorium dengan metode empat elektrode telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh saturasi fluida terhadap resistivitas listrik tanah. Delapan sampel tanah disiapkan untuk pengukuran resistivitas listrik dengan menginjeksikan larutan pupuk kompos dengan konsentrasi larutan 28,6%, urea dengan konsentrasi larutan 0,013%; 0,022%; 0,038%, NPK dengan konsentrasi larutan 0,013%; 0,022%; 0,038% , serta akuades pada sampel tanah dengan tingkat saturasi 4%-100% dari volume porinya. Pengukuran estimasi sifat fisika-kimia fluida seperti resistivitas listrik larutan, TDS, salt, dan pH dari larutan pupuk juga dilakukan menggunakan alat water quality meter untuk dianalisis pengaruhnya terhadap resistivitas listrik tanah. Hasil menunjukkan, pada seluruh variasi konsentrasi larutan memiliki pola yang sama, penurunan resistivitas listrik terjadi seiring dengan bertambahnya saturasi fluida hingga pada saturasi fluida 80-90%. Setelah melewati saturasi tersebut, nilai resistivitas tanah cenderung konstan. Hubungan resistivitas listrik tanah dan saturasi fluida juga dijelaskan mengikuti Hukum Archie, diperoleh a = 0,7164-0,9149 dan eksponen saturasi (n) = 2,312-3,496 dengan koefisiden determinasi (R2) = 0,9187-0,9565. Sifat fisika-kimia dari larutan pupuk juga berkontribusi terhadap perbedaan nilai resistivitas listrik tanah. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk memprediksi saturasi air pada suatu lahan serta menentukan zona batas toleransi tanaman terhadap salinitas.
......Soil and water characterization is important in preventing environmental pollution caused by intensive agricultural production. Laboratory-scale soil electrical resistivity measurements using the four-electrode method have been carried out to analyze the effect of fluid saturation on the soil electrical resistivity. Eight soil samples were prepared for the measurement of electrical resistivity by injecting a solution of compost (solution concentration = 28.6%), urea (solution concentrations = 0.013%; 0.022%; 0.038, NPK (solution concentrations = 0.013%; 0.022%; 0.038%) and distilled water in soil samples with a saturation level of 4%-100%. Measurements of the estimation of the physico-chemical properties of the fluid such as the electrical resistivity, TDS, salt, and pH of the fertilizer solution using a water quality meter were also carried out to analyze the effect on the electrical resistivity of the soil. The results show that the electrical resistivity of the soil decreases along with the increase in fluid saturation until the fluid saturation is 80-90% at all solution concentrations. After passing through the saturation, the electrical resistivity of the soil tends to be constant. The relationship between the soil electrical resistivity and the saturation of the fluid is also explained according to Archie's Law, obtained a = 0,7164-0,9149 and the saturation exponent (n) = 2,312- 3,496 with coefficient of determination (R2) = 0,9187-0,9565. The physico-chemical properties of the fertilizer solution also contribute to the difference in the electrical resistivity of the soil. This research is expected to be a reference for predicting water saturation in agricultural land and determining the tolerance zone of plants to salinity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depri Yanra
"Penelitian ini dilakukan untuk memberikan data penunjang dalam pembangunan jembatan mengenai persebaran litologi bawah permukaan, Jenis litologi yang berpotensi sebagai lapisan batuan keras (bedrock), dan kedalaman bedrock di Kecamatan Larantuka. Terdapat 7 lintasan pengukuran menggunakan alat geolistrik ARES multi channel. Metode resistivitas digunakan untuk identifikasi jenis litologi batuan. Pengambilan data bor pada lintasan A1 dilakukan untuk mengetahui jenis litologi batuan sekaligus memperoleh data Standard Penetration Test (SPT). Data bor pada lintasan A1 digunakan sebagai acuan interpretasi litologi batuan untuk semua lintasan. Adapun lapisan bawah permukaan yang teridentifikasi dari hasil pemboran, yaitu batuan lanau basah hingga lanau pasiran sebagai lapisan penutup, lanau pasiran kompak adalah lapisan dibawah lapisan penutup dengan kekerasannya berubah menjadi lebih kompak dan nilai SPT naik lebih dari 40, dan lapisan paling bawah adalah lempung pasiran dengan kondisi litologi menjadi lebih keras dan sangat kompak serta nilai SPT diatas 80. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi dengan data hasil gridding. Berdasarkan hasil pengolahan, Tanah keras atau bedrock pada lokasi penelitian adalah lempung pasiran karena memiliki susunan yang kompak, nilai SPT diatas 80, dan ketebalan yang cukup tebal berkisar ±20-30 meter merupakan lapisan ketiga atau paling bawah dari interpretasi penampang litologi dengan nilai resistivitas diatas 150 Ωm.
......This research was conducted to provide supporting data for the construction of bridges regarding the distribution of subsurface lithology, types of lithology that have the potential to act as hard rock layers (bedrock), and depth of bedrock in Larantuka. There are 7 measurement paths using the ARES multi-channel geoelectric. The resistivity method is used to identify rock lithology types based on resistivity values. Drill data collection on line A1 was carried out to determine the type of rock lithology as well as to obtain Standard Penetration Test (SPT). Drill data on line A1 is used as a reference for rock lithology interpretation for all line. The subsurface layer identified from the drilling results, namely wet silt rock to sandy silt as a cover layer, compact sandy silt is the layer below the cover layer with its hardness changing to become more compact and the SPT value rises to more than 40, and the bottom layer is sandy clay. with lithology conditions becoming harder and very compact and SPT values above 80. Data processing in this study was carried out using the two-dimensional inversion method and three-dimensional modeling with gridding data. Based on the processing results, the hard soil or bedrock at the study site is sandy clay because it has a compact structure, the SPT value is above 80, and the thickness is quite thick ranging from ±20 - 30 meters, which is the third layer or the lowest layer from the interpretation of the lithology cross-section with a resistivity value of above 150 Ωm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Shafina Adzra
"Pengembangan industri dan eskalasi ekonomi membuat pembangunan infrastruktur untuk pemukiman secara masif meningkat hingga kebutuhan dasar untuk bahan bangunan pun bertambah. Pemenuhan kebutuhan ini dimaksimalkan dengan produksi tambang galian yang sudah banyak dilakukan di Indonesia, khususnya Banyumas. Untuk itu, dilakukan penelitian untuk perencanaan kawasan tambang batuan baru berupa tambang batuan basalt di Kecamatan Jatilawang, Banyumas setelah ditemukannya indikasi berupa singkapan batuan basaltik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik DC resistivity konfigurasi wenner-alpha yang selanjutnya dibuat pemodelan 2D dan 3D untuk mendapat analisis sebaran dan volume batuan basalt yang akan ditambang. Survei geolistrik menggunakan 6 lintasan sepanjang 235 meter dan 48 elektroda dengan hasilnya diolah menggunakan inversi least-square untuk mendapat penampang 2D dan metode gridding IDW Anisotropic untuk mengetahui model 3D. Dari pemodelan tersebut, didapat hasil sebaran batuan basalt berada pada pada rentang resistivitas 15,95–55,95 Ωm untuk basal resistivitas rendah hingga 55,95–452,62 Ωm untuk batuan basal masif. Berdasarkan hasil analisis survei, potensi batuan basalt yang berada di Kecamatan Jatilawang dapat digunakan sebagai bahan tambang dengan sebaran yang membentang dengan arah barat-timur. Berdasarkan pemodelan 3D, basalt di jatilawang memiliki estimasi volume sebesar 1.969.308 bank cubic meter (bcm), dengan 555.343 bcm batuan basalt resistivitas rendah dan 1.413.965 bcm batuan basal resistivitas tinggi. Batuan basalt yang bersifat masif dan lebih kuat ini berada di bagian utara penelitian yang ditunjukan dengan adanya singkapan hingga elevasi 156 meter. 
......Industrial development and economic escalation have made infrastructure development for settlements massively increased that the basic needs for building materials have also increased. The fulfilment of this need is maximized by the production of quarrying which has done a lot in Indonesia, especially Banyumas. In this case, research was carried out for planning a new basalt rock mine in Jatilawang District, Banyumas after indications of basaltic rock outcrops are found. The research was carried out using the DC resistivity geoelectric method with wenner-alpha configuration which the result then made into 2D and 3D modelling to obtain an analysis of the distribution and volume of the basalt rock to be mined. The geoelectrical survey used 6 tracks with a length of 235 meters and 48 electrodes and the results were processed using the least-square inversion to obtain 2D cross-sections and the gridding IDW Anisotropic method to determine the 3D model. From this modelling, the results show that the distribution of basalt rocks is in the resistivity range of 15,95–55,95 Ωm for low resistivity basalt to 55,95–452,62 Ωm for massive basalt. Based on the results of the survey analysis, the potential for basalt rock in Jatilawang District can be used as a mining material with a distribution that stretches in a west-east direction based on 3D modelling having a volume of 1.969.308 bcm, with 555.343 bcm of low resistivity basalt rock and 1.413.965 bcm of basalt rock high resistivity. This massive and stronger basalt rock is located in the northern part of the survey which is indicated by the presence of outcrops up to an elevation of 156 meters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Wajdi Hardiyan Syahputro
"Penurunan tanah memiliki dampak yang besar terhadap infrastruktur seperti mengubah geometri permukaan. Pergerakan turunnya tanah secara vertikal (subsidence) merupakan salah satu dari banyak faktor yang menyebabkan kerusakan infrastruktur baik yang diakibatkan oleh pergerakan secara alami seperti gempa ataupun buatan seperti aktivitas pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk analisis penyebab subsidence melalui pemodelan 2D tomografi seismik dan 3D tomografi resistivitas di Perumahan Tranquility, Depok.  Metode tomografi seismik refraksi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona subsidence berdasarkan parameter kecepatan tanah sedangkan tomografi resistivitas bertujuan untuk melihat distribusi anomaly resistivitas zona rawan subsidence. Di lokasi terjadinya subsidence telah dilakukan pengambilan data seismik refraksi dan data geolistrik resistivitas ERT. Nilai waktu tiba (arrival time) dari data seismik refraksi digunakan sebagai parameter dalam proses tomografi waktu tunda. Hasil dari pengolahan seismik refraksi berupa model kecepatan (velocity map) lapisan bawah permukaan dan grafik waktu versus jarak dari waktu tersimulasi dan waktu terobservasi di setiap lintasan refraksi. Kemudian, hasil pengolahan tomografi seismik di korelasikan dengan data pengolahan ERT berupa penampang sebaran resistivitas bawah permukaan. Analisis hasil pengolahan kedua data tersebut didapatkan bahwa terdapat 3 tipe lapisan yaitu lapisan batuan lepas (unconsolidated sediment/loose soil), lapisan batuan pasir-kerikil (sandy gravel), dan lapisan akuifer dengan kemungkinan batuan silt-clay. Lapisan batuan lepas dengan kedalaman 0-6 meter mengalami penebalan dari arah barat daya hingga timur laut dengan ketebalan rata-rata 4 meter dan memiliki nilai resistivitas antara 17-35 ohm.m dan kecepatan rambat gelombangnya 300-340. Lapisan batuan pasir-kerikil dengan kedalaman 6-12 meter dan ketebalan nya meningkat dari arah timur laut hingga barat daya. Lapisan ini memiliki nilai resistivitas 55-110 ohm.m dan kecepatan rambat gelombangnya > 340. Lapisan akuifer berada pada kedalaman 13-30 meter dengan geometri panjang 40 meter dengan nilai resistivitas 0-15 ohm.m. Lapisan akuifer ini diinterpretasikan sebagai lapisan tipe batuan silt-clay. Geometri dari lapisan batuan pasir-kerikil lintasan ERT menunjukan adanya proses pensesaran tektonik minor/zona fraktur pada bagian barat daya dan timur laut dengan ciri blok respon resistivitas yang menebal dan diskontinyu. Geometri dari pensesaran ini termodelkan dalam model resistivitas 3D.
......Subsidence has major impacts on infrastructure such as changing surface geometry. Vertical subsidence movement is one of the many factors that cause damage to infrastructure whether caused by natural movements such as earthquakes or artificial movements such as mining activities. This research aims to analyze the causes of subsidence through 2D seismic tomography and 3D resistivity tomography modeling in Tranquility Housing, Depok.  The refraction seismic tomography method carried out in this study aims to identify subsidence zones based on ground velocity parameters while resistivity tomography aims to see the distribution of resistivity anomalies in subsidence-prone zones. At the location of subsidence, refraction seismic data and ERT resistivity geoelectric data have been collected. The arrival time value of refraction seismic data is used as a parameter in the time-delay tomography process. The refraction seismic processing results in a velocity map of the subsurface and a time versus distance graph of the simulated and observed times in each refraction trajectory. Then, the results of seismic tomography processing are correlated with ERT processing data in the form of subsurface resistivity distribution cross-sections. Analysis of the results of the processing of the two data obtained that there are 3 types of layers: unconsolidated sediment/loose soil layer, sandy gravel layer, and aquifer layer with possible silt - clay rocks. The loose rock layer with a depth of 0-6 meters thickens from the southwest to the northeast with an average thickness of 4 meters and has a resistivity value between 17 - 35 ohm.m and a wave propagation speed of 300 - 340  The sand-gravel layer is 6-12 meters deep and its thickness increases from the northeast to the southwest. This layer has a resistivity value of 55-110 ohm.m and a wave propagation velocity of > 340 m  The aquifer layer is at a depth of 13-30 meters with a geometry length of 40 meters with a resistivity value of 0-15 ohm.m. This aquifer layer is interpreted as a silt-clay rock type layer. The geometry of the ERT track sand-gravel layer shows a minor tectonic faulting process/fracture zone in the southwest and northeast with thickened and discontinuous resistivity response blocks. The geometry of this faulting is modeled in the 3D model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Nur Fitriyani
"Daerah prospek Geotermal Gunung ST merupakan tipe gunungapi strato yang berada pada lingkungan vulkanik kuarter dan memiliki manifestasi berupa fumarol dan mata air panas sebagai indikasi sistem geotermal. Pengolahan data MT dilakukan untuk mengetahui distribusi resistivitas batuan di bawah permukaan dalam menentukan komponen sistem geotermal. Proses akhir dari pengolahan data adalah dilakukan pemodelan MT inversi 3D. Daerah interest untuk pembuatan model konseptual berada pada lintasan 1. Berdasarkan analisis integrasi dengan berbagai data diidentifikasi bahwa zona konduktif menipis di wilayah upflow yaitu di puncak Gunung ST dan menebal menuju outflow yaitu di bagian relatif utara dan selatan dari Gunung ST. Struktur geologi yang mengontrol sistem geotermal di Gunung ST adalah sesar St berarah barat daya – timur laut yang letaknya memotong daerah prospek. Karakteristik sistem geotermal daerah penelitian dapat teridentifikasi, yang meliputi: clay cap sebagai lapisan penudung terletak pada kedalaman 400 m dengan ketebalan bervariasi mencapai 3000 m, reservoir di kedalaman 1000 m dengan ketebalan 1000 – 1600 m, dan heat source pada kedalaman lebih dari 4000 m dari permukaan tanah.
......The geothermal prospect area of Mount ST is a stratovolcanic type located in a quarter volcanic environment and has manifestations in the form of fumaroles and hot springs as an indication of the geothermal system. MT data processing is carried out to determine the distribution of rock resistivity below the surface in determining the components of the geothermal system. The final process of data processing is 3D inversion MT modelling. The area of interest for conceptual modelling is on track 1. Based on the integration analysis with various data, it is identified that the conductive zone is thinning in the upflow area, namely at the top of Mount ST and thickens towards outflow, namely in the relatively north and south of Mount ST. The geological structure that controls the geothermal system on Mount ST is the southwest-northeast trending St fault which intersects the prospect area. The characteristics of the geothermal system in the study area can be identified, which include: clay cap as a covering layer located at a depth of 400 m with a thickness varying up to 3000 m, a reservoir at a depth of 1000 m with a thickness of 1000 – 1600 m, and a heat source at a depth of more than 4000 m from ground level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>