Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabilah Hana Luthfiyah
"Fotoproduksi kaon yang melibatkan resonans spin tinggi, yaitu resonans nukleon dengan spin-11/2 dan 13/2 untuk kanal KΛ dan resonans delta dengan spin-11/2 hingga 15/2 untuk kanal KΣ, diselidiki dengan menggunakan model isobar yang kovarian. Model yang dikembangkan untuk reaksi KΛ dapat menjelaskan kedua kanal isospin pada reaksi tersebut, yakni K+Λ dan KºΛ, secara simultan dengan mempertimbangkan data terbaru dari kolaborasi CLAS. Model ini juga memperhitungkan secara simultan keempat reaksi KΣ yakni reaksi pada kanal K+Σº, KºΣ+, K+Σ- serta KºSº dengan mempertimbangkan data-data baru diantaranya dari kolaborasi MAINZ 2018. Pengembangan model untuk kanal reaksi-reaksi ini dilakukan dengan membangun formalisme amplitudo hamburan yang melibatkan spin tinggi, kemudian akan disesuaikan dengan reaksi yang ditinjau. Formalisme amplitudo hamburan yang digunakan untuk mempelajari reaksi ini diperoleh dengan cara merumuskan operator proyeksi melalui perumusan umum operator proyeksi untuk spin tinggi yang menghasilkan propagator Feynman serta faktor verteks yang diadaptasi dari Lagrangian interaksi konsisten yang dikemukakan oleh Pascalutsa. Amplitudo hamburan tersebut selanjutnya didekomposisi menjadi enam amplitudo yang invarian Lorentz dan invarian tera. Keenam amplitudo tersebut dapat dipakai untuk menghitung penampang lintang serta observabel polarisasi yang dapat dibandingkan dengan eksperimen. Parameter-parameter yang belum diketahui pada amplitudo hamburan didapatkan melalui proses fitting terhadap data eksperimen. Hasil perhitungan model yang diperoleh pada penelitian ini selanjutnya dibandingkan dengan data eksperimen serta model terdahulu.

We have studied kaon photoproduction by including high-spin nucleon resonances with spins 11/2 and 13/2 for the KL reaction and high-spin delta resonances with spins 11/2 to 15/2 for the KΣ one. The constructed model for the KΛ reaction is able to describe both isospin channels K+Λ and KºΛ, simultaneously, by considering recent data from the CLAS collaboration. Whereas for the KΣchannel, the model is able to calculate the four isospin channels K+Σº, KºΣ+, K+Σ- and KºΣº simultaneously by considering data from the MAINZ collaboration. The model is first constructed by establishing a formalism for high-spin interactions that will be used for calculations of the each two main channels. The formalism for the scattering amplitude is constructed from the projection operators by means of the generalized formalism of higher spins projection operators, which we have utilized to acquire the Feynman propagators. Furthermore, we also considered the vertex factors of the consistent interaction Lagrangian proposed by Pascalutsa. The calculated scattering amplitudes are decomposed into six Lorentz and gauge invariant amplitudes, from which we can calculate the cross section and polarization observables. The unknown parameters in the scattering amplitudes were obtained by fitting the model to experimental data. The model calculations are compared with the experimental data as well as with the results of previous models."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clymton, Samson
"Kanal sigma pada fotoproduksi kaon pada proton memberikan informasi mengenai resonans Delta yang tidak bisa didapat pada kanal lambda. Amplitudo hamburan reaksi tersebut dibentuk dengan menggunakan model interaksi yang konsisten untuk partikel dengan spin hingga 9/2. Resonans hiperon hingga spin-3/2 ditambahkan ke dalam perhitungan amplitudo hamburan. Parameter bebas pada amplitudo hamburan dihasilkan dengan fitting terhadap data eksperimen. Model yang dihasilkan dibandingkan dengan data eksperimen dan model-model sebelumnya dalam bentuk grafik observabel tertentu. Hasil menunjukkan bahwa model ini cukup baik dalam mereproduksi data eksperimen. Selain itu, properti-properti resonans dihitung sebagai tambahan hasil untuk mengembangkan analisis mengenai model ini.

Sigma channel in kaon photoproduction off proton give information about delta resonances which cannot be obtained in lambda channel. Scattering amplitude for those are built using consistent interaction prescription for spin up to 9 2 particles. Hyperon resonances with spin up to 3 2 are included in scattering amplitude calculation. Free parameter on the amplitude are generated from fitting to experimental data. The model is compared to experimental data and the other past model in the form of some observable graph. The result show that the model reproduce the experimental data fair enough. Moreover, resonance properties are calculated as subsidiary results to improve the analysis of model.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Marsainy
"Dalam beberapa puluh tahun terakhir, fotoproduksi kaon telah menjadi salah satu kanal yang dikenal berpotensi untuk menemukan missing resonances yang telah diprediksi oleh Quark Model, akan tetapi belum dikonfirmasi oleh eksperimen. Namun kanal reaksi ini memiliki kesulitan-kesulitan tersendiri, yaitu cross section rendah dan energi threshold yang sangat tinggi. Energi threshold untuk fotoproduksi kaon adalah 911 MeV, sangat tinggi jika dibandingkan dengan energi threshold untuk fotoproduksi pion, yaitu 150 MeV. Penentuan background yang tepat menjadi penting untuk menentukan kontribusi resonans. Saat ini kontribusi resonans dapat ditentukan dengan menggunakan sebuah metode pengambilan keputusan dalam statistik, yang disebut dengan Metode Bayesian. Metode ini tidak hanya mengevaluasi sebuah model pada seluruh parameternya, namun juga memasukkan distribusi prior dan data eksperimen ke dalam perhitungan. Analisis menggunakan metode ini menunjukkan bahwa sekumpulan resonans menggambarkan proses fotoproduksi kaon dengan lebih baik dari pada sekumpulan resonans lainnya.

Kaon photoproduction has drawn considerable attention for decades as one of the promising processes to find the missing nucleon resonances, predicted by quark model but not listed yet by the Particle Data Group. Nevertheless, this channel has a unique difficulty, e.g., the small cross section and high threshold energy. the threshold energy for kaon photoproduction is 911 MeV, significantly high compared with that of the pion photoproduction, i.e. 150 MeV. Determining the background part of the process becomes a daunting task in order to approximate the resonance contribution. At present, the resonance contribution can be determined by using an established statistical decision making method, which is called the Bayesian Method. This method does not only evaluate the model over its entire parameter space, but also takes the prior information and experimental data into account. Analysis using this Bayesian Method showed that a set of resonances can describe kaon photoproduction better than others."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Aulia
"Model isobar yang dikembangkan untuk fotoproduksi kaon pada kanal KLambda dapat menjelaskan kedua kanal isospin K+Lambda dan K0Lambda. Model tersebut dikembangkan dengan menyertakan data terbaru kolaborasi CLAS. Particle Data Group (PDG) baru saja merilis daftar resonans nukleon terbaru, salah satunya resonans P11(2100). Dengan mempertimbangkan kehadiran resonans baru tersebut, diharapkan adanya peningkatan kecocokan antara model teoretis dan data eksperimen. Formalisme ini digunakan untuk mendapatkan observabel-observabel yang diperhitungkan. Perhitungan analitik disertakan pada perhitungan numerik (proses fitting) untuk mendapatkan kecocokan antara model teoretis dan data eksperimen dengan meminimalisasi nilai chi square. Didapatkan bahwa model pengembangan (model A) memiliki kecocokan lebih baik dibandingkan model lama(model B) terhadap data eksperimen. Namun kontribusi resonans nukleon yang disertakan tidak terlalu signifikan, dibuktikan dengan penurunan nilai chi square yang kecil.

The isobar model for kaon photoproduction in the KLambda channel can explain the two isospin channels K+Lambda and K0Lambda. This model was developed by including the latest data from the CLAS collaboration. Particle Data Group (PDG) has just released the latest nucleon resonances list, one of them is P11(2100) resonance. Taking into account the presence of a new resonance, it is hoped that there will be an increase in the agreement between theoretical model and experimental data. The formalism used in the study was obtained by calculating the scattering amplitude for the nucleon resonance with spin 1/2. This formalism was used to obtain the calculated observables. The obtained analytical formulation was used in the numerical calculations, i.e., in the fitting process to obtain the best agreement between theoretical model and experimental data by minimizing the value of chi square. It was found that the present model (model A) has a better performance than the old model (model B). However contribution of new nucleon resonance is not significant, as indiated by a small decrease in the value of chi square.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billie Rizky
"Fotoproduksi meson-η′ pada nukleon telah dipelajari menggunakan model isobar dengan pendekatan Lagrangian efektif. Amplitudo invarian tree-level menyertakan kontribusi suku Born, suku pertukaran meson vektor kanal-t, dan suku kontribusi resonans nukleon spin-1/2, spin-3/2, dan spin-5/2. Resonans yang dipertimbangkan, yaitu N(1895)1 2 −, N(1900)3 2 +, N(2000)5 2 +, N(2060)5 2 −, N(2100)1 2 +, N(2120)3 2 −, N(2300)1 2 +, dan N(2570)5 2 −. Penampang lintang diferensial yang diperoleh dari perhitungan amplitudo invarian kemudian dibandingkan dengan data eksperimen kolaborasi A2 (2017) dan CLAS (2009). Tetapan sambat interaksi kuat diperoleh melalui fitting dengan meminimalkan χ2/N. Begitupun dengan amplitudo helisitas resonans yang tidak tercatat di Particle Data Group (PDG). Ditemukan bahwa resonans nukleon N(1895)1 2 − dan N(2100)1 2 + memiliki peran signifikan terhadap model.

η′-meson photoproduction on the nucleon has been studied using an isobar model with an effective Lagrangian approach. The tree-level invariant amplitudes consist of the nucleon Born terms, the t-channel vector meson exchanges, and the contribution of spin-1/2, spin- 3/2, and spin-5/2 nucleon resonances. Considered nucleon resonances are N(1895)1 2 −, N(1900)3 2 +, N(2000)5 2 +, N(2060)5 2 −, N(2100)1 2 +, N(2120)3 2 −, N(2300)1 2 +, and N(2570)5 2 −. The calculated differential cross section based on the invariant amplitudes was compared with the A2 (2017) and CLAS (2009) collaboration experimental data. The strong coupling constant was obtained through data fitting by minimizing the χ2/N. Using the same method, also obtained the resonance helicity amplitudes not recorded in the Particle Data Group (PDG). It was found that the N(1895)1 2 − and N(2100)1 2 + nucleon resonances play a significant role in the model.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirajuddin Jalil
"Data eksperimen BGOOD terbaru untuk sudut maju pada reaksi g + p ! K+ + L telah dipelajari dengan menggunakan model isobar. Studi ini menggunakan pendekatan fenomenologi untuk memperoleh kesesuaian data eksperimen dan teori. Metode perhitungan menggunakan model isobar dua kanal K+L dan K0L secara simultan, di mana terdapat parameter bebas untuk mereproduksi data eksperimen. Total data eksperimen yang digunakan pada studi ini yakni 9536. Hasil dari studi ini dibandingkan dengan studi dan data eksperimen sebelumnya. Hasilnya yakni pengaruh data BGOOD lebih signifikan pada observabel penampang lintang. Pada observabel polarisasi tunggal dan ganda pengaruhnya tidak signifikan. Temuan lainnya yaitu data belum bisa direproduksi dengan mudah dengan menggunakan model tersebut, khususnya pada daerah sudut sangat maju. Selain memasukkan data BGOOD baru, juga ditambahkan missing resonans P13 yang dibandingkan dengan resonans S11, P11, dan D13. Data BGOOD baru ini belum bisa menemukan missing resonans tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan resonans D13 pengaruhnya lebih signifikan dalam mereproduksi data dibanding ketiga resonans lainnya.

The new BGOOD experimental data for forward-angle on the g + p ! K+ + L reaction have been studied by using an isobar model. This study was a phenomenological approach to obtain the compatibility of experimental data and theory. The numerical calculations were constructed using the isobar model with coupled K+L and K0L channels simultaneously, where the unknown parameters in the model were fitted to reproduce the experimental data. The total numbers of experimental data used in this study were 9536 points. The result of this study was compared with those of previous investigations and experimental data. The effect of the new BGOOD data is more significant in the case of differential cross sections on the K+L channel. For the single and double polarization, the effect is insignificant. Another finding is that the data cannot be reproduced easily using the models, especially in the very forward regions. In addition, the new BGOOD data were fitted with the missing resonance P13 compared with S11, P11, and D13 resonances. Nevertheless, this new BGOOD data have not been able to find the missing resonance. The fitted results show that the D13 resonance is more significant to reproduce the all data compared to the others."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ja`far Arifi
"Penelitian ini membandingkan dua formulasi propagator dan verteks yang berbeda untuk nukleon resonans spin 3/2 dengan menggunakan model isobar untuk fotoproduksi kaon pada proton γp → K+Λ. Semua resonans nukleon yang memiliki spin sampai 3/2 dan tercatat pada Particle Data Group dimasukkan ke dalam model ini. Kedua formulasi tersebut kemudian dibandingan dengan data eksperimen yang meliputi data penampang lintang dan polarisasi melalui minimisasi χ2. Penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi dari Pascalutsa untuk spin 3/2 dapat mereproduksi data eksperimen lebih baik.

This research is aimed to compare two different formulations of propagator and vertex factor of spin 3/2 nucleon resonances by using isobar models for kaon photoproduction on the proton γp → K+Λ. All nucleon resonances with spin up to 3/2 listed by the Particle Data Group are included in the model. Both formulations are then compared with experimental data including cross section and polarization observable via χ2 minimization. It’s found that the Pascalutsa formulation of the spin 3/2 vertex factors and propagator leads to a better agreement with experimental data.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wowo Diergo Suciawo
"Dalam fotoproduksi kaon, banyak data eksperimen yang telah didapatkan namun masih sedikit teori yang dapat menjelaskan hasil tersebut dengan baik. Dengan meneliti peran resonans hyperon dalam fotoproduksi kaon, diharapkan dapat memahami reaksi ini dengan lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode Lagrangian efektif dengan interaksi yang lebih konsisten untuk mencari nilai amplitudo hamburan, kemudian parameter yang tidak diketahui dalam amplitudo hamburan dicocokkan dengan data eksperimen dengan meminimalisasikan nilai χ2/N. Data eksperimen yang digunakan ialah penampang lintang dan observabel polarisasi. Hasil yang didapatkan menunjukkan nilai yang lebih sesuai dengan data eksperimen, terutama pada daerah sudut mundur.

Kaon photoproduction has been investigated and experimented but still few theories can explain it well. Investigating hyperon resonance in kaon photoproduction may provide a better explanation about this process. This study was conducted by using an effective Langrangian method with consistent interaction to calculate scattering amplitude, then the unknown parameters in scattering amplitude would be fitted with experimental data by minimizing χ2/N value. Experimental data which is used are cross-section and polarization observable. The results showed values more precise with the experimental data, especially at backward angle.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldey Wahyu Putra
"Kami mempelajari kontribusi dari masing-masing kanal pertukaran dari fotoproduksi K*(892) yang didasarkan oleh model efektif Lagrangian. Selain itu, kami juga mempertimbangkan penambahan kontribusi dari partikel Σ*(1780) sebagai partikel resonans hiperon tambahan disamping dengan partikel Σ*(1385) yang sudah mapan, untuk menunjukkan efek dari kontribusi tambahan pada daerah backward scattering yang menyebabkan deviasi diantara model yang diajukan dengan data eksperimen prilem yang dihasilkan oleh kolaborasi CLAS, sebagai petunjuk bahwa ada kontribusi nontrivial pada kanal pertukaran u. Penelitian ini dapat bermanfaat kedepannya untuk membangun pemahaman yang lebih dalam dari mekanisme fotoproduksi K*.

We study the contributions of each exchange channels of the K*(892) photoproduction based on the effective Lagrangian model. In addition, we consider the contribution of the Σ*(1780) as an additional hyperon resonance alongside the Σ*(1385), to demonstrate the effect of additional contributions in the backward scattering region that caused a discrepancy between the original model with the preliminary experiment data produced by the CLAS collaborations, hinting a possible non-trivial contributions to the u-channel. These study could be advantageous to establish a deeper background on the mechanism of the K* photoproduction.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvine Ringgo
"

Fotoproduksi partikel merupakan interaksi antara suatu partikel dengan foton yang menghasilkan partikel-partikel tertentu pada keadaan akhirnya. Salah satu reaksi fotoproduksi yang diteliti selama bertahun-tahun adalah fotoproduksi partikel kaon. Berdasarkan hukum kekekalan yang berlaku pada tiap interaksinya, fotoproduksi kaon memungkinkan untuk menghasilkan dua partikel kaon dalam keadaan akhirnya. Pada skripsi ini, telah dibahas dan diturunkan amplitudo dan penampang lintang fotoproduksi kaon ganda berdasarkan diagram Feynman dan Lagrangian efektif interaksi (model isobar). Penurunan tersebut mempertimbangkan kontribusi dari partikel resonans hiperon sampai dengan spin $1/2$ dan partikel resonans kaon sampai dengan spin $1$. Reaksi fotoproduksi kaon ganda yang dibahas, antara lain $\gamma\ p\ \to K^+\ K^0\ \Xi^0$, $\gamma\ p\ \to K^+\ K^+\ \Xi^-$, $\gamma\ n\ \to K^0\ K^0\ \Xi^0$, $\gamma\ n\ \to K^0\ K^+\ \Xi^-$, dan $\gamma N \to K K N$.


Particle photoproduction is an interaction between certain particle and photon resulting in other particles produced in the final state. One of the well studied photoproduction reaction is the photoproduction of kaon. It is shown that by using conservation laws for particle interaction, a photoproduction reaction resulting in two kaon in the final state is permitted. Here we show the derivation of the production amplitude and cross section based on Feynman diagrams or effective Lagrangian (isobar model) approach. Our calculation includes the contribution of hyperon resonance up to spin-$1/2$ and kaon resonance up to spin-$1$. The discussed double kaon photoproduction reactions are $\gamma\ p\ \to K^+\ K^0\ \Xi^0$, $\gamma\ p\ \to K^+\ K^+\ \Xi^-$, $\gamma\ n\ \to K^0\ K^0\ \Xi^0$, $\gamma\ n\ \to K^0\ K^+\ \Xi^-$, and $\gamma N \to K K N$.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>