Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahyanti W.S.
Abstrak :
Latar belakang: Anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran yang dapat menyebabkan kecemasan terhadap perawatan gigi. Anak tunarungu cenderung rentan terhadap kecemasan karena ketidakmampuan mereka dalam mengkomunikasikan emosi negatif dan kesulitan untuk menerima informasi tentang kesehatan gigi mulut. Perawatan gigi dikenal merupakan perawatan yang menimbulkan stress. Menangani pasien yang cemas merupakan tantangan bagi dokter gigi; perawatan membutuhkan lebih banyak waktu dan timbulnya perilaku tidak kooperatif pasien yang memberikan efek negatif pada kinerja dokter gigi. Kecemasan perawatan gigi dapat menyebabkan pasien menghindar, perilaku tidak kooperatif dan perubahan fisiologis dalam tubuh seperti meningkatnya frekuensi pernapasan dan detak jantung. Pendekatan khusus untuk mendidik anak-anak tunarungu dengan menggunakan media visual dapat berguna untuk mengurangi kecemasan gigi. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh edukasi menggunakan buku pop-up 'Aku dan Gigiku' pada kecemasan gigi pada anak-anak tunarungu, yang diamati dari frekuensi napas. Metode Penelitian: 42 anak tunarungu dibagi menjadi masing-masing 21 anak dalam kelompok intervensi dan tanpa intervensi. Penilaian kecemasan dilakukan dengan mengukur frekuensi napas yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan buku pop-up 'Aku dan Gigiku'. Data statistik kemudian dianalisis menggunakan t-tes berpasangan untuk membandingkan antara kelompok intervensi dan kelompok tanpa intervensi. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dalam nilai delta dari frekuensi napas antara kelompok intervensi dan kelompok tanpa intervensi. Kesimpulan: Buku pop-up terbukti efektif sebagai media edukasi visual untuk mengurangi kecemasan gigi pada anak tunarungu. ......Background: Children with hearing impairment has communication barrier, that can induce dental anxiety. Deaf children are prone to dental anxiety because of their disability to communicate their negative feelings and difficulties to receive information about dental health care. Dental treatment is known as a stressful treatment. Treating an anxious patient is a challenge for dentists; treatment might take more time and the patient's uncooperative behavior gives a negative effect on the dentist's performance. Anxiety of dental treatment can lead to avoidance, uncooperative behavior and physiologic changes in the body such as respiratory rate and heart rate. Special approach to educate hearing-impaired children by using visual media can be useful to reduce dental anxiety. Aim: The aim of this study is to verify the impact of education using pop-up book on dental anxiety in hearing-impaired children, observed from respiratory rate. Methods: 42 children with hearing impairment who were retrospectively subclassified for study and control group. Assesment of anxiety by measuring respiratory rate were conducted before and after intervention using pop-up book. The data were analyzed using unpaired t-test for intergroup comparison between the study and control group. Result: There were a significant mean reduction of respiratory rate in the study group and mean increase of respiratory rate in the control group. A significant difference of respiratory rate was found among the study and control group. Conclusion: Our result suggest that pop-up book was found to be effective as a visual education tool to reduce dental anxiety in hearing-impaired children.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subiyanto
Abstrak :
Pengaturan cairan modifikasi cara Lemone dan Burke (2008) membagi pemberian cairan berdasarkan proporsi jumlah cairan pada setiap shiftnya. Pada rentang shift pagi sebanyak 50% dari kebutuhan total cairan dalam 24 jam, 30% pada rentang shift siang dan sisanya pada shift malam. Pengaturan proporsi ini berdasarkan kebutuhan cairan secara fisiologis sesuai irama sirkardian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran "perbedaan dampak pengaturan cairan modifikasi Lemone dan Burke dengan cara konvensional terhadap tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan dan keluran urin". Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan post test only with control group. Hipotesis yang telah dibuktikan dalam penelitian ini adalah perbedaan dampak pengaturan cairan.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Anshari Rasyid
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem pemantau tanda vital detak jantung, suhu tubuh, dan laju pernapasan pada kursi roda listrik menggunakan sensor MAX30102, DS18B20, dan strain gauge BF350 3AA terhubung dengan platform online Blynk dan mengetahui performa masing-masing sensor dengan referensi alat pengukur detak jantung dengan manset merk 1byOne, termometer digital merk ThermoOne Alpha-2, dan pengukur laju pernapasan secara manual. Pada penelitian ini sistem berhasil dibuat dan dapat menampilkan hasil pemantauan tanda vital detak jantung, suhu tubuh, dan laju pernapasan pada platform online Blynk. Pada uji performa pengukuran didapat error pengukuran detak jantung sebesar 2,586%, suhu tubuh sebesar 0,082%, dan laju pernapasan sebesar 6,285%. Selain itu, juga didapat persamaan kalibrasi dari regresi linear hasil pengukuran tanda vital masing - masing sensor, yaitu: Detak jantung_Kalibrasi = (detak jantung_MAX30102) - 4,72) / 0,94suhu tubuh_Kalibrasi = (suhu tubuh_DS18B20 - 3,62) / 0,90, dan laju pernapasan_kalibrasi = (laju pernapasan_strain gauge - 2,78) / 0,82.


This research aims to design and build a heart rate, body temperature, and respiratory rate monitoring system on an electric wheelchair using MAX30102, DS18B20, and BF350 3AA strain gauge sensors connected to the Blynk online platform and determine performance of each sensors with compared to a 1 by One cuff-based heart rate monitor, ThermoOne Alpha-2 digital thermometer, and manual measurements. In this research the system was successfully developed and evaluates the measurement error of the heart rate as 2.586%, body temperature with an error of 0.082%, and the respiratory rate with an error of 6.285%. Furthermore, equations are obtained for sensor calibration from the linear regression of vital sign measurement from each sensor: Heart rate_callibrated = (heart rate_MAX30102) - 4,72) / 0,94body temperature_callibrated = (body temperature_DS18B20 - 3,62) / 0,90, and respiratory rate_callibrated = (respiratory rate_strain gauge - 2,78) / 0,82.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syan Sarmila
Abstrak :
Salah satu gangguan sistem pernapasan yang umum ditemukan pada bayi dan anak-anak yaitu pneumonia karena bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang matang, sehingga mudah terpapar patogen penyebab pneumonia. Masalah keperawatan utama yang dapat terjadi yaitu bersihan jalan napas tidak efektif karena kondisi pneumonia membuat alveoli diisi dengan sputum yang sulit dikeluarkan, sehingga terasa sakit saat bernapas dan membatasi asupan oksigen. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan terapi fisioterapi dada terhadap perbaikan status pernapasan pada bayi dengan pneumonia. By. Ny. R lahir secara sectio caesarea pada usia gestasi 36-37 minggu atas indikasi hidramnion, kondisi bayi terdengar ronkhi (+/+), gelisah dan rewel, sesak napas (+), retraksi dada (+), frekuensi napas 41x/menit, saturasi oksigen rendah yaitu 80% on high flow nasal dengan flow 4 dan FiO2 25%. Intervensi dilakukan selama 6 hari dengan penerapan intervesi fisioterapi dada. Hasil menunjukkan terdapat perbaikan status pernapasan pada bayi terutama saturasi oksigen dan frekuensi napas stabil pada rentang normal yaitu 30-60x/menit, suara ronkhi minimal, sesak minimal, produksi sekret 15-25 cc. Oleh karena itu, diperlukan terapi fisioterapi dada sesuai indikasi secara rutin untuk pengeluaran sekret sehingga meningkatkan status pernapasan pada pasien dengan pneumonia. ......One of the common respiratory system disorders found in infants and children is pneumonia because infants do not have a mature immune system, so they are easily exposed to pathogens that causes pneumonia. The main nursing problem that can occur is ineffective airway clearance because pneumonia conditions make the alveoli filled with sputum that is difficult to remove, making it painful to breathe and limiting oxygen intake. This scientific work aims to analyze the effectiveness of the application of chest physiotherapy therapy on improving respiratory status in infants with pneumonia. By. Ny. R was born by sectio caesarea at 36-37 weeks gestation for indications of hydramnios, the infant condition was heard ronkhi (+/+), restless and fussy, shortness of breath (+), chest retraction (+), respiratory rate 41x/min (normal), low oxygen saturation which is 80% on high flow nasal with flow 4 and FiO2 25%. The intervention was carried out for 6 days with the application of chest physiotherapy interventions. The results showed that there was an improvement in the respiratory status of the infant, especially oxygen saturation and respiratory rate stabilized in the normal range of 30-60x/min, minimal ronkhi sound, minimal tightness, 15-25 cc secretion production. Therefore, chest physiotherapy is needed according to indications routinely for secretion removal so as to improve respiratory status in patients with pneumonia.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library