Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Riduan Akbar
Abstrak :
[ABSTRAK
Dalam penelitian ini objek yang dikaji adalah model baru bogie monorel tipe UTM 125 dengan menggunakan sistem suspensi tipe suspended, hasil rancangan dan produk nasional. Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisa karakteristik gaya dinamik dari tiap komponen poros dalam struktur bogie monorel dan secara khusus adalah untuk mengevaluasi tingkat kenyamanan gerak kendaraan monorel. Analisis dan simulasi numerik gerak kereta monorel dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Simwise® dan NumXL®. Penentuan tingkat kenyamanan kendaraan monorel berdasarkan pada standar ISO 2631 dan standar EN 12299:2009. Dari hasil analisa diketahui bahwa gaya dinamik pada arah lateral memberikan pengaruh terjadinya gerak rolling pada struktur carbody dan dari hasil evaluasi kenyamanan diketahui bahwa percepatan arah lateral paling besar terjadi pada struktur carbody yang berada di atas bogie. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkat kenyamanan kendaraan monorel masih dalam kategori tidak nyaman, sehingga diperlukan penyempurnaan lebih lanjut terhadap sistem dan struktur bogie monorel.
ASBTRACT
In this research the object being studied is a new type model of monorail bogie UTM 125 by using the suspended type of suspension system, which is designed as national product. The objective of this study in general is to analyze dynamic force characteristics for shaft components in monorail bogie structure and in particular is to evaluate the comfort level of monorail vehicle. Analysis and numerical simulation of monorail train movement is conducted by Simwise® and NumXL® softwares. The determination of the level of monorail car comfort is based on ISO 2631 standards and EN 12299:2009 the standards. From the analysis result has known that the dynamic force in lateral direction give significant effect to rolling motion in carbody structure and also from the comfort evaluation result has known that most of large lateral acceleration occurs on the part of carbody which located above the bogie structures. In general it can be concluded that the comfort level of the monorail vehicle still in the discomfort category, therefore need further refinement to system and structures of the monorail bogie.;In this research the object being studied is a new type model of monorail bogie UTM 125 by using the suspended type of suspension system, which is designed as national product. The objective of this study in general is to analyze dynamic force characteristics for shaft components in monorail bogie structure and in particular is to evaluate the comfort level of monorail vehicle. Analysis and numerical simulation of monorail train movement is conducted by Simwise® and NumXL® softwares. The determination of the level of monorail car comfort is based on ISO 2631 standards and EN 12299:2009 the standards. From the analysis result has known that the dynamic force in lateral direction give significant effect to rolling motion in carbody structure and also from the comfort evaluation result has known that most of large lateral acceleration occurs on the part of carbody which located above the bogie structures. In general it can be concluded that the comfort level of the monorail vehicle still in the discomfort category, therefore need further refinement to system and structures of the monorail bogie., In this research the object being studied is a new type model of monorail bogie UTM 125 by using the suspended type of suspension system, which is designed as national product. The objective of this study in general is to analyze dynamic force characteristics for shaft components in monorail bogie structure and in particular is to evaluate the comfort level of monorail vehicle. Analysis and numerical simulation of monorail train movement is conducted by Simwise® and NumXL® softwares. The determination of the level of monorail car comfort is based on ISO 2631 standards and EN 12299:2009 the standards. From the analysis result has known that the dynamic force in lateral direction give significant effect to rolling motion in carbody structure and also from the comfort evaluation result has known that most of large lateral acceleration occurs on the part of carbody which located above the bogie structures. In general it can be concluded that the comfort level of the monorail vehicle still in the discomfort category, therefore need further refinement to system and structures of the monorail bogie.]
2015
T43465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Mohamad Drajat
Abstrak :
ABSTRAK Skripsi dengan judul Analisa Respon Dinamik Getaran Mesin Sepeda Motor B.M.W. Tipe R 27 Terhadap Sistem Perletakannya. ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kerusakan yang sering texjadi pada perletakan mesin sebelah atas dari sepeda motor B.M.W. Tipe R 27. Dalam skripsi ini, dicoba untuk menganalisa kerusakan perletakan mesin sebelah atas tersebut dengan mempergunakan teori-teori dalam ilmu getaran mekanis. Untuk itu dibentuk modelisasi dari sistem perletakan mesin ini dalam sistem tiga derajat kebebasan dan enam derajat kebebasan Sebagian besar parameter yang diperlukan dalam perhitungan, diambil dengan proses pengukuran Iangsung terhadap mesin sepeda motor tersebut. Parameter yang didapatkan itu, kemudian dimasukkan ke dalam persamaan gerakan sistem perletakan mesin yang dibentuk dengan mempergunakan Persamaan Lagrange Untuk Koordinat Umum. Hasil yang didapatkan berupa grafik amplitude terhadap putaran mesin. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kerusakan yang kerap terjadi pada komponen perletakan mesin atas sepeda motor B.M.W. R 27, terutama disebabkan karena dua hal, yaitu : Penyebab pertama adalah karena amplitude gerak rotasi mesin terhadap sumbu longitudinal (rolling) serta amplitude translasi lateral lebih besar dari amplitude maksimum yang diijinkan pada perletakan meain atas tersebut. Hal ini selanjutnya menimbulkan kelelahan pada karat perletakan mesin itu. Penyebab kedua adalah karena frekuensi pribadi sistem perletakan mesin sepeda motor ini terletak di tengah frekuensi operasional mesin. Akibatnya, ketika frekuensi operasional mesin bergerak mendekati tiekuensi pribadi sistem perletakan mesin, maka terjadi peristiwa resonansi. Peristiwa resonansi yang kerap terjadi ini menimbulkan kelelahan pada karet perletakan mesin atus dan pada akhirnya merobek karet tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Andy
Abstrak :
Saat ini di Laboratorium Pengendalian Proses Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia terdapat unit mini plant WA921 yang bekerja untuk mengolah air buangan asam atau basa seperti yang digunakan di industri. Unit mini plant WA921 ini digunakan sebagai alat untuk mempelajari rangkaian proses dan sistem kontrol pada pengolahan air agar memenuhi spesifikasi dan kualitas air sesuai dengan peraturan standard mutu baku air buangan. Meskipun buku manual dari unit mini plant WA921 sudah disediakan, namun uji unjuk kerja secara komprehensif belum dilakukan khususnya uji dengan menggunakan kondisi air lokal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana sistem pengontrolan air buangan bekerja dan unjuk kerja sistem kontrol pada unit mini plant WA921 yang nantinya dapat digunakan sebagai koreksi/catatan pada buku manual. Selain itu, dengan tergambarnya hal-hal tersebut diharapkan dapat mendorong langkah eksplorasi selanjutnya terhadap peningkatan proses dan kerja dari unit mini plant WA921. Pengujian unjuk kerja terhadap unit mini plant WA921 dilakukan pada kondisi air lokal untuk mengamati respon pengendalian proses secara manual (open loop) dan automatis (closed loop) dengan tuning Ziegler-Nichols. Percobaan respon dinamik dilakukan dari nilai PID (Proportional, Integral dan Derivative) yang disajikan di buku manual maupun hasil percobaan tuning kontrol Ziegler-Nichols. Dari pengujian unjuk kerja terhadap unit mini plant WA921 didapatkan hasil respon proses kontrol yang berbeda antara buku manual dengan hasil percobaan. Tuning PID pada cara S baik secara manual maupun automatis, secara umum menghasilkan parameter PID yang dapat dipakai untuk proses pengontrolan pH dengan baik, meskipun hasilnya tidak menghasilkan QDR (Quarter Decay Ratio). Sementara itu, tuning PID pada cara L secara automatis memberikan hasil baik, namun secara manual memberikan memberikan hasil yang jelek yang ditunjukkan dengan osilasi yang berkepanjangan.
Currently, in process control laboratory of engineering faculty, department of chemical engineering has had the mini plant unit WA921 series which works to process acid or base effluent as used in industry. The unit mini plant WA921 series used as an equipment to study of process sequences and control systems in water treatment in order to meet stringent of water specification and quality according to the standard of regulations for water discharge. Despite manual book of the mini plant unit WA921 series has been provided, but through rigorous performance test never conducted by using local water conditions. The purposes of research is to define an overview how the system of water processing and control works and system control performance in the mini plant unit WA921 series and for further follow up used to give correction for manual book. Additional purpose expected by descripting above conditions will encourage further exploration step to improve the processes and works from the mini plant unit WA921 series. Testing of performance for mini plant unit WA921 series conducted in local water environment to observe process control responds both manual (open loop) and automatic (closed loop) through tuning of Ziegler-Nichols. The testing of dynamic responds conducted from PID values (Proportional, Integral and Derivative) which are provided either in manual book or testing results from tuning of Ziegler-Nichols. From testings of performace in mini plant unit WA921 series has been found the results for process control respond quite different between manual book against local testing results. Generally, tuning of PID either manual mode or automatic mode by using scheme S have resulted PID parameters those can be used for good pH control despite the results have not achieved QDR (Quarter Decay Ratio). While, tuning of PID by using scheme L in automatic mode have resulted good respon, but using manual mode have resulted poor performance as shown by continous oscilation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2009
S51827
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kuntara Kautsar Ridwan
Abstrak :
ABSTRAK
Sebuah kajian eksperimental telah dilakukan untuk mengetahui karakteristikrespon dinamik yang berupa getaran pada struktur alat penukar kalor shell and tubetipe AES. Penelitian dilakukan dengan menggunakan aktuator getaran sebagai sumbereksitasi dengan frekuensi maksimum adalah 7.33 Hz pada alat penukar kalor tanpabeban aliran. Eksitasi dilakukan dengan arah horizontal pada tiga titik yaitu, noselmasuk, nosel keluar, dan bagian tengah. Pengukuran dilakukan secara horizontal,vertikal, dan aksial pada titik yang sama ditambah dua titik lain pada support struktur.Ada dua hasil pengukuran getaran yaitu pengukuran overall dan pengukuran diskretyaitu dengan frekuensi spektrum dari masing-masing tiitk yang akan diklasifikasikanberdasarkan vibration severity chart dan table identifikasi karakteristik spektrumfrekuensi. Hasil pengukuran secara overall menunjukkan secara umum pengukuranyang dilakukan secara horizontal akan menampilkan respon yang lebih besardibandingkan dengan pengukuran vertikal dan aksial. Pada pengukuran frekuensispektrum terjadi perbedaan sekitar 1 Hz pada frekuensi eksitasi dari aktuator getarandengan yang terukur. Pengukuran spektrum frekuensi secara vertikal dan aksialmenunjukkan adanya looseness pada struktur alat penukar kalor.
ABSTRACT
An experimental study has been developed to understand dynamic responsecharacteristic which is vibration in a shell and tube heat exchanger AES type.Experiment was done by using a vibration aktuator as the excitation source withmaximum frequency about 7.33 Hz in no flow condition. The direction of the excitationis only horizontal on three different excitation points, inlet nozzle, outlet nozzle andmiddle part of the heat exchanger. Measurements were done on the same points of theexcitation and two other points, on the support of the heat exchanger, horizontally,vertically, and in the axial direction. There are two results of the measurements, theyare the overall vibration and the frequency spectrum on each point that will be classifiedbased on vibration severity chart and identification table of frequency spectrumcharacteristic. Generally the overall vibration measurement horizontally indicate thebigger response than the vertical or axial measurements. The results of frequencyspectrum measurements can indicate there is a difference between excitation frequencyand response frequency about 1 Hz. Frequency spectrum measurements done verticallyor in axial measurement can indicate there is a looseness in the structure.
2017
S68852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Rakhmat Setiadi
Abstrak :
Pada penelitian ini, struktur akan dimodelkan beserta tanah disekelilingnya dengan program SAP2000 dimana tanah dimodelkan sebagai linear solid 3D element. Analisis gempa yang digunakan berupa analisa linear time history. Variasi yang model mencakup ketinggian struktur dan juga variasi perletakan, yaitu berupa perletakan jepit dan perletakan tanah dengan nilai modulus elastisitas yang dibeda ? bedakan pada lapisan tanah dimana pondasi berada. Hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa efek pengaruh dari SSI tidak terlalu banyak berbeda dengan struktur perletakan jepit baik untuk periode getar struktur maupun respon linear struktur. ...... In this study, structure will be modeled along with the surrounding soil with finite element program SAP2000, where the soil will be modeled as a linear 3D solid element. Earthquake anaysis used in this study are Linear Time History analysis. Model variations are variations in the height of the structure and variations of boundary condition in the foundation. First variation in boundary are fixed foundation where the building asumming laying in the rock, and the second variation are the soil around the building will be modeled with variations of modulus elasticity. The result of this study concluded that the effect of soilstructure interaction are not too much different from the structure where the fixed foundation asumming, the period of structure and linear response of structure are almost same.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42973
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Remigildus Cornelis
Abstrak :
Struktur bangunan setback adalah jenis struktur dengan luasan lantai yang berkurang akibat tonjolan ke dalam atau memiliki suatu lonjakan bidang lantai. Beberapa faktor yang mempengaruhi respons struktur dengan desain setback terhadap beban gempa meliputi rasio luasan setback, rasio tinggi setback, arah setback (satu arah atau dua arah), dan letak setback (simetris atau asimetris) akan ditinjau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dampak dari rasio luasan dan ketinggian lantai setback dua arah terhadap respons dinamik struktur menggunakan beberapa variasi model setback yang sesuai dengan persyaratan SNI 1726:2019. Dalam penelitian ini, terdapat sepuluh model struktur yang diteliti, terdiri dari satu model struktur tanpa setback (model kontrol) dan sembilan model struktur dengan desain setback dua arah. Respons struktur pada model-model ini terhadap beban gempa dianalisis menggunakan metode respons spektrum. Temuan penelitian menunjukkan bahwa variasi rasio luasan dan ketinggian setback yang semakin meningkat akan mengakibatkan penurunan perpindahan antar tingkat, gaya geser dasar, gaya geser antar tingkat, dan kekakuan struktur antar tingkat. Pada lantai setback, simpangan antar tingkat, momen maksimum balok dan momen maksimum kolom antar tingkat akan semakin besar sebaliknya akan semakin kecil pada lantai tingkat non setback. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur dengan rasio luasan dan ketinggian setback yang memenuhi persyaratan SNI 1726:2019 adalah struktur setback jenis MRL36 yaitu jenis struktur dengan rasio luasan setback 36% dari luasan total dan rasio ketinggian setback 25% dari tinggi total struktur.
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2023
728 JUPKIM 18:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library