Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsa Mulyata
"Topik yang deteliti adalah keeratan hubungan (korelasi) antara variabel Bebas meliputi unsur pemahaman 5S, jenis kelamin, usia, masa kerja, pendidikan, frekuensi penyuluhan dan lama memperoleh penyuluhan dengan produktivitas kerja Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan Elektronik PT. Lippo Melco , bertujuan untuk merumuskan jawaban mengenai (1) hubungan pemahaman 5S dengan produktivitas, (2) hubungan jenis kelamin dengan produktivitas kerja,(3) hubungan usia dengan produktivitas kerja, (4) hubungan masa kerja dengan produktivitas kerja, (5) hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja, (6) hubungan frekuensi penyuluhan dengan produktivitas kerja dan (7) hubungan lama memperoleh penyuluhan dengan produktivitas kerja.
Subyek penelitian ini sebanyak 69 orang pekerja operator bidang produksi Refrigerator. Teknik analisa data yang digunakan adalah (1) analisa korelasi parsial, (2) analisa regresi ganda, (3) analisa varian. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa : (1) terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemahaman 5S dengan produktivitas kerja, yang berarti semakin banyak memahami arti dan pentingnya 5S melalui penyuluhan / pelatihan di unit kerja, maka semakintinggi Produktivtas kerjanya; (2) terdapat hubungan yang tidak signifikan antara jenis kelamin dengan produktivitas kerja, yang berarti bahwa perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa investasi untuk SDM laki-laki akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan untuk kaum perempuan; (3) terdapat hubungan yang tidak signifikan antara usia dengan produktivitas, yang berarti bahwa semakin tinggi usia para karyawan maka produktivitasnya tidak dapat diharapkan; (4) terdapat hubungan yang siginifikan antara masa kerja dengan produktivitas, yang berarti bahwa semakin banyak masa kerja/pengalaman kerja yang diperoleh, maka semakin tinggi produktivitas kerjanya, karena pengalaman kerja ada pengetahuan yang didapat seseorang dari observasi atau mengalami suatu peristiwa; (5) terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan dengan produktivitas, yang berarti bahwa tingginya tingkat pendidikan formal bukanlah jaminan untuk meningkatkan produktivitas kerja, karena pendidikan tinggi tanpa dibekali dengan keterampilan-keterampilan mustahil produktivitas akan tercapai; (6) terdapat hubungan yang tidak siginifikan antara frekuensi penyuluhan dengan produktivitas kerja, hal ini berarti bahwa semakin banyak frekuensi penyuluhan yang diberikan, semakin turun,tingkat produktivitasnya, karena karyawan merasa jenuh dengan penyuluhan yang terlalu berlebihan; (7) terdapat hubungan yang tidak signifikan antara lama penyuluhan dengan produktivitas kerja, hal ini berarti bahwa semakin lama penyuluhan 5S diperoleh, maka produktivitas kerja belum tentu akan dicapai karena tergantung dari keseriusan karyawan didalam mengikutinya serta motivasi yang diinginkan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1999
T4748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salafi Nugrahani
"Stres kerja saat ini merupakan suatu masalah yang terjadi di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) menganggap stres kerja sebagai "penyakit abad dua puluhan" mengindikasikan bahwa stres kerja menjadi lebih banyak di hampir setiap pekerjaan di seluruh dunia dan telah menjadi "epidemi global"(Greenberg, 2002). Lebih jauh, hasil sebuah survei di Eropa menyimpulkan bahwa stres kerja merupakan sebuah masalah yang terjadi di seluruh dunia, satu hal yang perlu perhatian langsung dan perlu "diringankan". Artinya, stres kerja adalah sebuah masalah yang terjadi di seluruh dunia dan dialami oleh setiap individu, hanya saja terdapat perbedaan dalam mempersepsikan stressor sehingga tingkat stres kerja yang dialami berbeda-beda bagi tiap individu. Selain itu, stres kerja lebih banyak terjadi pada para pekerja blue collar (mulai dari supervisor ke bawah yaitu sampai karyawan pelaksana) dan tingkat penyakit yang timbul juga lebih berat. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya penggunaan alat dan bahan produksi oleh pekerja sehingga lebih sering terpapar oleh agen fisik dan kimia berbahaya (Heerdjan, 1990 dalam Putri 1997). Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan pada para pekerja pabrik PT Gunze Indonesia sebagai salah satu kelompok pekerja yang termasuk kategori blue collar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres kerja pada pekerja PT Gunze Indonesia. Penelitian dilakukan pada bulan Juni tahun 2008 dengan desain studi cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah para pekerja bagian operasional PT Gunze Indonesia dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian sebagian besar responden mengalami stres sedang, yakni sebesar 63% dari total responden, diikuti dengan responden yang mengalami stres berat sebanyak 21% dari total responden sedangkan selebihnya atau 16% dari responden mengalami stres ringan. Faktorfaktor yang berhubungan dengan tingkat stres kerja adalah beban kerja kuantitatif, shift (kerja gilir), rutinitas kerja yang monoton,temperatur, kebisingan, sosial dari supervisor, gaji, serta kepuasan terhadap penyeliaan/pengawasan. Variabel-variabel stressor yang berhubungan (memiliki p value <0,05) dengan tingkat stres kerja, memiliki hubungan searah. Semakin buruk persepsi pekerja terhadap masing-masing variabel independen maka semakin tinggi pula tingkat stres kerja yang dialaminya. Tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara beban kerja kualitatif, jam kerja normal, jam lembur, serta dukungan/hubungan sosial dari bawahan terhadap tingkat stres kerja pekerja PT Gunze Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Novitasari
"Penggunaan PUGS merupakan cara termudah untuk merencanakan asupan makan atlet remaja guna terpenuhi kebutuhan zat gizinya. Ada dua faktor yang banyak memengaruhi perilaku makan atlet remaja yaitu faktor individu dan lingkungan. Faktor lingkungan yang banyak berpengaruh antara lain orang tua, teman, media massa serta faktor sosial lainnya seperti lingkungan sekolah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan total sampel 103 responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui separuh responden (50,5%) merupakan kelompok remaja awal (usia 11-16 tahun). Sebagian besar responden memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku PUGS yang baik. Teman dan pelatih berpengaruh besar pada perilaku makan responden. Ternyata hampir seluruh responden belum pernah melihat media berisikan pesan PUGS. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan pengaruh teman dengan perilaku makan atlet remaja berdasarkan PUGS.

Using PUGS is the easiest way to plan athlete?s food intake in order to met their nutrition intake. There are two factors that influence the eating behavior of youth athletes, individual and environmental factors. Enviromental factors include parents, peer group, mass media and the other social factors such is school environment. This research uses cross sectional design with a total of 103 sample. The results are more than half respondents (50.5%) is early adolescents group (age 11-16 years). Most of the respondents have good knowledge, attitudes and behavior about PUGS. Friends and trainers have a strong related to respondents eating behavior. In fact almost all respondents have never seen media messages containing PUGS. There are significant correlation between knowledge and the influence of friends with adolescent athlete?s eating behavior based on PUGS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kiwayu Imano Fadhli
"Pada umumnya primigravida belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses serta prosedur persalinan. Dalam keadaan sehat primigravida dapat melahirkan pervaginam, namun akibat ketidaktahuan tentang proses serta prosedur persalinan, primigravida menjadi takut untuk melahirkan pervaginam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang proses serta prosedur persalinan dan motivasi untuk melahirkan pervaginam. Penelitian ini bersifat cross sectional dengan 96 responden yang diambil melalui teknik quota sampling baik yang ditemui di Puskesmas maupun di rumah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,5% ibu primigravida memiliki pengetahuan tinggi tentang proses serta prosedur persalinan. Sebanyak 51% ibu primigravida memiliki motivasi yang tinggi untuk melahirkan pervaginam. Mayoritas primigravida memiliki pengetahuan tinggi tentang proses serta prosedur persalinan dan motivasi tinggi melahirkan pervaginam. Sosialisasi tentang proses dan prosedur persalinan serta motivasi dari tenaga kesehatan untuk melahirkan pervaginam dapat mengurangi angka kelahiran melalui operasi sesar dan kematian ibu dan bayi.

Generally primigravida do no thave enough knowledge about process and procedure of labor. In ahealthy state primigravida can give birth vaginally, but due to ignorance about the process and procedure of labor, primigravida be afraid to give birth vaginally. This study aims to describe the knowledge of primigravida about the process and procedure of labor and motivation to give birth vaginally. This studyis cross-sectional with 96 respondents were taken through aquota sampling technique is encountered either in the health center or at home.
The results showed that 62.5% primigravida has a high knowledge about the process and procedure of labor. A total of 51% primigravida highly motivated to give birth vaginally. The majority primgravida have high knowledge about the process and procedure of labor and motivate to giving birth vaginally. Socialization of labor processes and procedures and motivation from health workers to recommended primigravida to give birth vaginally, so that it can reduce the number of births by caesarean section and maternal and infant mortality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syahidati Fauzana
"ABSTRACT
Lelaki Seks dengan Lelaki LSL merupakan salah satu populasi kunci untuk kasus HIV/AIDS tetapi populasi tersebut merupakan populasi yang sulit dijangkau karena masih adanya stigma di masyarakat sehingga ukuran populasinya tidak diketahui. Hal tersebut membuat penelitian pada kelompok LSL sulit untuk dilakukan karena tidak ada sample frame yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan jumlah sampel. Metode sampel Respondent Driven Sampling RDS merupakan metode pengambilan sampel bagi populasi tersembunyi dengan menggunakan prinsip snowball sampling. Prinsip snowball sampling membuat data yang dikumpulkan rentan untuk mengalami bias karena tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Untuk menghilangkan bias tersebut teknik analisis data yang digunakan tidak seperti biasanya. Terdapat perangkat khusus yaitu RDSA untuk menganalisis datanya. Tetapi, hingga kini masih ada analisis data pada LSL mengabaikan fakta bahwa data dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis seakan-akan data dikumpulkan dengan metode Simple Random Sampling SRS . Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil analisis univariat dan bivariat data yang dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis sesuai dengan tekniknya menggunakan RDSA dan data yang dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis secara biasa menganggap bahwa data seolah-olah dikumpulkan dengan metode SRS menggunakan STATA. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan estimasi proporsi diantara keduanya terutama pada bagain Confidence Interval CI. Hasil RDSA menghasilkan CI yang lebih lebar dibandingkan dengan hasil yang menggunakan asumsi Simple Random Sampling.

ABSTRACT
Men who have sex with men MSM is one of the key populations for HIV AIDS cases but the population is one of the most inaccessible populations due to the stigma in society that the population size is unknown. This makes the study in groups of MSM difficult to do because there is no sample frame that used as a benchmark to find the number of samples. Respondent Driven Sampling RDS is a sampling method for hidden population by using snowball sampling principle. The principle of snowball sampling makes collecting data potential to biases because not all populations have the same probability to choose. To drop the biases the data analysis techniques used are not as usual. There is a special tool that is RDSA to analyze the data. However, until now there is still data analysis on MSM ignoring the fact that data collected by RDS method but analyzed as if data collected by Simple Random Sampling SRS method. The aim of this study was to compare the results of univariate and bivariate analyzes of data collected by RDS method but analyzed by the technique using RDSA and data collected by RDS method but analyzed assuming that data collected by SRS method using STATA. The results show that there is difference estimation of the proportion between the two, especially in the section Confidence Interval CI . RDSA results produce a wider CI than using Simple Random Sampling assumption results. Key words HIV AIDS, Men who have sex with men MSM , Respondent Driven Sampling RDS, Simple Random Sampling SRS. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawati
"Belum optimalnya pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat. hal ini ditunjukkan dari keluhan klien yang dirawat di rumah sakit Immanuel dari 6 keluhan: 2 ditujukan perawat kurang perhatian terhadap klien, 1 keluhan kurang tanggap terhadap keluhan klien dan 3 keluhan kurang memperhatikan fasilitas yang ada di ruangan sehingga perlu dilakukan studi penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap perilaku caring perawat pelaksana di IRIPM rumah sakit Immanuel Bandung. Populasi pada penelitian ini seluruh klien dewasa yang dirawat di IRIPM rumah sakit Immanuel Bandung, berjumlah 5 ruangan, rata-rata selama bulan Januari - Maret 2005 sebanyak 2494 orang. Jumlah sampel 106 orang, menggunakan teknik random sampling dengan metode quota.
Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekalan cross sectional, instrumen berupa kuesioner dibuat sendiri, telah diuji validitas kuesioner A (Alpha Cronbach=0.7793), kuesioner B sebesar 0.9758 dan reabilitas r > r table. Data dianalisis secara univariat, bivariat (Chi-Square), dan multivarat untuk uji regresi logistik.
Hasil penelitian secara umum 69% dari responden puas terhadap perilaku caring perawat pelaksana, persepsi klien 90% responden puas terhadap sembilan komponen perilaku caring hasil analisis korelasi dengan a = 0.05 ada hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan, penghasilan, status pernikahan dan image dengan kepuasan klien terhadap perilaku caring perawat pelaksana. Kesimpulan penelitian ini dari kcsembilan komponen perilaku -caring ada satu dimensi tentang kesabaran berada di kuadran satu (harapan tinggi kinerja rendah). hal ini bisa disebabkan karena tidak sesuainya pendistribusian perawat masing-masing ruangan, faktor pribadi/sifat perawat itu sendiri, pihak rumah sakit perlu memperhatikan dan memperbaiki kinerjanya dengan cara: melakukan test psikotest pada saat penerimaan perawat baru, meninjau ulang pendistribusian perawat.

Still not maximally health services and nursing to society. So that is complaint from client that to be cared in hospital Immanuel Bandung from six complaint: two target less nurses attention to client, one complaint dacible awareness to client ant three complaint distention facility that is there in wards that mean for to know factors that correlation with satisfaction client to attitude caring nurses provider in installation of ward live center medic of hospital Immanuel Bandung. Populace in this research all of adult client that be caring in installation of ward live center medic hospital Immanuel Bandung total of ward 5 Aproximality as long as 3 last month (January - March 2005) total 2494 peoples. Sample 106 people, for every ward using technical random sampling with method quota.
The sign of this research analysis of descriptive with approach cross sectional, instrument as like as questioner make it. after test validities questioner A it cronbrach = 0.7793, questioner B 0.9758 and reability r > r table. Analysis data used univariat, bivariat (Chi-Square), and multivariat.
The result of this research infects 69% from respondent satisfaction to attitude caring nurses? provider and assumption to client >90% satisfaction to nine attitude caring .result of analysis correlation with a=0.05 there is correlation that significant between factor education, result cost living, status marriage and image with satisfaction client to attitude caring nurses provider. In conclusion this research from nine attitude caring there is one dimension about loyal that in quadrant one (Expectation high but performance low) so it is cause of by floe equal distributions of nurses or factor behavior/character nurses that is self, from hospital Immanuel Bandung need attention and correctly workers with method: used psikotest recruitment new nurses and evaluation distributions nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erena Fabyola Laurensia
"Fenomena transisi penyakit menular menjadi tidak menular serta tingginya kematian akibat penyakit tidak menular menjadi hal yang serius. Salah satu faktornya adalah dikarenakan meningkatnya angka kegemukan. Di Indonesia, kejadian kegemukan pada anak usia 6-12 tahun merupakan prevalensi tertinggi (9,2%). Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan asupan makanan dan karakteristik responden pada anak usia 6-12 tahun dengan kejadian kegemukan berdasarkan tempat tinggal di Indonesia.. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010, dengan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun yang menjadi sampel dalam Riskesdas 2010 dengan kriteria inklusi memiliki kelengkapan data hasil ukur untuk berat badan dan tinggi badan bagi anak usia 6-12 tahun serta ayah dan ibu dari anak yang menjadi sampel. Terdapat perbedaan antara asupan total energi di perkotaan, asupan protein di perkotaan dan di pedesaan, asupan lemak di perkotaan dan di pedesaan, jenis kelamin di perkotaan dan di pedesaan, status gizi ayah dan ibu di perkotaan dan di pedesaan. Hasil penelitian ini menyarankan untuk edukasi kepada anak dan orang tua mengenai pola makan sehat dan seimbang, prioritas program pencegahan dan penanggulangan kegemukan di perkotaan, serta kerjasama dengan Kemendikbud dan sekolah.

Phenomenon of transition from communicable to non-communicable disases and the high mortality rate because of non-communicable diseases become a serious problem. One of the factor is because of the increasing number of overweight. In Indonesia, overweight in children age 6-12 years has the highest prevalence (9,2%). The purpose of this study is to know the difference between food consumption and respondent characteristics in children age 6-12 years with obesity based on the living area. This study is using Riskesdas 2010 data, with cross-sectional as the study design. The sample in the study is children age 6-12 years who are the samples in Riskesdas 2010 with the no-missing data of body-weight and height of the children, the fathers, and the mathers of children in the study. There are differences between total energy consumption in the urban area, protein consumption in urban and rural area, also mothers and fathers nutrition status in urban and rural area. This study suggests to educate the children and parents about the balancing and healthy food consumption, prioritizing program in urban area, also cooperate with Education Ministry and schools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Apriadi
"Studi meneliti dampak sengketa WTO terhadap arus dagang Indonesia dalam kerangka prinsip Most-Favoured Nation, dengan menganalisis seluruh sengketa WTO Indonesia sejak tahun 1996 hingga 2020, serta membandingkan arus dagang Indonesia dengan anggota WTO lainnya. Pendekatan fixed-effects digunakan untuk memperhitungkan pengaruh variabel yang berpotensi mendorong hubungan dagang dalam setiap sengketa. Temuan menunjukkan bahwa Indonesia mendapatkan lebih banyak keuntungan sebagai penggugat dibanding anggota WTO lainnya. Selain itu, hanya ditemukan sedikit bukti bahwa kekuatan pasar memengaruhi impor pasca-sengketa. Selanjutnya, tidak dapat dikonfirmasi bahwa negara demokratis cenderung menghindari penyelesaian diskriminatif. Hasil empiris kami robust melalui hasil bootstrap yang menunjukkan bahwa koefisiennya konsisten dan signifikan.

Analysing all of Indonesia's WTO disputes from 1996 to 2020 and comparing Indonesia's trade flows with other WTO members, this study examines the impacts of WTO disputes on Indonesia's trade flows within the MFN principle framework. FE is utilised to account for the potential influence of unobserved features in each dispute. Our findings indicate that Indonesia gains more compared to other WTO members. Furthermore, we find only limited evidence that market power influences post-disputed imports and cannot confirm that democratic countries tend to avoid discriminatory settlements. Demonstrated by the bootstrap, our outcomes are robust, the coefficients remain consistent and significant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library