Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nindya Larasati
"Latar Belakang: Terdapat beberapa kriteria yang diajukan sebagai standarisasi evaluasi material restorasi atau teknik operatif secara klinis yaitu US Public Health Service (USPHS) dan FDI World Dental Federation (FDI). Kriteria tersebut membantu dokter gigi memberi keputusan dalam menentukan keberhasilan suatu perawatan terutama restorasi. Adapun metode fotografi dapat menjadi metode indirek dalam menilai suatu restorasi dan sudah digunakan dalam praktik sehari-hari. Dengan media foto digital dokter gigi dapat mengidentifikasi perubahan awal pada kerusakan restorasi yang tidak terlihat jelas secara klinis. Tujuan: Untuk membandingkan kriteria USPHS-modifikasi dan FDI dalam menilai restorasi GIC gigi sulung pada media foto digital. Metode Penelitian: Penelitian analitik komparatif dilakukan di Klinik Gigi Anak RSKGM FKG UI pada 40 restorasi GIC di gigi geraham pertama bawah sulung anak usia 4-9 tahun. Gigi dibersihkan dan dilakukan evaluasi klinis menggunakan kriteria USPHS-modifikasi dan FDI sebelum pengambilan foto. Data foto yang terkumpul kemudian dievaluasi menggunakan kedua kriteria yang sama. Data hasil penilaian klinis dan foto digital diuji secara statistik. Hasil: Perbandingan penilaian evaluasi restorasi GIC gigi sulung secara klinis dan foto digital menggunakan kriteria evaluasi USPHS-modifikasi menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dan signifikan secara statistik. Sedangkan dengan kriteria FDI menunjukkan hasil yang berbeda namun tidak bermakna dan signifikan secara statistik. Kesimpulan: Terdapat perbedaan antara kriteria USPHS-modifikasi dan FDI dalam menilai restorasi GIC gigi sulung dilihat pada media foto digital. Penilaian evaluasi dengan kriteria FDI memberikan hasil yang lebih konsisten dengan penilaian klinisnya dibandingkan kriteria USPHS-modifikasi.
Background: There are several criterias proposed as standardization for clinical evaluation of restoration materials or operative techniques, namely the US Public Health Service (USPHS) and FDI World Dental Federation (FDI). These criterias assist dentists in making decision to determine the success of a treatment especially restoration. The photographic method can be an indirect method in assessing a restoration and has been used in daily practice. With digital photo media, dentists can identify early changes in damaged restorations that are not clinically obvious. Objective: To compare modified USPHS and FDI criteria in assessing GIC restoration of primary teeth on digital image. Methods: A comparative analytic study was conducted at the Pedodontic Clinic, RSKGM FKG UI on 40 GIC restorations in lower primary first molars of children aged 4-9 years. The teeth were cleaned and evaluated using modified USPHS and FDI criteria prior to taking image. The collected photo datas are also evaluated using same criterias. Datas from clinical assessment and digital photo were tested statistically. Results: Comparison of clinical and digital image for GIC assessment on primary teeth using modified USPHS criteria showed statistically significant different result. Whereas FDI assessment criteria showed different result but not statistically significant. Conclusion: There is differences between modified USPHS and FDI criteria in assessing GIC restorations for primary teeth on digital image. Assessment using FDI criteria gave results that more consistent with the clinical assessment than modified USPHS criteria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Irdra Lastyautari
"Latar Belakang: Fotografi kedokteran gigi semakin umum digunakan dalam praktik. Salah satu tujuan fotografi kedokteran gigi adalah untuk evaluasi perawatan. Kualitas foto digital dipengaruhi oleh resolusi foto. Restorasi GIC sering digunakan pada gigi anak dan perlu dievaluasi secara berkala. Di era digital ini, evaluasi restorasi melalui foto digital menjadi pilihan. Evaluasi restorasi menggunakan kriteria FDI efektif digunakan dalam klinis. Tujuan: Untuk membandingkan perbedaan resolusi foto digital dan klinis sebagai media evaluasi restorasi GIC pada gigi sulung. Metode Penelitian: Terdapat 40 buah gigi molar pertama sulung rahang bawah dari 31 pasien anak usia 4-9 tahun di RSKGM FKG UI. Seluruh gigi diperiksa dan dievaluasi secara klinis, kemudian diambil foto menggunakan kamera dSLR sebanyak tiga kali dengan resolusi rendah (8 MP), resolusi sedang (15,3 MP), dan resolusi tinggi (32 MP). Kemudian hasil foto dievaluasi. Restorasi GIC klinis dan foto digital dievaluasi menggunakan kriteria FDI. Seluruh data yang terkumpul dianalisa dengan uji komparatif kategorik Pearson Chi-Square dengan kemaknaan p<0,05. Hasil: Dengan uji komparatif, didapatkan hasil berbeda tidak bermakna secara statistik pada kelompok klinis dengan foto digital resolusi rendah, sedang, dan tinggi sebagai media evaluasi restorasi GIC pada gigi sulung. Kesimpulan: Fotografi digital dapat menjadi alat yang berguna untuk menilai status restorasi. Foto digital dapat mewakili keadaan klinis restorasi GIC gigi sulung. Dalam pemanfaatannya pada praktik kedokteran gigi, penelitian ini merekomendasikan untuk menggunakan foto digital di antara resolusi rendah dan sedang (8-15,3 MP) sebagai media evaluasi restorasi GIC pada gigi sulung, yaitu setara dengan kamera smartphone ataupun kamera poket.
Background: Dental photography is increasingly being used in practice. One of the purposes of dental photography is for treatment evaluation. Photo resolution affects the picture quality. GIC restorations are frequently used on pediatric teeth and need to be evaluated periodically. In this digital era, evaluation of restoration through digital photos is an option. Evaluation of restorations using FDI criteria is effective in clinical use. Purpose: To compare differences in digital photo resolution and clinical as an evaluation of GIC restioration in primary teeth. Material and Methods: There were 40 mandibular primary first molars from 31 pediatric patients aged 4-9 years at RSKGM FKG UI. All teeth were examined and clinically evaluated, then three photos were taken using a dSLR camera with low resolution (8 MP), medium resolution (15 MP), and high resolution (32 MP). Then the photos are evaluated. Clinical GIC restorations and digital photographs were evaluated using FDI criteria. All collected data were analyzed using the Pearson Chi-Square categorical comparative test with a significance p<0.05. Result: With comparative test, there were no statistically significant differences in clinical groups with low resolution, clinical with medium resolution, and clinical with high resolution as media for evaluating GIC restorations in primary teeth. Conclusion: Digital photography can be used as a supporting tool to evaluate reatoration status. Digital photos can represent the clinical state of GIC restorations. In dental practice, this study recommends using digital photos between low and medium resolution (8-15.3 MP) as media for evaluating GIC restorations in primary teeth, which are equivalent to smartphone cameras or pocket cameras."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library