Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gati Renaningtyas
Abstrak :
Okuma yang dilahirkan di daerah Hizen (sekarang menjadi propinsi Saga) pada tahun 1838, mula-mula adalah seorang pendukung gerakan Sonna Jai (Muliakan Kaisar, Usir orang-orang Barbar). Pada tahun 1866 bersama dengan Soejima Taneomi, ini meninggalkan tanah kelahirannya itu dan pergi ke Kyoto, dimana mereka berdua berharap untuk dapat berpartisipasi dalam gerakan untuk mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Sejak terjadi Restorasi Meiji pada bulan Januari tahun 1868, Okuma mulai memangku jabatan-jabatan tertentu dalam pemerintahan yang baru. Setelah runtuhnya feodalisme Bakufu dan timbulnya Restorasi Meiji, maka Jepang mulai mengadakan modernisasi yang mencakup berbagai bidang, seperti : modernisasi di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan lain-lain. dalam modernisasi di bidang politik dan ekonomi, sekelompok pemimpin pemerintah Meiji yang baru.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisna Aditya Dharma
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang bagaimana kedudukan bushi (kaum ?samurai?) pasca restrukturisasi sosial Meiji. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Dalam penelitian ini, kebijakan-kebijakan pemerintahan di zaman Meiji telah membuat ruang gerak bushi di berbagai aspek kehidupan melemah dan pengaruh mereka tidak se-dominan seperti di zaman-zaman sebelumnya. Meski pada kenyataannya para petinggi-petinggi militer modern Jepang dan birokrat-birokrat pemerintahan masih merupakan mantan ?samurai?, tetapi identitas seorang bushi yang tercermin dalam otoritas mereka di masa-masa sebelum zaman Meiji telah sepenuhnya hilang akibat modernisasi.
ABSTRACT
This study focuses on the bushi?s position in the Japanese government after social structure change in Meiji period. This study is written as qualitative research using descriptive analysis method. In this study, the Meiji?s government policies had limited bushi?s authority and movement in many aspects unlike the previous eras. Although in reality, many of Japanese new military high-ranked officers and bureaucrats were ex-samurai, but the bushi identity as the holder of the authority in their past glory days is not reflected clearly in the newly established Meiji?s government as their power slowly lost because of modernization.
2016
S64342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Prawestri
Abstrak :
Saigō Takamori adalah seorang samurai yang datang dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ia bukan berasal dari keluarga samurai tingkat atas, ia hidup sederhana tiap harinya. Saigō bersekolah di sekolah lokal yang membentuk pemikirannya sedari kecil. Iapun tumbuh menjadi seorang samurai yang loyal dan mengabdi kepada pemimpinnya. Selama hidupnya, Saigō mengalami berbagai peristiwa yang membawanya menjadi seorang tokoh yang memiliki peranan penting di dalam restorasi Meiji. Skripsi ini mengaitkan peranan Saigō Takamori dan restorasi Meiji. ...... Saig Takamori is a samurai that came from ordinary family His family was not top ranked samurai and he lived as simple as possible day by day Saig was studying at local school that made his thinking pattern He also grew to be a loyal samurai to his leader In his life Saig experienced many kinds of event that brought him to become a figure that had an important meaning in Meiji restoration This minithesis is linked between Saig Takamori rsquo s role and Meiji restoration
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awanis Luthfiyanti
Abstrak :
Proses modernisasi merupakan salah satu tahap penting dalam perjalanan sebuah negara maju, termasuk Jepang. Modernisasi Jepang ditandai oleh Restorasi Meiji pada tahun 1868. Dalam proses modernisasi tersebut pendidikan memegang peranan penting sebagai media untuk mengedukasi seluruh masyarakat. Mulai masa ini pula, sistem pendidikan Jepang berbentuk meritokrasi yang memberi kesempatan pada setiap orang untuk memperoleh pendidikan dan mendapatkan status sosial yang diinginkan melalui hasil prestasi yang dicapainya. Setelah mengalami kehancuran akibat kekalahan pada Perang Dunia II, pendidikan Jepang ditujukan untuk membangun kembali negeri dengan mempersiapkan masyarakat memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung industrialisasi. Pada perkembangannya, sistem pendidikan ini dikenal sebagai pendidikan yang terlalu berat dengan persaingan yang tinggi sehingga memicu berbagai permasalahan siswa seperti ijime dan keengganan bersekolah. Untuk itu pemerintah Jepang melalui Kementerian Pendidikan berusaha untuk membentuk sebuah system pendidikan baru yang lebih leluasa dan nyaman untuk siswa yang dikenal dengan yutori kyouiku. Melalui studi literatur, skripsi ini menganalisis perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan Jepang dengan adanya yutori kyouiku. Yutori kyouiku menandai perubahan pada sistem pendidikan meritokratis yang terbentuk sejak masa modernisasi Jepang dan mengindikasikan adanya perubahan masyarakat menuju postmodern.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13969
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Abdillah
Abstrak :
ABSTRAK
Restorasi Meiji yang melanda Jepang pada tahun 1868, meskipun digambarkan sebagai pemulihan , pada kenyataannya merupakan revolusi lengkap, yang mempengaruhi semua lapisan masyarakat. Persatuan kubu fedoalistik bersatu dan membentuk sebuah pasukan melawan pemerintahan Tokugawa dengan tujuan untuk mengambil alih Edo yang merupakan ibukota. Hasilnya adalah perubahan secara bertahap yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berdampak pada setiap aspek kehidupan seperti budaya, ekonomi, dan politik. Agama-agama juga terjebak dalam perubahan besar termasuk agama Buddha. Peristiwa sejarah yang berkembang pada agama Buddha di Jepang menyebabkan kerusakan besar dan perubahan yang tidak dapat diubah pada banyak aspek agama dan praktiknya. Tulisan ini membahas sifat konkret dari beberapa perubahan ini, untuk mengatur wajah modern Buddhisme di Jepang dalam konteks sejarah dan filosofis
ABSTRACT
he Meiji Restoration that hit Japan in 1868, although described as restoration , is in fact a complete revolution, affecting all levels of society. Union unity fedoalistic united and formed a troop against the Tokugawa government in order to take over Edo which is the capital. The result is an unprecedented gradual change, affecting every aspect of life such as culture, economy, and politics. Religions are also caught up in major changes including Buddhist. The historical events that flourished in Buddhism in Japan caused great destruction and irreversible change in many aspects of religion and practice. This paper deals with the concrete nature of some of these changes, to govern the modern face of Buddhism in Japan in historical and philosophical contexts.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Hayuni Wulandari
Abstrak :
Restorasi Meiji pada tahun 1868 adalah saat dimana Kaisar untuk pertama kalinya memegang kekuasannya kembali, setelah lebih dari 250 tahun berada di tangan keluarga Tokugawa dengan pemerintahan Bakufunya. Tumbangnya regim Tokugawa dicapai dengan perjuangan bersenjata samurai-samurai muda dari kedaimyoan yang berada di sebelah Barat Daya, yang memiliki patriotisme, dedikasi serta loyalitas pada Kaisar. Kaisar pada dasarnya adalah simbol dari perwujudan bangsa Jepang. Oleh karna itu perjuangan untuk membela Kaisar adalah sama dengan perjuangan membela bangsa Jepang. Restorasi Meiji adalah salah satu dari revolusi agung yang gemanya masih ada sampai saat ini, juga ketika Jepang mengalami frustasi hebat sebagai akibat dari beberapa krisis intern dan ekstern pada tahun-tahun setelah Perang Dunia I. Dalam tahun-tahun yang penuh krisis muncul berbagai gerakan baik sipil maupun militer, yang kesemuanya mempunyai motivasi memperbaiki keadaan. Gerakan dalam tubuh militer khususnya yang dilakukan oleh Para Perwira Muda memiliki fenomena merindukan kejayaan masa lalu yaitu suksesnya perjuangan merobohkan regim Bakufu yang disusul dengan Restorasi Meiji. Oleh karena itu ciri-ciri yang ditunjukan oleh Gerakan Perwira Muda hampir mempunyai kesamaan dengan gerakan yang menjatuhkan regim Bakufu. Tidak bisa dilepaskan di sini adalah peranan anak-anak muda yang merupakan sebagian besar anggota gerakan. Anak-anak muda yang dikenal memiliki idealisme tinggi dan menggelora banyak mempunyai pengaruh terhadap gerakan. Peranan tokoh-tokoh tertentu dengan berbagai aliran pemikiran modern banyak memberikan wama pada Gerakan Perwira Muda. Namun seperti layaknya anak-anak muda lain sikap mereka yang kurang hati-hati dan kurang pengalaman menyebabkan mereka terjebak dalam pertarungan politik tingkat tinggi yang pada akhirnya menghancurkan diri mereka sendiri. Adalah sangat menarik untuk meneliti proses tentang munculnya serta perkembangan gerakan perwira muda, sampai dengan pecahnya Kudeta 26 Februari 1936 yang merupakan suatu klimaks bagi Gerakan Perwira Muda.
1987
S13585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library