Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
hapus4
"Epidural hematoma merupakan perdarahan yang terjadi antara tulang kranium dan duramater. Dua pertiga penderita epidural hematoma terjadi pada usia kurang dari 40 tahun, jarang terjadi pada usia diatas 60 tahun, hal ini disebabkan pada usia tua secara anatomis terdapat perlekatan-perlekatan antara kranium dan duramater. Usia kurang dan 40 tahun merupakan usia dengan aktivitas yang sangat tinggi, sehingga merupakan masa yang rawan terjadinya trauma kapitis akibat kecelakaan lalu lintas atau faktor trauma lain yang banyak menyebabkan terjadinya perdarahan epidural.
Penegakan diagnosis perdarahan epidural selain dari anamnesis dan pemeriksaan klinis pasien, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang seperti Brain CT-Scan sehingga dapat ditentukan kriter+a inklusi dan ekslusi penderita perdarahan epidural sesuai dengan tujuan penelitian. Tidak semua kasus epidural hematoma yang dibawa ke IGD RSUPN CM memerlukan tindakan operasi, hal ini disebabkan disamping karena memang tidak terindikasi juga disebabkan hal - hal lain yang berakibat batalnya tindakan operasi yang bersifat non medis.
Berdasarkan data - data kasus perdarahan epidural yang datang ke bagian Gawat Darurat RSUPN CM selama periode tiga tahun ( 2001 - 2004) serta keterkaitannya dengan berbagai faktor yang berhubungan dengan kasus tersebut, kami membuat suatu penelitian bersifat retrospektif yang diambil dari rekam medik penderita perdarahan epidural yang datang ke IGD RSUPN CM selama tiga tahun. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menelaah berbagai faktor yang berhubungan dengan perdarahan epidural yang dibuat dalam bentuk variabel - variabel tertentu yang sangat berkaitan, sehingga diharapkan dapat membenkan masukan bagi pihak - pihak yang membutuhkan khususnya bagian bedah saraf RSCM guna menurunkan angka kecacatan dan kematian akibat kasus trauma kepala khususnya yang disebabkan oleh perdarahan epidural.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Belum ada data penelitian penderita perdarahan epidural pada tiga tahun terakhir, di RSUPN CM, khususnya di Bagian Bedah Saraf
2. Belum ada data demografis penderita trauma kepala umumnya dan penderita perdarahan epidural khususnya, baik menyangkut umur, jenis kelamin, penyebab perdarahan maupun hal - hal lain yang berhubungan dengan kasus perdarahan epidural
3. Belum pemah diteliti faktor - faktor yang mempengaruhi prognosis penderita perdarahan epidural di RSUPN - CM."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keiya Alysha Nasir
"Latar Belakang
Glioblastoma Multiforme (GBM) merupakan jenis tumor otak yang paling agresif dan salah satu jenis tumor langka di dunia. Meskipun manajemen dan pengobatan tersedia, angka kelangsungan hidup tetap tergolong rendah karena perkembangan yang cepat. Elaborasi profil pasien terkait presentasi klinis, komorbiditas dan tatalaksana diperlukan untuk pemhaman GBM.
Metode
Studi ini merupakan studi laporan kasus retrospektif deskriptif. Data diekstraksi dari rekam medis yang disediakan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pasien dengan Glioblastoma Multiforme yang melakukan perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo antara 2019-2023. Variabel yang diperoleh mencakup data demografis pasien, presentasi klinis dan intervensi pengobatan.
Hasil
Di antara 12 pasien, 66.67% merupakan laki-laki dan 33.34% perempuan, dengan median usia 45 tahun dalam rentang usia 13 hingga 68 tahun. Tumor paling umum ditemukan pada parietal (33.34%) dan lobus frontal (25%). Hemiparesis (66.67%) dan sakit kepala (58.34%) merupakan gejala paling umum yang dapat ditemukan. Sebagian pasien (41.67%) mengalami komorbiditas yang mencakup hipertensi, tuberkulosis dan sebagainya. Seluruh pasien (100%) menjalankan terapi pembedahan, 91.67% menjalankan kemoterapi, 75% menjalankan radioterapi dan 66.67% menerima kemoradiasi.
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan berbagai presentasi klinis dan lokasi GBM pada pasien. Terapi fundamental adalah intervensi pembedahan yang diikuti dengan kemoterapi dan radioterapi. Keterbatasan penelitian karena riset ini terfokuskan di satu lokasi dan jumlah sampel yang terbatas menyebabkan keterbatasan generalisasi hasil. Penelitian selanjutnya disarankan dilakukan dengan kelompok yang lebih besar dan penilitian multisenter untuk eksplorasi luaran jangka panjang dan keefektifan terapi pada pasien dengan GBM.

Introduction
Glioblastoma multiforme (GBM) is the most aggressive brain tumor and one of the most common types of tumors worldwide. Although management and treatment are available, the survival rate remains low because of its rapid progression. Deeper elaboration of patient profiles, presence of clinical presentation and comorbidities, and treatments given are necessary to provide an understanding of GBM.
Method
This was a retrospective, descriptive case report. Data were extracted from the medical records provided by the Cipto Mangunkusumo Hospital. Patients with glioblastoma multiforme were treated at Cipto Mangunkusumo Hospital between 2019-2023. The variables obtained included the patients’ demographic data, tumor location, clinical presentations, comorbidities, and treatment intervention.
Results
Among the 12 patients, 66.67% were male and 33.34% were female, and the median age was 45 years (range, 13–68 years). The most common tumors were in the parietal (33.34%) and frontal lobes (25%). Hemiparesis (66.67%) and headaches (58.34%) were the most common symptoms. Several patients (41.67%) had comorbidities, including hypertension and tuberculosis. All patients (100%) underwent surgery, 91.67% received chemotherapy, 75% underwent radiotherapy, and 66.67% received chemoradiation. Conclusion
This study highlights the variety of clinical presentations and tumor locations among GBM patients with GBM. The fundamental treatment is surgical intervention, followed by chemotherapy and radiotherapy. The single-center focus and limited sample size restrict the generalizability of the results. Further research with larger, multi-center cohorts is advised for future studies to explore the long-term outcomes and effectiveness of therapy in GBM patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library