Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Refda Husrima
Abstrak :
Menurut hasil beberapa kali SKRT (Survey Kesehatan dan Rumah Tangga) semenjak tahun 1980, 1986, 1992, 1995, penyakit diare tetap merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Begitu juga dengan Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001 masih menyimpulkan diare sebagai penyebab kematian bayi dan balita ke dua tertinggi (9,4% dari kematian bayi dan 13,2% dari kematian balita). Rotavirus Grup A yang sangat banyak menyebabkan diare pada anakanak dideteksi dari sampel diare yang sudah dikumpulkan dari beberapa kota di Indonesia (Januari – April 2007) oleh pihak US-NAMRU2 bekerja sama dengan Litbang Depkes RI. Metode yang digunakan adalah Reverse Transcription – Nested Multiplex PCR dengan primer spesifik yang sudah teruji sangat sensitif dalam mendeteksi rotavirus. Dari 421 sampel yang diperiksa, didapatkan 257 (61,05%) positif rotavirus, terdistribusi hampir merata di lima kota yang diperiksa. 47 (30,05%) diantara sampel positif merupakan tipe G1P[8]. Namun tipe ini tidak terdistribusi merata di kelima kota tersebut. Diantara sampel positif rotavirus, 119 (46,30%) tidak dapat ditentukan tipe gennya (nontipe). Nontipe P sebanyak 68 (26,46%) dan nontipe G sebanyak 51 (19,84%). Diharapkan penelitian mengenai rotavirus di Indonesia terus dilanjutkan dengan menggunakan pengembangan metode yang lebih baik sehingga dapat menyelidiki lebih lanjut rotavirus nontipe yang sudah banyak ditemukan.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Primanita Hayuningtyas, Author
Abstrak :
Ikan Tiger shovelnose catfish Pseudoplatystoma fasciatum (Linnaeus, 1766) merupakan ikan hias introduksi yang memiliki pertumbuhan cepat. Pertumbuhan berperan penting pada perkembangan ikan dan dipengaruhi kinerja hormon pertumbuhan (GH). Hormon pertumbuhan pada ikan jumlahnya terbatas, sehingga perlu dilakukan perbanyakan melalui isolasi gen GH, agar dapat diaplikasikan dalam peningkatan produktivitas ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menganalisis ekspresi mRNA gen GH pada ikan Tiger shovelnose catfish. Isolasi GH dilakukan dari jaringan kelenjar hipofisis pada ikan berukuran 602 g dan 43 cm. Tahapan isolasi diawali ekstraksi RNA, sintesis cDNA, dan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) menggunakan primer GH degenerate dari data 7 spesies catfish di gene bank, serta gen b-actin sebagai kontrol internal. Gen GH selanjutnya di-cloning dan sequencing. Ekspresi gen GH pada tahap perkembangan awal diamati sejak stadia embrio, larva (3, 10, dan 15 dph, day post hatched) dan juvenil (20, 45, dan 60 dph), kemudian dianalisis secara semi kuantitatif. Data ekspresi gen dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah dan dilanjutkan uji Tukey. Isolasi mRNA gen GH telah berhasil dilakukan secara parsial, dengan panjang sekuens 234 bp dan b-actin berukuran 300 bp. Gen GH ikan Tiger shovelnose catfish secara homology dekat dengan ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) dan ikan lele (Clarias batracus) dengan nilai sama yaitu 90,60%. Gen GH mulai terekspresi sejak dari stadia embrio. Ekspresi gen GH menurun pada dari stadia larva ke juvenil, karena merupakan tahap metamofosis. Stadia juvenil merupakan level ekspresi tertinggi (P<0,05), karena organ ikan sudah lebih lengkap dan ekspresinya akan terus meningkat seiring pertambahan usia. ......An ornamental fish, the Tiger Shovelnose Catfish Pseudoplatystoma fasciatum (Linnaeus, 1766) grows quickly. Growth hormone affects the performance of growth and development in this species. Because the amount of growth hormone in this fish is limited, it is necessary to isolate the GH gene to increase fish productivity. Accordingly, the aim of study is to isolated and to determine mRNA level of GH gene from each stage. The mRNA GH gene was isolated from 602 g of fish pituitary tissue. Followed by the b-actin gene used as an internal control in Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction RT-PCR utilizing degenerate GH primers from 7 catfish species in the gene bank. The GH gene was then sequenced. GH gene expression was measured semi-quantitatively in embryonic, larval (3, 10, and 15 dph), and juvenile (20, 45, and 60 dph) stages, respectively. Gene expression of each stage were analyzed by one-way ANOVA and was followed by Tukey's test. The partial isolation of GH gene mRNA has been successfully carried out, with a sequence length of 234 bp and gene of b-actin at 300 bp. The GH gene of Tiger shovelnose catfish was homology close to catfish (Pangasianodon hypophthalmus) and catfish (Clarias batracus) with the same value of 90.60%. GH gene expression decreased from larval to juvenile stage, because it was a metamorphosis stage. Juvenile stage is the highest expression level (P<0.05), because fish organs are more complete and their expression will continue to increase with age.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uut Utami
Abstrak :
Rotavirus grup A merupakan penyebab utama penyakit diare pada bayi dan anak balita di seluruh dunia. Metode deteksi strain rotavirus yang cepat dan sensitif adalah dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat prevalensi infeksi rotavirus di Jakarta Utara dan menentukan hubungan data sebaran umur, jenis kelamin serta tingkat keparahan diare pasien terhadap proporsi strain rotavirus selama penelitian. Pada penelitian ini telah diperiksa 256 feses yang diambil pada bulan September 2005 sampai Januari 2006 dari anak-anak penderita diare akut di Jakarta Utara. Metode Enzyme Immunoassay (EIA) digunakan untuk skrining antigen VP6 pada feses, sebelum diteliti dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Ada 100 sampel feses yang mengandung antigen VP6 rotavirus grup A. Metode reverse transcription dan nested-multipleks PCR digunakan untuk mendeteksi gen VP7 (1.062 bp) dan VP4 (876 bp). Data prevalensi masing-masing serotipe P dan G dari pasien yang terinfeksi rotavirus di Jakarta Utara adalah: G1 9,3%; G2 9,3%; G3 2,1%; G9 6,2%;infeksi bersama G4 dan G9 47,4%; P[4] 12,4%; P[6] 12,4%, P[8] 32%; infeksi bersama P[6] dan P[8], 3,1%. Strain rotavirus yang paling banyak ditemukan adalah G4G9P[8] sebanyak 22,7% dan G4G9 dengan serotipe P yang tidak terdeteksi sebanyak 20,6%. Ada 8 sampel yang tidak berhasil dideteksi strainnya. Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai tengah umur pasien strain rotavirus terdeteksi sama dengan nilai tengah umur pasien strain rotavirus tidak terdeteksi serta tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi strain rotavirus terdeteksi dan strain rotavirus tidak terdeteksi berdasarkan jenis kelamin pasien dan tingkat keparahan diare pasien (p>0,05).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library