Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Aholiab Watloly
Depok: Rajawali Press, 2022
600 AHO b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Tommy Teja
Jakarta: Kompas Gramedia, 2022
302.23 TOM m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Vitorio Mantalean
"
ABSTRAKKemapanan major label yang notabene pihak paling berpengaruh dalam industri musik populer mengalami guncangan akibat demokratisasi akses yang disebabkan oleh revolusi digital, tak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut membuat major label perlu mencari berbagai sumber pemasukan baru sejak bisnis music sales tak lagi dapat diandalkan sebagai tumpuan pendapatan. Grup band Nidji yang masuk pada saat industri musik populer Indonesia tengah limbung rupanya tetap mampu bertahan di saat banyak grup band seusianya lenyap tertelan ganasnya ombak industri. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Nidji sanggup mempertahankan diri sebagai grup band yang tetap populer dan produktif pada era keterpurukan industri musik populer Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesediaan Nidji menjadi ujung tombak pemasukan Musica Studio dalam bisnis manajemen artis membuat Nidji tetap dapat produktif dan populer selagi menguntungkan Musica Studio sebagai major label yang menaunginya. Selain itu, Musica Studio sebagai major label juga menerapkan sejumlah strategi guna menciptakan efisiensi produksi karya musik seraya melakukan ekspansi bisnis ke bidang-bidang lain.
ABSTRACTThe democratization of access caused by digital revolution shook the status quo of major label as the most influencing and decisive player in the pop music industry, including in Indonesia. It urged major labels to search for new sources of revenue since music sales business was no longer reliable. Music group Nidji, that stepped in at the time of Indonesia 39 s pop music industry was unsteady, apparently are still able to survive until now while other groups their age are drowning. Using qualitative approach, this case study research aims to find out how Nidji could maintain themselves as productive and popular music group in the adversity era of Indonesia pop music industry. The result shows that Nidji rsquo s willingness to be the spearhead of Musica Studio rsquo s revenue in artist management business kept themselves productive and popular while at the same time helped Musica Studio securing their revenue stream. In the other hand, Musica Studio as the major label also applied some strategies to create production efficiency while expanding their business to another sectors. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siga, Willfridus Demetrius
"Generasi Milenial dinilai memiliki karakter aktif, menguasai kemampuan teknis dan individual. Kompetensi ini sering tidak diimbangi dengan kemamppuan individu untuk peduli terhadap persoalan ideologi bangsa. Ideologi dalam hal ini adalah Pancasila yang masih dipandang sebagi produk masa lalu, intimidatif bahkan berbuah menjadi teknik degradasi massa. Pertama, penulis mengangkat pemikiran George Ritzer dan Roland Robertson yang menyebut bahwa otentitas globalisasi harus kuat berpijak pada glokalisasi. Kedua, menggunakan perspekti Gabriel Marcel yang menawarkan sebuah pendekatan berbeda bagi generasi milenial yangt hidup dalam revolusi digital yaitu kehadiran sebagai tindakan kolektif. Tindakan yang dimaksud adalah sebuah tindakan sosial di mana individu secara rela mengambil bagian melalui kehadiran yang leibatkan perasan dan keterbukaan terhadap persoalan nasionalisme sehingga Pancasila dapat dialami sebagai ideologi yang kaya nilai dan habitus kolektif. "
Jakarta: REformed Center for Religion and Masyarakat (RCRS), 2018
200 SODE
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library