Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nany
"ABSTRAK
Strategi line extension merupakan strategi brand management yang dilakukan dengan
tujuan untuk melakukan perluasan produk dengan menggunakan nama parent brand, dimana
produk baru tersebut tetap berada dalam kategori produk yang sama, tetapi membidik target
segmen yang sama. Strategi line extension mi menguntgan perusahaan karena investasi yang
dikeluarkan relatif lebih kecil dibandingkan mengeluarkan produk dengan merek yang sama
sekali baru.
Rexona for Men adalah produk déodorant yang dikeluarkan oleh PT. Unilever Indonesia
pada bulan Mei 2001, yang merupakan line extension dan parent brand-nya Rexona. Penelitian
terhadap laki-laki menemukan bahwa secara umum laki-laki mengeluarkan keringat 50% lebih
banyak dan beraktivitas Iebih banyak dibandingkan perempuan. Adanya kebutuhan inilah yang
mendorong pihak brand management Rexona untuk mengeluarkan Rexona for Men. Strategi
dengan menggunakan narria parent brand ini dilakukan untuk memanfaatkan brand equity
Rexona yang sudah bagus, yaitu Rexona sudah dikenal luas dan dianggap sebagai merek dengan
kualitas produk yang bagus.
Karya Akhir ini disusun dengan dua tujuan utama, yaitu mengetahui penerimaan
pasar/konsumen terhadap Rexona for Men sebagai line extension Rexona dan pengaruh
keberadaan Rexoria for Men terhadap Rexona. Dengan kata lain dengan Karya Akhir ini
diketahui apakah strategi line extension yang dipilih oleh Rexona berhasil dilakukan oleh Rexona
pada Rexona for Men. Keberhasilan extension ini dapat dilihat dengan mengukur extension equity
yang terbentuk pada sub brand-nya. Pertama, sub brand memiliki tingkat awareness yang tinggi
sperti parent brand- nya. Kedua, ada asosiasi positif yang terangkat khusus untuk sub brand.
¡cetiga. tidak terjadi transfer asosiasi negatif dan parent brand. Keempat, tidak ada asosiasi
negatif yang muncul dan sub brand terhadap parent brand-nya.
Penelitian dilakukan dengan metode survei konsumen dengan menyebarkan kuesioner
penelitian kepada 120 responden secara non probalistic. Responden dikelompokkan menjadi 4
kelompok, yaitu perempuan brand user (30 orang), perempuan competitor user (30 orang), laki
laki brand user (30 orang), dan laki-laki competitor user (30 orang). Data utama yang
dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri awareness terhadap merek Rexona dan Rexona for Men,
asosiasi terhadap merek Rexona dan Rexona for Men, dan sikap terhadap Rexona dan Rexona for
Men. Analisis dilakukan dengan menghitung mean asosiasi dan compare means. Untuk menguji
ignifikansi compare means, dilakukan uji independent Samples t-test dan Paired Samples t-test.
Dari analisis yang dilakukan, Rexona, Rexona for Men, dan Axe berturut-turut
menempati posisi top of mind awereness tertinggi untuk kategori produk deodorant. Sedangkan
urutan merek-merek pada unaided awareness deodorant adalah Rexona, She dan Axe. Pada
kategori yang lebih tajam lagi, yaitu kategori deodorant untuk laki-laki, Rexona for Men dan Axe
merupakan merek yang memiliki top of mind awareness paling tinggi. Sedangkan untuk unaided
awareness deodorant untuk Laki-laki adalah Rexona for Men, Axe, Spalding, dan Casablanca.
Pengukuran terhadap asosiasi Rexona memperlihatkan bahwa terdapat asosiasi yang
positif terbadap product related attribute (produk mudah dipakai, kemasannya praktis, dapat
dibeli di mana-mana, wanginya enak, ampuh menjaga bau badan) dan non product related
(SirE bute (harganya terjangkau, menimbulkan percaya din, kesegaran sepanjang han, untuk
pribadi aktif dan produk modem dan inovatif).
Asosiasi positif juga terbentuk untuk Rexona for Men. Asosiasi yang kuat untuk Rexona
fbr Men antara lain ada pada product related attribute (mudah dipakai, kemasan praktis, ampuh
menjaga bau badari, wanginya enak, dapat dibeli dima.na-mana), non product related
attribute (Pr041uk untuk pria, menimbulkan percaya din, kesegaran sepanjang han, harga
terjangkau, untuk pribadi aktif).
Uji Paired Samples t-test dilakukan untuk menguji apakab terjadi transfer asosiasi dan
Rexona kepacla Rexona for Men. Dan pengujian didapatkan bahwa transfer asosiasi positif te?jadi
dan Rexona kepada Rexona for Men, dan tidak timbul asosiasi negatif pada Rexona akibat
adanya Rexona for Men. Beberapa temuan penting analisis ini antara lain bahwa Rexona
memang dianggap sebagai produk untuk wanita dan produk unisex dibandingkan Rexona for
Men, Rexona for Men sangat dianggap sebagai produk untuk pria dibandingkan Rexona, Rexona
1,r Men lebib dianggap sebagai produk yang bergengsi dibandingkan Rexona, Harga Rexona
dianggap lebih terjangkau dibandingkan Rexona for Men, Rexona for Men lebih dianggap
sebagai produk untuk individu sportif dibandingkan Rexona.
Pengujian sikap terhadap Rexona dan Rexona for Men dilakukan kepada kelompok
perempuan dan laki-laki secara terpisah. Ada 8 sikap yang ditanyakan, untuk masmg-masing
kelompok disusun kalimat panyaw1 yang khusus, tetapi masih tetap mengenai aspek sikap
yang sama
Perempuan ternyata memiliki sikap yang paling kuat untuk sikap ?saya gembfra akhirnya
merek Rexona ada yang khusus untuk laki-laki?, diikuti rnasing-masing dengan ?Saya yakin
kualitas Rexona benar-benar bagus dengan adanya Rexona for Men?, ?Saya puas menggunakan
Rexona?, ?Saya benar-benar suka pada Rexona? dan ?Saya akan menyarankan pacar/suainiírekan
pria untuk mcnggunakan Rexona for Men?.
Bila dibandingkan antara perempuan brand user dengan perempuan competitor user,
rnaka perernpuan brand user memiliki sikap yang Iebih positif. Hal ini merupakan dasar yang
at hagi Rexona, dimana keberadaan Rexona for Men tidak akan mengganggu loyalitas
perempuan brand user untuk beraiih ke merek lain. Mereka setia menggunakan Rexona
ineskipLin ada Rexona for Men karena menurut mereka produk tersebut memang khusus buat
laki-laki.
Sedangkan di antara laki-laki, sikap yang paling kuat adalah ?Rexona for Men memang
diciptakan khusus untuk laki-laki saja? dan ?Saya gembira akhirnya merek Rexona ada yang
khusus untuk laki-laki?. Hal ini memperlihatkan bahwa asosiasi Rexona for Men adalah produk
untuk pria memang melekat dengan kuat, dan keberadaannya memang dibutuhkan oleh laki-laki.
Sedangkan di antara laki-laki brand acer, terbentuk sikap positif yang mernang memiliki
kebutuhan akan deodorant untuk laki-laki yang menimbulkan kebanggaan untuk
nrnggunakannya. Mereka memilih Rexona for Men karena menurut rnereka kualitasnya næmang
sama bagusnya dengan Rexona yang sudah terlebih dahulu ada.
Dari analisis yang di lakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagal berikut. Pertama,
konsumen memiliki awareness yang paling tinggi untuk merek Rexona untuk kategori produk
deodorant dan Rexona for Men dalam kategori produk deodorant untuk laki-laki. Kedua, terjadi
transfer asosiasi positif yang kuat dad Rexona kepada Rexona for Men ( misalnya atribut manfaat
Produk, kualitas produk, feeling & experiences brand personality). Ketiga, terbentuk asosiasi
posit ¡f yang kuat bagi Rexona untuk atribut usage imagery sebagai produk untuk pria.. keempat,
keberadaan Rexona for Men sebagai produk dengan user imagery pria tidak nienimbulkan efek
negatifterhaciap asosiasi Rexona sebagal produk untuk perempuan.
Hal mi membuktikan bahwa strategi line extension yang thiakukan Kexona dengan
mengeluarkan Rexona for Men merupakan strategi yang tepat, dimana parent brand equity yang
bagus mendukung terbentuknya extension brand equity yang bagus pula.
"
2002
T5024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Ayuningkarti
"Iklan merupakan wadah yang paling efektif untuk mempromosikan suatu produk. Seperti Dove dan Rexona yang membuat iklan untuk mempromosikan produk deodorannya di berbagai negara, khususnya Indonesia dan Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pesan dan kaitan budaya Indonesia dan Belanda yang terdapat pada iklan deodoran Dove dan Rexona menggunakan teori indeks, ikon, dan simbol Charles Sanders Peirce. Selain itu teori lainnya yang digunakan adalah teori iklan dari Torben Vestergaard dan Kim Schroder dan teori kebudayaan Clifford Greetz. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif. Iklan akan ditranskripsi dan kemudian dianalisis dengan teori, lalu dideskripsikan indeks, ikon, dan simbol di dalam iklan dan dikaitkan dengan budaya di kedua negara. Dari penelitian ini ditemukan bahwa indeks, ikon, dan simbol dalam iklan berfungsi untuk memberikan informasi dan membangun citra produk kepada calon konsumen. Hasil penelitian lainnya yaitu iklan di kedua negara memperhatikan budaya negara asal. Contohnya pada iklan Dove Belanda menampilkan data kepuasan konsumen karena penduduk negara maju lebih percaya dengan data. Sementara iklan Dove Indonesia menggunakan ilustrasi dan peragaan karena masyarakatnya senang dengan sesuatu yang instan dan nyata.

Commercial is the most effective media in promoting a product. Likewise, Dove and Rexona which designed the commercial in endorsing its deodorizer spread across countries, particularly Indonesia and Netherlands. This research, thereby, aims to elaborate the massages and Indonesia-Netherlands cultural relations which are conveyed on Dove and Rexona deodorizer commercial. The empirical theories as the fundamental of this research consists of the theory of semiotics from Charles Sanders Peirce, theory of commercial from Torben Vestergaard and Kim Schroder, also theory of culture which issued by Clifford Greetz. Further, the research`s methodology is descriptive method. Commercial will be transcripted and analysed based on the fundamental theories. Indexes, icons, and symbols, similarly, will be defined and linked to the cultures in both countries. Other researches indicated that the commercial of both countries considered its originated cultures as well. For instance, the Dove Netherlands ads figured the data of customer`s satisfaction since developed country`s society tend to have faith in data. On the other hand, Dove Indonesia ads prefer to use illustration and demonstration as its society is contented for something practical and authentic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library