Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Bina Edvantoro
"ABSTRAK
Glukoamilase merupakan enzim ekstraseluler yang dapat menghidrolisis pati nrenjadi glukosa.
Penelitian ini bertujuan untuk nengetahui pengaruh empat sumber karbohidrat, yaitu tepung beras, tepung maizena, tepung tapioka, dan soluble starch terhadap aktivitas glukoanilase R. arrhizus UICC 2 dan R. oryzae UICC 128 pada kondisi fermentasi yang diberikan dalam waktu inkubasi 24 jam.
Data rata-rata aktivitas glukoamilase R. arrhizus UICC 2 dan R. oryzae UICC 128 dalam waktu fermentasi 24 jam yang dinyatakan dalam unit/ml, diperoleh nilai tertinggi dari sumber karbohidrat tepung rnaizena, kemudian diikuti dengan tepung tapioka, soluble starch, dan tepung beras.
Hasil perhitungan aktivitas glukoamilase menunjukkan, ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. arrhizus UICC 2 antara sumber karbohidrat tepung maizena dan tepung beras, antara tepung tapioka dan tepung beras, serta antara soluble starch dan tepung beras. Ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. oryzae UICC 128 antara tepung maizena dan tepung beras, antara tepung tapioka dan tepung beras, antara soluble starch dan tepung beras, antara tepung maizena dan tepung tapioka, serta antara tepung maizena dan soluble starch.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuning Hanurawati
"ABSTRAK
Glukoamilase menghidrolisis ikatan a-1,4 dan a-1,6 pada ujung non-reduktif dari pati.
Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan aktivitas glukoamilase dari A. awamori UICC 314 yang ditumbuhkan pada medium Sakai modifikasi dengan enam sumber karbohidrat yang berbeda. Pengukuran aktivitas glukoamilase dengan metode Nishise et al. (1988), dan konsentrasi glukosa dengan metode Somogyi-Nelson.
Dalam waktu fermentasi 24 jam urutan tinggi ke rendah aktivitas glukoami1ase dihasilkan dari tepung beras, tepung ubi, maizena, tapioka, soluble starch dan tepung sagu; pada tepung sagu dan soluble starch aktivitas berbeda nyata dengan tepung beras, tepung ubi, maizena, dan tapioka; aktivitas pada soluble starch juga berbeda nyata dengan tepung sagu; pada tapioka aktivitas tidak berbeda nyata dengan tepung beras dan tepung ubi, sedangkan dengan maizena berbeda nyata; pada tepung beras, tepung ubi, dan maizena hasilnya tidak berbeda nyata.
Dalam waktu fermentasi 48 jam tidak ada perbedaan aktivitas glukoamilase pada semua sumber karbohidrat.
Aktivitas glukoamilase berbeda dalam waktu fermentasi 24 dan 48 jam pada tepung beras, tepung ubi, maizena, dan tepung sagu; sedangkan pada tapioka dan soluble starch tidak ada perbedaan.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Asrorudin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T52052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Melani Sigar
"ABSTRAK
Bacillus sp. Th4 merupakan bakteri penghasil amilase. Pada proses fermentasi, sumber karbohidrat mempengaruhi dan menentukan hasil akhir proses tersebut. Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh sumber karbohidrat, yaitu: maizena, tepung sagu, tapioka, tepung beras, dan soluble starch, terhadap aktivitas amylase Bacillus sp. Th4; dan menentukan sumber karbohidrat terbaik untuk aktivitas amilase yang maksimum.
Bacillus sp. Th4 diinokulasikan pada medium fermentasi Pamatong modifikasi dengan variasi sumber karbohidrat, dan diinkubasi dalam shaking incubator selama 20 jam, 45°C, dengan kecepatan 120 rpm. Aktivitas amilase diuji berdasarkan metode Morgan & Priest modifikasi. Gula pereduksi yang terbentuk diukur dengan menggunakan pereaksi DNS.
Urutan dari tinggi ke rendah, aktivitas amylase hasil penelitian ini, diperoleh pada substrat tapioka, tepung sagu, maizena, soluble starch dan tepung beras. Pada tapioka aktivitas amilase berbeda nyata dengan tepung sagu, maizena, soluble starch dan tepung beras. Aktivitas amilase pada maizena, soluble starch dan tepung beras tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan tepung sagu.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi M. Asrun
"ABSTRAK
Pelaksanaan monopoli Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk pengadaan beras dan tepung terigu dimaksudkan untuk menghadirkan stabilitas harga kedua komoditi tersebut di masyarakat. Pada awalnya, berdasarkan Keppres Nomor 114/U/KEP/5/1967, Bulog hanya ditugasi untuk pengadaan beras. Kemudian, tugas Bulog diperluas sehingga mencakup pengadaan tepung terigu melalui Keppres Nomor 11 Tahun 1969. Sejak diterbitkan keputusan presiden itu, Bulog telah menjadi pemain yang aktif dalam pengadaan kebutuhan sembilan bahan pokok, termasuk beras dan tepung terigu. Dengan perkembangan tersebut, pecan Bulog telah bergeser dari sebuah lembaga non departemen yang hanya mengupayakan stabilitas harga dan mengawasi pengadaan beras telah menjadi semi Badan Usaha Malik Negara (BUMN) yang juga mencari untung dalam pengadaan komoditi pangan. Penelitian ini memperlihatkan adanya distorsi dalam pelaksanaan monopoli pengadaan beras dan tepung terigu, yang ditunjukkan pada pemberian hak eksklusif untuk turut dalam pengadaan impor beras dan impor gandum sebagai bahan tepung terigu. Hal itu jelas bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Perbendaharaan Negara (ICW).
Kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada tanggal 15 Januari 1998 telah menyetujui untuk menghapuskan monopoli Bulog untuk pengadaan tepung terigu. Kemudian, menurut Keppres Nomor 19 Tahun 1998, Bulog hanya ditugasi untuk mengendalikan harga dan mengelola persedian beras."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynal Maong
"Produk kecantikan yang tengah beredar di pasar Indonesia adalah yang berbasis bahan alam yang mengandung antioksidan tinggi. Ada banyak limbah pengolahan hasil bumi yang belum dimanfaatkan dengan optimal. Salah satunya adalah kulit buah kopi arabika yang dapat berpotensi sebagai antioksidan dalam krim body scrub. Selulosa tandan kosong kelapa sawit dan beras ketan putih juga ditambahkan ke dalam krim body scrub. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu pembuatan selulosa, ekstraksi kulit buah kopi arabika, dan pembuatan krim body scrub. Tahap pembuatan selulosa dilakukan dengan mengekstraksi tandan kosong kelapa sawit melalui proses delignifikasi dengan NaOH 12%, bleaching H2O2 10%, pengeringan di dalam oven pada suhu 105 , dan pengayakan menggunakan mesh 40 dan 60. Tahap kedua adalah ekstraksi kulit buah kopi arabika. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi dengan perendaman selama 4 x 24 jam menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh digunakan untuk menganalisis kandungan beta karoten dan antioksidan di dalam kulit buah kopi arabika. Tahap terakhir yaitu pembuatan krim body scrub dengan mencampurkan fase minyak dan fase air. Setelah kedua fase tercampur, selulosa tandan kosong kelapa sawit, tepung beras ketan putih, dan berbagai konsentrasi ekstrak kulit buah kopi arabika ditambahkan kemudian dilakukan uji stabilitas dipercepat dengan metode uji mekanik (sentrifugasi). Pengujian dilakukan terhadap krim body scrub meliputi uji homogenitas, uji tipe emulsi, uji pH, organoleptik, uji iritasi, uji viskositas, uji angka lempeng total, uji antioksidan, uji ukuran droplet, indeks creaming dan scanning electron microscope. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit kopi arabika tergolong antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 8,136 µg/ml. Dari penelitian juga diperoleh kandungan aktivitas antioksidan dari formula krim scrub tanpa ekstrak kulit kopi arabika yang tergolong antioksidan lemah dan formula dengan ekstrak 4, 6, 8% yang tergolong antioksidan kuat dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 154,042; 82,281; 67,255; dan 55,191µg/ml. Selain itu, melalui pengujian uji stabilitas dipercepat, uji indeks creaming, dan uji ukuran droplet semua formula krim body scrub dapat dikatakan cukup stabil.

Beauty products currently circulating in the Indonesian market are those based on natural ingredients that contain high antioxidants. There are many agricultural product processing wastes that have not been used optimally. One of them is the peel of the arabica coffee fruit which has the potential as an antioxidant in body scrub creams. Cellulose of oil palm empty fruit bunches and white glutinous rice are also added to the body scrub cream. This research was divided into three stages, namely making cellulose, extracting arabica coffee fruit peel, and making body scrub cream. The process of making cellulose is carried out by extracting empty palm fruit bunches through a delignification process with 12% NaOH, bleaching 10% H2O2, drying in the oven at 105℃, and sieving using mesh 40 and 60. The second step is extracting the peel of arabica coffee fruit. The extraction method used is the maceration method by soaking for 4 x 24 hours using 70% ethanol solvent. The extract obtained was used to analyze the content of beta carotene and antioxidants in the arabica coffee fruit peel. The last stage is making a body scrub cream by mixing the oil phase and the water phase. After the two phases were mixed, the cellulose of empty palm fruit bunches, white glutinous rice flour, and various concentrations of arabica coffee fruit peel extract were added, then an accelerated stability test was carried out using the mechanical test method (centrifugation). Tests were carried out on body scrub creams including homogeneity test, emulsion type test, pH test, organoleptic test, irritation test, viscosity test, total plate number test, antioxidant test, droplet size test, creaming index and scanning electron microscope. The results showed that Arabica coffee peel extract was classified as a very strong antioxidant with an IC50 value of 8,136 µg/ml. The study also obtained the antioxidant activity content of the scrub cream formula without Arabica coffee peel extract which was classified as a weak antioxidant and the formula with 4; 6; and 8% extract which was classified as a strong antioxidant with IC50 values of 154.042; 82.281; 67.55; and 55.191µg/ml respectively. In addition, through accelerated stability testing, creaming index test, and droplet size test, all body scrub cream formulas can be said to be quite stable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library