Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simarmata, Doris M.
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daya saing DKI Jakarta melalui identifikasi dan evaluasi kompetensi inti, infrastruktur strategis, dan risiko ekonomi yang mempengaruhi kinerja ekonomi DKI Jakarta. Untuk itu penelitian ini menggunakan Multi Sector Analysis (MSA) dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan para responden ahli. Penelitian ini menemukan bahwa orientasi perdagangan, kewirausahaan, dan jaringan usaha merupakan kompetensi inti Jakarta; jaringan telekomunikasi, listrik, dan pergudangan merupakan infrastruktur strategis Jakarta; dan risiko yang perlu diantisipasi Jakarta adalah bencana akibat ulah manusia dan bencana banjir.

The study aims to analize competitiveness of DKI Jakarta's through identification and evaluation the core competence, strategic infrastructure, and economic risk contributing to Jakarta's economic performance. This research uses Multi Sector Analysis (MSA) of primary data obtained through in-depth interviews to examine contributing factors to a Jakarta's competitiveness. Research reveals that trade orientation, entrepreneurship, and networking are the core competences; telecommunications, electricity, and storage are Jakarta's strategic infrastructures and thus the risk that should be anticipated by Jakarta are man made disaster and flood disaster."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Ferry Agrayanto Parda Kusuma
"Komersialisasi Bandar Udara (Bandara) Halim Perdanakusuma (HLP) sejak tahun 2014 menyebabkan eksternalitas negatif yang tidak terhindarkan yaitu peningkatan kebisingan pesawat terbang. Pengurangan kebisingan pesawat terbang adalah elemen kunci keberlanjutan bandara. Persepsi risiko mulai dari kebisingan lingkungan sampai sosial ekonomi, dan pola karakteristik masyarakat di permukiman sekitar Bandara HLP menjadi faktor penting yang harus dikaji dalam rangka pengelolaan bandara berkelanjutan.
Tujuan dari riset ini adalah menganalisis kondisi kebisingan, persepsi risiko mulai dari kebisingan lingkungan sampai sosial ekonomi, dan korelasi antara karakteristik responden yang meliputi waktu domisili dan tingkat pendidikan dengan persepsi risiko kebisingan lingkungan di permukiman masyarakat sekitar Bandara HLP.
Desain riset ini adalah cross-sectional dengan metode campuran (kuantitatif dan kualitatif). Tingkat kebisingan lingkungan di permukiman masyarakat sekitar Bandara HLP berdasarkan 16 jam pengukuran kebisingan (67.01─70.19 dBA) tidak memenuhi baku tingkat kebisingan untuk kawasan permukiman (55 dBA) sesuai regulasi.
Output riset ini adalah pemetaan kebisingan Bandara HLP berbasis perhitungan WECPNL (73.80─79.72), kawasan permukiman ideal di sekitar Bandara HLP menariknya terletak di jalur take-off pesawat terbang (berjarak 600 m dari runway 06 HLP dengan WECPNL = 73,80). Persepsi risiko mayoritas responden mulai dari kebisingan lingkungan sampai dengan sosial ekonomi termasuk kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pertukaran yang dapat diterima dengan bertempat tinggal di sekitar Bandara HLP. Berdasarkan uji korelasi statistik Kendalls Tau-b diketahui waktu domisili dan tingkat pendidikan responden tidak berpengaruh terhadap persepsi risiko kebisingan lingkungan.
......
The commercialization of Halim Perdanakusuma (HLP) Airport since 2014 has caused an inevitable negative externality which is noise aircraft increasing. Aircraft noise abatement is a key element of airport sustainability. The risk perception from environmental noise to social-economic and the characteristics pattern of society settlement in the HLP Airports vicinity are critical factors that must be studied in the framework of sustainable airport management.
The purpose of this research is to analyze noise ambience, risk perception from environmental noise to social-economic, and correlation between respondents characteristics which are domicile time and education level with the environmental noise risk perception in society settlement of HLP Airports vicinity.
This research using a cross-sectional design and mixed-method (quantitative and qualitative). The environmental noise level in society settlements in the HLP Airports vicinity based on 16-hour noise measurement (67.01─70.19 dBA) does not comply with noise level standard for settlement area (55 dBA) based on regulation.
The research output is the HLP Airports noise mapping based on WECPNL calculations (73.80─79.72), the ideal settlement area in the HLP Airports vicinity interestingly located in the flight path for take-off (distance 600 m from runway 06 HLP with WECPNL = 73,80). In the term of risk perception from environmental noise to social-economic, most respondents are in the moderate category which means there is an acceptable trade-off by living in the HLP Airports vicinity. Based on the statistical correlation test using Kendalls Tau-b, the domicile time and education level of respondents did not affect the environmental noise risk perception."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library