Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maygita Brilian Puspa Wardhani
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit tidak menular kronis yang masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia pada penduduk usia tua maupun usia muda. Sementara itu, PJK di Provinsi NTT memiliki prevalensi 3 kali lebih tinggi berdasarkan diagnosis dokter/gejala dibandingkan dengan angka prevalensi nasional yang hanya sebesar 1,5% pada tahun 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko kejadian PJK pada penduduk usia ≥15 tahun di Provinsi NTT tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain cross sectional. Sampel adalah seluruh penduduk berusia ≥15 tahun di Provinsi NTT yang terpilih dan berhasil diwawancarai, dilakukan penimbangan bb dan tb serta memiliki data yang lengkap.
Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna (nilai p ≤0,05) antara umur, hipertensi, obesitas, diabetes mellitus, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi makanan berisiko, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan dengan kejadian PJK pada penduduk usia ≥15 tahun. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap faktor risiko PJK serta gaya hidup sehat perlu dilakukan sedini mungkin.

Heart Coronary Disease (CHD) is a chronic non-communicable disease that still remains a major cause of morbidity and mortality globally in both elder and younger population. Meanwhile, in East Nusa Tenggara Province, the prevalence of CHD is three times higher according to doctor?s diagnosis or symptom compared to national prevalence which is only 1.5% in 2013.
This study aims to analyze the risk factors of CHD on population aged ≥15 years old in East Nusa Tenggara Province in the year of 2013. This study uses secondary data from the Riskesdas 2013 with a cross sectional design. The sample is all population aged ≥15 years old in East Nusa Tenggara Province who are selected and successfully interviewed, weighed the body mass, measured the height, and have complete data.
The result of this study is the significant association (p value ≤0,05) between age, hypertension, obesity, diabetes mellitus, smoking habit, physical activity, risky food consumption, level of education, occupation, and marital status with CHD incidents on population aged ≥15 years old. Therefore, prevention and early detection of CHD risk factors, as well as performing healthy lifestyle need to be.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Andriani Murtadlo
"Angka harapan hidup wanita semakin meningkat dan jumlah wanita di berusia di atas 45 tahun dengan kondisi menopause akan selalu meningkat setiap tahunnya. Kondisi menopause menimbulkan banyak perubahan pada wanita yang dapat menyebabkan risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi menopause dengan risiko penyakit jantung koroner pada wanita berusia di atas 45 tahun. Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 107 responden, dan pengambilan data dilakukan secara offline. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi menopause dengan risiko penyakit jantung koroner pada wanita berusia di atas 45 tahun (p=0,01, α=0,05). Responden yang telah menopause yang berisiko mengalami penyakit jantung koroner sebesar 46,6%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi menopause dengan risiko penyakit jantung koroner sehingga perlu dilakukannya screening terhadap kondisi jantung pada wanita yang telah mengalami menopause.

The life expectancy of women is increasing and the number of women aged over 45 years with menopausal conditions will always increase every year. Menopausal conditions cause many changes in the female hormone system that can cause degenerative diseases such as coronary heart disease. The aim of this research is to describe the association between menopause conditions with the risk of coronary heart disease in women aged over 45 years. The research design used is cross sectional with consecutive sampling technique. The number of research samples is 107 respondents, and data collection was done offline. The statistical test used was the chi square test and the results showed that there was a significant relationship between menopausal conditions and the risk of coronary heart disease in women aged over 45 years (p=0.01, α =0.05). The percentage of menopausal respondents who are at risk of experiencing coronary heart disease was 46,6%. There is a significant relationship between menopausal conditions and the risk of coronary heart disease, so it is necessary to screen for heart conditions in women who have experienced menopause."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Harmawan
"Data WHO menunjukkan 17.9 juta orang meninggal diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler dimana salah satunya adalah penyakit jantung koroner yang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sindrom metabolik merupakan masalah kesehatan serius yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner karena proses aterosklerosis. Berdasarkan data MCU PT XYZ tahun 2020-2022 didapatkan peningkatan angka kejadian sindrom metabolik sebesar 2.5% yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung koroner pada pekerja PT XYZ di tahun 2022 berdasarkan sindrom metabolik. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi potong lintang dengan 161 sampel responden. Sumber data yang digunakan adalah melalui kuesioner dan juga data hasil MCU tahun 2022. Hasil penelitian diketahui untuk faktor genetik didapatkan data bahwa variabel umur dan jenis kelamin pekerja mempunyai hubungan dengan risiko penyakit jantung koroner. Faktor lingkungan (shift kerja) tidak terdapat hubungan dengan risiko penyakit jantung koroner dan untuk faktor gaya hidup didapatkan data bahwa pola makan konsumsi karbohidrat dan lemak, indeks massa tubuh serta kebiasaan merokok mempunyai hubungan dengan risiko penyakit jantung koroner. Oleh karenanya perlu adanya tindakan pencegahan baik primer, sekunder maupun tersier untuk meminimalkan risiko penyakit jantung koroner baik pada individu pekerja maupun kepada perusahaan.

WHO data shows that 17.9 million people died due to cardiovascular disease and coronary heart disease has a high morbidity and mortality rate. Metabolic syndrome is a serious health problem that increases the risk of CHD due to atherosclerosis. Based on PT XYZ MCU data for 2020-2022, found that there was increasing the incidence of metabolic syndrome by 2.5% which would increase the risk of CHD. The purpose of this study was to analyze the factors associated with the risk of CHD in PT XYZ workers in 2022 based on metabolic syndrome. This study used a cross-sectional study approach with 161 sample respondents. The data source used was through a questionnaire and also data on the MCU results in 2022. The results of the study revealed that for genetic factors, found that the age and gender of workers had a relationship with the risk of CHD. Environmental factors (work shifts) had no relationship with the risk of CHD and for lifestyle factors, found that dietary patterns of carbohydrates and fats consumption, BMI also smoking habits had a relationship with the risk of CHD. Therefore it is necessary to have preventive measures both primary, secondary and tertiary to minimize the risk of CHD both to individual workers and to companies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library