Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Banks, Erik
West Sussex: John Wiley & Sons, 2003
658.155 Ban p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Adzhani Putri
"ABSTRAK
Value at risk (VaR) merupakan alat ukur risiko yang telah digunakan secara luas. Meskipun demikian, VaR memiliki beberapa keterbatasan dalam mengukur risiko, diantaranya yaitu VaR tidak memperhatikan risiko yang lebih besar dari VaR dan VaR bukan alat ukur risiko yang koheren karena tidak memenuhi sifat subadditivity. Oleh karena itu, diperkenalkanlah conditional value at risk (CVaR) sebagai alat ukur risiko alternatif yang mengatasi kelemahan-kelemahan VaR tersebut. CVaR dapat mengkuantifikasi kerugian yang lebih besar dari VaR dan CVaR bersifat koheren. Pada skripsi ini, dipelajari conditional value at risk dan karakteristiknya serta keterkaitannya dengan VaR. Selanjutnya disajikan pula perhitungan VaR dan CVaR pada saham Unilever dengan tingkat kepercayaan 95%, 99%, dan 99.9%.

ABSTRACT
Value at risk (VaR) is a widely used risk measure. Despite its popularity, VaR has some limitations. VaR is unable to quantify loss beyond VaR and not a coherent risk measure. Thus, the researchers introduced conditional value at risk (CVaR) as measure of risk which overcomes VaR limitations. CVaR is able to quantify loss beyond VaR and moreover it is coherent. In this undergraduate thesis, conditional value at risk and its characteristics also the relation between VaR and CVaR will be studied. Furthermore, the calculation of VaR and CVaR are performed using Unilever stocks with 95%, 99%, and 99,9% confidence interval.
"
2016
S63431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Qalbi Andara
"Rantai pasok industri peternakan memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan industri manufaktur karena produknya yang bersifat bulky dan perishable. Hal tersebut membuat pentingnya manajemen risiko dalam rantai pasok di industri peternakan. Pada penelitian ini, studi kasus dilakukan di PT Widodo Makmur Perkasa WMP yang merupakan peternakan sapi besar di Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi tentang risiko dalam rantai pasok sapi dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko serta merancang tindakan-tindakan untuk mitigasi risiko yang mungkin timbul pada rantai pasok sapi PT WMP.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah House of Risk HOR. HOR terbagi atas dua fase, fase pertama adalah identifikasi dan evaluasi risiko dan fase kedua adalah perancangan mitigasi risiko. Dari penelitian yang sudah dilakukan, tahap identifikasi didapatkan 28 jenis kejadian risiko dan 22 agen risiko.
Hasil pengolahan HOR fase 1 ditemukan terdapat 11 agen risiko yang mencakup 80 dari total Aggregate Risk Potential ARP. Terakhir, hasil pengolahan HOR fase 2 ditemukan terdapat 6 tindakan mitigasi yang direkomendasikan berdasarkan agen-agen risiko yang memiliki ARP terbesar.Kata Kunci: Industri Peternakan, House of Risk HOR, Manajemen Risiko Rantai Pasok.

The supply chain of livestock industry has more risk than manufacturing industry because of its bulky and perishable products. This makes the importance of risk management in the supply chain of livestock industry. In this research, case studies were conducted at PT Widodo Makmur Perkasa WMP, which is a big cattle livestock in West Java.
This study aims to study the risks in the supply chain by identifying and evaluating risks and designing for risk mitigation that may arise in supply chain of livestock industry.
The method used in this research is House of Risk HOR. HOR is divided into two phases, the first phase is the identification and evaluation of risk and the second phase is the design of risk mitigation. From the research that has been done, identification stage found 28 types of risk events and 22 risk agents.
Results of HOR phase 1 shown 11 risk agents that covering 80 of total Aggregate Risk Potential ARP. Lastly, the results of HOR phase 2 shown 6 recommendation of mitigation measures based on the largest ARP risk agents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Falatehan Musavi
"Bank umum dapat menerapkan kerangka Three Lines Model, dengan audit internal yang sebagai pengawas dan pemberi asurans kepada governing body lewat implementasi audit internal berbasis risiko (RBIA), guna memitigasi risiko-risiko yang muncul akibat krisis selama penyebaran COVID-19 di Indonesia. Bank XYZ merupakan perusahaan yang menerapkan metodologi RBIA dalam kerangka Three Lines Model untuk memitigasi risikonya. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui bagaimana peran RBIA dalam kerangka Three Lines Model di Bank XYZ untuk memitigasi risiko yang dihadapi pada krisis semasa pandemi lewat analisis deskriptif dengan metode kualitatif berjenis studi kasus evaluatif untuk membandingkan penerapan yang sudah dilakukan Bank XYZ dengan teori yang ada. Hasil penelitian menunjukan bahwa Bank XYZ telah menerapkan kerangka sistem pengendalian internal lewat penerapan Three Lines Model dan mengaitkannya ke dalam metode audit internal berbasis risiko (RBIA) secara efektif. Hal ini dicapai dengan menerapkan prosedur, kebijakan, dan koordinasi antar fungsi lini pertahanan dengan baik untuk memitigasi risiko yang muncul akibat krisis terkait risiko ketidakpatian COVID-19, risiko keuangan dan ekonomi, risiko cybercrime, risiko countercyclical. Transformasi digital, sistem audit yang agile, proses pengelolaan risiko dan pengawasan terhadap aktivitas baru dan risiko kredit, pembuatan tools digital yang membantu pengelolaan risiko, serta penyempurnaan sistem pengendalian yang sudah ada ataupun sistem baru pada unit bisnis umum maupun unit digital merupakan faktor yang membantu Bank XYZ untuk mengatasi risiko yang muncul sebagai dampak dari pandemi.

Commercial banks can apply the Three Lines Model framework, with internal audit acts as a supervisor and providing assurance to the governing body through the implementation of a risk-based internal audit (RBIA), to mitigate risks arising from the crisis during the spread of COVID-19 in Indonesia. XYZ Bank is a company that applies the RBIA methodology within the Three Lines Model framework to mitigate its risks. This research created to find out the role of RBIA within the framework of the Three Lines Model at Bank XYZ to mitigate the risks faced during a crisis during a pandemic through descriptive analysis using a qualitative method with evaluative case study type compare the implementation of XYZ Bank with the existing theory. The results of the study show that XYZ Bank has implemented an internal control system framework through the implementation of the Three Lines Model by linking it to the risk-based internal audit (RBIA) method effectively. The effectiveness is achieved through the proper implementation of procedures, policies, and coordination between line functions to mitigate emerging risks, such as the risks of COVID-19 uncertainty, financial and economic risks, cybercrime risks, countercyclical risks. By implementing digital transformation, agile system audits, the process of managing and supervising new activities and credit, creating digital tools that assist risk management, as well as improving existing control systems or new systems in general business units and digital units are factors that help XYZ Bank to overcome the risks that arise as a result of the pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Safhira Putri Mahyuda
"Bencana alam di Indonesia khususnya bencana banjir membuat kerusakan di beberapa pabrik di Indonesia yang mengakibatkan terjadinya pengurangan produksi saat bencana banjir khususnya pada perusahaan otomotif. Untuk membantu memitigasi risiko-risiko yang terjadi pada bencana banjir, maka perlu dilakukan penelitian terhadap manajemen risiko rantai pasok dengan menggunakan metode House of Risk (HOR). Penggunaan House of Risk (HOR) ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko serta untuk merancang prioritas risiko. Kemudian mitigasi dari masing-masing risiko terpilih teridentifikasi dan dirancang prioritas mitigasinya. Hasil dari penelitian ini berupa teridentifikasinya 14 risk events yang disebabkan oleh 11 agen risiko dan dimitigasi oleh 12 aksi mitigasi.

Natural disasters in Indonesia, especially floods caused damage to several factories in Indonesia which resulted in reduced production during flood disasters, especially for companies. To help mitigate the risks that occur in flood disasters, it is necessary to conduct research on supply chain risk management using the House of Risk (HOR) method. The use of the House of Risk (HOR) aims to identify risks and design risk priorities. Then the mitigation from each assessment is selected and the mitigation priority is designed. The results of this study are 14 risk events caused by 11 risk agents and mitigated by 12 mitigation actions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Tsaniya Munir
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan industri otomotif sebagai salah satu industri andalan ekonomi nasional. Hal ini memacu para pelaku industri untuk terus bersaing dan meningkatkan performa bisnis mereka agar dapat menguasai pasar penjualan. Tidak terkecuali PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan PT. ADM dalam meningkatkan performa bisnis mereka adalah dengan melakukan relokasi pabrik utama yang sudah beroperasi selama lebih dari 25 tahun ke pabrik baru di daerah Karawang. Pabrik ini nantinya akan mengedepankan penggunaan teknologi modern, salah satunya adalah penggunaan teknologi Automated Guided Vehicle (AGV) pada assembly line mereka. AGV sebagai teknologi baru yang dapat meningkatkan efektivitas lini perakitan tentu memiliki sejumlah tantangan dalam penggunaannya, terutama dalam hal adaptasi perusahaan dalam menggunakan teknologi baru ini. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi manajemen risiko yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam perencanaan otomasi assembly line pabrik. Metodologi yang digunakan adalah House of Risk (HOR) yang terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap 1 yang berfokus terhadap identifikasi agen risiko prioritas serta tahap 2 yang berfokus terhadap identifikasi aski preventif sebagai bentuk strategi mitigasi risiko. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 12 agen risiko prioritas dari 26 agen risiko yang berhasil diidentifikasi, serta 5 aksi preventif terpilih dari 13 aksi preventif teridentifikasi yang menjadi prioritas untuk diusulkan sebagai bentuk strategi manajemen risiko bagi perusahaan.

Indonesia is a country that relies significantly on the automotive industry to support its economy. This encourages industry players to continue to compete and improve their business performance in order to dominate the sales market, including PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) as one of the largest automotive companies in Indonesia. As a way to improve their business performance, PT. ADM aims to relocate their main factory which has been operating for more than 25 years to a new factory in the Karawang area. This factory will prioritize the use of modern technology, including the use of Automated Guided Vehicle (AGV) on their assembly line. Despite its potential to enhance assembly line efficiency, AGV technology introduces several challenges, particularly regarding company adaptation. This study aims to design a risk management strategy for companies planning to automate their plant’s assembly lines. The methodology used is House of Risk (HOR), divided into two stages: stage 1 focuses on identifying priority risk agents, and stage 2 concentrates on identifying preventive actions as part of the risk mitigation strategy. The research identified 12 priority risk agents from 26 total risk agents and proposed 5 preventive actions from 13 identified actions as priorities for the company's risk management strategy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Nur Shafira
"Rumah sakit sebagai tempat utama pelayanan kesehatan harus menjamin kesehatan dan keselamatan bagi pasien, termasuk pencegahan risiko jatuh. Sebagian besar faktor risiko jatuh seperti kondisi delirium, penurunan mobilitas, hingga penggunaan obat selalu ditemukan pada pasien dengan perawatan intensif seperti di High Care Unit (HCU). Perawat berperan penting dalam mencegah kejadian jatuh dengan melakukan pencegahan risiko jatuh yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Surat Keputusan (SK) yang berlaku di rumah sakit. Penulisan ini menggunakan metode case report yang dilakukan untuk menganalisis pelaksanaan manajemen pencegahan risiko jatuh pada 30 pasien HCU selama 10 hari. Analisis dilakukan dengan mengobservasi tiga komponen pencegahan jatuh berdasarkan SPO dan SK yang berlaku di rumah sakit, yakni pengkajian awal, pengkajian ulang, dan intervensi tindakan pencegahan jatuh. Seluruh pasien telah dilakukan pengkajian awal dan pengkajian ulang risiko jatuh setiap harinya sebanyak tiga kali shift oleh perawat (100%). Namun pada pengkajian ulang sebagian besar tidak dituliskan skor risiko jatuh pasien secara jelas. Belum semua pasien diberikan intervensi pencegahan jatuh secara seragam dan menyeluruh, khususnya pada edukasi pasien dan keluarga (66.7%). Penulisan ini merekomendasikan perawat untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas edukasi pencegahan jatuh. Manajemen pencegahan sudah cukup baik dan tetap diperlukan adanya peningkatan dalam pelaksanaannya.

Hospital as the main health services must guarantee health and safety for patients, including prevention of the risk of fall. Most of the risk factors for falls, such as delirium, decreased mobility, and medication use, are always found in patients in intensive care, such as in the High Care Unit (HCU). Nurses hold an important role in preventing falls by carrying out fall risk prevention based on the Standard Operating Procedures and Decision Letters that apply in the hospital. This writing uses the case report method with the aim to analyze the implementation of fall risk prevention management in 30 HCU patients for 10 days. The analysis was carried out by observing the three components of fall prevention based on the SOP and guidelines in force at the hospital, namely initial assessment, reassessment, and intervention for fall prevention. All patients had an initial assessment and reassessment of the risk of falling every day for three shifts by nurses (100%). However, in most of the reassessments, the patient's fall risk score was not written clearly. Not all patients are given the same and comprehensive fall prevention interventions, especially in patient and family education (66.7%). This paper recommends nurses to maintain and improve the quality of fall prevention education. Prevention management is good enough and still needs improvement in its implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmawati
"Hadirnya Revolusi Industri 4.0 tidak hanya memacu percepatan digitalisasi di bidang industri dan manufaktur, melainkan membawa pengaruh yang lebih luas hingga ke berbagai sektor, termasuk sektor pemerintahan. Salah satu upaya pemerintah dalam mendukung transformasi digital adalah dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Eletronik (SPBE). Namun, penerapan SPBE di Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah yang beragam dapat melahirkan sejumlah risiko yang akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan SPBE. Oleh karena itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) mengeluarkan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 5 Tahun 2020 yang memuat Pedoman Manajemen Risiko SPBE yang perlu diterapkan oleh penyelenggara SPBE dalam mengelola risiko SPBE di instansi masing – masing. Instansi ABC sebagai suatu lembaga pemerintah non kementerian yang baru dibentuk dan ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia memiliki amanah tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan transformasi digital melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik demi mewujudkan satu pemerintahan digital yang terpadu. Unit Kerja XYZ merupakan salah satu unit kerja di Instansi ABC yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang data dan informasi. Namun, hingga kini Unit Kerja XYZ belum mempunyai pedoman Manajemen Risiko SPBE sehingga unit kerja kesulitan untuk melakukan identifikasi, analisis, dan evaluasi, serta memberikan penanganan berdasarkan prioritas terhadap risiko SPBE yang terjadi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian guna menyusun Rancangan Manajemen Risiko SPBE di Unit Kerja XYZ berdasarkan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 5 Tahun 2020. Adapun tahapan penelitian meliputi Penetapan Konteks Risiko SPBE, Penilaian Risiko SPBE yang terdiri atas proses Identifikasi Risiko SPBE, Analisis Risiko SPBE dan Evaluasi Risiko SPBE serta perancangan Rekomendasi Penanganan Risiko SPBE. Terdapat 68 Risiko SPBE Negatif yang berhasil diidentifikasi, 45 Risiko SPBE diantaranya berada di atas ambang batas Selera Risiko SPBE sehingga selanjutnya dibuat Rekomendasi Penanganan Risiko SPBE berdasarkan prioritas yang telah ditentukan untuk memitigasi kemunculan risiko SPBE seminimal mungkin sehingga mencapai level yang dapat diterima oleh Instansi ABC.

The presence of the Fourth Industrial Revolution not only accelerates digitization in the industrial and manufacturing sectors but also has a broader impact across various sectors, including the government sector. One of the government's efforts to support digital transformation is the issuance of Presidential Regulation Number 95 of 2018 concerning Electronic-Based Government Systems (SPBE). However, the implementation of SPBE in various central and regional government agencies can create several risks that will affect the achievement of SPBE objectives. Therefore, the Ministry of State Apparatus Utilization and Bureaucratic Reform (PAN-RB) has issued Ministerial Regulation Number 5 of 2020, which contains Guidelines for SPBE Risk Management that need to be implemented by SPBE organizers to manage SPBE risks in their respective agencies. ABC Agency, as a newly established non-ministerial government institution designated by the President of the Republic of Indonesia, has the responsibility and function to carry out digital transformation through the implementation of Electronic-Based Government Systems to achieve an integrated digital government. XYZ Work Unit is one of the work units in ABC Agency responsible for carrying out tasks and functions in data and information. However, until now, XYZ Work Unit still does not have an SPBE Risk Management guideline, making it difficult for the unit to identify, analyze, evaluate, and prioritize SPBE risks for appropriate handling. In order to achieve this objective, research is conducted to develop an SPBE Risk Management Draft in XYZ Work Unit based on Ministerial Regulation Number 5 of 2020. The research stages include Determining the SPBE Risk Context, SPBE Risk Assessment which consists of SPBE Risk Identification process, SPBE Risk Analysis and SPBE Risk Evaluation, and designing SPBE Risk Handling Recommendations. A total of 68 Negative SPBE Risks have been successfully identified, with 45 SPBE Risks exceeding the SPBE Risk Appetite threshold. Therefore, SPBE Risk Handling Recommendations are made based on predetermined priorities to mitigate the occurrence of risks as minimal as possible, thus achieving a level acceptable to ABC Agency."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library