Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paul Setio Kartono
Abstrak :
Banyak fenomena yang terjadi dalam industri asuransi jiwa pada saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998-2000. Nilai tukar mata uang asing yang naik tajam, suku bunga yang berfluktuasi, jatuhnya sektor perbankan, pengangguran meningkat. merupakan beberapa indikator krisis ekonomi yang memberi dampak yang sangat besar terhadap industri asuransi jiwa. pemerintah melalui Departemen Keuangan, kemudian mengeluarkan peratutan baru dalam pengukuran Batas Solvabilitas Minimum yaitu dengan metode RBC Peraturan baru tersebut dimaksudkan untuk lebih melindungi konsumen dan meningkatkan transparansi perusahaan asuransi jiwa. Karya akhir ini mempunyai tujuan untuk meneliti apakah rasio RBC yang digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan asuransi jiwa berkorelasi dengan metode lain pengukuran tingkat kesehatan perusahaan asuransi jiwa. Metode pembanding yang dipilih adalah Ruin probability. Dalam beberapa literatur aktuaria seperti yang ditulis oleh Bowers, Daykin, Panjer. Wilimot dan lain-lain Ruin Probability merupakan metode pengukuran kesehatan perusahaan asuransi jiwa yang bersifat teoritis. Ruin probability merupakan pengembangan dan analisis stokastik pada teori risiko. Metode ini kontras dengan metode RBC yang menilai risiko berdasarkan perhitungan praktis pada perusahaan asuransi jiwa. Dengan memilih metode Ruin Probability sebagai pembanding RBC, diharapkan tulisan ini mempunyai nilai tambah. Studi ini berdasarkan metodologi cross sectional analysis dalam mencari hubungan antara RBC dan Ruin Probability Cross sectional analysis dipilih karena peraturan mengenai RBC baru mulai diterapkan tahun 2000. Data yang digunakan adalah data keuangan tahun 2001, sedangkan analisis trend investasi menggunakan data dari tahun 1995. Hipotesis pertama adalah RBC mempengaruhi Ruin Probability secara signifikan. pengujian dilakukan dengan uji F dan t pada model regresi linier antara RBC sebagai variabel independen dan Ruin Probability sebagai variabel dependen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa RBC tidak mempengaruhi Ruin Probability secara signifikan (tingkat signifikansi a=5%). Lemahnya korelasi antara RBC dan Ruin Probability diakibatkan oleh:
. Penerapan metode RBC yang masib barn dan pelaksanaanya bertahap, sehingga rasio RBC yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan asuransi masib terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara satu dengan yang lainnya
. Beeberapa ukuran dalam perhitungan Ruin Probability menggunakan benchmark dan beberapa indikator ekonomi yang mungkin kurang tepat dalam mencerminkan kondisi risiko yang sebenarnya.
. Dalam perhitungan RBC, beberapa sekuritas yang diterbitkan pemerintah tidak mempunyai risiko sama sekali. Dalam telaah teori dan hasil pengujian menunjukkan bahwa sekuritas pemerintah mempunyai risiko suku bunga yang tidak seharusnya diabaikan. Investasi pada beberapa instrumeb termasuk penyertaan langsung dan properti diberi angka factor yang cukup kecil dibanding dengan variansinya.
. Perhitungan nsiko akibat deviasi kewajiban pada metode RBC hanya memperhitungkan net amount at risk tanpa memperhitungkan jumlah polis yang ada. Menurut hukum bilangan besar, jumlah polis yang berbeda meskipun net amount at risk sama menghasilkan risiko yang berbeda. Hipotesis kedua adalah apakah Ruin Probability kelompok sampe dengan RBC lebih besar dari 120% (sesuai dengan persyaratan pemerintah) secara statistic Iebih rendah daripada kelompok sampel dengan RBC lebih kecil dari 120%. Pengujian dilakukan dengan metode tes sampel independen dan uji Levene. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa Ruin Probability kelompok sampel I (RBC>120%) secara statistik tidak lebih kecil daripada kelompok sampel 2 (RBC<120%), dengan tingkat signifikansi a=5%. Hasil lain dari pengujian ini menyebutkan bahwa variansi dan kelompok sampel 1 secara statistik Lebih kecil daripada kelompok sampel 2. Hal ini membawa penelitian kepada hipotesis ketiga. Hipotesis ketiga sama dengan hipotesis pertama tetapi data yang digunakan adalah data pada kelompok sampel I yaitu perusahaan asuransi jiwa dengan RBC>120%. Ternyata hasil pengujian mengindikasikan bahwa untuk perusahaan asuransi jiwa dengan RBC>120%, rasio RBC secara signifikan mempengaruhi besar kecilnya Ruin Probability dengan tingkat signifikansi a=5%. Hasil temuan ini memberikan implikasi kepada beberapa pihak. Bagi masyarakat konsumen asuransi jiwa, penilaian kesehatan perusahaan asuransi tidak hanya berdasarkan atas rasio RBC, tetapi sebaiknya menilai juga aspek kualitatifnya. Kemudian bagi Regulator, adalah tantangan untuk memperbaiki atau melengkapi peraturan yang sudah ada. Selanjutnya bagi akademisi dan peneliti lain, penelitian ini masih pada tahap awal dan dapat dilanjutkan dengan pengukuran-pengukuran dan metode yang iebih terperinci sehingga didapat hasil yang lebih akurat.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T3799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sri Bimo Kushartono
Abstrak :
Indonesia merupakan negara luas dengan penduduk yang banyak. Menurut Biro Pusat Statistik penduduk Indonesia tahun 1998 sekitar 204 juta jiwa. Hal ini merupakan pangsa pasar yang bagus untuk memasarkan suatu produk/jasa tertentu di Indonesia. Perusahaan — perusahaan asuransi jiwa berebut untuk dapat memasarkan produknya di lndonesia Presentase pemegang polis dengan total penduduk pada tahun 1998 hanya sekitar 10% dibandingkan dengan negara tetangga kita yang rasionya sudah mencapai di atas 80%. Pangsa yang bagus ini membuat bermunculan perusahaan — perusahaan baik lokal maupun patungan ( joint venture).

Pemerintah melalui Departemen Keuangan membuat standarisasi agar kinerja perusahaan — perusahaan asuransi di Indonesia tetap baik dengan mengeluarkan peraturan melalui keputusan menteri keuangan No. KMK/481.017/1999. Inti dari peraturan tersebut adalah penilaian tingkat solvabilitas perusahaan dengan Risk Based Capital. ......Risk Based Capital itu adalah selisih antara kekayaan yang diperkenankan dikurangi kewajiban dibandingkan dengan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum. Menurut KMJC/048 1.017/1999 Risk Based Capital minimal adalah 120% yang akan diterapkan secara total tahun 2004.

Batas Tingkat Solvabilitas Minimum itu terdiri atas 6 Skedul:

1. Kegagalan pengelolaan kekayaan (asset default risk)

2. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban (cash flow mismatch)

3. Kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata tiang (foreign currency mismatch)

4. Beban kiaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan

5 Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dengan hasil yang diperoleh

6. Resiko ketidakmampuan pihak resasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar kiaim.

PT XYZ merupakan perusahaan asuransi jiwa yang mempunyai laporan keuangan cukup baik pada beberapa tahun terakhir, dilihat dari profit yang diterima (tahun 1998 naik sekitar 1000% dari tahun sebelumnya). Untuk melihat kinerja PT XYZ saat ini maka digunakan metode Risk Based Capital sebagai pengukurnya. Selain itu dalam pembahasan digunakan analisa fundamental untuk membandingkan kinerja PT XYZ dengan rata-rata industri perusahaan sejenis.

Asuransi jiwa merupakan produk jangka panjang dan bentuknya tidak nyata. Untuk mengantisipasi hal ini, PT XYZ dalam melakukan investasi berlaku sangat konservatif. Jika dilihat dari portofolionya lebih dari 50% dana yang didapat diinvestasikan pada deposito dan sertifikat deposito. Hal ini yang membuat kinerja PT XYZ baik pada masa kondisi perekonomian kurang bagus.

Setelab dilakukan analisa dan penelitian ternyata RBC PT XYZ adalah sebesar 151,64% diatas yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan ( 120% ). Pada analisa fundamental, kinerja PT XYZ di atas rata-rata industri asuransi jiwa.

Untuk mencapai profit semaksimal mungkin PT XYZ dalam melakukan investasi diharapkan tidak terlalu konservatif. PT XYZ disarankan untuk memanfaatkan keahlian
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Permata Putri Mentari
Abstrak :
Reasuransi merupakan salah satu aspek penting dalam bisnis asuransi. Untuk mengelola bisnis, asuransi tidak hanya mengandalkan kapasitas sendiri, tetapi juga kapasitas tambahan yang diberikan oleh reasuransi. Sebagai parameter kesehatan finansial, OJK sebagai regulator mewajibkan asuransi untuk memiliki Reasuransi dalam negeri. Seperti kita ketahui, reasuransi dalam negeri di Indonesia tidak setinggi reasuransi asing. Bisnis asuransi akan selalu dikaitkan dengan reasuransi karena sifat asuransi yaitu spreading risk (dengan mengurangi risiko yang timbul dari klaim). Penelitian sebelumnya memberikan indikator bahwa kekuatan finansial akan mempengaruhi bagaimana perusahaan jasa mengelola bisnis dan profitabilitas mereka. Tulisan ini bertujuan untuk menyelidiki secara empiris hubungan antara kekuatan finansial perusahaan dengan bisnis yang dijalankannya. Kekuatan finansial untuk bisnis reasuransi merupakan komponen terpenting karena karakteristik bisnisnya, business to business. RBC sebagai salah satu parameter perusahaan asuransi untuk memilih reasuransi. Jadi dengan komponen RBC asuransi dapat melihat bagaimana bisnis dan tata kelola reasuransi. Kerangka analisis didasarkan pada hubungan antara faktor modal berbasis risiko dalam reasuransi dengan efektivitas bisnis dan profitabilitas. Data selanjutnya akan diberikan oleh laporan tahunan perusahaan dengan total 5 reasuransi lokal di Indonesia yang diuji dengan model regresi. Penelitian akan menunjukkan bagaimana faktor Risk based capital mempengaruhi bisnis perusahaan reasuransi. Penelitian diharapkan dapat membantu industri untuk lebih memahami pentingnya kekuatan finansial perusahaan reasuransi meningkatkan pengetahuan penulis lebih dalam tentang pentingnya faktor RBC untuk bisnis reasuransi. Berbeda dengan asuransi, meskipun bisnis jasa, asuransi akan langsung ke konsumen, dan reasuransi akan merusak bisnis dari asuransi, sehingga akan menjadi karakteristik B2B. Selain layanan reasuransi, kekuatan finansial adalah salah satu parameter utama dari asuransi untuk memilih reasuransi. ......Reinsurance is one of important aspect from insurance business. To ruin their business, insurnaces don’t only rely on their capacity, but to their back up capacity behind them. For arising financial strength and intercalation to Indonesia’s GDP, OJK as regulatory has obligatory for insurance to ceded their insurance cession to domestic Reinsurance. As we know, domestic reinsurances in Indonesia don’t high as high foreign Reinsurance. So they will rely on their financial strenght to ruin their business due to lack of capacity. Insurance business would be always linked with reinsurace due to their requirements for spreading risk (by reduce the variability of the financial costs to insurance companies arising from the claims). The prior researches give indicator that financial strenght will affect how sevice company ruin their business and profitability making. This paper is aim to empirically inquire intercouse between financial strength of the company with their running business. Financial strenght for reinsurance business is the most important component due to their business characteristic, business to business. RBC as one of the parameter will be the one which impose the insurance company to lay their business. So with RBC’s component we could inquire how reinsurance’s business and profitability. The analysis framework is based on relationship between risk based capital’ factor in reinsurance with their business and profitability effectivity. Data will be provided secunderly by companies annual report with total 5 local reinsurance in Indonesia. And will be examined by regression model. The finding will indicate how Risk based capital’s factor involve business and profitability both for reinsurance company. The findings may help industry to better understand how financial power’ factor work for profitability. To improve authors’ deeper knowledge about the importance of risk based capital’ factor for reinsurance core business and profitability. Different from insurance, even though they are service business, insurance would be dirrect to the consumers, and reinsurance will ruin business from insurance, so they will be B2B characteristic. Beside the service of the reinsurance, financial strenght is one of the most parameter from insurance to prefer their account.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Fadlin Rachman Pratama
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh risk based capital, penerimaan premi, underwriting dan klaim terhadap Profitabilitas Perusahaan Asuransi kerugian di Indonesia tahun 2006-2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Regresi Berganda. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan kriteria tertentu, yaitu perusahaan yang listing di BEI periode 2006 -2011. Setelah dilakukan uji beda menyatakan bahwa rasio klaim memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian dibanding rasio keuangan lainnya. Terdapat pengaruh terbalik rasio klaim terhadap profitabilitas perusahaan Asuransi kerugian. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar dapat dilakukan dengan menambahkan variable secara keseluruhan agar hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih akurat. ......The purpose of this study is to find out how influence of risk based capital, premium, underwriting and ratio of Insurance Company Profitability in Indonesia in 2006-2011. This research is research quantitative by using the method of multiple regression.The sampling technique is purposive sampling to certain criteria, namely insurance companies in IDX in 2006-2011. After testing different States that a claim ratio has more significant effects on the profitability of general insurance company compared to other financial ratios. There are significant inverse ratio of claims on the profitability of general insurance company. For further research, researchers suggest financial ratios still has a significant influence on less for the company general insurance, This shows the existence of development still need this ratio in order to get the company profit greatly from this type of financial ratios.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Luhung Prakoso
Abstrak :
ABSTRAK:
Skripsi ini membahas dampak penerapan PMK Nomor 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah terhadap tingkat solvabilitas berdasarkan Risk Based Capital pada Asuransi Syariah PT XYZ. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan asuransi syariah telah patuh terhadap proses pelaporan yang disyaratkan dalam PMK Nomor 11/PMK.010/2011. Selain itu, tingkat solvabilitas berdasarkan RBC perusahaan asuransi syariah menurun drastis pada tahun pertama PMK diterapkan. Hal ini disebabkan karena PMK Nomor 11/PMK.010/2011 merubah jenis kekayaan yang diperkenankan dan meningkatkan nilai faktor risiko dalam menghitung risiko pada perusahaan asuransi syariah sehingga PT XYZ memerlukan waktu untuk menyesuaikan kebijakan perusahaan dengan PMK Nomor 11/PMK.010/2011. Setelah dua tahun penerapan PMK, tingkat solvabilitas RBC PT XYZ menunjukkan trend yang terus meningkat.
ABSTRACT:
The focus of this study is the effect of PMK Nomor 11/PMK.010/2011 implementation on solvability of risk based capital in Sharia Insurance PT XYZ. This research is qualitative and quantitative descriptive. The result of this study shows that sharia insurance company complies with the PMK. In addition, the solvability of risk based capital in Sharia Insurance fell dramatically in the first year of implementation of PMK. This thing happened because PMK Nomor 11/PMK.010/2011 change the type of admitted asset and increase the risk factor when valuing insurance enterprise risk. Therefore, PT XYZ needs time to adjust its enterprise policy with the PMK Nomor 11/PMK.010/2011. After two years of PMK implementations, solvability level of PT XYZ indicates ever growing trend.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retsa Nurpitasari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S9824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Robert
Abstrak :
Sebagaimana lembaga keuangan lainnya pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan dalam industri asuransi sangat perlu dilakukan, alasan utama pengawasan tersebut adalah adanya fakta bahwa seluruh nilai (value) dari janji (Promise) yang dijual pada masyarakat oleh perusahaan asuransi terletak pada kondisi perusahaan di masa yang akan datang (Future Perfomance). Dengan pengertian lain kesanggupan perusahaan asuransi dalam memenuhi janjinya terletak pada bagaimana perusahaan menjaga kondisinya saat sekarang dan saat yang akan datang. Untuk melindungi masyarakat sebagai pengguna jasa asuransi dan dalam rangka pengawasan dan pembinaan industri asuransi pemerintah memberlakukan ketentuan-ketentuan tentang usaha penyelenggaraan usaha peransuransian, kesehatan keuangan perusahaan dan batas tingkat solvabilitas perusahaan. Ketentuan ini mengharuskan seluruh perusahaan asuransi dan Reasuransi menjaga tingkat solvabilitas atau aturan lain sebaik-baiknya. Dengan metode perhitungan Risk Based Capital (RBC) regulator mengawasi seluruh perusahaan asuransi dan Reasuransi dengan menentukan tingkat minimun solvabilitas yang harus dipenuhi yaitu sekurang-kurangnya 120 persen dari risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi pengelolaan kekayaan dan kewajiban. Deviasi tersebut meliputi : 1. Kegagalan pengelolaan kekayaan. 2. Ketidaksesuaian antara kekayaan dan kewajiban 3. Ketidaksesuaian antara kekayaan dan kewajiban 4. Perbedaan antara klaim yang terjadi dan beban beban yang diperkirakan. 5. Ketidakcukupan premi akibat perbedaan antara hasil investasi yang diperkirakan dan yang terjadi) dan terakhir 6. Ketidakmampuan reasuransi memenuhi kewajiban Tidak terkecuali PT Reasuransi Internasional Indonesia sebagai satu dari empat Profesional dalam negeri mutlak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan. Dari perhitungan Risk Based Capital (RBC) yang dilakukan dalam penulisan ini, PT Reasuransi Internasional belum mencapai tingkat solvabilitas yang diwajibkan, oleh karenanya kerja keras dan keinginan untuk menaikkan tingkat solvabilitas dapat dilakukan melalui tindakan-tindakan efektif seperti revaluasi atas asset, utang-piutang atau cara lain dalam menaikkan tingkat solvabilitas. Penyampaian perhitungan tingkat solvabilitas dalam tulisan ini diharapkan bermanfaat membantu pembaca dalam memahami dan menghitung tingkat solvabilitas dengan metode Risk Based Capital (RBC).
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhliansyah Sukmana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis skema penambahan modal PT Reasuransi XYZ, pengaruh terhadap tingkat kesehatan keuangan, RBC dan profitabilitas serta konsekuensi perpajakan pada PT Reasuransi XYZ. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Penambahan modal dilakukan dengan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar bunga kupon, namun perusahaan juga akan memperoleh dana yang dapat diinvestasikan kembali. Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No: PER-10/MBU/2014, skor tingkat kesehatan perusahaan saat menerbitkan OWK di tahun 2014 meningkat menjadi 78 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan skor 65. Risk Based Capital (RBC) perusahaan yang merupakan satu indikator utama kesehatan keuangan mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2014 menjadi 339% dari tahun sebelumnya sebesar 160%. Berdasarkan simulasi untuk mencapai standar minimum RBC pasar internasional sebesar 250%, melalui penerbitan OWK sebesar 80% dari nilai penerbitan atau 720 miliar maka perusahaan mencapai RBC dan Profitabilitas yang optimal. Pemeriksa pajak melakukan koreksi positif atas beban bunga OWK sehingga pada tahun 2015 dan 2016 laba fiskal perusahaan meningkat dan perusahaan melakukan pembelaan karena beban bunga bagi perusahaan asuransi termasuk dalam kategori beban langsung atau tidak langsung yang terkait dengan kegiatan usaha.
This study aims to analyze the scheme of additional capital of PT Reasuransi XYZ, the impact on the level of financial health, RBC and profitability and tax consequences on PT Reasuransi XYZ. The research method used is case study method. The increase in capital is performed by issuing Mandatory Convertible Bonds (MCB) which will result in an obligation for the company to pay coupon interest, but the company will also get reinvestable funds. Based on the Regulation of the Minister of State-Owned Enterprises No: PER-10/ MBU/2014, the companys health rating score when issuing MCB in 2014 increased to 78 compared to the previous year with a score of 65. Risk Based Capital (RBC) have a significant increase in 2014 to 339% from the previous year with a score of 65160%. Based on the simulation to achieve the minimum RBC standard of international market by 250%, through the issuance of MCB of 80% of the issuance value or 720 billion then the company achieved the optimum RBC and Profitability. The tax auditor makes a positive correction on MCB interest expense so that in 2015 and 2016 the companys fiscal profit increases and the company defends because interest expense for insurance companies is included in the category of direct or indirect expenses related to business activities.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Hadi Setiawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat adanya penerapan klaster perpajakan UU omnibus law bagi tingkat kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Beberapa hal yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah kondisi objek penelitian sebelum adanya penerapan klaster perpajakan UU omnibus law, permasalahan yang timbul dari penerapan klaster perpajakan UU omnibus law bagi objek penelitian, dan dampaknya terhadap tingkat kesehatan keuangan perusahaan asuransi perusahaan melalui dengan menggunakan pendeketan risk-based capital sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan Otoritas Jasa Keuangan. Studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis dokumen dan informasi serta melakukan wawancara kepada beberapa pihak internal objek penelitian terkait. Hasil penelitian memperlihatkan kondisi kesehatan keuangan objek penelitian diterapkannya omnibus law klaster perpajakan, di mana memperlihatkan kondisi yang baik. Penelitian ini juga menganalisis dampak setelah penerapan omnibus law klaster perpajakan terhadap kesehatan keuangan perusahaan, di mana memperlihatkan bagian-bagian omnibus law yang berdampak pada perusahaan asuransi, yaitu penurunan tarif PPh Badan, peniadaan tarif pajak dividen, serta pengenaan PPh terhadap manfaat yang diterima pemegang polis asuransi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi bagi perusahaan dalam menyikapi dampak penerapan peraturan ini dan merekomendasikan langkah yang efektif untuk memaksimalkan potensi keuntungan dari adanya penerapan omnibus law bagi objek penelitian. ......This study aims to analyze the impact caused by the implementation of the omnibus law tax cluster law for the financial soundness of insurance companies. Some things that are considered in this research are the research conditions before the implementation of the tax cluster law of the omnibus law, the problems that arise from the application of the tax cluster of the omnibus law law for the object of research, and the level of financial soundness of the insurance company through a capital risk-based approach in accordance with the required provisions. Financial Services Authority. This case study uses an approach approach by analyzing documents and information as well as conducting interviews with several internal parties related to the object of research. The results of the research on the financial health condition of the research object are the implementation of the omnibus law tax cluster, where the conditions are good. This study also analyzes the impact after the application of the omnibus law classification on the company's financial soundness, in which the parts of the omnibus law that have an impact on insurance companies, namely the reduction in the corporate income tax rate, the abolition of the dividend tax rate, and the imposition of income tax on the benefits received by insurance policy holders. This research is expected to provide an evaluation for companies in responding to the impact of implementing this regulation and recommending effective steps to maximize the benefits of implementing the omnibus law for the object of research.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Indriyani
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26971
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>