Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainal Arifin
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model yang menyatakan hubungan antara tingkat kebisingan dengan volume kendaraan (kend/jam), kecepatan (km/jam), persentase kendaraan berat (% KB) dan jarak pengamatan (meter) dengan mengabaikan pengaruh kondisi geometrik jalan dan kondisi sekitarnya. Pengembangan model dilakukan dengan 2 (dua) cara. Model I dibentuk berdasarkan interval persentase kendaraan berat dengan jarak pengamatan dianggap linear. Pada model 2 jarak pengamatan dianggap kuadratis dan persentase kendaraan berat dimasukkan langsung sebagai variable bebas. Uji data terhadap paramater lalu lintas dan pengamatan kebisingan pada ruas jalan tol dan jalan alteri dilakukan dengan pendekatan Statistik Non parametrik yakni metoda Kruskal Wallis. Regresi untuk mendapatkan model terbaik (the most plousible value) dilakukan berdasarkan kriteria waktu sibuk (peak hour) dan waktu lengang (off peak). Selain dilakukan analisis variansi juga dihitung besarnya penyimpangan berdasarkan pendekatan statistik deskriptif dan hasilnya dibandingkan dengan hasil perhitungau metoda DOT HMSO Welsh Office maupun FHWA.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guritno Wibowo
Abstrak :
Tesis ini tentang Penanganan Kesemrawutan Lalu Lintas oleh Polsek Metropolitan Ciputat. Perhatian utama tesis ini adalah pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan Kepolisian dan Kecamatan dalam menangani kesemrawutan lalu lintas dengan fokus tindakan - tindakan Unit Polisi Lalu Lintas terhadap para pelanggar lalu lintas. Dalam kajian tesis ini, penanganan kesemrawutan lalu lintas dilihat dari perspektif rangkaian kegiatan unit-unit operasional kepolisian tingkat sektor dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode klinis, yaitu dengan cara mengamati setiap gejala yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari dari obyek penelitian atau para anggota Unit Lalu Lintas Polsek Metropolitan Ciputat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan kesemrawutan lalu lintas dilakukan oleh unit unit di Polsek Metropolitan Ciputat. Berbagai kegiatan kepolisian ditujukan untuk menangani masalah kesemrawutan lalu lintas yang terjadi di kawasan pasar Ciputat. Kesemrawutan lalu lintas disebabkan; (1) pedagang kaki lima menggelar dagangan di badan jalan; (2) sopir angkutan ngetem di sembarang tempat, (3) tukang ojek mangkal di pinggir jalan, dan (4) jalan rusak serta tumpukan sampah di jalan. Penanganan kesemrawutan lalu lintas meliputi (a) penegakan hukum lalu lintas berupa tindakan preventif dan represif, (b) koordinasi dengan instansi pemerintah, yaitu DLLAJ dan Kecamatan dalam rangka penertiban lalu lintas. Dalam penegakan hukum ditemukan adanya tindakan-tindakan anggota yang menyimpang sebagai akibat Iemahnya sistem kontrol dan kendali, yang ditunjukkan berupa; pemerasan terhadap pelanggar lalu lintas serta kurang disiplinnya anggota dalam melaksanakan tugas pengaturan dan penjagaan lalu lintas. Hubungan kerja eksternal antara Polsek, DLLAJ dan Kecamatan tidak dilaksanakan melalui koordinasi yang baik. Kurangnya komunikasi antar pimpinan instansi pemerintah tersebut menyebabkan kebijakan-kebijakan dalam menangani kesemrawutan lalu lintas bukan merupakan hasil perencanaan yang matang dan berdampak pada keresahan masyarakat. Selain itu, penyusunan trayek angkutan umum oleh DLLAJ tidak dibicarakan dengan Polsek, sehingga penambahan angkutan umum memunculkan masalah baru dengan menumpuknya angkutan umum yang ngetem di pinggir-pinggir jalan karena tidak tersedianya terminal. Implikasi dari tesis ini adalah pada upaya mengoptimalkan peran Polsek sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas-tugas kepolisian dalam mewujudkan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Pengoptimalan peran tersebut dilakukan melalui peningkatan kontrol dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas - tugas anggota Polsek di lapangan, meningkatkan penyadaran masyarakat melalui pendekatan pemolisian komuniti, membangun koordinasi yang baik dengan instansi pemerintah. Daftar Pustaka : 35 buku dan 8 dokumen
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Shania Guntoro
Abstrak :
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area hijau yang menjadi tempat berlindung lumut pada cuaca panas dan kering di wilayah urban. Spesies lumut yang mampu menoleransi kekeringan akan memiliki tutupan lumut yang besar dan melimpah pada suhu udara tinggi dan kelembapan udara rendah. Lumut epifit dapat menjadi bioindikator karena lumut sensitif terhadap perubahan lingkungan. Kelimpahan suatu spesies lumut epifit dapat menunjukkan lingkungan yang ekstrim di suatu area. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kelimpahan lumut epifit serta mengetahui hubungan faktor lingkungan dan inang pohon dengan kelimpahan lumut epifit di Hutan Kota Srengseng Sawah dan tepi Jalan Moch. Kahfi II. Penelitian dilakukan dengan mengoleksi sampel lumut epifit pada pohon inang yang dipilih secara random dengan ketentuan DBH batang pohon >20 cm. penelitian dilakukan pada 3 plot di dalam hutan kota dan 3 plot di tepi jalan luar hutan kota. Hasil analisis data rata-rata tutupan lumut epifit di dalam hutan lebih besar 43,32 ± 31,69% daripada di luar hutan 39,63 ± 29,44%, namun tidak beda signifikan (p = 0,566). Berdasarkan divisinya, rata-rata tutupan lumut sejati di dalam hutan sebesar 35,71 ± 27,81% dan lumut hati sebesar 47,96 ± 33,57%. Sedangkan di luar hutan, rata-rata tutupan lumut sejati sebesar 41,85 ± 29,11% dan lumut hati sebesar 26,56 ± 29,56%. Lumut melimpah pada pohon jati belanda, tipe kulit scaly-smooth, DBH batang pohon 37,9–58,7, rentang nilai pH 4,96–5,92, dan tutupan kanopi sebesar 33–56%. Rata-rata tutupan lumut tinggi pada ketinggian 0–100 dan arah utara di dalam hutan. Berdasarkan uji korelasi Spearman, hasil data kelimpahan lumut tidak berkorelasi antara parameter abiotik yaitu suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya dengan tutupan lumut di hutan kota dan tepi jalan. Hasil penelitian ini adalah persentase tutupan lumut dapat menjadi indikator parameter kelembapan udara di wilayah urban. ......Green Open Space (GOS) became an area for epiphytic bryophyte to refuge from hot and dry weather in urban district. Bryophyte species that can tolerate desiccation will have large and abundant bryophyte cover at high air temperature and low humidity percentage. Epiphytic bryophyte known to be used as bioindicator because it’s sensitivity to environmental changes. The abundance of some epiphytic species may indicate that they are present in the harsh environment of the area. This study aimed to see the significant difference of epiphytic bryophyte abundance and also the relationship between the abundance of epiphytic bryophyte with environmental factors and tree hosts in Srengseng Sawah City Forest and Moch. Kahfi II Roadside. This research collected epiphytic bryophyte sampels on random host trees with DBH >20 cm. The research carried out in 3 plots inside and 3 plots outside of city forest. The abundance of epiphytic bryophyte cover and its relations with environmental parameters were analysed. Data results state that the mean cover of bryophyte in the forest is greater 43,32 ± 31,69% than outside the forest 39,63 ± 29,44%, but not significantly different (p = 0,566). Based on division, the average moss (Bryophyte) cover in the forest is 35,71 ± 27,81% and liverworts (Marchantiophyta) are 47,96 ± 33,57%. Meanwhile, the average moss cover outside forest 41,85 ± 29,11% and liverworts are 26,56 ± 29,56%. Moss is abundant on Guazuma ulmifolia trees, scaly-smooth bark type, tree DBH range 37,9–58,7, pH value range 4,96–5,92, and canopy cover of 33–56%. The average bryophyte cover is high at heights 0–100 and facing north in the forest. Based on the Spearman correlation test, data results of bryophyte abundance did not correlate between abiotic parameter, that is air temperature, humidity, and light intensity with bryophyte cover at city forest and roadside. This research conclude that percentage of bryophyte cover can be an indicator for air humidity in urban district.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library