Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liana Andryana
Abstrak :
Bekerja di ketinggian bagi tim SAR merupakan jenis pekerjaan yang mempunyai resiko bahaya yang tinggi seperti terjatuh, tertimpa benda, tersetrum, kebakaran, dan lain-lain. Akses tali telah diterapkan secara luas dalam setiap pekerjaan di ketinggian, namun penerapanya membutuhkan keterampilan yang baik agar resiko bahaya terjatuh dapat dicegah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat pada perilaku selamat petugas Potensi SAR yang mengikuti pelatihan penyelamatan di ketinggian menggunakan akses tali (rope access). Desain penelitian ini adalah cross-sectional, menggunakan metode penelitian analitik korelatif dengan pendekatan semikuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Populasi penelitian meliputi seluruh Potensi SAR di daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang telah mengikuti pelatihan Rope Acces di Basarnas sebanyak 1500 orang dan sampel diambil dengan teknik acak sebanyak 30 orang. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa variabel persepsi dan pelatihan berhubungan dengan perilaku selamat, sedangkan variabel pengetahuan, fasilitas, upaya penyelamatan di ketinggian, dan dukungan tidak berhubungan dengan perilaku selamat. Direkomendasikan antara lain memastikan petugas Potensi SAR memahami posisi tubuh ergonomis, mewajibkan mengikuti pelatihan sebelum melakukan pertolongan di ketinggian, dan menerapkan reward bagi petugas Potensi SAR yang telah mengikuti pelatihan dengan baik. ......Working at height for the SAR team is a type of work that has a high risk of danger such as falling, falling over objects, electrocuted, fire, and others. Rope access has been widely applied in every work at height, but its application requires good skills so that the risk of falling hazard can be prevented. The purpose of this study was to determine the contribution of predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors to the behavior of potential SAR survivors who participated in rescue training at altitude using rope access. The design of this research is cross-sectional, using corelative analytical research methods with a semicitative approach. Data were collected using a questionnaire, observation, and interview. The study population covered all the SAR potential in the East Kalimantan and North Kalimantan regions that had participated in Rope Access Training in Basarnas of 1500 people and samples were taken by random sampling technique of 30 people. The results of the study showed that the variables of perception and training were related to survivors behavior, while the variables of knowledge, facilities, rescue efforts at heights, and support were not related to survivors behavior. The recommended recommendations include ensuring SAR Potential officers understand ergonomic body positions, requiring training before high altitude relief, and applying rewards for SAR Potential officers who have attended training well.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
Abstrak :
Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan periode bulan Oktober tahun 2017 bertujuan agar mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku, wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, dan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dilakukan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu ldquo;Panduan Materi Konseling HIV/AIDS rdquo;. Tujuan dari tugas khusus ini yaitu untuk memberikan panduan materi untuk membantu Apoteker dalam memberikan konseling pada pasien HIV/AIDS serta untuk meningkatkan pengetahuan atau memberikan pengetahuan baru pada pasien HIV/AIDS mengenai pengobatan yang diterimanya melalui pemanfaatan materi ini sebagai bahan konseling. ......Internship at community health clinic of Pesanggrahan of Southern Jakarta month period October 2017 aimed to understand the duties and responsibilities of pharmacists in pharmacaceutical care service in community health clinic according to applicable laws and ethics, also in community health sector, then had knowledge, skills, professionalism, insight and reality to undertake pharmaceutical practices in community health clinic, looked and learned strategies and the development of professional practice of pharmacists in community health clinic, had practical experiences about problems of pharmaceutical care practice in community health clinic, and was able to communicate and interact with another health staff. Internship at Pesanggrahan community health clinic was conducted for two weeks with special assignment Guide for HIV/AIDS Counseling . The purpose of this special assignment was to provide material guidance to assist Pharmacists in providing counseling to HIV/AIDS patients and to increase knowledge or provide new knowledge to HIV/AIDS patients regarding the treatment they receive through the use of this material as a counseling material.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Handayani
Abstrak :
Transmisi seksual adalah faktor utama pertumbuhan epidemi HIV/AIDS di dunia. Kasus HIV/AIDS paling banyak adalah pada pria dan kelompok umur 20-39 tahun. Upaya untuk menekan pertumbuhan epidemi tercepat adalah menurunkan insiden HIV dengan mengubah perilaku berisiko menjadi aman dan mengurangi stigma/diskriminasi terhadap ODHA. Penelitian terdahulu menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan HIV/AIDS dengan sikap dan perilaku berisiko HIV. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan HIV/AIDS terhadap sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS. Desain studi cross-sectional menggunakan data SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukkan pria kawin dan pria belum kawin dengan tingkat pengetahuan tinggi berpeluang lebih besar untuk memiliki sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS dibanding pria dengan tingkat pengetahuan rendah. ...... The major factor of HIV spreading is sexual transmission. Most cases happened on men and people in 20-39 years old range. One of HIV-growth suppressing effort is to reduce HIV incidence. It can be done by switching the risk behaviour into safe behaviour and decreasing the stigma towards PLWHA. The earlier studies showed that there are association between knowledge of HIV/AIDS attitudes and risk behavior related to HIV/AIDS. The objective of study is to investigate the effects of HIV/AIDS knowledge toward attitudes and HIV/AIDS risk behavior on men. This cross-sectional study using DHS Indonesian Year 2012 and inform us that either married men and unmarriedmen who have highly knowledge have more chance to gain possitive attitude and HIV/AIDS safe behavior rather than low HIV/AIDS knowledge men.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library