Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marina Kartikawati
"ABSTRAK
Nama : Marina KartikawatiProgram Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Analisis Tingkat Kematangan Budaya Keselamatan SektorKonstruksi di PT. MK Proyek Renovasi Stadion Utama Gelora BungKarnoLatar Belakang : Budaya keselamatan tidak hanya berpengaruh kepadaproduktivitas namun juga persaingan antar usaha yang sejenis. Konsep budayakeselamatan merupakan sebuah konsep baru di sektor konstruksi yang memilikikarakteristik tenggang waktu penyelesaian yang sempit serta tingginya angkapergantian pekerja. PT. MK. Departemen Gedung memenangkan tender atasProyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan jangka waktu proyekselama 14 bulan Choudhry et al. 2007 Cooper 2002 .Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan budaya diPT. MK pada proyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno SU-GBK .Metode : Metode pengambilan data secara kualitatif FGD, observasi danwawancara mendalam dan diolah dengan metode kuantitatif untuk kemudiandilakukan analisis secara mendalam indepth analysis pada bulan Mei-Juli 2017.Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan stratified random sampling yangditentukan berdasarkan representasi di dalam populasi.Hasil : PT. MK Proyek Renovasi SU-GBK menitik beratkan perhatian kepadaperencanaan sistem, namun persepsi dalam implementasi dan evaluasi sistemmanajemen keselamatan masih memiliki nilai yang rendah. Manajemen dalamproyek telah menyadari pentingnya manusia dalam sebuah pekerjaan. Manusia /pekerja adalah aset penting bagi perusahaan. Namun hal ini belum dirasakan olehsebagian besar pekerja karena nilai yang tinggi terdapat pada level manajemen danpengawas. Kesadaran akan keselamatan yang dibangun oleh para pemimpin proyek manajemen dan pengawas masih dalam tahapan awal namun keselamatan kerjabelum tercermin dalam keseharian / daily activities di proyek ini karena masihdalam tahapan menata organisasi.Kesimpulan : Tingkat kematangan budaya keselamatan di PT. MK ProyekRenovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno SU-GBK dapat dikategorikan kedalam tingkat kalkulatif dengan rata-rata nilai adalah 3,19. Sistem manajemenkeselamatan berjalan didasarkan data yang ada dengan kendali penuh padamanajemen tanpa partisipasi aktif dari pekerja. Organisasi dengan level kalkulatifmerupakan organisasi yang belum siap dalam menjalankan budaya keselamatan.Kata Kunci : Budaya Keselamatan, Konstruksi, Keselamatan Kerja

ABSTRACT
Name Marina KartikawatiMajor Occupational Health and SafetyTitle Analysis of Safety Culture Maturity Level in Construction at PT. MKGelora Bung Karno Main Stadium Renovation ProjectBackground Safety culture not only affects to productivity but also to competitionbetween similar core businesses. The concept of safety culture is a new concept inthe construction sector. Construction sector has a narrow building period and highemployee turnover. PT. MK Building Departement won the tender for theRenovation of Gelora Bung Karno Main Stadium with 14 months term. Choudhryet al. 2007 Cooper 2002 Aim This study aims to determine the level of cultural maturity in PT. MK on theRenovation Project of Gelora Bung Karno Main Stadium SU GBK .Method Data collected qualitatively FGD, observation and in depth interview and processed by quantitative method for indepth analysis in May July 2017. Thesample in this study was chosen by stratified random sampling and determined byrepresentation in population.Result PT. MK SU GBK Renovation Project focuses on system planning, butimplementation and evaluation of the safety management system still has low value.Project rsquo s managements have realized the importance of humans in a system.Workers are important asset for the company. The awareness of the safety built byproject leaders management and supervisors is still in the early stages and has notbeen felt by most workers. Safety is not reflected in daily activities. This projectstill is organizing the organization.Conclusion The safety culture maturity level in PT. MK SU GBK project can becategorized into calculative level with average value is 3.19. The safetymanagement system runs based on existing data. It fully controled by managementwithout the active participation of workers. Calculative level organization is anorganization that is not ready for the safety culture.Keywords Safety Culture, Construction, Safety"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasmi
"Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) di RSKBP berkisar antara 0,31% sampai dengan 3,01% dengan angka kematian 2,22%.IKP di RSKBP dinilai masih under reporting karena kebanyakan IKP tidak dilaporkan.Membangun budaya keselamatan pasien merupakan elemen penting untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya keselamatan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP tahun 2015. Penelitian dilakukan bulan Maret sd April 2015, dengan sampel 115 responden. Desain penelitian explanatory sequential.
Analisa data dilakukan dengan regresi logistic.Penelitian menunjukan budaya keselamatan pasien di RSKBP masih kurang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP adalah umpan balik laporan insiden ( p=0,021 α=0,05, OR= 15,516 ) budaya tidak menyalahkan ( p=0,019 α=0,05, OR= 14,396 ) dan budaya belajar ( p=0,006 α=0,05, OR= 0,096 ).Disarankan agar RSKBP dapat memperbaiki budaya keselamatan pasien dengan upaya yang komprehensif dan terstruktur.

Adverse even ( AE ) in RSKBP ranged from 0.31% to 3.01% with a mortality rate of 2.22%.AE in RSKBP still considered under-reporting because most AE not reported. Building a culture of patient safety is an important element to improve patient safety and quality. This research aims to know the culture of patient safety and the factors related to the patient safety culture in RSKBP 2015. The study was conducted in March to April 2015, with a sample of 115 respondents It is Sequential explanatory research design.
The data analysis with regression logistic. Patient safety culture in RSKBP still lacking. Factors related to the patient safety culture in RSKBP feedback is incident report (p = 0.021 α = 0.05, OR = 15.516) culture is not to blame (p = 0.019 α = 0.05, OR = 14.396) and a learning culture (p = 0.006 α = 0.05, OR = 0.096) .RSKBP sugest to improve patient safety culture with a comprehensive and structured efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiowati
"Kepemimpinan efektif merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan penerapan budaya keselamatan
pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepemimpinan efektif head nurse dengan penerapan budaya
keselamatan pasien. Desain yang digunakan analisis korelasi secara cross sectional pada 206 perawat pelaksana.
Analisis data dengan Pearson, Spearman, t independent, dan regresi linear. Hasil analisis menunjukkan hubungan
lemah dan positif antara kepemimpinan efektif Head Nurse dengan penerapan budaya keselamatan pasien. Penelitian
merekomendasikan peningkatan pengetahuan head nurse pada fungsi pengorganisasian dengan pembentukan struktur
organisasi, uraian tugas, pelatihan budaya keselamatan pasien, pendidikan keperawatan berlanjut, diskusi keselamatan
pasien, sistem penghargaan atas penerapan budaya keselamatan pasien.
Effective Leadership of Head Nurse Increase the Implementation ofd Patient Safety Culture by Nurse
Practitioners of Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital, Jakarta. Leadership effectiveness is one factor that
contributes to successfully patient safety culture applied. This study aimed to identify the correlation of leadership
effectiveness of head nurse to apply the patient safety culture in the wards. Research design used correlation analytic
with cross sectional approach to 206 clinical nurses as samples. Data analysis used Pearson, Spearman, t independent
and linier regression. This study shown there was a weak positive correlation between head nurse leadership
effectiveness and the application of patient safety culture by clinical nurses. This study’s recommendation were 1)
improvement of the head nurses’ knowledge related to organizational function, 2) appropriate job description, 3) patient
safety culture training, 4) continuing nursing education program, and 5) relevant reward system based on patient safety
achievement."
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. Jurusan Keperawatan ; Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Darmika
"ABSTRAK
Nama : Putu DarmikaProgram studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Determinan Faktor yang berhubungan dengan BudayaKeselamatan Pasien di RSU Dharma Yadnya Denpasartahun 2017Pembimbing : Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., M.D.MKeselamatan pasien merupakan isu global yang pencapainnya masih rendah,sehingga untuk pencapainnya perlu menerapkan budaya keselamatan pasien.Budaya keselamatan pasien diukur berdasarkan 12 elemen budaya keselamatanpasien menurut AHRQ dan penerapan 6 sasaran keselamatan pasien.Dipersepsikan penyebab masalah adalah lingkungan kerja, tim kerja,kepemimpinan, kepuasan kerja dan stress kerja. Di RSU Dharma YadnyaDenpasar, belum diketahui persepsi staf tentang budaya keselamatan pasien,namun tingkat insiden yang terjadi masih tinggi. Adapun tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui hubungan determinan faktor yang berhubungan denganbudaya keselamatan pasien. Metode penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan desain cross sectional yang dianalisis menggunakan PLS,dengan sampel perawat dan bidan pelaksana yang berjumlah 72 responden. Hasilpenelitian ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara tim kerja,kepemimpinan, dan stress kerja dengan budaya keselamatan pasien berturut-turutsebesar 3,707, 12,647, dan 3,135 > T Statistik 1,96. Sedangkan tidak terdapathubungan signifikan antara lingkungan kerja dan kepuasan kerja dengan budayakeselamatan pasien sebesar 1,336 dan 0,328 < T Statistik 1,96. Penelitian inimenyimpulkan bahwa kerjasama tim, penurunan tingkat stress kerja danpenerapan model kepemimpinan transformasional perlu diterapkan dalam upayameningkatkan budaya keselamatan pasien dirumah sakit.Kata kunci:Determinan faktor; Budaya keselamatan pasien

ABSTRACT
Nama Putu DarmikaStudy Program Study of Hospital AdministrationTitle Determinant Factors Dealing with Patient Safety CultureIn Dharma Yadnya General Hospital, 2017Counsellor Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., M.D.MPatient safety is a global issue where the achievement is low, so that it needs toimplement a patient safety culture. The patient safety culture is measured based on12 elements of the patient 39 s safety culture according to AHRQ and the applicationof 6 patient safety goals. Perceived causes of the problem is the workenvironment, team work, leadership, job satisfaction and job stress. At RSUDharma Yadnya Denpasar, the staff 39 s perception about patient safety culture is notknown yet, but the incident rate is still high. The purpose of this research is toknow the relation of determinant of factor which is related to patient safetyculture. This research method is quantitative research with cross sectional designwhich analyzed by PLS, with sample of nurses and midwife implementer which is72 respondent. The results of this study indicate that there is a significantcorrelation between work team, leadership, and work stress with the patient safetyculture, respectively 3.707, 12.647, and 3.135 T Statistics 1.96. While there is nosignificant relation between work environment and job satisfaction with patientsafety culture equal to 1,336 and 0,328 "
Depok: 2017
T51564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Hendry
"Tesis ini membahas mengenai sejauh mana budaya keselamatan pasien pada residen. Desain penelitian cross sectional dengan analisis mixed method. Subjek penelitian seluruh residen dengan instrumen kuisioner HSOPS. Hasil penelitian menyimpulkan dimensi budaya keselamatan pasien yang paling rendah adalah dimensi respon tidak menghukum terhadap kesalahan (18%). 12 dimensi keselamatan pasien tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan tingkat kelas residen (p> 0,05), tetapi sebagian besar dipengaruhi oleh asal departemen.

The tesis focus about the patient safety culture among the resident. This is a cross sectional design research with mix method analysis where all the residen of Medical Faculty of Sriwijaya University as the research subject with HSOPS quesionaire as an instrument. The lowest culture dimension is nonpunitive response to errors (18%). The twelve dimension of patient safety did not influenced by the gender and class level of resident (p>0.05), but majority influenced by the departement catagory"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Nurhani
"Budaya keselamatan pasien menjadi hal yang sangat penting dalam memberikan perawatan yang aman. Belum optimalnya kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dalam menjalankan peran dan fungsinya untuk menjamin kualitas pelayanan terlebih lagi budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan budaya keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan proportional sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 260 perawat pelaksana di 4 Rumah Sakit X Kota tangerang. Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan budaya keselamatan pasien (p<0,05). Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi budaya keselamatan pasien yaitu tingkat Pendidikan, jenjang karir dan kompetensi kepemimpinan (R2=0,272). Kesimpulan budaya keselamatan pasien yang kuat dipengaruhi jenjang karir perawat klinik, tingkat Pendidikan perawat pelaksana serta kompetensi kepemimpinan kepala ruangan. Saran penelitian ini mendapatkan hasil adanya korelasi antara hubungan budaya keselamatan pasien dengan karakteristik perawat pelaksana (Tingkat Pendidikan, Jenjang karir perawat klinik) sehingga Hal ini dapat menjadi pertimbangan rumah sakit untuk pengembangan program pendidikan berkelanjutan bagi perawat pelaksana dan peningkatan kompetensi jenjang karir perawat klinik. meningkatkan budaya positif dirumah sakit dengan melakukan pengkajian Kembali pengaturan staf atau ketenagaan perawat terkait dengan kecukupan jumlah tenaga berdasarkan rasio perawat pasien, memperhatikan jumlah total jam kerja perawat serta adanya kesesuaian penempatan tenaga berdasarkan level kompetensi. optimalisasi kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan pengembangan panduan kompetensi kepemimpinan

Patient safety culture is very important in providing safe care. The leadership competence of the head of nurse is not yet optimal in carrying out its roles and functions to ensure better service quality for patient safety. This study aims to determine the relationship between the leadership competence of the head of nurse and safety culture. This cross-sectional study using proportional sampling was conducted by filling out a questionnaire involving 260 nurses at 4 Hospital X Tangerang City. The results obtained were a significant relationship between the leadership competence of the head of nurse and patient safety culture (p <0.05). The results of linear regression showed that the variables that most influenced patient safety culture were education level, career path and leadership (R2=0,272). The conclusion of patient safety culture that needs to be considered is the importance of clinical nurse careers, the level of education of implementing nurses and the leadership competence of the head of nurse. The suggestion of this research is to get the results of a correlation between patient safety culture and the characteristics of implementing nurses (Education Level, Career Paths for Clinical Nurses) so that this can be a consideration for hospitals for continuing education development programs for implementing nurses and increasing clinical nurse career competencies. improve a positive culture in hospitals by reviewing staff or manpower arrangements related to the adequacy of the number of personnel based on the nurse-patient ratio, paying attention to the number of working hours of nurses and the availability of staffing based on competency levels. optimizing the leadership competence of the head of nurse with the development of leadership competency guidelines."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Indah
"ABSTRAK
Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia khususnya di sektor konstruksi masih sangat tinggi. Sehingga perlu diidentifkasi hubungan antara kebijakan dan Budaya Keselamatan apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada proyek konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari variabel kebijakan dan Budaya Keselamatan apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada proyek konstruksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literature yang tervalidasi oleh pakar dan kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS. Hasil penelitian variable signifikan dan paling dominan adalah kebijakan keselamatan mempengaruhi budaya fisik, kinerja keselamatan dan kinerja proyek.
ABSTRACT
The level of accidents in Indonesia, especially in the construction sector is still high. So that needs are identified, the relationship between policy and safety Culture on safety performance and performance project in construction sector. The purpose of this research is to know the variables of policy and Safety culture that affect on safety performance and performance project in the construction sector. This study uses data from literature that has been validated by experts and respondent questionnaires analyzed by SEM PLS method. The results of this study will show the dimensions of what is most significant in affecting safety performance and project performance."
2017
T48956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pramudya
"ABSTRAK
Masih tingginya jumlah kecelakaan dan korban kecelakaan kerja adalah suatu permasalahan pada proyek konstruksi di Indonesia. Hal ini disinyalir disebabkan masih rendahnya tingkat kematangan keselamatan kerja dan kurang efektifnya implementasi kebijakan. Untuk itu perlu diidentifikasi hubungan antara kebijakan K3 dan kematangan keselamatan kerja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada perusahaan jasa konstruksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literature yang tervalidasi oleh pakar dan kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS. Terdapat 99 hubungan antara Kebijakan, Kematangan Keselamatan, dengan Kinerja Keselamatan dan Kinerja Proyek, 41 hubungan diantaranya memiliki hubungan yang signifikan.

ABSTRACT
The high number of accidents and casualties is a problem in construction projects in Indonesia. This is allegedly due to the low level of safety maturity and the lack of effective implementation of policies. Therefore, it is necessary to identify the relationship between OSH policy and safety maturity that most influences on safety performance and project performance on construction services company. This research uses primary and secondary data from literature that validated by expert and respondent questionnaires analyzed using SEM PLS Method. There are 99 relationships between Policy, Safety Maturity, with Project Safety and Project Performance, 41 of which have significant relationships."
2017
T48739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Novianti
"Banyaknya proyek konstruksi memunculkan potensi meningkatnya masalah keselamatan pekerja. Kecelakaan kerja di sektor konstruksi yang melibatkan banyak tenaga kerja memiliki risiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun, perlindungan terhadap para pekerja pada sektor jasa konstruksi dinilai belum maksimal, ditandai dengan banyaknya kecelakaan kerja dan belum terpenuhinya standar keselamatan kerja. Peningkatan budaya keselamatan kerja menjadi salah satu kunci pengendalian kecelakaan kerja. Integrasi budaya keselamatan kerja di perusahaan dapat dilakukan melalui pendekatan prinsip-prinsip manajemen, salah satunya adalah pendekatan sistem kepemimpinan. Kepemimpinan yang kuat, efektif, dan visible merupakan faktor penting dalam mewujudkan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dimensi sistem kepemimpinan keselamatan yang diperlukan terhadap budaya keselamatan kerja, serta mengetahui hubungan budaya keselamatan kerja dan sistem kepemimpinan keselamatan melalui indikator-indikatornya. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengumpulkan data selama proses penelitian dan diolah menggunakan program SPSS data univariate dianalisis secara deskriptif menggunakan metode analisis faktor. Melalui analisis data yang dikumpulkan diperoleh keterkaitan antara dimensi sistem kepemimpinan keselamatan dan budaya keselamatan pada objek penelitian Perusahaan Konstruksi BUMN.

The number of construction projects shows the potential for increased safety issues for workers. Work accidents in the construction sector involving many workers have a higher risk of work injury. However, the protection of workers in the construction services sector is considered not maximal, marked by amount of workplace accidents and not yet fulfillment of safety standards. Increasing occupational safety culture is one of the keys to work accident control. Integration of work safety culture in company can be done by approach of management principles, one of them is the approach of leadership system. Strong, effective, and visible leadership is an important factor in creating a safety healthy environment.
This study aims to analyze the dimensions of the safety leadership system required for safety culture, as well as to know the safety culture relationship and the safety leadership system through its indicators. This research was conducted by using research instruments in the form of questionnaires to collect data during the research process and processed using SPSS data univariate program, analyzed descriptively using factor analysis method. Through analysis of collected data obtained the relationship between the dimensions of safety leadership system and safety culture on the object of research of BUMN Construction Company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Maedikaningsih
"Setiap pekerjaan memiliki risiko kecelakaan, dalam membangun kesadaran pekerja dibutuhkan safety culture yang baik. Untuk merepresentasikan safety culture dengan menggunakan safety climate atau persepsi keselamatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran safety climate di PT Fajar Mas Murni Tahun 2017, menggunakan desain survey dengan pendekatan kuantitatif untuk mengelolah data. Besaran sampel yang diambil sebanyak 109 responden diambil dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukan nilai safety climate sebesar 7,51 atau sangat kuat. Dimensi yang paling kuat adalah persepsi karyawan sebagai individu terhadap nilai safety 7,82 , sedangkan variabel yang menunjukan nilai paling tinggi adalah kebutuhan pribadi terhadap keselamatan 8,11 . Nilai safety climate paling tinggi ada pada kelompok tingkat jabatan manajer 7,91 , pendidikan terakhir Diploma III 7,7 , masa kerja >15 tahun 7,73 , dan pekerja kontrak 7,6.

Every job has an accident risk, in building awareness of workers needed a good safety culture. To represent safety culture by using safety climate or employee safety perception. This study aims to determine the picture of the safety climate at PT Fajar Mas Murni in 2017, using survey design with quantitative approach to manage the data. The sample size taken as many as 109 respondents taken by simple random sampling technique.
The results showed the value of safety climate of 7.51 or very strong. The most powerful dimension is the perception of employees as individuals to the value of safety 7.82 , while the variable that shows the highest value is the personal need for safety 8.11 . The highest safety climate values are in the managerial level 7,91 , the educational last Diploma III 7,7 , the working period 15 years 7,73 , and the contract workers 7,6."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>