Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marina Kartikawati
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Marina KartikawatiProgram Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Analisis Tingkat Kematangan Budaya Keselamatan SektorKonstruksi di PT. MK Proyek Renovasi Stadion Utama Gelora BungKarnoLatar Belakang : Budaya keselamatan tidak hanya berpengaruh kepadaproduktivitas namun juga persaingan antar usaha yang sejenis. Konsep budayakeselamatan merupakan sebuah konsep baru di sektor konstruksi yang memilikikarakteristik tenggang waktu penyelesaian yang sempit serta tingginya angkapergantian pekerja. PT. MK. Departemen Gedung memenangkan tender atasProyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan jangka waktu proyekselama 14 bulan Choudhry et al. 2007 Cooper 2002 .Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan budaya diPT. MK pada proyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno SU-GBK .Metode : Metode pengambilan data secara kualitatif FGD, observasi danwawancara mendalam dan diolah dengan metode kuantitatif untuk kemudiandilakukan analisis secara mendalam indepth analysis pada bulan Mei-Juli 2017.Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan stratified random sampling yangditentukan berdasarkan representasi di dalam populasi.Hasil : PT. MK Proyek Renovasi SU-GBK menitik beratkan perhatian kepadaperencanaan sistem, namun persepsi dalam implementasi dan evaluasi sistemmanajemen keselamatan masih memiliki nilai yang rendah. Manajemen dalamproyek telah menyadari pentingnya manusia dalam sebuah pekerjaan. Manusia /pekerja adalah aset penting bagi perusahaan. Namun hal ini belum dirasakan olehsebagian besar pekerja karena nilai yang tinggi terdapat pada level manajemen danpengawas. Kesadaran akan keselamatan yang dibangun oleh para pemimpin proyek manajemen dan pengawas masih dalam tahapan awal namun keselamatan kerjabelum tercermin dalam keseharian / daily activities di proyek ini karena masihdalam tahapan menata organisasi.Kesimpulan : Tingkat kematangan budaya keselamatan di PT. MK ProyekRenovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno SU-GBK dapat dikategorikan kedalam tingkat kalkulatif dengan rata-rata nilai adalah 3,19. Sistem manajemenkeselamatan berjalan didasarkan data yang ada dengan kendali penuh padamanajemen tanpa partisipasi aktif dari pekerja. Organisasi dengan level kalkulatifmerupakan organisasi yang belum siap dalam menjalankan budaya keselamatan.Kata Kunci : Budaya Keselamatan, Konstruksi, Keselamatan Kerja
ABSTRACT
Name Marina KartikawatiMajor Occupational Health and SafetyTitle Analysis of Safety Culture Maturity Level in Construction at PT. MKGelora Bung Karno Main Stadium Renovation ProjectBackground Safety culture not only affects to productivity but also to competitionbetween similar core businesses. The concept of safety culture is a new concept inthe construction sector. Construction sector has a narrow building period and highemployee turnover. PT. MK Building Departement won the tender for theRenovation of Gelora Bung Karno Main Stadium with 14 months term. Choudhryet al. 2007 Cooper 2002 Aim This study aims to determine the level of cultural maturity in PT. MK on theRenovation Project of Gelora Bung Karno Main Stadium SU GBK .Method Data collected qualitatively FGD, observation and in depth interview and processed by quantitative method for indepth analysis in May July 2017. Thesample in this study was chosen by stratified random sampling and determined byrepresentation in population.Result PT. MK SU GBK Renovation Project focuses on system planning, butimplementation and evaluation of the safety management system still has low value.Project rsquo s managements have realized the importance of humans in a system.Workers are important asset for the company. The awareness of the safety built byproject leaders management and supervisors is still in the early stages and has notbeen felt by most workers. Safety is not reflected in daily activities. This projectstill is organizing the organization.Conclusion The safety culture maturity level in PT. MK SU GBK project can becategorized into calculative level with average value is 3.19. The safetymanagement system runs based on existing data. It fully controled by managementwithout the active participation of workers. Calculative level organization is anorganization that is not ready for the safety culture.Keywords Safety Culture, Construction, Safety
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasmi
Abstrak :
Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) di RSKBP berkisar antara 0,31% sampai dengan 3,01% dengan angka kematian 2,22%.IKP di RSKBP dinilai masih under reporting karena kebanyakan IKP tidak dilaporkan.Membangun budaya keselamatan pasien merupakan elemen penting untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya keselamatan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP tahun 2015. Penelitian dilakukan bulan Maret sd April 2015, dengan sampel 115 responden. Desain penelitian explanatory sequential. Analisa data dilakukan dengan regresi logistic.Penelitian menunjukan budaya keselamatan pasien di RSKBP masih kurang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP adalah umpan balik laporan insiden ( p=0,021 α=0,05, OR= 15,516 ) budaya tidak menyalahkan ( p=0,019 α=0,05, OR= 14,396 ) dan budaya belajar ( p=0,006 α=0,05, OR= 0,096 ).Disarankan agar RSKBP dapat memperbaiki budaya keselamatan pasien dengan upaya yang komprehensif dan terstruktur. ......Adverse even ( AE ) in RSKBP ranged from 0.31% to 3.01% with a mortality rate of 2.22%.AE in RSKBP still considered under-reporting because most AE not reported. Building a culture of patient safety is an important element to improve patient safety and quality. This research aims to know the culture of patient safety and the factors related to the patient safety culture in RSKBP 2015. The study was conducted in March to April 2015, with a sample of 115 respondents It is Sequential explanatory research design. The data analysis with regression logistic. Patient safety culture in RSKBP still lacking. Factors related to the patient safety culture in RSKBP feedback is incident report (p = 0.021 α = 0.05, OR = 15.516) culture is not to blame (p = 0.019 α = 0.05, OR = 14.396) and a learning culture (p = 0.006 α = 0.05, OR = 0.096) .RSKBP sugest to improve patient safety culture with a comprehensive and structured efforts.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Darmika
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Putu DarmikaProgram studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Determinan Faktor yang berhubungan dengan BudayaKeselamatan Pasien di RSU Dharma Yadnya Denpasartahun 2017Pembimbing : Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., M.D.MKeselamatan pasien merupakan isu global yang pencapainnya masih rendah,sehingga untuk pencapainnya perlu menerapkan budaya keselamatan pasien.Budaya keselamatan pasien diukur berdasarkan 12 elemen budaya keselamatanpasien menurut AHRQ dan penerapan 6 sasaran keselamatan pasien.Dipersepsikan penyebab masalah adalah lingkungan kerja, tim kerja,kepemimpinan, kepuasan kerja dan stress kerja. Di RSU Dharma YadnyaDenpasar, belum diketahui persepsi staf tentang budaya keselamatan pasien,namun tingkat insiden yang terjadi masih tinggi. Adapun tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui hubungan determinan faktor yang berhubungan denganbudaya keselamatan pasien. Metode penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan desain cross sectional yang dianalisis menggunakan PLS,dengan sampel perawat dan bidan pelaksana yang berjumlah 72 responden. Hasilpenelitian ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara tim kerja,kepemimpinan, dan stress kerja dengan budaya keselamatan pasien berturut-turutsebesar 3,707, 12,647, dan 3,135 > T Statistik 1,96. Sedangkan tidak terdapathubungan signifikan antara lingkungan kerja dan kepuasan kerja dengan budayakeselamatan pasien sebesar 1,336 dan 0,328 < T Statistik 1,96. Penelitian inimenyimpulkan bahwa kerjasama tim, penurunan tingkat stress kerja danpenerapan model kepemimpinan transformasional perlu diterapkan dalam upayameningkatkan budaya keselamatan pasien dirumah sakit.Kata kunci:Determinan faktor; Budaya keselamatan pasien
ABSTRACT
Nama Putu DarmikaStudy Program Study of Hospital AdministrationTitle Determinant Factors Dealing with Patient Safety CultureIn Dharma Yadnya General Hospital, 2017Counsellor Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., M.D.MPatient safety is a global issue where the achievement is low, so that it needs toimplement a patient safety culture. The patient safety culture is measured based on12 elements of the patient 39 s safety culture according to AHRQ and the applicationof 6 patient safety goals. Perceived causes of the problem is the workenvironment, team work, leadership, job satisfaction and job stress. At RSUDharma Yadnya Denpasar, the staff 39 s perception about patient safety culture is notknown yet, but the incident rate is still high. The purpose of this research is toknow the relation of determinant of factor which is related to patient safetyculture. This research method is quantitative research with cross sectional designwhich analyzed by PLS, with sample of nurses and midwife implementer which is72 respondent. The results of this study indicate that there is a significantcorrelation between work team, leadership, and work stress with the patient safetyculture, respectively 3.707, 12.647, and 3.135 T Statistics 1.96. While there is nosignificant relation between work environment and job satisfaction with patientsafety culture equal to 1,336 and 0,328
Depok: 2017
T51564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Hendry
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai sejauh mana budaya keselamatan pasien pada residen. Desain penelitian cross sectional dengan analisis mixed method. Subjek penelitian seluruh residen dengan instrumen kuisioner HSOPS. Hasil penelitian menyimpulkan dimensi budaya keselamatan pasien yang paling rendah adalah dimensi respon tidak menghukum terhadap kesalahan (18%). 12 dimensi keselamatan pasien tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan tingkat kelas residen (p> 0,05), tetapi sebagian besar dipengaruhi oleh asal departemen. ......The tesis focus about the patient safety culture among the resident. This is a cross sectional design research with mix method analysis where all the residen of Medical Faculty of Sriwijaya University as the research subject with HSOPS quesionaire as an instrument. The lowest culture dimension is nonpunitive response to errors (18%). The twelve dimension of patient safety did not influenced by the gender and class level of resident (p>0.05), but majority influenced by the departement catagory
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Nurhani
Abstrak :
Budaya keselamatan pasien menjadi hal yang sangat penting dalam memberikan perawatan yang aman. Belum optimalnya kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dalam menjalankan peran dan fungsinya untuk menjamin kualitas pelayanan terlebih lagi budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan budaya keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan proportional sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 260 perawat pelaksana di 4 Rumah Sakit X Kota tangerang. Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan budaya keselamatan pasien (p<0,05). Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi budaya keselamatan pasien yaitu tingkat Pendidikan, jenjang karir dan kompetensi kepemimpinan (R2=0,272). Kesimpulan budaya keselamatan pasien yang kuat dipengaruhi jenjang karir perawat klinik, tingkat Pendidikan perawat pelaksana serta kompetensi kepemimpinan kepala ruangan. Saran penelitian ini mendapatkan hasil adanya korelasi antara hubungan budaya keselamatan pasien dengan karakteristik perawat pelaksana (Tingkat Pendidikan, Jenjang karir perawat klinik) sehingga Hal ini dapat menjadi pertimbangan rumah sakit untuk pengembangan program pendidikan berkelanjutan bagi perawat pelaksana dan peningkatan kompetensi jenjang karir perawat klinik. meningkatkan budaya positif dirumah sakit dengan melakukan pengkajian Kembali pengaturan staf atau ketenagaan perawat terkait dengan kecukupan jumlah tenaga berdasarkan rasio perawat pasien, memperhatikan jumlah total jam kerja perawat serta adanya kesesuaian penempatan tenaga berdasarkan level kompetensi. optimalisasi kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan pengembangan panduan kompetensi kepemimpinan ......Patient safety culture is very important in providing safe care. The leadership competence of the head of nurse is not yet optimal in carrying out its roles and functions to ensure better service quality for patient safety. This study aims to determine the relationship between the leadership competence of the head of nurse and safety culture. This cross-sectional study using proportional sampling was conducted by filling out a questionnaire involving 260 nurses at 4 Hospital X Tangerang City. The results obtained were a significant relationship between the leadership competence of the head of nurse and patient safety culture (p <0.05). The results of linear regression showed that the variables that most influenced patient safety culture were education level, career path and leadership (R2=0,272). The conclusion of patient safety culture that needs to be considered is the importance of clinical nurse careers, the level of education of implementing nurses and the leadership competence of the head of nurse. The suggestion of this research is to get the results of a correlation between patient safety culture and the characteristics of implementing nurses (Education Level, Career Paths for Clinical Nurses) so that this can be a consideration for hospitals for continuing education development programs for implementing nurses and increasing clinical nurse career competencies. improve a positive culture in hospitals by reviewing staff or manpower arrangements related to the adequacy of the number of personnel based on the nurse-patient ratio, paying attention to the number of working hours of nurses and the availability of staffing based on competency levels. optimizing the leadership competence of the head of nurse with the development of leadership competency guidelines.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiowati
Abstrak :
Kepemimpinan efektif merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan penerapan budaya keselamatan pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepemimpinan efektif head nurse dengan penerapan budaya keselamatan pasien. Desain yang digunakan analisis korelasi secara cross sectional pada 206 perawat pelaksana. Analisis data dengan Pearson, Spearman, t independent, dan regresi linear. Hasil analisis menunjukkan hubungan lemah dan positif antara kepemimpinan efektif Head Nurse dengan penerapan budaya keselamatan pasien. Penelitian merekomendasikan peningkatan pengetahuan head nurse pada fungsi pengorganisasian dengan pembentukan struktur organisasi, uraian tugas, pelatihan budaya keselamatan pasien, pendidikan keperawatan berlanjut, diskusi keselamatan pasien, sistem penghargaan atas penerapan budaya keselamatan pasien.

Effective Leadership of Head Nurse Increase the Implementation ofd Patient Safety Culture by Nurse Practitioners of Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital, Jakarta. Leadership effectiveness is one factor that contributes to successfully patient safety culture applied. This study aimed to identify the correlation of leadership effectiveness of head nurse to apply the patient safety culture in the wards. Research design used correlation analytic with cross sectional approach to 206 clinical nurses as samples. Data analysis used Pearson, Spearman, t independent and linier regression. This study shown there was a weak positive correlation between head nurse leadership effectiveness and the application of patient safety culture by clinical nurses. This study’s recommendation were 1) improvement of the head nurses’ knowledge related to organizational function, 2) appropriate job description, 3) patient safety culture training, 4) continuing nursing education program, and 5) relevant reward system based on patient safety achievement.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. Jurusan Keperawatan ; Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Indah
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia khususnya di sektor konstruksi masih sangat tinggi. Sehingga perlu diidentifkasi hubungan antara kebijakan dan Budaya Keselamatan apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada proyek konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari variabel kebijakan dan Budaya Keselamatan apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada proyek konstruksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literature yang tervalidasi oleh pakar dan kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS. Hasil penelitian variable signifikan dan paling dominan adalah kebijakan keselamatan mempengaruhi budaya fisik, kinerja keselamatan dan kinerja proyek.
ABSTRACT
The level of accidents in Indonesia, especially in the construction sector is still high. So that needs are identified, the relationship between policy and safety Culture on safety performance and performance project in construction sector. The purpose of this research is to know the variables of policy and Safety culture that affect on safety performance and performance project in the construction sector. This study uses data from literature that has been validated by experts and respondent questionnaires analyzed by SEM PLS method. The results of this study will show the dimensions of what is most significant in affecting safety performance and project performance.
2017
T48956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pramudya
Abstrak :
ABSTRAK
Masih tingginya jumlah kecelakaan dan korban kecelakaan kerja adalah suatu permasalahan pada proyek konstruksi di Indonesia. Hal ini disinyalir disebabkan masih rendahnya tingkat kematangan keselamatan kerja dan kurang efektifnya implementasi kebijakan. Untuk itu perlu diidentifikasi hubungan antara kebijakan K3 dan kematangan keselamatan kerja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada perusahaan jasa konstruksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literature yang tervalidasi oleh pakar dan kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS. Terdapat 99 hubungan antara Kebijakan, Kematangan Keselamatan, dengan Kinerja Keselamatan dan Kinerja Proyek, 41 hubungan diantaranya memiliki hubungan yang signifikan.
ABSTRACT
The high number of accidents and casualties is a problem in construction projects in Indonesia. This is allegedly due to the low level of safety maturity and the lack of effective implementation of policies. Therefore, it is necessary to identify the relationship between OSH policy and safety maturity that most influences on safety performance and project performance on construction services company. This research uses primary and secondary data from literature that validated by expert and respondent questionnaires analyzed using SEM PLS Method. There are 99 relationships between Policy, Safety Maturity, with Project Safety and Project Performance, 41 of which have significant relationships.
2017
T48739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyadi Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Di Indonesia, tingkat kecelakaan kerja pada proyek konstruksi masih sangat tinggi. Penerapan kebijakan sistem manajemen K3 yang belum efektif mengakibatkan budaya keselamatan belum terbentuk secara baik. Tujuan penelitian ini adalah i Mengidentifikasi faktor pembentuk kebijakan yang mempengaruhi budaya keselamatan kerja; ii Mengetahui hubungan antara implementasi kebijakan K3 dengan budaya keselamatan pada proyek konstruksi; iii Memberikan masukan terkait penerapan kebijakan tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja SMK3 untuk meningkatkan budaya keselamatan kerja di Indonesia dengan metode benchmarking dari Negara lain Malaysia, Singapura dan Thailand . Metode yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah studi literatur dan metode benchmarking terhadap Negara lain dengan tujuan perbaikan terus-menerus dengan mencontoh keberhasilan Negara lain dengan tingkat kecelakaan yang rendah. Hasil dari penelitian ini adalah kebijakan SMK3 mengenai sangsi yang berlaku di Indonesia sampai saat ini masih perlu ditingkatkan karena hukuman yang berlaku masih relatif ringan dan untuk meningkatkan efek jera perusahaan kalau terjadi kecelakaan kerja. Sedangkan untuk reward, perlu dibuat peraturan kebijakan mengenai hal ini berupa insentif apabila mencapai target zero accident sehingga memotivasi perusahaan untuk terus mengutamakan keselamatan di lingkungan pekerjaan. Dan pengawasan yang tepat dalam pelaksanaan proyek perlu ditambahkan ke dalam kebijakan SMK3 untuk memperbaiki budaya keselamatan.
ABSTRACT
In Indonesia, the level of work accident in construction project is relatively high. The ineffective implementation of safety management system policy causes the safety culture is not fully formed. The purposes of this research are i Identifying the factors of policy forming that affecting safety culture ii Knowing the relation between policy implementation with safety culture in a construction project iii Providing inputs which are related to the implementation of the policy on safety management systems to improve the safety culture in Indonesia with benchmarking method from the other countries Malaysia, Singapore and Thailand . The method will be done in this research is literature study and benchmarking method to the other countries with the purpose of continuous improvement in following the successes of low accident rates countries. The result of this study is the policy regarding the applicable sanctions in Indonesia until now still need to be improved because the applied penalties are still relatively light and to enhance the deterrent effect of the company in case of work accidents. For reward, it is a need to make a policy rule about reward system in a form of incentive if ldquo zero accident rdquo target is fulfilled. It will motivate the company to continuously concern about the safety in the work environment. And excellent supervision needs to be added into the policy to improve safety culture.
2017
T51658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lyza Yuni Setiawati
Abstrak :
Pemerintah mendorong agar setiap perusahaan melakukan penerapan SMK3 di lingkungan kerja masing-masing. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012. Penerapan K3 sering kali dianggap sebagai cost atau beban biaya bagi perusahaan, bukan investasi untuk mencegah kecelakaan kerja. Menurut data organisasi perburuhan internasional (ILO) sekitar 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kesesuaian Kinerja SMK3 dan tingkat pemahaman budaya keselamatan karyawan di Perusahaan X. Data Penelitian meliputi data primer dengen FGD menggunakan kuisioner safety culture maturity The Hudson Model dalam 6 kelompok Jabatan dan data sekunder (hasil temuan eksternal audit ISO 45001 : 2018 dan SMK3 sesuai PP No. 50 tahun 2012). Metodelogi penelitian menggunakan deskriptif analitik dan mix metode (semi kuantitatif dan kualitatif). Ada 20 variabel metode Hudson diperoleh tingkat kematangan budaya pada angka 3,33 (kategori Kalkulatif). Ini berarti keselamatan dianggap sebagai tanggung jawab Petugas K3 atau unit K3 saja yang berfokus terhadap pemenuhan standar atau peraturan saja yang menjadi minimum requirement. Tingkat pengukuran kinerja SMK3 perusahaan telah berada di level memuaskan menunjukan bahwa hasil SMK3 Perusahaan mengkonfirmasi apa yang dideteksi tingkat kematangan budaya keselamatan Perusahaan baru mulai untuk pemenuhan standar K3 dan kebutuhan peraturan perundang-undang. Perusahaan belum melakukan improvement ke arah generative yang sesungguhnya untuk menuju level proaktif dan generative tidak bisa hanya berfokus pada kebutuhan SMK3 namun banyak hal yang dibutuhkan improvement. Jika Perusahaan ingin menuju tingkat proaktif keselamatan dan nilai tingkat budaya generative maka keselamatan harus menjadi nilai yang diyakini secara bersama di seluruh organsasi dan unit kerja. ......The government encourages every company to implement SMK3 in their respective work environments. In accordance with Republic of Indonesia Government Regulation Number 50 of 2012. Implementing K3 is often considered a cost or burden for companies, not an investment to prevent work accidents. According to data from the International Labor Organization (ILO), around 2.78 million workers die every year due to work accidents and occupational diseases. The research aims to analyze the suitability of SMK3 performance and the level of understanding of employee safety culture at Company in accordance with PP No. 50 of 2012). The research methodology uses analytical descriptive and mixed methods (semi quantitative and qualitative). There are 20 variables in the Hudson method, the level of cultural maturity is 3.33 (Calculative category). This means that safety is considered the responsibility of the K3 Officer or K3 unit which focuses on fulfilling standards or regulations which are the minimum requirements. The level of measurement of the company's SMK3 performance has been at a satisfactory level, indicating that the Company's SMK3 results confirm what was detected. The maturity level of the company's safety culture is just starting to fulfill K3 standards and statutory regulatory requirements. The company has not made improvements in a truly generative direction. In order to reach a proactive and generative level, it cannot only focus on SMK3 needs, but there are many things that need improvement. If the Company wants to move towards a proactive level of safety and a generative cultural value level, then safety must become a value that is shared across the organization and work units.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>