Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Anggraeni
Abstrak :
Telah dibuat film sambung silang kitosan-tripolifosfat yang mengandung asiatikosida sebagai pembalut bioaktif untuk luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari parameter yang berpengaruh dalam pembuatan film sambung silang kitosan-tripolifosfat, mempelajari karakteristik film yang dihasilkan, mempelajari profil pelepasan asiatikosida dari film, serta mempelajari aktivitas penyembuhan lukanya secara in vivo. Film dibuat dalam empat formula F1, F2, F3, dan F4 dengan memvariasikan konsentrasi tripolifosfat antara lain 0%, 4%, 8%, dan 12% b/b kitosan. Sambung silang kitosan-tripolifosfat dibuat dengan metode gelasi ionik dan film dibuat dengan metode penguapan pelarut. Cairan pembentuk film (CPF) dan film yang dihasilkan dikarakterisasi yang meliputi spektroskopi FTIR, turbidimetri, viskositas, ketebalan, sifat mekanik, daya mengembang, laju transmisi uap air, kekuatan bioadhesif, profil pelepasan asiatikosida dari film, dan aktivitas penyembuhan luka secara in vivo pada luka mekanik terbuka derajat tiga. Hasilnya menunjukkan bahwa film F2, F3, dan F4 memiliki karakteristik yang lebih baik, terutama sifat mekaniknya daripada F1 dengan karakteristik terbaik ditunjukkan oleh F4. Persen kumulatif pelepasan asiatikosida pada jam ke enam dari film F1, F2, F3, dan F4 berturut-turut 84,8%, 72,1%, 73,4%, dan 72,0% dengan kinetika pelepasan dikontrol oleh proses difusi dan erosi. Film sambung silang kitosan-tripolifosfat (F4) belum menunjukkan aktivitas penyembuhan luka yang lebih baik dibandingkan kontrol dan aktivitas yang ditunjukkan tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05) pada jenis luka yang diujikan (luka kering). ......Cross-linked chitosan-tripolifosfat films containing asiaticoside have been prepared as bioactive dressing. The objectives of this research were to study the parameters that affect in preparation of cross-linked chitosan-tripolyphosphate films, to study the characteristics of the resulting films, to study the release profile of asiaticoside from the films, and to study in vivo wound healing activity. The Films were formulated in four formulas termed F1, F2, F3, and F4 by varying the concentration of tripolyphosphate including 0%, 4%, 8%, and 12% w/w of chitosan. Cross-linked chitosan-tripolyphosphate was prepared by ionic gelation technique and the films were prepared by casting/ solvent evaporation technique. Film-forming fluids (CPF) and the resulting films were characterized, including spectroscopy FTIR, turbidimetry, viscosity, film thickness, mechanical properties, swelling degree, water vapor transmission rate, bioadhesive property, release profil of asiaticoside from the film, and in vivo wound healing activity on third degree mechanical open wound. The result showed that F2, F3, and F4 films had better characteristics especially in mechanical properties than F1 film and the best characteristics was showed by F4 film. Cumulative release of asiaticoside at sixth hours from F1, F2, F3, and F4 films respectively were 84,8%, 72,1%, 73,4%, and 72,0% with the release kinetics were controlled by diffusion and erosion process. Chross-linked chitosan-tripolyphosphate film (F4) has not showed better wound healing activity than control and the activity wasn't significantly different on the type of wound that was tested (dry wound).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31069
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gardiani Febri Hadiwibowo
Abstrak :
Pada penelitian ini mikrosfer telah dihasilkan dan terbentuk dari hasil reaksi sambung silang antara kitosan suksinat (KS) dan natrium tripolifosfat (STPP) pada pH 6 dengan menggunakan metode semprot kering. Teofilin digunakan sebagai model obat dengan perbandingan polimer dan obat 2:1. Kitosan suksinat yang digunakan merupakan hasil modifikasi kimia kitosan dengan reaksi substitusi gugus suksinat ke dalam gugus amin kitosan. Modifikasi ini terbukti menambah kelarutan kitosan suksinat pada medium basa dibandingkan dengan kitosan. Reaksi sambung silang dilakukan untuk menghasilkan suatu polimer yang lebih dapat menahan obat dan mengubah profil pelepasan obat. Dari hasil penelitian diperoleh diameter rata-rata mikrosfer sebesar 22,12 μm dengan efisiensi penjerapan teofilin berkisar antara 79-81%. Indeks mengembang mikrosfer KS-STPP pada medium basa lebih rendah jika dibandingkan dengan pada medium asam selama 2 jam. Dari hasil penelitian, pelepasan teofilin dari mikrosfer kitosan suksinat-STPP pada medium basa (44,37%) lebih rendah daripada medium asam (51,61%). Selama 8 jam mikrosfer kitosan suksinat-STPP lebih dapat menahan pelepasan teofilin dibandingkan dengan mikrosfer kitosan-STPP dalam medium asam dan basa. Hal ini menunjukkan bahwa mikrosfer kitosan suksinat berpotensi digunakan sebagai matriks dalam sediaan lepas lambat.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S1790
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Nizma
Abstrak :
Berdasarkan penelitian sebelumnya, eksipien sambung silang koproses xanthan gum-amilosa (CL-Ko-A-XG) berpotensi sebagai matriks dalam formulasi tablet lepas lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah eksipien yang terdegradasi oleh α-amilase dan pengaruh α-amilase terhadap profil disolusi dari tablet lepas lambat yang menggunakan matriks CL-Ko-A-XG. Eksipien disambungsilang dengan dua konsentrasi natrium trimetafosfat, yaitu 6% (CL6-Ko-A-XG) dan 12% (CL12-Ko-A-XG). Tiap eksipien dibuat dengan tiga perbandingan amilosa-xanthan gum, antara lain 1:1, 1:2 dan 2:1. Uji degradasi enzimatik dilakukan dilakukan terhadap serbuk eksipien selama 60 menit. Selain itu, eksipien digunakan sebagai matriks tablet lepas lambat dan diformulasi dengan metode kempa langsung. Kemudian, dilakukan uji disolusi dalam medium dapar fosfat pH 7,4 dengan dan tanpa α-amylase selama 8 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksipien CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG terdegradasi sebesar 20% berturut-turut selama 10 dan 30 menit. Selain itu, tablet F1-F6 menunjukkan profil pelepasan obat diperlambat yang mengikuti kinetika pelepasan orde nol dan Korsmeyer-Peppas, dan tidak terpengaruh dengan adanya α-amylase. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa eksipien CL-Ko-A-XG lebih tahan terhadap degradasi enzimatik dibandingkan amilosa. Oleh karena itu, eksipien ini berpotensi sebagai matriks tunggal tablet lepas lambat. ...... Based on previous studies, cross-linked of coprocessed xanthan gum-amylose excipient (CL-Co-A-XG) has potential as a matrix in a sustained release tablet formulation. This study aims to determine amount of excipient that is degraded by α-amylase and influence of α-amylase to the dissolution profile of sustained release tablet that used matrix CL-Co-A-XG. Excipient is cross-linked with two concentration of sodium trimetaphospate, which is 6% (CL6-Co-A-XG) and 12% (CL12-Co-A-XG). Each excipient was made with ratio 1:1, 1:2 and 2:1 amylose-xanthan gum. Enzymatic degradation testhas been performed on excipient powder for 60 minutes. Beside that, sustained release tablet with CL-Co-A-XG excipient as matrix was formulated by direct compression method. Then, performed drug dissolution test in phosphate buffer pH 7.4 using and without α-amylase as medium for 8 hours. The results of this study showed that CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG were degraded 20% for 10 and 30 minutes. In addition, the release profile of F1-F6 tablets showed the sustained release profile which follow zero-order and Korsmeyer-Peppas kinetic, and not affected by presence of α-amylase. From this study, it can be concluded that the CL-Ko-A-XG excipients is more resistant from enzymatic degradation than amylose. Therefore, this excipient potential as a single matrix sustained release tablets.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library