Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangabean, Rinaldy
Abstrak :
ABSTRAK
Terjadinya pertumbuhan penduduk yang meningkat tajam setiap tahunnya telah menyebabkan munculnya kesenjangan antara kebutuhan tempat hunian dengan ketersediaan tempat hunian termasuk juga penyediaan prasarana dan sarana serta pelayanan umum. Kondisi ini menjadi masalah utama yang umum dialami oleh negara ndash; negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah ndash; masalah yang muncul seperti sulitnya air bersih yang disebabkan oleh drainase yang buruk, dimana drainase sendiri yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Sanimas atau Sanitasi Berbasis Masyarakat menyediakan prasarana pembuangan air limbah bagi masyarakat di daerah perkotaan untuk menjawab masalah yang muncul. Pembangunan fasilitas Sanimas, menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat agar masyarakat menjadi aktor utama dalam proses perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal. Konsep tersebut menggunakan prinsip - prinsip pembangunan pembuangan air limbah dan penyehatan lingkungan berbasis-masyarakat seperti: pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam pendekatan tanggap kebutuhan, air merupakan properti sosial dan ekonomi, pembangunan berwawasan lingkungan, peran aktif masyarakat, serta penerapan prinsip pemulihan biaya. Perilaku masyarakat adalah rangkaian proses yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar dalam hidup manusia yang hasilnya terkait dengan pemilihan ataupun perubahan lokasi. Perilaku masyarakat berubah akibat adanya pembangunan teknologi atau bantuan sanitasi yang baru serta menciptakan perilaku yang bersifat sosial dimana kesiapan ndash; kesiapan masyarakat dalam menangani masalah tersebut bisa terlihat dari berfungsinya sanitasi berbasis masyarakat pada tiap lokasinya. Masalah tersebut disebabkan oleh perbedaan kualitas sosial yang berbeda tergantung karakteristik lokasi akibat dampak pembangunan tersebut. Perilaku masyarakat yang timbul dari perbedaan kualitas sosial dan perbedaan kualitas permukiman menghasilkan perilaku pembayaran dalam pembangunan sanimas atau instalasi air limbah. Perilaku masyarakat Kota Tebing Tinggi yang sebelumnya tidak terkena retribusi dalam pembuangan limbah dimana menimbulkan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode spasial dan metode skoring dalam analisis datanya. Metode ini diharapkan dapat menghasilkan penggambaran yang memperlihatkan perilaku pembayaran yang dipengaruhi oleh kualitas permukiman dan kualitas sosial.
ABSTRACT
Population growth that increase sharply every year has resulted in a gap between shelter needs and the availability of shelter as well as the provision of infrastructure and facilities and public services. This condition is a major problem commonly experienced by developing countries including Indonesia. Problems that arise such as the difficulty of clean water caused by poor drainage, where the drainage itself is a way of disposing of undesirable excess water in an area, as well as ways of dealing with the effects caused by the excess water. Sanimas or Community Based Sanitation provides wastewater disposal facilities for people in urban areas to address emerging issues. The construction of the Sanimas facility, using the concept of community empowerment, is the main actor in the planning, development, operation and maintenance of communal sanitation facilities. The concept uses the principles of the development of community based wastewater disposal and sanitation such as informed choices as a basis for responsiveness, water is a social and economic property, environmentally sound development, an active role of the community, and the application of cost recovery principles. Community behavior is a series of processes performed both consciously and unconsciously in human life whose results are related to the selection or location changes. Community behavior is changing as a result of new technological developments or sanitation aids and creating social behavior where community preparedness in handling the problem can be seen from the functioning of community based sanitation at each location. The problem is caused by different social qualities depending on the characteristics of the location due to the impact of the development. Community behavior arising from differences in social quality and differences in the quality of settlements results in payment behavior in the construction of sanimas or wastewater installations. The behavior of the people of Kota Tebing Tinggi who were not previously exposed to retribution in the waste disposal which caused problems to be investigated in this study. This research uses spatial method and scoring method in data analysis. This method is expected to result in portrayals showing payment behavior that is influenced by the quality of settlements and social quality.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Werdhani
Abstrak :
Di Jakarta sebesar 71% masyarakat membuang air limbah rumah tangga ke tangki septik yang tidak aman dan mencemari permukaan air terdekat. Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) komunal yang memiliki rencana dan biaya operasional dan pemeliharaan yang mencukupi dapat berjalan berkelanjutan. Namun, IPALD komunal yang terbangun dan beroperasi di Rukun Warga 01 Kelurahan Menteng Jakarta Pusat tidak memiliki rencana dan biaya operasional dan pemeliharaan yang mencukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas IPALD komunal, mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap responden dengan persepsi responden mengenai operasional dan pemeliharaan IPALD komunal, mengetahui kesediaan membayar masyarakat untuk biaya operasional dan pemeliharaan, serta merumuskan strategi untuk IPALD komunal yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah uji kualitas effluent IPALD komunal melalui uji laboratorium, korelasi spearnan, regresi linear berganda, Contingent Valuation Method (CVM) dan Systematic Strategic Planning (SSP). IPALD Komunal unit 1 termasuk kategori cukup baik, dan unit 2 dan 3 termasuk kurang baik. Terdapat hubungan sikap dengan persepsi masyarakat pada unit 1 dan terdapat hubungan pengetahuan dengan persepsi masyarakat pada unit 2 dan unit 3. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan masyarakat dan tingkat kepuasan dengan kesediaan membayar masyarakat. Kesediaan membayar retribusi biaya operasional dan pemeliharaan instalasi tersebut adalah sebesar Rp 15.273. Strategi untuk IPALD komunal dapat beroperasi adalah dengan menjalankan perkuatan lembaga di pemerintah daerah dan lembaga kelompok pengelola, bekerja sama dengan PALjaya untuk penyambungan IPALD komunal ke pengolahan air limbah skala perkotaan, dan penambahan teknologi aerator dan media filter ......One of solution to improve the quality of the environment is the construction of a communal domestic wastewater treatment (WWTP) with a community-based sanitation (CBS) program. Communal WWTP has a plan operational and maintenance costs can run sustainably. However, the communal WWTP that was built and operates in Rukun Warga 01 Menteng Kelurahan, Central Jakarta, does not have a plan and sufficient operational and maintenance costs. This study aims to evaluate the quality of communal WWTPs, determine the relationship between knowledge and attitudes of respondents with respondents' perceptions of the operation and maintenance (O&M) of communal WWTPs, determine community's willingness to pay for )&M costs, and formulate strategies for sustainable communal WWTPs. The research method used is the effluent quality test in communal WWTPs through laboratory tests, Spearnan correlation, multiple linear regression, Contingent Valuation Method (CVM) and Systematic Strategic Planning (SSP). Communal WWTP unit 1 is categorized as good enough, and units 2 and 3 are not good. There is a relationship between attitude and community perception in unit 1 and there is a relationship between knowledge and public perception in unit 2 and unit 3. There is no relationship between people's income and level of satisfaction with people's willingness to pay. Willingness to pay a retribution for operating and maintaining the installation is Rp 15,273. The strategy for communal WWTPs to operate is to strengthen local government institutions and management group institutions, collaboration with PALjaya to connect communal WWTPs to urban scale WWTP, and replenishment aerator technology and filter media.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library