Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neisya Kirana
"Kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung dipakai untuk menyapa perempuan kelas bawah oleh masyarakat kelas bawah (Atmawati, 2020). Penggunaanya dapat dilihat untuk dipakai oleh pelosok pedesaan dengan taraf ekonomi yang rendah. Akan tetapi, ditemukan data yang menunjukkan adanya perbedaan dari pernyataan Atmawati (2020) karena ada penggunaan biyung oleh mitra tutur dengan taraf ekonomi atas dan peggunaan ibu oleh suami kepada istri. Faktor tersebut menjadi alasan utama dalam penelitian ini yaitu untuk menjelaskan bentuk kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung dalam masyarakat Jawa serta menjelaskan penggunaan kata sapaan tersebut di rentang waktu yang berbeda. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari novel dan cerita pendek yang diterbitkan pada tahun 1960-an hingga 2020-an. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, dan pengumpulan datanya memakai teknik simak catat. Penggunaan teori Ervin-Tripp (1986) terkait faktor penentu alternasi dan teori Sulistyowati (2008) untuk menjelaskan penggunaan kata sapaan ibu dalam bahasa Jawa. Hasil analisis menunjukkan pada penggunaannya ada faktor penentu non-kebahasaan dalam menambah penjelasan. Penggunaan kata sapaan ibu dan biyung terdapat perluasan konteks pada status sosial dan usia antara penutur dan mitra tutur.

The terms ibu, simak, simbok, and biyung are commonly employed as forms of address for women within the lower socio-economic classes in Javanese society (Atmawati, 2020). These terms are predominantly observed in rural areas characterized by lower economic levels. However, contrary to Atmawati's (2020) findings, data indicate that biyung is occasionally used by individuals of higher socio-economic status and the use of that ibu by the husband to the wife, suggesting variability in its use. This factor serves as the main reason for this study, which aims to explain the forms of the terms of address ibu, simak, simbok, and biyung in Javanese society, as well as their usage across different periods (1960s–2020s). The data for this research is sourced from novels and short stories published in different years. This study employs a qualitative method, with data collection carried out using the observation and note-taking technique. The use of Ervin-Tripp's theory (1986) related to the determinants of alternation and Sulistyowati's theory (2008) to explain the use of mother address in Javanese. The analysis results indicate that in its use there are non-language determinants in adding explanations. . The use of the greeting words mother and biyung there is an expansion of the context on social status and age between speakers and speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulan
"Penelitian mengenai honorifik (sistem santun bahasa) ini dilakukan dengan mengamati pemeriannya terutama pada sistem sapa bahasa Arab. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemerian honorifik dalam sistem sapa bahasa Arab dan bahasa Indonesia dengan berbagai bentuk dan bagiannya, baik"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S13357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Kurniawati
"Penelitian mengenai Pemakaian Kata Sapaan dalam Bahasa Sunda telah dilakukan di RW 03 Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, pada bulan Juli 1986-Mei 1988. Tujuannya ialah untuk menginventarisasikan bahasa Sunda yang hidup di tengah-tengah penutur yang berbahasa Melayu dialek Betawi dan hasilnya dapat diidentifikasi dengan salah satu kesamaan dialek bahasa Sunda. Pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan pedoman wawancarayang ditanyakan langsung kepada informan dan melalui pengamatan. Cara penyusunan pedoman wawancara, pemilihan sampel dan informan dijelaskan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian bahasa di RW 03 Jatinegara Kaum yang lebih dominan adalah bahasa Indonesia, kemudian bahasa Sunda, dan terakhir bahasa campuran. Pemakaian kata sapaan di RW 03 Jatinegara Kaum cukup beraneka ragam. Bila deskripsi kata sapaan dalam BSJK diperbandingkan dengan kata sapaan dalam BSB dan BSC menampakkan adanya persamaan dan perbedaan dari segi leksikon dan pemakaiannya. Persamaan leksikon dan pemakaian kata sapaan dalam BSJK dengan BSB membuktikan bahwa sekelompok kecil penutur BSJK adalah pemakai bahasa Sunda yang berasal dari Banton, Perbedaan leksikon dan pemakaian kata sapaan menunjukkan bahwa kata sapaan dalam BSJK termasuk dialek bahasa Sunda di Jatinegara Kaum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Laila Fadillah
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan variasi kata sapaan bahasa Bima yang digunakan oleh masyarakat Bima dalam komunikasi virtual mereka di grup WhatsApp keluarga. Komunikasi virtual tertulis melalui grup WhatsApp dipilih sebagai sumber utama data karena ditemukan beberapa keunikan penambahan variasi sapaan yang belum pernah ditemukan sebelumnya dalam komunikasi secara lisan. Variasi kata sapaan akan dianalisis berdasarkan klasifikasi bentuk sapaan yang diajukan Kridalaksana (1978) dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya variasi kata sapaan yang digunakan dalam komunikasi virtual dan beberapa penambahan kata sapaan baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya dalam komunikasi lisan pada masyarakat Bima. Selain itu, penggunaan variasi kata sapaan yang ditemukan juga dipengaruhi faktor usia, gelar, dan situasi informal yang terjadi pada komunikasi virtual.

This research aims to describe the variations of Bima language greetings used by the Bima community in their virtual communication on family WhatsApp groups. Written virtual communication through WhatsApp group was chosen as the primary source of data due to the discovery of unique variations in greetings that had not been found previously in oral communication. The variations of greetings will be analyzed based on the classification of greeting forms proposed by Kridalaksana (1978) using qualitative methods. The results of this study indicate the existence of variations in greetings used in virtual communication and the addition of new greetings that have not been found before in oral communication among the Bima community. Additionally, the use of these variations in greetings is also influenced by factors such as age, title, and informal situations that occur in virtual communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farel Adhinugraha
"Penelitian ini membahas mengenai prosedur penerjemahan kata sapaan pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ke dalam bahasa Jerman yaitu Die Regenbogentruppe yang diterjemahkan oleh Peter Sternagel. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan prosedur penerjemahan yang digunakan penerjemah pada kata sapaan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan cara deskriptif kepustakaan karena korpus penelitian ini merupakan sebuah novel. Teori yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yaitu teori prosedur penerjemahan menurut Molina & Albir, Peter Newmark dan Suryawinata. Kata sapaan yang dianalisis dibagi menjadi satu kategori berdasarkan jenis kata sapaannya yaitu kata sapaan nama diri berjumlah 11 kasus, lalu berdasarkan prosedurnya yaitu tiga kasus menggunakan prosedur peminjaman murni, dua kasus menggunakan prosedur amplifikasi, dua kasus menggunakan prosedur reduksi, satu kasus menggunakan prosedur sinonim, satu kasus menggunakan prosedur padanan fungsional, satu kasus menggunakan prosedur penerjemahan harfiah, dua kasus menggunakan prosedur Couplets dan satu kasus menggunakan prosedur modulasi.

This research discusses the procedure for translating the forms of address in Andrea Hirata's novel Laskar Pelangi into German, namely Die Regenbogentruppe which was translated by Peter Sternagel. The purpose of this study is to describe the translation procedures used by the translator on the address form from Indonesian into German. The method used in this research is qualitative by means of descriptive literature because the corpus of this research is a novel. The theory used to analyze the data in this research is the theory of translation procedures according to Molina & Albir, Peter Newmark and Suryawinata. The addressing analyzed were divided into one category based on the type of addressing, namely 11 cases of personal name addressing, then based on the procedure, three cases used the pure borrowing procedure, two cases used the amplification procedure, two cases used the reduction procedure, one case used the synonymy procedure, one case used the functional equivalent procedure, one case used the literal translation procedure, two cases used the Couplets procedure and one used the modulation procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maharisa Audria
"Penelitian ini menjelaskan mengenai kata sapaan jeng dalam bahasa Jawa. Pada kamus bahasa Jawa, Poerwadarminta (1939) hanya menjelaskan sedikit mengenai kata sapaan jeng dan terdapat perbedaan jika dibandingkan dengan kamus bahasa Jawa oleh Robson (2002). Hal tersebut menjadi pemicu dalam topik penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian bagaimana perkembangan kata sapaan jeng dari segi bentuk dan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan bentuk dan penggunaan kata sapaan jeng di tahun yang berbeda-beda (1960-an—2020-an). Sumber data berupa novel dan cerita pendek dari tahun yang berbeda-beda merupakan kebaruan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan cara penyajian informal yaitu menjelaskan dengan kata-kata tanpa adanya lambang-lambang khusus. Hasil analisis menunjukkan bahwa kata sapaan jeng memiliki bentuk lain yang lebih utuh dengan arti dan makna yang sama. Pada penggunaannya terdapat konteks di luar bahasa yang dapat menambah penjelasan untuk kata sapaan jeng. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kata sapaan jeng dengan makna yang merujuk pada perempuan muda sudah digunakan pada tahun 1930-an, tetapi hanya untuk perempuan dari golongan bangsawan Jawa. Kemudian, penggunaan kata sapaan jeng memasuki tahun 1970-an mengalami perluasan pada latar sosial mitra tutur yaitu dapat berasal dari kalangan orang biasa.

This paper explains the addressing word of jeng in Javanese. In the Javanese dictionary, Poerwadarminta (1939) only explains a little about the addressing word of jeng and there are differences when compared to the Javanese dictionary by Robson (2002). This is the trigger in the topic of this research to answer the research question of how the development of the addressing jeng in terms of its form and usage. This paper aims to determine the development of the form and usage of addressing jeng in Javanese literature such as novels and short stories. The selection of novels and short stories from different years (1960s—2020s) as sources of research data is a novelty in this paper. This research uses qualitative methods and informal presentation methods, namely explaining in words without any special symbols. The results of the analysis show that the addressing word of jeng has another, more complete form with the same meaning. In the usage section, there is a non-linguistic context that can add an explanation for the addressing jeng. The conclusion of this study is that the addressing jeng with a meaning referring to young women was used in the 1930s, but only for women from the Javanese nobility. Then, the use of the jeng addressing entering the 1970s experienced an expansion in the social background of the interlocutor who did not have to be of noble descent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Maritza Hardjanto
"Penerjemahan takarir untuk media audiovisual saat ini sangat diperlukan untuk menjangkau kelompok sasaran yang lebih luas. Akan tetapi, di dalam proses penerjemahan, terdapat kemungkinan kesalahan penerjemahan, khususnya pada kata sapaan yang sangat berkaitan dengan unsur budaya dari bahasa sumber. Penelitian ini menarik karena belum banyak penelitian yang melihat kesalahan penerjemahan kata sapaan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya kesalahan penerjemahan kata sapaan dalam serial Netflix Gadis Kretek dari bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber (BSu) ke bahasa Jerman sebagai bahasa sasaran (BSa). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif dengan menggunakan sintesis teori kesalahan penerjemahan menurut Nord (2005), Hansen (2009), serta Silalahi, dkk (2018). Terdapat 20 data kesalahan penerjemahan yang ditemukan dalam takarir bahasa Jerman pada serial Gadis Kretek dan kesalahan penerjemahan linguistik menjadi kategori kesalahan penerjemahan paling banyak ditemukan, yaitu sebanyak 50% dari total data.
The translation of subtitles for audiovisual media is currently regarded as an essential tool for reaching a wider target audience. Nevertheless, it is important to recognise the possibility of translation errors occurring during the translation process, particularly within salutation words that are culturally specific to the source language. This study is relevant because it addresses a gap in the research on the translation errors of salutation words from Indonesian to German. This study therefore aims to examine the mistranslation of greeting words in the Netflix series Gadis Kretek from Indonesian as the source language (SL) to German as the target language (TL). The mzzethod used in this research is a qualitative method with a descriptive analysis approach, using a synthesis of translation error theories according to Nord (2005), Hansen (2009), and Silalahi, et al (2018). A total of 20 instances of translation errors have been identified in the German subtitle. It can be concluded that linguistic translation errors make up the largest proportion of these errors, making up 50% of the total data."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Ayu P.T.H.
"Artikel ini adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan sistem, jenis, dan fungsi dari sistem sapaan dalam wayang kulit jawa. Subjek yang diteliti adalah rekaman pertunjukan wayang kulit yang berjudul cantrik durna dilakukan oleh timbul hadiprayita sebagai dalang. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan teknik menyimak dan menuliskan serta dianalisis dengan menggunakan interretasi kontekstual. Jasil penelitian ini adalah sebagai berikut: sistem sapaan dalam wayang kulit terdiri dari aspek (1) Hubungan antara penyapa dan tersapa, (2) jenis kelamin, (3) latar (tempat, waktu, dan suasana), (4) penghormatan, dan (5) pelaku/pekerjaan.

This article is about a research study conducted to describe the system, type, and function of form of address in wayang kulit , the Javanese leather-puppet shadow play. The subject under study was a recording of such a play titled Cantrik Durna performed by Timbul Hadiprayitna as the puppet master. The research method applied was descriptive in nature. The research data were obtained by means of a listen-and-write technique and analyzed by means of contextual interpretation. The research result are as follows the system of form of address in wayang kulit consists of aspects of (1) relation between the addresser and addressee, (2) sex/gender, (3) setting (place,time,and atmosphere), (4) honoring, (5) doer, vocation, or profession. Keywords: term of adress, leather puppet performance, cases study"
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 JIKKT 5:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmayanti
"Kata sapaan merupakan salah satu bentuk adanya variasi bahasa dalam suatu masyarakat bahasa. Kata sapaan adalah kata atau frase yang dipergunakan untuk saling merujuk dalam situasi pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat dan hubungan antara pembicara (Kridalaksana, 2001:16).
Dalam bahasa Rusia kata sapaan muncul selain berbentuk pronomina yaitu Ty dan Vy juga muncul berbentuk nomina seperti nama (Anton Antonovic), nama diri (Anton), pangkat (/ sud'ja / `hakim). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis dua drama Rusia karya Nikolai Vasilievich Gogol, yaitu Inspektur Jenderal dan Perkawinan. Pemilihan drama sebagai penelitian karena dalam drama, bentuk kata sapaan dapat terlihat jelas karena merupakan dialog-dialog langsung.
Tujuan penulisan ini adalah memberikan deskripsi dan pemahaman tentang pemakaian kata sapaan dalam drama Rusia berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti hubungan sosial atau konteks sosial para tokoh dalam drama tersebut.
Setelah dilakukan analisis, diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, kata sapaan nomina yang dipakai bervariasi bentuk atau jenis dan pemakainya. Kedua, faktor-_faktor seperti persamaan atau perbedaan status atau kedudukan, rasa hormat, jarak hubungan (tingkat keakraban) dan hubungan kekerabatan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan pemakaian kata sapaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>