Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Karya sastra jawa (Kuna) banyak memuat berbagai aspek ,seperti sejarah,budaya seni,ajaran,teknologi maupun aspek kehidupan yang lainnya. kesemuanya itu merupakan warisan yang tidak dapat dinilai harganya...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gilda Azalia Nur Ramadhani
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas tentang sasmita dalam teks Raden Sulam. Analisis ini menggunakan teori struktural yang diuraikan oleh Karsono H. Saputra. Teori itu membahas tentang unsur-unsur struktur macapat yang terdiri dari bunyi, bahasa, spasial, dan pengujaran. Keempat unsur itu membantu menguraikan fungsi dan peran dari sasmita. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis deskriptif. Hasil dari analisis ini adalah fungsi dari keterkaitan anatara sasmita dengan peran sasmita dalam teks RS.

ABSTRACT
This thesis discusses sasmita in Raden Sulam text. This analysis uses the structural theory outlined by Karsono H. Saputra. The theory discusses macapat structur elements that consost of sound, language, spatial, and expression. Those four elements can be use to decipher the function and role of sasmita. The method used in this analysis is descriptive analysis. The result of this analysis is a function of the connection between sasmita and the role of sasmita in the text of RS."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini membahas mengenai mimpi (perlambang mimpi) yang dipercayai merupakan isyarat bagi orang yang bermimpi, nantinya akan mengalami hal sebagaimana yang diisyaratkan dalam mimpinya. Ada 4 jenis mimpi seperti: 1. Metu saka pipiritan, misalnya bermimpi melihat api menyala, perlambang napsu-orang tersebut kelak mendapat susah; 2. Metu saka ing tuturutan, misalnya mimpi membuang kotoran, melambangkan kehilangan, kelak orang tersebut mendapat penyakit; 3. Metu ing wawangsulan, misalnya mimpi kesusahan (mendapat kesusahan) kelak justru memperoleh nasib sebaliknya: kebahagiaan; 4. Metu saka ing sesemonan, misalnya mimpi rumahnya ambruk kelak orang tersebut akan memperoleh musibah istrinya meninggal."
Solo: De Bliksem, 1929
BKL.1084-PR 55
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Utami
"Dalam kesusastraan Jawa terdapat bermacam-macam jenis karya sastra. Salah satu jenis karya sastra itu adalah karya sastra babad. Babad adalah cerita yang berisi rangkaian peristiwa di masa lalu. Bentuk penulisan babad biasanya berupa puisi, yaitu tembang macapat. Serat Babad Warni-warni merupakan kumpulan cerita babad gubahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara IV, yang dihimpun oleh Padmasusastra. Isi cerita Serat Babad Warni-warni mengenai pe_sanggrahan di daerah Mangkunagaran dan Surakarta, yaitu terdiri dari : Wonogiri; Giripuro; Tegalgondo; Tasikmadu; Bangsal Tosan; Langenharjo; Karangpandhan dan Sri Katon; Nyanjata Sangsam. Bentuk penulisan Serat Babad Warni-warni adalah puisi, tembang macapat, kecuali cerita Langenharjo yang ditulis dalam cakepan sekar Langengita. Penulisan dalam bentuk sekar seperti yang disebutkan di atas tidak laim dipakai untuk penulisan cerita babad. Serat Babad Warni-warni merupakan kumpulan cerita babad. Pada cerita Giripuro tidak ada satupun unsur kriteria isi cerita babad. Pada cerita Wonogiri, Tegalgondo, Bangsal Tosan, Langenharjo dan Nyanjata Sangsam tidak semua unsur kriteria cerita babad ada. Pada cerita Tasikmadu Berta Karangpandhan dan Sri Katon semua unsur kriteria cerita babad ada. Cerita Giripuro hanyalah menggambarkan deskripsi alam. Cerita Wonogiri dan Nyanjata Sangsam, walaupun tidak semua unsur kriteria isi cerita babad ada, tetap menggambarkan rangkaian peristiwa dengan disertai tahun kejadiannya. Sedangkan cerita Tegalgondo, Bangsal Tosan dan Langenharjo tidak menggambarkan rangkaian peristiwa melainkan keterangan suatu peristiwa didiri-kannya pesanggrahan. Selebihnya isi cerita Serat Babad Warni-warni hanyalah berupa deskripsi alam dan suasana di pesanggrahan. Secara keseluruhan Serat Babad Warni-warni bisa disebut sebagai babad, yang menceritakan peristiwa perjalanan raja ketika bercengkrama di wilayah Mangkunagaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brillian Amrizaard
"Menghormati dan menghargai orang tua adalah sebuah sikap berbakti dari anak dan juga tanda bahwa seseorang memahami tata krama. Penelitian mengenai prinsip hormat dan tanggap ing sasmita ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan yang obyektif. Teori yang menjadi landasan berpikir adalah teori Hermeneutik dari Paul Ricoeur yang telah dirumuskan kembali oleh Eugenius Sumaryono (1999) sebagai salah satu cara menginterpretasikan sesuatu. Hasil dari penelitian, ada beberapa poin yang dapat digunakan sebagai acuan sikap yang baik dengan menjunjung prinsip hormat dan juga terdapat sikap tanggap ing sasmita sebagai dasar untuk bersikap atau memperlakukan orang tua dengan konotasi positif. Tindakan yang diambil oleh Lik Jiyem dan tokoh-tokoh lainnya terhadap tokoh Ibu dan Bapak adalah contoh nyata sebagai tindakan yang menjunjung prinsip hormat dan tanggap ing sasmita demi mencapai etika keselarasan dalam kehidupan. Poin-poin menyapa orang tua, ngajèni orang tua sebagai hasil penelitian ini dapat diaplikasikan ke dalam masyarakat agar tercipta etika keselarasan dan kerukunan dalam bermasyarakat. Hasil dari penelitian ini diharapkan agar muda-mudi dapat belajar dan diharapkan bertindak sesuai tata krama yang bener lan pener terutama terhadap orang tua dan meningkatkan moral pada khalayak umum, namun tetap mengangkat karya sastra “Cerkak Mungkur Kabeh” ke dalam masyarakat sekarang.

Respecting the elders is one of a good example to devote from youngsters also it’s a big symbol that someone is understanding tata krama (politeness). This research is about respect value and tanggap ing samita using descriptive qualitative with objectivity observation. Base theories for the research are hermeneutics from Paul Ricoeur which have been reformulated by Eugenius Sumaryono as a way to interpret something. There are some points as a result of the research that could be applied as a good reference of behavior which contains respect principle (value) also a good common sense (tanggap ing sasmita) as a basic knowledge to behave toward the elders in a positive way. Some of the actions taken by Lik Jiyem and the other characters toward Ibu and Bapak is a real reference/ examples as an act with respect to principle (value) also a good common sense (tanggap ing sasmita) in life. These result of the research such as greetings toward elders, respecting them is something that applicable into society to create harmony within society. Hopefully, this research could educate youngsters to learn and act based on good norms and values and completely understand about politeness towards elders and could help improve the moral level of society, last but not least could help this story to be rise again in the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Rizki Maharani
"Film adalah satu di antara sekian rupa komunikasi visual yang dapat berisi beragam informasi. komponen seperti visual dan suara didasari dengan suatu cerita yang berisi suatu pesan yang akan disampaikan dari pembuat film bagi penontonnya. Pada zaman modern ini, film digunakan sebagai ajang kreatifitas hingga ajang pelestarian budaya. Salah satu rumah produksi film yang kerap kali mengangkat tema budaya Jawa dalam ceritanya, yakni Rumah Produksi Ravacana Films. Salah satu film mereka yang mengangkat kepercayaan dalam budaya Jawa, yaitu film pendek Danyang yang menjadi objek kajian pada penelitian ini. Pada penelitian ini terdapat dua permasalahan yang dibahas, yakni 1.) Apa pesan moral yang terkandung dalam film pendek Danyang?; dan 2.) Apa pepatah Jawa yang sesuai dengan pesan moral tersebut?. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pemahaman dalam menyimak suatu pesan moral dalam film pendek berbahasa Jawa dan dapat memberikan jawaban atas masalah penelitian yang dibahas. Penelitian ini memakai metode pendekatan deskriptif kualitatif menurut Moleong (2005: 4) dengan mendasarkan konsep pesan moral menurut Nurgiyantoro (2013: 429). Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini dengan dokumentasi data melalui pengambilan gambar berupa tangkapan layar dari beberapa cuplikan adegan dalam film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film pendek Danyang karya Ravacana Films ini mengandung pesan moral melalui pepatah Jawa yakni Yitna Yuwana lena kêna dan ungkapan yang menunjukkan Ora Tanggap ing Sasmita. Hal penting yang ingin disampaikan melalui film pendek Danyang ini adalah ketidakhati-hatian dan ketidakpedulian manusia dapat menghadirkan dampak negatif, kepada bagi diri sendiri maupun orang lain.

Film is one of the many forms of visual communication that can contain a variety of information. Components such as visuals and sound are based on a story that contains a message that will be conveyed from the filmmaker to the audience. In modern times, films are used as a place for creativity to cultural preservation. One of the film production houses that often raises the theme of Javanese culture in their stories, is the Ravacana Films Production House. One of their films raises beliefs in Javanese culture, namely the short film Danyang which is the object of study in this study. In this study, there are two problems discussed, namely 1.) What is the moral message contained in the short film Danyang?; and 2.) What is the Javanese proverb that is by the moral message? This research aims to increase understanding in listening to a moral message in a Javanese short film and can provide answers to the research problems discussed. This study uses a qualitative descriptive approach method according to Moleong (2005: 4) based on the concept of moral messages according to Nurgiyantoro (2013: 429). The data collection technique for this study is data documentation by taking screenshots of several scenes in the film. The results of the study show that the short film Danyang by Ravacana Films contains a moral message through a Javanese proverb, namely Yitna Yuwana lena kêna and expressions that show Ora Tanggap ing Sasmita. The important thing that we want to convey through this short film is that human carelessness and indifference can have a negative impact, both for ourselves and others.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library