Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desi Widyaningrum
"Osteonectin adalah glikoprotein matricellular yang terlibat dalam berbagai proses biologis seperti remodeling jaringan, perbaikan luka, angiogenesis serta diferensiasi seluler, adhesi, proliferasi sel endotel dan fibroblas serta migrasi. Tujuan: mengevaluasi ekspresi mRNA osteonectin sebagai indikator potensial penyembuhan setelah skeling dan penghalusan akar pada pasien periodontitis. Pemeriksaan kedalaman poket dan indeks perdarahan gingiva dilakukan sebelum dan empat minggu setelah skeling dan penghalusan akar. Sampel cairan krevikuler gingiva dikumpulkan dari lima pasien sehat (kontrol) dan 14 pasien periodontitis dengan kedalaman poket absolut 4-6 mm (subjek penelitian) pada sebelum, satu minggu, dua minggu dan empat minggu setelah skeling dan penghalusan akar. Ekspresi mRNA osteonectin dianalisis menggunakan quantitative real-time polymerase chain reaction (qPCR). Uji Friedman ekspresi mRNA osteonectin antara sebelum dan sesudah skeling dan penghalusan akar menunjukkan terdapat perbedaan ekspresi mRNA osteonectin antara sebelum dan satu minggu setelah skeling dan penghalusan akar (p<0,05); penurunan kedalaman poket dan indeks perdarahan gingiva terjadi secara bermakna (p<0,05) antara sebelum dan empat minggu setelah skeling dan penghalusan akar. Uji Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara ekspresi mRNA osteonectin dengan kedalaman poket (p>0,05, r=0,036) maupun indeks perdarahan gingiva (p>0,05, r=0,421). Ekspresi mRNA osteonectin sebelum dan setelah skeling dan penghalusan akar tidak berhubungan terhadap kedalaman poket maupun indek perdarahan gingiva.

Osteonectin is a matricellular glycoprotein that is involved in various biological processes involves tissue remodeling, wound repair, angiogenesis, cellular differentiation, adhesion, endothelial cell proliferation and migration. Objective: to evaluate the expression of osteonection mRNA as potential indicator of periodontal healing response after scaling and root planing (SRP) in periodontitis patients. Gingival crevicular fluid (GCF) samples were collected from five periodontally healthy subjects and fourteen periodontitis patients with probing pocket depth (PPDs) of 4-6 mm at baseline and one, two, and four weeks respectively after SRP. The expression levels of osteonectin mRNA were measured using quantitative real-time polymerase chain reaction (qPCR). The Friedman test results of osteonectin mRNA expression between before and after SRP showed there were differences in osteonectin mRNA expression between before and one week after SRP (p< 0.05). A decrease in PPDs and Papillar bleeding index (PBI) occured significantly (p<0.05) between before and four weeks after SRP. The Spearman test showed no association between osteonectin mRNA expression and pocket depth (p>0.05; r=0.036), also with gingival index (p>0.05; r=0.421). The expression of osteonectin mRNA before and after SRP is no related to PPD and PBI."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Missy Mercia
"Osteopontin merupakan salah satu sitokin yang banyak dihubungkan dengan proses resorpsi tulang, namun perannya di dalam proses penyembuhan periodontal masih didapatkan hasil yang berbeda-beda sedangkan Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α)merupakan sitokin pro-inflamasi yang berperandalam inflamasi kronis dan proses resorpsi tulang. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan tingkat ekspresi Osteopontin dan TNF-αpada pasien periodontitis sebelum terapi dengan setelah terapi skeling dan penghalusan akar (diukur setelah 7 hari, 14 hari, dan 28 hari). Tingkat ekspresi Osteopontin dan TNF-αdalam cairan krevikuler gingiva (CKG)dari 28 subjek penderita periodontitis berusia ≥ 30 tahun dan dari 8 subjek sehat diukur dengan menggunakan qPCR. Dilakukan juga uji korelasi Spearmanantara tingkat ekspresi Osteopontin dan TNF-αdalam CKG dengan pemeriksaan klinis berupa modified gingival index (MGI).Uji Wilcoxontingkat ekspresi Osteopontin dan TNF-αdalam CKG pada pasien periodontitis sebelum dan setelah 28 hari terapi skeling dan penghalusan akar menunjukkan perbedaan bermakna (p < 0,05). Uji korelasi Spearmanmenunjukkan korelasi positif lemah antara tingkat ekspresi OPNdengan skor MGI(r=0,213;p<0,05) dan antara tingkatekspresi TNF-αdengan skor MGI(r=0,256;p<0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat ekspresi Osteopontin dan TNF-αpada subjekperiodontitis antara sebelum terapi dengan 28 hari setelahterapi skeling dan penghalusan akar gigi. Adakorelasi positif antara tingkat ekspresi OPNdengan MGIdan tingkat ekspresi TNF-αdengan MGI.

Osteopontin is one of many cytokines that is often associated with bone resorption process, but the role in the periodontal healing is still not clear accordingto some studies presenting different results, while Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α) is a well-known pro-inflammatory cytokine which stimulates bone resorption. The objective of this study was to analyze different Osteopontin and TNF-α expression level on patients with periodontitis before (baseline) and 7 days, 14 days, 28 days following scaling and root planing. Osteopontin and TNF-α level on gingival crevicular fluid (GCF) from 28 subjects with periodontitis aged ≥ 30years old and 8 healthy patients (control subjects)were measured by qPCR. Spearman correlation test between GCF Osteopontin and TNF-α level and modified gingival index (MGI) was also done. Wilcoxon test between Osteopontin and TNF-α level before scaling and root planing and 28 days after scaling and root planing showed a significant difference (p < 0.05). Spearman correlation test between TNF-α level on GCF and MGI showed a positive correlation (r=0.256; p<0.05). Conclusions of this study was a significant difference of OPN and TNF-αexpression level between baseline and 28 days after scaling and root planing in periodontitis subjects and a positive correlation between GCF OPN level and MGI and also between TNF-α expression level and MGI."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lorita Sendana
"Latar belakang: Kekhawatiran pasien dan dokter gigi terhadap penularan Covid-19 dan anjuran PDGI untuk menunda perawatan yang tidak mendesak menyebabkan berkurangnya pasien yang berkunjung ke dokter gigi selama pandemi Covid-19. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi kunjungan pasien selama pandemi Covid-19 di Klinik Periodonsia RSKGM FKG UI.Tujuan: Mendapatkan data kunjungan pasien selama pandemi Covid-19. Metode: Menggunakan desain penelitian deskriptif dan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data diambil dari 167 rekam medis Klinik Periodonsia RSKGM FKG UI periode Juni 2020-Mei 2021. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS. Hasil: Jumlah pasien yang berkunjung mayoritas perempuan (53,9%) dan usia 26-44 tahun (42,4%). Mayoritas pasien yang berkunjung memiliki OHI-S sedang (45%). Keluhan utama paling banyak karena ingin membersihkan karang gigi (29,3%). Pasien banyak mengalami periodontitis (71,8%) dan mayoritas Periodontitis stage III grade C (26,7%). Rencana perawatan initial yang banyak direncanakan adalah Dental Health Education (29,2%) dan Scaling Root Planing (28,1%). Rencana perawatan bedah terbanyak adalah kuretase (30,1%) dan rencana perawatan rekonstruksi adalah rujukan ke Spesialis Prostodonsia (54,2%). Kesimpulan: Terdapat peningkatan jumlah kunjungan, perbedaan jumlah perawatan SRP dan perawatan periodontal lainnya pada periode Juni-September 2020, Oktober 2020-Januari 2021, dan Februari-Mei 2021 di klinik periodonsia RSKGM FKG UI.

Background: The concern of patients and dentists about the transmission of Covid-19 and the PDGI's recommendation to postpone non-urgent treatments have led to fewer patients visiting the dentist during the Covid-19 pandemic. This makes researchers interested in conducting research on evaluating patient visits during the Covid-19 pandemic at the Periodontal Clinic of RSKGM FKG UI. Objective: To obtain data on patient visits during the Covid-19 pandemic. Methods: Using a descriptive and observational analytic research design with a cross-sectional approach. Data were taken from 167 medical records of the Periodontal Clinic of RSKGM FKG UI for the period June 2020-May 2021. Data analysis was carried out by univariate and bivariate analysis using SPSS. Results: The majority of patients who visited were women (53.9%) and aged 26-44 years (42.4%). The majority of patients who visited had moderate OHI-S (45%). The main complaint was mostly because they wanted to clean tartar (29.3%). Most of the patients had periodontitis (71.8%) and the majority of them had stage III grade C periodontitis (26.7%). The initial treatment plans that were mostly planned were Dental Health Education (29.2%) and Scaling Root Planing (28.1%). Most of the surgical treatment plans were curettage (30.1%) and the reconstructive treatment plan was referral to a prosthodontic specialist (54.2%). Conclusion: There was an increase in the number of visits, differences in the number of SRP treatments and other periodontal treatments in the period June-September 2020, October 2020-January 2021, and February-May 2021 at the periodontics clinic of RSKGM FKG UI."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Fortunata Karim
"Dinamika periostin, protein matriks ekstraseluler jaringan ikat yang berperan sebagai regulator homeostasis struktural dan fungsional, ditemukan dalam cairan krevikuler gingiva (CKG) saat kondisi inflamasi maupun sehat. Pada kasus borderline, pemeriksaan secara biomolekuler dapat membantu meminimalisasi keparahan penyakit, risiko dan kerugian pasien dalam perawatan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan perbedaan tingkat periostin sebelum dan sesudah terapi skeling dan penghalusan akar gigi (SPA) pada pasien periodontitis stage II grade A, serta hubungan antara tingkat periostin dengan kedalaman poket periodontal - PPD dan perdarahan saat probing - BOP. Sampel CKG dari enam subjek sehat [BOP (-)] dan 25 pasien periodontitis stage II grade A [PPD 4 - 5 mm, BOP (+)] usia 26 - 55 tahun di RSKGM FKG UI, Jakarta, diambil saat baseline (D0), dan dilanjutkan untuk kelompok periodontitis saat satu minggu (D1), dua minggu (D2), dan empat minggu (D3) pascaterapi SPA menggunakan paper point. Dilakukan juga pengukuran PPD dan BOP saat D0 dan D3. Tingkat periostin diamati menggunakan metode RT-PCR kuantitatif dalam 45 siklus. Nilai p<0,05 dinyatakan signifikan. Saat inflamasi, tingkat periostin ditemukan menurun, namun setelah terapi SPA, periostin meningkat dalam satu minggu (p<0,05), dua minggu (p<0,05), hingga empat minggu (p<0,05), sejalan dengan temuan klinis perbaikan PPD dan BOP. Perubahan tingkat periostin mengkonfirmasi penyembuhan jaringan pascaterapi SPA pada kasus periodontitis stage II grade A.

The dynamics of periostin, a connective tissue extracellular matrix protein that acts as a regulator of structural and functional homeostasis, is detected in gingival crevicular fluid (GCF) during both inflammatory and healthy conditions. In borderline cases, biomolecular examinations can help minimize the severity of the disease, the risk, and the loss of patients in treatment. The aim of this study was to obtain differences in the levels of periostin before and after treatment of scaling and root planing (SRP) in patients with stage II grade A periodontitis, as well as its relationship with the depth of the periodontal pocket - PPD and bleeding on probing - BOP. Samples from GCF of six healthy subjects [BOP (-)] and 25 stage II grade A periodontitis patients [PPD 4-5 mm, BOP (+)] aged 26 - 55 years at RSKGM FKG UI, Jakarta, were taken at baseline (D0), and continued for the periodontitis group at one week (D1), two weeks (D2), and four weeks (D3) after SRP treatment by using paper points. PPD and BOP measurements were also taken at D0 and D3. Periostin levels were observed using qRT-PCR methods in 45 cycles. A value of p <0.05 was stated as significant. During inflammation, the level of periostin was found to decrease, but after SRP therapy, periostin increased in one week (p <0.05), two weeks (p <0.05), up to four weeks (p <0.05), in line with the clinical finding improvement of PPD and BOP. Periostin level changes confirmed healing of periodontal tissue after SRP therapy in stage II grade A periodontitis cases."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library