Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Antioxidant and free radical scavenging test of rambutan (Nephelium lappaceum L.) var Binjai rind extract was carried out by thin layer chromatography using 0,2% DPPH (1,1 -diphenyl-2-picrylhidrazyl) and 0,05% B-carotene solution
."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fathan Luthfi Hawari
"Pemanfaatan mikrobioma kulit sebagai bahan aktif produk perawatan kulit banyak dikembangkan oleh peneliti dari berbagai negara. Di Indonesia, pemanfaatan mikrobioma kulit dengan melakukan isolasi beberapa bakteri komensal kulit dari wajah orang Indonesia yang berpotensi sebagai bahan aktif farmasi baru seperti bakteri Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J dan Bacillus subtilis MBF10-19J. Koktail bakteri atau penggabungan beberapa mikroba dalam satu media memiliki formula yang lebih efisien dibandingkan dengan galur bakteri tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rendemen (Yield) dari koktail bakteri Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, dan Bacillus subtilis MBF10-19J yang telah dimodifikasi; Mengformulasikan lioprotektan (inulin) dengan sel lisat koktail bakteri yang terbaik untuk memperoleh serbuk yang stabil dalam jangka waktu yang panjang menggunakan metode freeze-drying; serta melakukan karakterisasi, evaluasi, dan penetapan potensi antiradical scavenging activity terhadap serbuk lisat koktail bakteri. Fraksi lisat koktail bakteri diformulasikan dengan lioprotektan (inulin) kemudian dikeringkan menjadi serbuk menggunakan metode freeze-drying. Serbuk yang diperoleh dievaluasi dan diuji antiradical scavenging activity menggunakan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) serta stabilitasnya selama 7 pekan dengan beberapa parameter yaitu organoleptis; pH; kadar air; dan antiradical scavenging activity. Hasil yang didapatkan menunjukkan dari ketiga formulasi fraksi lisat koktail bakteri hanya formula dengan lioprotektan 10% yang menghasilkan serbuk sempurna dengan bentuk yang kasar berwarna coklat pucat yang berbau khas lisat, rata-rata pH 7,84, rata-rata kandungan lembab 8,31%, dan memiliki antiradical scavenging activity dengan potensi yang rendah sebesar 349,17 µg/ml serta terjadi peningkatan rendemen serbuk fraksi lisat koktail bakteri sebesar 5-8%. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan formulasi lisat koktail bakteri dengan lioprotekatan inulin yang stabil dalam penyimpanan ruang suhu (25-30oC).

The use of the skin microbiome as an active ingredient in skin care products has been widely developed by researchers from various countries. In Indonesia, the use of the skin microbiome by isolating several skin commensal bacteria from Indonesian faces that have the potential as new pharmaceutical active ingredients such as Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J and Bacillus subtilis MBF10-19J. Bacterial cocktails or incorporation of several microbes in one medium have a more efficient formula than a single bacterial strain. This study aimed to obtain the yield (Yield) of a cocktail of bacteria Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, and Bacillus subtilis MBF10-19J that have been modified; Formulating a lyoprotectant (inulin) with the best bacterial cocktail cell lysate to obtain a powder that is stable in the long term using the freeze-drying method; and to characterize, evaluate, and determine the potential antiradical scavenging activity against bacterial cocktail lysate powder. The bacterial cocktail lysate fraction was formulated with a lyoprotectant (inulin) and then dried into powder using the freeze-drying method. The powder obtained was evaluated and tested for stability for 7th (seven) weeks with several parameters, namely organoleptic, pH, moisture content, and anti-radical scavenging activity used the DPPH method. The results showed that of the three formulations of the bacterial cocktail lysate fraction, only the formula with 10% lyoprotectant produced a perfect powder with a rough, tan colour with a characteristic lysate odour, an average pH of 7.84, an average moisture content of 8.31% and had anti-radical scavenging activity with low strength of 349.17 µg/ml and an increase in the yield of bacterial cocktail lysate fraction powder by 5-8%. Based on the results of the study a bacterial cocktail lysate formulation with inulin lyoprotectant was obtained which be stable at room temperature (25-30oC)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Sandhy Padmanaba
"Daun sambung nyawa (Gynura procumbens L.) merupakan tanaman obat yang memiliki sifat antioksidan. Daun sambung nyawa segar mudah dibudidayakan di Indonesia namun tidak praktis untuk dikonsumsi secara langsung. Produk fresh juice dari daun sambung nyawa segar menjadi alternatif sediaan yang bisa ditawarkan kepada masyarakat supaya lebih praktis untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan antioksidan fresh juice daun sambung nyawa dengan metode scavenging radikal hidroksil menggunakan reagen 2-deoksiribosa sebagai model inti sel. Aktivitas antioksidan fresh juice daun sambung nyawa diukur melalui pembentukan kromogen merah muda MDA-TBA hasil degradasi 2-deoksiribosa menggunakan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 520 nm. Kemampuan scavenging fresh juice tertinggi yang didapat pada penelitian ini adalah 50,37% pada konsentrasi 90 mg/ml. Konsentrasi efektif fresh juice daun sambung nyawa untuk mengangkut radikal hidroksil sebesar 50% ditunjukkan oleh nilai EC50 yang tercapai pada konsentrasi 87,03 mg/ml. Hingga waktu penyimpanan 8 jam, penurunan rata-rata kemampuan scavenging fresh juice daun sambung nyawa yang disimpan pada suhu refrigerator sebesar 10,63%, tidak sebanyak jika fresh juice disimpan pada suhu kamar mencapai penurunan kemampuan scavenging rata-rata 20,82%. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa fresh juice daun sambung nyawa baik yang disimpan pada suhu refrigerator maupun suhu kamar kurang memiliki daya tahan terhadap pertumbuhan bakteri, namun memiliki potensi sebagai antibakteri alami. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Baikuni
"Penggunaan lisat mikroba untuk perawatan kulit telah tumbuh secara substansial di pasaran. Lisat merupakan sel yang membran luarnya telah rusak karena bahan kimia atau proses fisik yang dikategorikan sebagai postbiotik. Posbiotik adalah produk inaktif atau metabolit dari mikroorganisme yang memiliki aktivitas biologis. Eksplorasi mikroba komensal kulit dalam pengembangan bahan aktif perawatan kulit telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, empat galur bakteri dari sampel kulit suku Jawa, Staphylococcus hominis MBF12–19J, Staphylococcus warneri MBF02–19J, Bacillus subtilis MBF10–19J, Micrococcus luteus MBF05–19J. Penggabungan ke-empat galur bakteri dalam bentuk koktail telah dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk mendapatkan metode perolehan rendemen (Yield) lisat koktail bakteri yang optimum dengan mengoptimalkan pertumbuhan masing-masing bakteri dalam media produksi dilanjutkan dengan proses koktail skala Batch fermentation menggunakan biofermentor 2L. Perolehan lisat optimum berupa debris sel dan fraksi lisat diproses melalui enkapsulasi dengan inulin dan maltodekstrin metode spray drying kemudian diuji aktivitas penangkalan radikal bebas dan analisis metabolomik untuk mengetahui profil metabolitnya. Hasil menunjukkan waktu inkubasi pertumbuhan optimum kultur bakteri individu skala biofermentor 2L untuk Micrococcus luteus MBF05-19J, Bacillus subtilis MBF10-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Staphylococcus hominis MBF12-19 adalah 21, 17, 7, dan 15 jam. Waktu inkubasi fermentasi 3 jam pada suhu 37 ℃, agitasi 50 RPM, aerasi 5% oksigen terlarut. Rendemen lisat koktail kering semprot sebesar 16,5325% dengan karakteristik serbuk putih, halus, homogen, higroskopis, beraroma khas lisat. Kandungan lembab 8,93%, ukuran partikel 1150-1470 nm, aktivitas antiradikal bebas (IC50) 755,258 μg/mL. Profil metabolit lisat koktail dan serbuk lisat kering semprot menunjukkan kandungan metabolit yang masih sama.

The use of microbial lysates for skincare has substantially grown in the market. Lysates are cells with damaged outer membrane due to chemical or physical processes and categorized as postbiotics. Postbiotics are inactive product or metabolites of microorganisms with biological activities. Exploration of skin commensal microbes in the development of skincare active ingredients was carried out by previous study, four bacterial strains from Javanese skin samples, Staphylococcus hominis MBF12–19J, Staphylococcus warneri MBF02–19J, Bacillus subtilis MBF10–19J, Micrococcus luteus MBF05–19J. The combination of bacterial strains in cocktail form was completed in this study to obtain the optimum bacterial cocktail lysate yield method by optimizing each bacterium’s growth in production medium followed by Batch fermentation cocktail process using 2L biofermentor. Optimum lysate recovery of cell debris and lysate fraction was processed through encapsulation with inulin and maltodextrin by spray drying method, followed by radical scavenging assay and metabolomic analysis to determine the metabolite profile. The result showed the optimum growth culture incubation time of 2L biofermentor scale for Micrococcus luteus MBF05-19J, Bacillus subtilis MBF10-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Staphylococcus hominis MBF12-19 were 21, 17, 7, 15 hours respectively. Fermentation incubation time was 3 hours at 37 ℃, agitation 50 RPM, aeration 5% dissolved oxygen. The yield of spray dried cocktail lysate was 16,5325% with the characteristic of white, smooth, homogenous, hygroscopic, distinctive lysate aroma. Moisture content was 8,93%, particle size 1150-1470 nm, radical scavenging activity (IC50) 755,258 μg/mL. Metabolite profile of cocktail lysate and spray dried cocktail lysate remained the same."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Sugiat
"Salah satu senyawa yang telah diketahui memiliki peran penting dalam pencegahan dan pengobatan penyakit adalah senyawa antioksidan. Salah satu sumber senyawa antioksidan adalah senyawa-senyawa fitonutrien, yaitu senyawa yang terkandung dalam tanaman. Saat ini, telah banyak tanaman dieksplorasi untuk mendapatkan kandungan metabolit sekundernya. Akan tetapi, perhatian terhadap hasil samping dan limbah dari industri pangan masih sangat sedikit. Salah satu hasil samping industri makanan yang memiliki potensi yang sangat besar adalah dedak padi (Oryza sativa L.). Oleh karenanya, perlu diketahui potensi dedak padi, terutama sebagai salah satu sumber senyawa antioksidan dan senyawa-senyawa fenol. Dalam menentukan aktivitas antioksidan, digunakan dua metode, yaitu metode peredaman radikal DPPH dan metode Penentuan Kekuatan Reduksi, sedangkan kadar fenol total ditetapkan dengan metode Folin-Ciocalteu. Dalam Penelitian ini, kadar fenol total yang terbanyak dikandung pada ekstrak metanol dedak padi varietas OM-4495 dengan kadar fenol total 71,85 mg setara asam galat / gram, sedangkan dari uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH memberikan hasil nilai IC 50 terkecil diberikan oleh ekstrak metanol dedak padi varietas IR-64 yaitu sebesar 350,64 ppm dan dengan metode Penentuan Kekuatan Reduksi memberikan hasil terbaik pada ekstrak metanol dedak padi varietas IR-42 yaitu sebesar 39,23% dibandingkan dengan standar BHT.

Compound that has been known to have an important role in the prevention and treatment of disease is antioxidant. One source of antioxidant compounds are phytonutrients, i.e. compounds contained in plants. In recent years, many plants have been explored to obtain the secondary metabolites. However, there are few attention to the co-products and wastes from food industries. One co-product of food industry that has been promising potential is the rice bran. As a source of phytonutrient, the potency of rice bran is in its antioxidant activity and phenolic compounds. Antioxidant activity of rice bran is determined by DPPH Scavenging Assay and Reducing Power Determination, while Total Phenolic Contents is determined by Folin-Ciocalteu Reagent. In Folin-Ciocalteu Method, the highest total phenolic content is methanolic extract of rice bran from OM- 4495 variety, i.e. 71.85 mg Gallic Acid Equivalent / gram. DPPH Scavenging Assay give result as the lowest IC 50 given by methanolic extract of rice bran from IR-64 variety, i.e. 350.64 ppm and Reducing Power Determination Method give the highest result by methanolic extract of rice bran from IR-42 variety, i.e. 39.23% of BHT standard."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library