Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"West season represent period of strong blowing wind in southern waters of Malang, East Java Province with maximum speed of wind reaching 31.37 that happened in Februari 2008, while average speed of wind 10.16 knot. During this season wind pattern even also relative more disseminating to all direction compared to other seasons. Westerly wind is dominant at the season. During three next seasons, namely early-year switchover season, east season and year-end switchover season, wind pattern settdly blow from east and south-east directions. Speed of its feeber wind even also than west season, specially at early-year switchover and year-end switchover seasons. East wind is predominating wind puff since April till November with strongest blowing 23.19 knot happened in July and average speed of this wind reach maximum 15.39 knot in August. March become period of calm wind puff with wind blowing disseminating from all direction relatively . Average speed of wind in this month only 5.90 knot and speed of the strongest 12.93 knot only. February - March mark a period of wind gradient strongest and average speeds with maximum and minimum reaching during December 2007 till November 2008."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rainey Windayati
"ABSTRACT
The tropical atmospheric phenomenon known as the Madden Julian Oscillation (MJO) is an atmospheric, large scale, eastward propagating circulation anomaly that originates over the Western Indian Ocean, confined to the tropics, and moves at around 5 to 10 ms with return interval from 30 to 60 days. Near global analysis demonstrated that the MJO is a signficant phenomenon that can influence daily rainfall patterns, even at higher latitudes, through interactions with Mean Sea Level Pressure (MSLP). Areas where the MJO phenomenon occur; can be used to gather information on the weather and climate in order to forecasting MJO phenomenon. MJO is responsible for intraseasonal climate variance not only in the tropics, but also in higher latitudes."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2016
575 OSEANA 41:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Riyanto
"Prakiraan Jangka panjang terutama prakiraan musim untuk daerah Tropis masih sangat sulit dilakukan dan hasilnya masih sangat jauh dari kebenarannya. Banyak model dipakai untuk membuat prakiraan tersebut, dan hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Di Indonesia banyak model yang dipakai untuk membuat prakiaan jangka menengah dan jangka panjang, hasilnya juga kurang menggembirakan. Model-model yang dominan dipakai di Indonesia adalah model statistik murni ( yang dominan adalah time series). Dengan memakai Power Spectrum Analysis pada daerah penelitian (Pulau Jawa) ternyata daerah tersebut mempunyai periodisitas dominan tiga sampai lima tahunan untuk musim kemarau dan tidak kelihatan periodisitasnya dengan jelas pada musim penghujan.
Untuk membuat prakiraan musim di P. Jawa , pada penelitian ini digunakan kaidah monsoon dan hubungan tendensi tekanan dalam pernilihan prediktor, yang dapat ditulis melalui persamaan :
Y = A + B,X1 + B:X2 + BA,
Y = Curah hujan (variabel tak bebas)
Xi , X2, X, = Unsur klimatologi lainnya (variabel bebas)
Dari kaidah muson dapat dipilih prediktor-prediktor yang mempunyai pengaruh dominan atas perubahan musim tersebut. Ada lima katagori yang mempunyai pengaruh dominan atas perubahan musim antara lain Energi matahari, Muson barat atau timur, kecepatan angin, Hujan dan suhu muka laut. Karena prediktor-prediktor yang dipilih dalam pengolahan kurang lebih 25 unsur maka dengan mempergunakan Step Wise Analysis dicari prediktor mana yang mempunyai korelasi paling tinggi secara berurutan sehingga persamaan diatas bisa lebih ringkas dan ketepatannya semakin baik. Setelah didapat persamaan sebagai model, ramalan dapat diperoleh dengan mencari harga Y setelah variabel bebas X di Subtitusikan ke persamaan tersebut. Diperoleh hasil untuk musim kemarau 1995 mempunyai ketepatan 66%, dan musim hujan 1994/1995 mempunyai ketepatan 72 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The research center for water resources has been involved in the implementation of weather modification technology (WMT) with the evaluation of results. In anticipation of further evaluation, a standard precept should be set up in the context that the implementationunit of cloud seeding is not making rain but modifying the weather..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Abdul Razak Thaha
"Musim mempunyai pengaruh terhadap fluktuasi persediaan makanan pada tingkat keluarga, yang menyebabkan terjadinya fluktuasi konsumsi makanan anggota keluarga. Musim juga mempunyai pengaruh terhadap faktor-faktor morbi diatas, beban kerja ibu (yang berakibat antara lain terhadap alokasi waktu ibu untuk merawat anak), keadaan sosial ekonomi serta perilaku masyarakat terhadap gizi dan kesehatan.
Dalam mencari gejala dini dampak musim terhadap keadaan kesehatan dan gizi masyarakat, kajian-kajian sebelumnya menyarankan mengamati kelompok anak sebagai anggota masyarakat yang paling rentan. Lebih jauh disarankan untuk melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan anak dengan alasan, pertumbuhan anak merupakan indikator yang peka dari keadaan kesehatan dan gizi.
Kajian-kajian mengenai pengaruh musim terhadap keadaan kesehatan dan gizi pada hakikatnya menegaskan bahwa pengetahuan dan pemahaman yang baik, benar dan cermat mengenai musim, mempunyai arti yang 'sangat strategik dalam penyusunan program-program gizi dan kesehatan masyarakat terutama bagi kelompok masyarakat miskin. Salah satu kelompok masyarakat di Indonesia yang masih menjadi kantong-kantong kemiskinan adalah kelompok nelayan. Masalahnya, sepanjang yang didokumentasikan, belum ditemukan kajian mengenai hubungan musim dengan gizi-kesehatan pada kelompok ini. Berdasarkan pertimbangan pentingnya kajian tersebut maka penelitian dengan tajuk, Pengaruh Musim Terhadap Pertumbuhan Anak Keluarga Malayan, ini dilakukan.
Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dipilih dengan sengaja sebagai lokasi penelitian karena memiliki AKB yang sangat tinggi {178 °/0q) dan proporsi KKP balita yang lebih tinggi dari rata-rata NTB. Kecamatan Keruak terpilih karena dihuni oleh 72% nelayan di Lombok Timur. Mereka memproduksi 92% total dari produksi perikanan laut di Lombok Timur.
Desain penelitian adalah desain panel dengan jumlah sampel 250 dari minimal jumlah sampel diperlukan sebesar 198 yang dihitung berdasarkan formula "hypothesis testing for two population means" (Lemeshow dkk., 1990), dan u = 228, alhpa=0,05, dan beta=0.10. Pemilihan sampel dilakukan dengan dengan cara 'proportional random sampling'.
Perubahan berat badan sebagai indikator pertumbuhan, diukur pada minggu terakhir setiap bulan. Penentuan besarnya asupan kalori anak dan alokasi waktu ibu dilakukan dengan metode Recall satu hari-24 jam. Data diare dan ISPA-A dikumpulkan dengan metode Recall dua minggu. Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga untuk pangan dan untuk kesehatan ditentukan dengan recall satu turo.
Masa satu tahun penelitian dibagi menjadi 3 periode waktu yakni, pertama, Periode Akhir Kemarau mulai Juli sampai Oktober 1992; kedua, Periode Musim Hujan mulai November 1992 sampai Februari 1993; dan ketiga, Periode Awal Kemarau, Maret sampai Juni 1993.
Selama penelitian, kontrol kualitas dilakukan dengan ketat antara lain dengan standarisasi petugas lapangan dan instrumen, standarisasi metode pengukuran, pengawasan realibilitas pengukuran antropometri, pengorganisasian dan supervisi, dan rotasi petugas lapangan antarkelompok subjek.
Penyuntingan dan pemasukan data dilakukan dengan program Epi-Info versi 5, pembersihan dan analisis data dilakukan dengan program SPSS versi 4. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat (analisis varian, analisis korelasi, analisis regresi sederhana), dan analisis multivariat (analisis varian repeated measures dan analisis regresi ganda).
Hasil analisis menunjukkan bahwa musim mempunyai efek yang bermakna terhadap tambahan' berat badan (weight gain) anak. Tambahan berat badan anak paling tinggi terjadi pada periode Awal Kemarau {210 gram), dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara periode Akhir Kemarau (140 gram) dengan Musim Hujan (130 gram).
Musim juga mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap asupan kalori, diare, ISPA-A, alokasi waktu ibu, serta pendapatan dan pengeluaran keluarga untuk makanan. Tetapi tidak berpengaruh terhadap pengeluaran keluarga untuk kesehatan. Tambahan berat badan yang rendah pada periode Akhir Kemarau sesuai dengan rendahnya pendapatan keluarga, rendahnya pengeluaran keluarga untuk makanan dan kesehatan, rendahnya asupan kalori, tingginya infeksi diare dan ISPA tinggi, tetapi tidak sesuai dengan besarnya alokasi waktu ibu untuk anaknya.
Tambahan berat badan yang rendah pada periode Musim Hujan sesuai dengan sangat tingginya diare dan masih tingginya ISPA. Akan tetapi tidak sesuai dengan tingginya pendapatan dan pengeluaran keluarga untuk makanan dan kesehatan, dan meningkatnya asupan kalori, serta alokasi waktu ibu untuk anaknya yang cukup.
Fenomena rendahnya tambahan berat badan pada Musim Hujan menunjukkan bahwa kenaikan asupan kalori tidak mempunyai pengaruh terhadap tambahan berat badan. Hal ini disebabkan oleh tingginya diare yang mengakibatkan terjadinya gangguan biovailabiliti dan bioutiliti zat gizi.
Alokasi waktu ibu untuk anaknya pada semua periode musim cukup besar tetapi tidak mempunyai korelasi dengan variabel-variabel infeksi, asupan kalori, dan tambahan berat badan yang secara teoritis mempunyai hubungan dengannya. Ini menunjukkan bahwa kualitas perawatan anak yang masih rendah.
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengeluaran keluarga per kapita untuk makanan dengan asupan kalori. Demikian pula, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengeluaran keluarga per kapita untuk biaya kesehatan dengan episode diare, durasi diare, episode ISPA-A, dan durasi ISPA-A.
Kenyataan yang menarik dari hasil analisis pendapatan adalah, pendapatan keluarga per kapita pada Akhir Kemarau (mass jeleng) tidak berbeda bermakna dengan pendapatan keluarga pada periode Awal program gizi dan kesehatan seyogianya ditujukan pada pencegahan penularan diare dan ISPA yang terjadi melalu jalan pernapasan, pemenuhan kebutuhan kalori anak, dan penyediaan air bersih. Atas pertimbangan kedaruratan, maka pada periode ini perlu memasok bahan makanan pokok dan air bersih kepada kelompok-kelompok miskin; (3) pada periode Musim Hujan, program gizi dan kesehatan seyogianya berkonsentrasi pada pencegahan dan penanggulangan. diare yang menular terutama melalui mulut; (4) memberi peluang dan ketrampilan kepada ibu-ibu untuk dapat ikut membantu meningkatkan pendapatan keluarga; (5) dan program motorisasi adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan pendapatan nelayan dengan harapan mempunyai efek ganda untuk akhirnya berdampak positif terhadap keadaan gizi dan kesehatan. Belajar dari pengalaman dan kegagalan sebelumnya, maka perlu diperhatikan dua hal, pertama, sediakan perahu motor ukuran besar agar dapat digunakan pada masa angin kencang dan ombak yang besar yang merupakan masa jeleng; kedua, kembangkan suatu model pembinaan, kelompok kerja dengan cara mengkombinasikan prinsip-prinsip manajamen modern dengan dinamika sosio-kultural yang telah dimiliki pada hubungan Ponggawa-Sawi. Pemberi program motorisasi memberikan pembinaan ketrampilan penggunaan alat modern kepada sawi dan pembinaan manajemen kepada ponggawa. Pengelolaan kelompok sepenuhnya diserahkan kepada kelompok kerja di bawah pimpinan ponggawa. Pemberi program tidak perlu membentuk kelompok kerja baru apalagi mengganti peran ponggawa."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
D404
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Histological examination of gonad of female redbelly yellowtail fusilier Caesio cuning was carried out in order to discribe the oocyte development and annual changes of ovarian composition....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Izmiria Az Zahra
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana self-identity konsumen perempuan melalui four-season fashion dari perusahaan fast fashion Zara. Kerangka pemikiran dari penelitian ini menggunakan konsep utama dari self-identity, fashion, dan perempuan dan fashion. Metodologi penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam dan studi data sekunder seperti jurnal, berita, artikel, serta buku sebagai alat untuk mendapatkan analisis data. Keabsahan data penelitian ini menggunakan azas kepercayaan dengan kriteria, yaitu: credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa self-identity konsumen perempuan four-season fashion terbagi atas tiga kategori, yaitu feminine-season identity, masculine-season identity, dan unisex-season identity. Feminine-season identity muncul dari karakter girly yang cenderung menyukai Spring/ Summer Season Fashion, masculine-season identity muncul dari karakter boyish yang cenderung menyukai Fall/Winter Season Fashion, dan unisex-season identity muncul dari karakter girly yang cenderung menyukai Fall/Winter season fashion ataupun sebaliknya.

ABSTRACT
This study aims to find out how the self-identity of female consumers through four-season fashion from fast fashion company Zara. The framework of this study uses the main concepts of self-identity, fashion, and women and fashion. The methodology of this study uses qualitative methods with data Collection techniques through in-depth interviews and secondary data studies such as journals, news, articles, and books as a tool to obtain data analysis. This research also uses the validity of dependability and conformability. The results of this study found that the self-identity of female consumers of four-season fashion is divided into three categories, which are feminine-season identity, masculine-season identity, and unisex-season identity. Feminine-season identity emerges from girly characters who tend to like Spring / Summer Season Fashion, masculine-season identity emerges from boyish characters who tend to like Fall / Winter Season Fashion, and unisex-season identity emerges from girly characters who tend to like Fall / Winter season fashion or vice versa."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Ruditya Surya
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh Seasoned Equity Offering berupa Right Issue terhadap return dan likuiditas perdagangan saham perusahaan tercatat non-keuangan yang terjadi di Bursa Efek Indonesia dalam rentang waktu tahun 2006- 2013yang dibedakan kedalam dua variabel pembeda berdasarkan jenis rights issue (sweetened and unsweetened) dan tingkat financial distress(safe, grey dan distress zone).Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study.Hasil penelitian membuktikan bahwa penerbitan modal tambahan melalui rights issue bukan merupakan pilihan yang tepat bagi perusahaan dengan tingkat financial distress rendah yang mengalami respon negatif dari pasar atas return dan likuiditas perdagangan saham. Namun fakta yang terjadi pada perusahaan yang berada dalam safe zone tidak berlaku bagi perusahaan tercatat yang berada dalam grey dan distress zone, yang mendapat respon positif pasar.Efek pemanis (sweetener)berupa waran memberikan pengaruh kepada peristiwa rights issue yang terbukti dengan peningkatan return dan likuiditas perdagangan saham yang terjadi pada perusahaan yang berada dalam grey dan distress zone.

This research examines about the effect of Seasoned Equity Offering in the form of Rights Issue onreturn and liquidity of stock trading of non-financial listed company in Indonesian Stock Exchange within 2006-2013which are distinguished into two variables based on type of rights issue (sweetened and unsweetened) and level of financial distress (safe, grey and distress zone).The research method used in this study is event study.The research proves that the issuance of additional capital through rights issue is not a right option for low distress companies which have negative response from market over the return and liquidity of stock trading. However, the fact that occurs in companies which are in the safe zone does not apply for companies which are in grey and distress zone because they get positive market response.The sweetener in the form of warrants gives effect to the rights issue which is proved with the increase of return and liquidity of stock trading for companies in grey and distress zone."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>