Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Gde Putu Gunawan
"Benar, bahwa minat yang besar adalah mendorong saya memilih periode pendudukan Jepang sebagai topik dalam penulisan skripsi ini. Karena pada masa yang relatif singkat tersebut timbul perubahan sosial dan pada tahap akhirnya menempatkan peranan dan status bangsa Indonesia kedalam posisi yang seharusnya, di mana sebelumnya ha_nya merupakan orang kecil di samping bangsa-bangsa asing yang ada di Indonesia. Sering timbul pertanyaan dalam diri saya, apa yang terjadi pada bangsa Indonesia kalau Jepang tidak pernah menjajahnya ? Pertanyaan tersebut mendorong saya mempelajari lebih mendalam interaksi antara bangsa Indonesia dan Jepang pada tahun 1942-1945. Bukankah sangat menarik sekali ? di mama sebuah bangsa yang menganut nilai-nilai kerukunan ( harmonius } diperkenalkan kepada nilai ketepatguncan ( efficiency ) dan pencapaian tujuan ( goal attainment ) oleh bangsa yang menjajahnya. Walaupun dalam pelaksanaannya tidak ja_rang menimbulkan pertentangan dan kekecewaan bangsa yang dijajah, namun di pihak lain ia berhasil merubah sikap bangsa Indonesia khususnya Madiun, terutama di kalangan pemuda menjadi pemuda yang bersemangat harimau _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwinsyah
"Sumber utama yang dapat mendukung penyusunan sejarah kuna Indonesia adalah sumber-sumber tertulis. Prasasti sebagai salah satu sumber tertulis merupakan sumber yang mengungkapkan informasi di berbagai hal yang ada pada kehidupan masyarakat jaman dahulu. Dengan mempelajari tulisan-tulisan kuna di dalamnya, informasi tentang masa lalu dapat diungkap. Isi dari prasasti biasanya memuat keterangan yang berkisar pada peringatan suatu kejadian. Ada beberapa macam prasasti seperti penetapan sima, jayapattra, jayasong, rajaprasasti dan suddhapattra. Pada umumnyya prasasti yang banyak ditemukan berupa penetapan sima. Prasasti jenis ini di masa lalu merupakan peristiwa yang sangat panting menyangkut status tanah yang dipertahankan terus secara turun temurun. Prasasti Kawambang Kulwan 913 S merupakan jenis prasasti penetapan sima. Prasasti ini ditemukan di desa sendang Kamal, kecamatan Maospati, Madiun dan kini tersimpan di Museum Nasional dengan nomor D.37. Prasasti ini telah dibaca oleh J.L.A. Brandes walaupun hanya 12 baris bagian awal pada sisi depan. Bentuk dasar dari prasasti Kawambang Kulwan ini berupa batu padas dengan bentuk blok berpuncak lancip dengan tinggi 187, lebar 105 dan tebal 92 cm. Huruf yang dipahatkan terdapat di seluruh sisi dengan huruf dan bahasa Jawa kuna dan pada bagian bawah dihiasi dengan pahatan hiasan bunga padma. Banyak kerusakan di beberapa bagian prasasti ini yang menyebabkan kesulitan dalam pembacaan dan sedikit mendapat informasi dari isi prasasti tersebut. Hasil pembacan Brandes yang hanya sebanyak 12 baris menjadi perhatian penulis untuk melakukan penelitian terhadap prasasti Kawambang Kulwan ini untuk diteliti lebih lanjut Riwayat dan isi prasasti ini sebagai berikut : sekitar 70 tahun setelah masa pemerintahan Sindok dari Mataram, diantara kurun waktu tersebut tidak didapat informasi mengenai pemerintahan raja-raja di rentang waktu tersebut, hingga munculnya pemerintahan raja Airlangga. Prasasti Kawambang Kulwan berada di kurun waktu yang kosong itu, dengan angka tahun 913 S. Walaupun nama raja pada prasasti ini tidak terbaca tetapi dari angka tahun dan sumber data lain yang mendukung seperti kitab Wirataparwa yang ditulis tahun 918 S menyebut diantara tahun tersebut diperintah oleh raja Dharmmawangsa Teguh. Seperti telah diketahui bahwa raja ini tewas dibunuh dalam serangan raja Wurawun dalam suatu pralaya, kisah ini tertulis dalam prasasti Pucangan yang dikeluarkan oleh raja Airlangga. Prasasti yang dikeluarkan oleh raja Dharmmawangsa Teguh sedikit sekali dan banyak yang rusak sehingga sulit digambarkan bagaimana masa pemerintahan raja tersebut. Informasi yang didapat pada prasasti Kawambang Kulwan adalah berupa penetapan sima di desa Kawambang Kulwan yang berupa sima swatantra dari sri maharaja (Dharmmawangsa Teguh) yang diteruskan oleh Pu Dharmmasanggramawikranta dan diterima oleh Samgat Kanuruhan Pu Burung tentang pendirian bangunan suci untuk dewa Siwa dan adanya ajaran kitab Siwasasana. Upacara tersebut dihadiri oleh para samgat dari berbagai daerah di sekitar desa Kawambang Kulwan. Prasasti berhenti pada bagian pemberian hadiah, tidak tertutup kemungkinan terdapat kelanjutan dari isi prasasti ini di bagian batu yang lain. Penulis melihat masih banyak yang belum terungkap dari isi prasasti Kawambang Kulwan ini baik dari segi aspek kehidupan masyarakat, sosial, ekonomi dan sebagainya belum terjawab semua. Penelitian lebih lanjut masih terbuka untuk mengkaji lebih dalam prasasti Kawambang Kulwan ini"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library