Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Pojoh, Ingrid Harriet Eileen
Abstrak :
ABSTRAK
Agama Kristen masuk di Indonesia pada pertengahan abad ke-16 Masehi, bersamaan dengan kolonisasi Portugis. Berdirinya benteng Portugis di Ternate pada tahun 1522 Masehi dianggap sebagai pemancangan tonggak penyiaran agama Kristen di antara orang-orang Indonesia. Sebenarnya, jauh sebelum bangsa Portugis membangun koloninya di Ternate, agama Kristen sudah pernah ada di Indonesia.
Salah satu laporan yang dibuat oleh rohaniwan-rohaniwan Fransiskan menyebutkan bahwa pada sekitar abad ke-7 Masehi, di sebuah tempat di pantai barat Sumatra bagian utara bernama Fansur (Fancur) ditemukan banyak biara dan gedung gereja. Tempat yang bernama Fansur ini ternyata adalah kota kecil bernama Barus di Tapanuli. Bentuk kekristenan yang hidup pada saat itu diduga adalah kekristenan Nestorian yang borcorak "Gereja Lama", yang datang bersamaan dengan tibanya pedagang-pedagang India dan Timur Tengah di tempat itu. Gambaran tentang kekristenan Nestorian tidak kita peroleh karena sumber-sumber mengenai hal ini tidak ada. Bahkan sisa-sisa kekristenan itupun tidak menyisakan apa-apa pada kekristenan yang kita kenal sekarang.
Pada masa antara hidupnya kekristenan Nestorian di Sumatra bagian utara dan lahirnya koloni Portugis di Tarnate, kegiatan pekabaran Injil dilakukan oleh rohaniwan-rohaniwan Fransiskan yang sesungguhnya melakukan tugas kerohanian tersebut dalam rangka perjalanannya menuju daerah tugas mereka, yaitu Asia Timur. Karena sifat pekabaran Injil yang mereka laksanakan pada dasarnya bersifat transit, maka sangatlah jelas bahwa pemeliharaan iman di antara penganut Kristen yang masih muda tersebut tidak bisa dilakukan.
Pekerjaan pekabaran Injil mengalami perkembangan ketika bangsa Portugis mcmbentuk koloninya di Ternate. Kesertaan para rohaniwan dalam armada dagang Portugis sangat membantu penyiaran dan pemeliharaan iman orang-orang yang baru menjadi Kristen. Pada awal tumbuh dan berkembangnya agama Kristen di Indonesia, bentuk kekristenan yang hadir dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan politik-ekonomi dan sosial keagamaan Setempat. Bentuk kekristenan yang dianut oleh jemaat-jemaat baru ini menunjukkan pemahaman yang masih sangat terpengaruh oleh kepercayaan asli.
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Tambunan, Nadia Rumenta
Abstrak :
Jepang tidak dapat dianggap sebagai suatu negara Kristen. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penganutnya yang tidak lebih dari satu persen jika dihitung dari populasi seluruh penduduknya. Namun demikian, Kristen dipandang sejajar dengan Shinto dan Budha sebagai salah satu dari tiga agama yang utama dalam sejarah Jepang modern. Tidak sebanding dengan jumlah penganutnya yang kecil, Kristen menempati tingkat yang besar dalam, bagian_bagian penting kehidupan masyarakat modern, terutama di bidang pendidikan dan kehidupan intelektual. Penilaian terhadap peran Kristen dalam kehidupan masyarakat tidaklah mudah karena hubungannya yang begitu erat dan saling mempengaruhi dengan modernisasi serta westernisasi, sehingga sulit memisahkan ketiganya. Ini dapat dilihat terutama dari propaganda Kristen melalui pengajaran ilmu pengetahuan baik lisan maupun tulisan serta masyarakat Jepang sendiri yang memandang Kristen sebagai agama modern. Agama Kristen yang masuk kembali ke Jepang setelah dinyatakan terlarang selama dua ratus tahun dan ditekan dengan kejam itu, tidak lepas dari tekanan politik ma_syarakat barat terhadap Jepang. Penerimaannya juga berhubungan erat dengan kepentingan politik Jepang terhadap negara-negara barat. Penganut Kristen setelah Restorasi Meiji tahun 1868 kebanyakan berasal dari kaum Samurai yang tersingkir. Mulanya mereka belajar bahasa Inggris untuk mempermudah komunikasi dengan orang barat, terutama dalam perdagangan. Kemudian mereka mulai tertarik dengan Kristen karena dianggap mampu memberikan paham modern yang sesuai dengan perkembangan dunia saat itu. Banyak dari mereka akhirnya menjadi orang-orang yang berpengaruh di masyarakat. Dengan pendidikan yang dipero_leh dari sekolah Kristen, yang banyak mengajarkan tentang paham kebebasan, mereka mampu menjadikan gereja Kristen sebagai gereja yang mandiri, lepas dari campur tangan bangsa barat. Dalam pemerintahan, kelompok ini merupakan kaum oposisi pemerintah, yang nyata dalam media massa dan partai politik. Melalui pelayanan sosial, agama ini juga telah memperkenalkan paham sosial yang nantinya berkembang luas seperti halnya paham liberal.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13891
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lydia Herwanto
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Kyai Sadrach Suropranoto dan umatnya tahun 1871 _ 1899 ini saya ajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana pada jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Pembahasan tentang Kyai Sadrach Suropranoto dan umatnya yang berpusat di Radukuhan Karangjoso, wilayah Kutoarjo yaitu daerah Jawa Tengah bagian selatan, sepan_jang pengetahuan saya merupakan masalah yang belum dibahas secara terperinci, ditinjau dari sudut sejarah. Walaupun demikian hal tersebut merupakan suatu kenyataan yang terjadi dalam sejarah Indonesia. memang ada beberapa tu-lisan yang mengungkapkan sekilas tentang umat Kristen Ja_wa di daerah Jawa Tengah bagian Selatan ini ataupun tentang pribadi pemimpinnya yaitu Kyai Sadrach Suropranoto , misalnya dalam tulisan J. Wietjen S.Y. yang berjudul Pas_tur van Lith mengenai Kyai Sadrach dalam majalah Brien_tasi, Pustaka Filsafat dan jeologi; tahun 6, 1974, tulis_an I. Sumanto W.P. yang berjudul Kyai, Sadrach Seoranq Pencari Kebenaran, Sebabak Seiarah Pekabaran Injil di Jawa Tengah terbit tahun 1974, tulisan pendeta F. Lion Cachet yang berjudul Een Jaar LE Reis in dienst der tending terbit tahun 1890 dan tulisan L. Adriaanse yang berjudul Sadrach's Krino terbit tahun 1899...
1985
S12251
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sihotang, Jakasmin
Abstrak :
Sampai awal abad ke-19, tanah Batak yang terletak di_antara Aceh dan Minangkabau belum mendapat gangguan dari Rheinische Missions. Penduduknya masih hidup tenteram di_antara suku-suku di sekitarnya yaitu suku Melayu di Sumatra Timur dan suku Minangkabau di Sumatra Barat. Penduduk Batak secara mayoritas hidup dengan bercocok tanam di ladang dan di sawah. Kepercayaan asli yaitu Parbegu dan adatnya masilt mempengaruhi pola pemikiran masyarakat Batak. Terbukanya tanah Batak pada pertengahan abad ke-19 terhadap dunia luar tidaklah terlepas dari masuknya unsur-unsur agama Kristen yang dibawa oleh Zending Inggris, Amerika, Be_landa dan Jarman. Tanah Batak mendapat sentuhan pertama dari unsur asing adalah dengan datangnya tending Inggris Nathaniel Ward dan Richard Burton pada tahun 1824. Mereka di kirim oleh Baptist Mission Society of England (BMSE) ke tanah Batak dengan tujuan menyebarkan Injil Kristen. Kedua pendeta lnggris ini tidak berhasil mengKristenkan masyarakat Batak. Sebagai sentuhan kedua datang dengan system kekerasan (perang) dari pasukan Padri Minangkabau yang di pimpin oleh Tuanku Rao (1825-1829). Tuanku Rao dengan pasukannya menyerbu tanah Batak sampai ke pedalaman dengan tujuan untuk _
1986
S12651
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library