Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Kompas, 2004
070.92 BEB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jeni Andriani
Abstrak :
Penelitian mengenai majalah Femina dilakukan selain melalui studi kepustakaan, juga di Redaksi Majalah Femina, Jakarta, pada bulan November. 1998 hingga April 1999, tujuannya ialah untuk melihat perjalanan Femina dari tahun 1972 hingga tahun 1982, di mana pendirian Femina pada tanggal 18 September 1972 bersamaan dengan kebangkitan majalah hiburan di Indonesia. Kehadiran Femina membawa citra baru dalam dunia bacaan kaum wanita karena merupakan pelopor dalam segi bentuk dan isi, dengan ciri-ciri, mencolok, karena tata warna yang cerah dan kertas yang halus mengkilat, serta isinya yang selain memuat urusan rumah tangga juga urusan di luar rumah (bekerja). Selama satu dasawarsa (1972-1982) berkiprah dalam dunia pers Indonesia, Femina sedikit banyak berperan dalam memajukan kaum wanita khususnya dan dunia pers umumnya, dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toebagus Luthfi
Abstrak :
ABSTRAK
"King of The Java Pres", inijlah julukan yang djberikan oleh pers Jepang kepada Parada Harahap. Lengkapnya Gelar Mangaraja Satan Gunung Muda, lahir di Pergarutan, Sumatera Utara, tanggal 15 Desernber 1899, dan wafat di Jakarta tanggal 11 Mei 1959. 'Itidak heran jika julukan 51:11 diberikan kepadanya, namun agaknya kurang lengkap julukan tersebut jika kita ingin mengetahui siapa sesungguhnya sosok Parada Harahap. Selain dia memang aktiif di dunia pers, juga tidak dapat kita pungkiri banyak sumbangannya terhadap perkembangan pers nasional dan bahkan sempat rnendirjkan Akademi Wartawan di Jakarta. Dia jaga dapat kita katakan sebagai. seorang kolumnis, pejuang yang othodidak. Banyak sudah karyanya yang telah diterbitkan, misalnya ; "JurnaIistik Di Amerika" ; "Dari Pantai Kc Parrtai Menuju ke Matahari Terbit? ; "Jurnalitis Dan Pers" ; "Berhubung Perjalanan Ke Dari Nippon" ; "Riwajat Dr. Rivai" ; 'ffndonesia Sclaarang " dan masih banyak Jagi arti:kel-artikel yang tidal: terbilang jumlahnya. Sebagai pejuang, Parada sejak awal Sudah menampakkan sikap poliitiknya yang perlakuan ijdak wajar darl tuan- besar perkebunan Beianda. Sikapnya yang kontroversi, jujur dan teguh pada pendiriannya yang dianggap benar, mengakibatkan disingkirkannya oleh kebanyakan pemuda yang bersikap militan. Pandangannya ini nampak demikian berani di sidang-sidang BPUPKI, tetap sestia pada janjinya sebagai saudara tua, mengakui peranan Jepang dalam Indonesia meraih kemerdekaan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Pradjoko
Abstrak :
Konsep pemasaran sudah banyak diterapkan di bidang jasa informasi. Istilah pemasaran yang dimaksud mengacu pada kegiatan menganalisa, merencana, mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan guna mencapai tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Daur hidup produk merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat berdasarkan posisi produk yang dihasilkan oleh suatu unit usaha dalam kurva daur hidup produknya. Gagasan umum dari daur hidup produk adalah bahwa suatu jasa pelayanan mempunyai karakteristik kehidupan normal yang mengikuti tahap-tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, penurunan dan pada akhirnya menyelesaikan daur hidupnya atau keluar dari pasar. Pada penelitian ini, Yang diteliti adalah produk jasa Kesiagaan Informasi di PDII-LIPI. Data yang diambil dibatasi hanya pada Jasa Informasi Kilat, Buletin Informasi Kilat dan Paket Kesiagaan Informasi Teknologi Industri. Data dianalisa berdasarkan prosentasi perubahan penjualan riil dari beberapa tahun periode pengamatan. Prosentasi perubahan penjualan tersebut merupakan variabel kontinyu yang digambarkan sebagai suatu kurva distribusi normal dengan nilai rata-rata sama dengan nol, dengan menggunakan parameter nilai rata-rata dan standar deviasi.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalia Alfian
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Naldi
Abstrak :
Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terdidik dalam mengisi berbagai kedudukan dalam sistem birokrasi pemeriutahan dan sistem Tanam Paksa, pemerintah kolonial Belanda di Sumatera Barat membuat kebijakan untuk membuka sekolah-sekolah rendah untuk masyarakat pribumi. Awalnya -kelika di Padang- kebijakan untuk membuka sekolah bagi orang-orang pribumi kurang mendapat sambutan masyarakat, akan tetapi ketika seorang Residen Steinmetz- membuka sekolah-sekolah nagari di daerah pedalaman -darek- temyata mendapat sambutarr positif dari masyarakat. Memang sedikit berbeda pengelolaan sekolah model Seinrnetz ini dengan yang ada di Padang. Sekolah di darek lebih bersifat otonom, Arti otonom disini adalah masyarakat pribumi lebih terlibat alctip dalam membiayai, pendirian dan membangun tempat sekolah. Sementara pemerintah hanya membantu dalam soal siapa pengajarnya dan membuat kurikulum pendidikan. Sekolah- sekolah nagari ini temyata berhasil mengatasi kekurangan tenaga untuk mengisi jabatan-jabatan tingkat rendah sampai rnenengah dalam struktur adrninistrasi pemerintahan dan struktur sistem Tanam Paksa. Melihat keberhasilan di Darrel; daerah-daerah pesisir ikut pula mengembangkan sekolah model ini di daerahnya_ Hasilnya pada akhir abad ke-19 muyarakal; Sumatera Barat mulai terpengaruh dan berlornba-lomba untuk bisa memperoleh kcsempatan belajar di sekolah-sekolah nagari tersebut. Dengan semakin banyaknya sekolah nagari, pemerintah mulai memikirkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sumatera Barat, Temyata rencana peningkatan mum ini, sein-ing pula dengan perubahan oerientasi politik di Negeri Belanda. Kemenangan kaum Liberal telah mcngubah pandangan pemerintah terhadap daerah koloninya. Menurut pandangan kaum Liberal, suclah saatnya pemerintah memikirkan untuk memberi kesempatan pada penduduk pribumi untuk lebih maju. Pandangan ini semakin kuat ketika kcluarnya kebijakan Politik Etis pada awal abad ke-20. Momentum Poltik Etis dipergunakan oleh pemerintah kolonial di Sumatera Barat untuk membantu pembiayaan dengan pengelolaan sekolah-sekolah nagari yang memang sudah berkembang di Sumatera Barat. Pembangunan sekolah tidak saja dilakukan untuk pendidikan rendah, pendidikan lebih tinggipun segera di buka di Sumatera Barat, seperti berdirinya Sekolah Raja di Fort de Koek, Mulo,dari AMS di Padang. Pada akhirnya, memasuki awal abad ke-20 masyarakat Surnatera Barat sudah banyak yang memperoleh pendiclikan Barat. Mereka-mereka yang sudah berpendidikan ini dalam perkembangnnya telah melahirkan klompok sosial baru dalam masyarakat, dan menurut istilah scorang sejarawan -Mestika Zed- disebutnya dengan kelompok elit baru. Semetara berlangsungnya pembangunan dalam bidang pendidikan. Pada awal abad ke-20, akibat perubahan kebijakan pemerintah Negeri Belanda juga terjadi disektor perekonomian Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada tahun l908, dan kemudian diganti dengan sistem Ekonomi Pajak Uang. Keberadaan sistem ini dalam kenyataannya telah membuka dacrah Sumatera Balflt dari kedatangan berbagai investor baik asing maupun dari Belanda sendiri. Pcrubahan ini sekali lagi memaksa pemerintah untuk membangun berbagai infrasturktur baru ( terutama di perkotaan), perbaikan sarana transportasi dan termasuk komunikasi. Perkembangan menuju masyarakat moderen telah membuka berbagal kebutuhan- kebutuhan baru dalam masyarakat, Tuntutan untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut pada akhirnya telah melahirkan masyarakat konsumen di Sumatera Barat. Kehadiran masyarakat konsumen ini merupakan pangsa pasar yang baik untuk menggerakkan roda perekonomian. Salah satu eiri khas masyarakat konsumen adalah kebutuhan akan layanan komunikasi yang, Iebih eepat dan nyaman- Kondisi ini mempakau peluang untuk lahimya media pers daerah di Sumatera Barat Wujut nyata dari peluang itu, pada tahun 1911 -tepat dua tahun setelah berakhirnya Tanam Paksa- berdirilah Al-Munir dan Oetoesan Meirjoe di Padang sebagai media pers daerah terlua di Sumatera Barat. Dalam perkembangannya, kehadiran media pers bergerak sesuai dengan kebutuhan pasar. Sementara akibat terjadinya proses modernisasi dalam masyaralcat telah membuka lahirya berbagai spesialisasi pekeljaan ( hadimya berbagai profesi dalam masyarakat ). Keberagaman profesi ini pada kenyataanya telah membentuk keberagaman media pers di Alam Minangkabau.. Tingkat keberagaman tidak berhenti sampai ke titik itu.. kembali pada persoalan pembangunan pendidikan, di Sumatera Barat bukan saja pendidikan Barat yang mengalami proses menuju masyarakat moderen, pendidikan Islampun juga demikian, perbedaan alam pikiran dalam menajalankan proses modemisasi ini pada kenyataannya telah membuat media pers lebih semakin beragam. Belum lagi kelompok masyarakat lainnya, pada saat itu juga mengalami proses yang sarna, seperti kaum wanita, dan adat. Pada akhimya penelilian ini telah membuktikan beberapa hal-hal poko, diantaranya 1) Modemisasi memang telah melahirkan media pers, dan modemisasi sekaligus telah melahirkan kelompok-kelompok masyarakat baru. Kehadiran berbagai kelompok baru ini merupakan dasar untuk media pers jadi beragam. 2) Pesatnya pertumbuhan media pers di Sumatera Barat pada saat itu, ternyata tidak ditunj ang oleh pengelolaan keuangan ya ng baik, Fenomena pertumbuhan media pers im selalu menggambarkan ketimpangan neraca keuangan.. Macetnya uang langganan dari pelanggan mempakan keluhan hampir setiap pengelola media pers. Akibatnya, pemunbuhan pers yang tinggi pada pcriode 1900-1930, berbanding sama dengan hancurnya berbagai industri pers pada periode itu.
In order to handle lack of educated workers to fulfill some positions in governmental system and Cultuurstelsel, Dutch colonial in West Sumatra had policy to open elementary level schools for the natives. At first, in Padang, the policy to open the schools didn?t get good responses from society. However, when a resident - Steinmetz - started to open schools named Sekolah Nagari in the distant land area which was known as derek, it received positive responses from the people. Schools in derek were more autonomy. The concept of autonomy at this case can be explained as the involvement of native people positively in founding, and developing these schools. Government, otherwise, only facilitated them with teachers and schools curriculum. The fact showed that these school were success to overcome lack of educated workers and fulfilled low to mid level positions in the government and structure of Cultuurstelsel Based on the success in derek area, some areas during the beach lines - or which was known with the name Pesisir -also started to develop such schools. As a result, at the end of l9"? century, West Sumatra people began to compete in getting opportunity to get education in such schools. Following the development on number of schools, government started to think about the quality of education. It was also in conjunction with the changing of political orientation in Dutch. The success of liberals in taking over government had changed the view of Dutch government to its colony. Based on liberal?s idea., it was the right time to give the opportunity for people to become more modem. This idea get stronger when the policy called Erfs Politic appeared at the beginning of 20?h century. Momentum of Etis Politic was used by colonial government to facilitate and manage these schools which actually had developed well in West Sumatra. Development of schools were not only on low-level but also for higher education such as Sekolah Raja Fort de Kock, MULO, and AMS in Padang. As a result, at the beginning of 20"? century, a lot ef pecple in West Sumatra had got education. They, then, had also made the development of new social Status in the society, which was called by historian - Mestika Zed - 3 new elite group. The development in education continued. At the beginning of 20"' century, the changing on politic in Dutch also occurred in economic side. Cultur Stelsel was diminished in 1908, and it was replaced by tax systems. The new system had invited some investors, even from Dutch or other countries, to come to West Sumatra. The changing, then, made government build new infrastructures (especially in the city), included means of transportation and communication line. Development to become modern people had created new necessities in the society. Demands to fulfill these necessities had appeared consumed-people in West Sumatra. They were good target to develop economy. One of the characteristics of the people was the needs on fast and safe communication. Furthermore, this condition was believed to be the beginning of press development in West Sumatra. It was proved in 1911 or exactly two years after the diminishing of Cultuurstelsel by releasing Al-Munir and Oetoesan Melajoe in Padang as the oldest media press in West Sumatera. In the next progress, press development was based on the needs of people. At the same time, modernization in the society also caused specialization in profession (profession in society existed). Variation in society also had created variation in press media in Minangkabau. Otherwise, it was not the end of variation that occurred. Deal with educational development, it was not only western-baed education but also Islamic-based education which developed. Then, it also had resulted on greater variation in press. Other groups of people such as women and traditional people also changed. Lastly, this research proves some main points, as seen follow: 1). Modernization had developed press media., and created new group of people in society. The appearance of new society became the base of variation in press. 2) At that time, fast development of press in West Sumatra was not supported by good management and accounting. Phenomenon on the development of press used to describe imbalance on the accountancy. inconsistency on payment of subscribers was the main problem on most of presses. As a results, its high development during the period of 1900-1930 was in conjunction with bankruptcy many of presses on the same period.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T4913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trio Kurnia Ryplida
Abstrak :
Sebagai media massa yang lahir dari situasi revolusi, Siasat memiliki peran yang tidak sedikit di dalam sejarah pers Indonesia. Didirikan oleh dua tokoh intelektual pers Indonesia, Soedjatmoko dan Rosihan Anwar, Siasat berupaya menjadi media masa yang membela kepentingan bangsa Indonesia ketika masa revolusi. George McTurnan Kahin mengatakan bahwa Siasat adalah media massa berhaluan sosialis yang cukup berpengaruh pada zamannya. Media massa mingguan ini lahir pada 4 Januari 1947 dan mulai berakhir penerbitannya pada 1957. Pada periode tahun 1947-1950, Siasat menjadi media yang memerjuangkan kepentingan Republik Indonesia melawan Belanda. Ketika Indonesia diduduki oleh Belanda, Siasat tetap memilih terbit kendati beberapa kali dibreidel oleh tentara Belanda. Namun demi berdirinya negara Indonesia, Siasar tetap terbit. Pada masa tahun 1950-an, Siasat menjadi media yang bertugas mengawasi jalannya kekuasaan. Ia menjadi pengawas dan berfungsi sebagaimana layaknya media massa lainnya di dalam sejarah pers. Siasat berhasil menjadi media massa yang menyumbangkan pemikiran-pemikiran berharga bagi bangsa Indonesia. Pada saat Indonesia memasuki era percobaan demokrasi, Siasat kembali memegang pernan penting di dalam penyadaran masyarakat akan pentingnya demokrasi. Siasat juga melalui rubrik kebudayaan Gelanggang, menyumbangkan banyak gagasan tentang arah kebudayaan baru di Indonesia. Kendati namanya jarang disebut-sebut dalam khasanah sejarah pers di Indonesia, Siasat memiliki peran tersendiri di dalam dinamika intelektual di Indonesia. Sehingga Siasat bolehlah dicatat sebagai media massa yang berhasil menyumbangkan peran penting dalam sejarah pers Indonesia. ......According to George McTurnan Kahin, Siasat is the most influencing socialist mass media. It founc by two prominent journalist and inteligencia in Indonesia, Soedjatmoko and Rosihan Anwar in January 4 1947. As a media which found in the time of Indonesia revolution, Siasat have played an important role in the history of Indonesian press. Siasat played an important role to against Dutch psy-war in media. During Dutch occupation in Indonesia, Siasat is the one media who struggle to defend Indonesia's independence. Siasat still publish even thought Dutch Army force the board of editor were consist from young journalist and intellectuals who knew very much what have they do in the new nation named Indonesia Prior to 1950, Siasat stand side by side with Indonesian government to against the Ducth occupation. But after Round Table Conference in The Hague, Siasat tried to be a watchdog mass media who gave their critique to the government of Indonesia. Although it was a socialist weekly magazine, Siasat can be a media with broaden perspectives. Its cultural column, called 'Gelanggang', attracted a number of young writers belonging to the 'Generation of 45'. It shows us how important Siasat democratization process in the early period of Indonesian independence. Even thought Siasat has never mentioned in the Indonesian journalism history, Siasat has own role in Indonesian intellectual dynamics. In 1950's, Siasat become a media which oppose to the government it is strongly related to those in the board of editor who affiliate to the Indonesian Socialist Party (Partai Sosialis Indonesia).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T38090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhianto Priyo Kuncoro
Abstrak :
Perubahan sosial dalam masyarakat Rusia tinjauan dari beberapa kepala berita surat kabar yang terbit di Rusia kurun waktu 1991-1993. (Dibimbing oleh Zeffry, M.Hum. dan Tri Wahjuning M. Irsyam, M.Si.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1998, jumlah halaman 90 ditambah ix halaman dan dilengkapi tabel, grafik, dan gambar-gambar contoh kepala berita surat kabar yang terbit di Rusia kurun waktu 1991-1993. Masalah perubahan sosial masyarakat Rusia tinjauan dari beberapa kepala berita surat kabar yang terbit di Rusia dalam kurun waktu 1991-15.93 dianalisis dengan mengingat bahwa sejarah itu adalah suatu proses dengan hubungan sebab-akibat. Proses itu berarti keadaan sekarang berkaitan dengan keadaan di masa lampau atau bahkan disebabkan oleh keadaan di masa lampau. Tujuan penulisan skripsi ini adalah merekonstruksi sejarah Rusia setelah diberlakukannya perestroika pada tahun 1986 dan setelah keruntuhan Uni Soviet pada tahur. 1991, dengan fokus penelitian pada perubahan dalam media pers Rusia tahun I991-1993. Dengan melihat proses perkembangan media pers Rusia dalam kurun waktu terscbut diharapkan keadaan media pars Rusia sekarang (tahun 1998) dapat dijelaskan, Ruang lingkup masalah ditetapkan antara bulan Januari 1991 sarnpai dengan September 1993 dengan mempertimbangkan bahwa perubahan dalam media pers Rusia belum berakhir dan masih terus berlargsung - bahkan sampai sekarang. Metode yang dipakai dalam penelitian skripsi ini adalah metode penelitian kepustakaan. Metode ini merupakan upaya penelusuran data dari sumber kepustakaan, balk sumber primer maupun sumber sekunder. Sebagai pelengkap dilakukan wawancara dari narasumber yang ada di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah berupa kesimpulan sementara bahwa telah terjadi perubahan dalam media pers Rusia, khususnya media surat kabar yang terbit di Rusia. Perubahan yang teramati dari contoh-contoh kepala berita yang dipakai sebagai objek penelitian skripsi ini yaitu perubahan bentuk pers Rusia, dari bentuk pers Uni Soviet menjadi bentuk pers liberal -- dengan ciri masing-masing bentuk pers yang saling bertolak belakang...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S14841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>