Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
Warieh HR
"ABSTRAK Microbial fuel cell (MFC) sistem dua kompartemen menggunakan kultur E. coli UICC B-15 telah berhasil dikonstruksi. Kompartemen anoda yang merupakan tempat terjadinya metabolisme bakteri dipasangkan dengan kompartemen katoda yang berisi larutan Fe3+. Pada penelitian ini digunakan methylen blue sebagai mediator transpor elektron pada larutan di kompartemen anoda. Pengukuran produksi arus listrik dilakukan terhadap MFC yang menggunakan kultur bakteri yang dipanen pada fase stasioner dan pada fase eksponensial dalam kondisi aerob dan anaerob. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa MFC menggunakan kultur bakteri yang dipanen pada fase stasioner berhasil memproduksi arus listrik dan potensial sel yang dibandingkan terhadap kontrol. Arus yang pertama kali diukur sebesar 27,4 ??A dengan potensial 270 mV, yang secara teoritis setara dengan berat ekivalen protein sel sebesar 3.4 x10-5 g. Perubahan kondisi pada kompartemen anoda dari aerob ke anaerob (dalam atmosfer nitrogen) meningkatkan produksi listriknya. Sedangkan, pada kondisi anaerob pada kompartemen anoda dan kondisi aerob (aerasi) pada kompartemen katoda menyebabkan penurunan produksi listrik menjadi relatif lebih lama. Keyword : dua kompartemen, elektrokimia, methylen blue, microbial fuel cell, sel bahan bakar ix + 59 hlm, tabel, gambar, lampiran Bibliografi : 32 (1959 ?V 2005)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Amien Rahardjo
[Date of publication not identified]
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Faris Kemal Naufan
"
ABSTRAKListrik adalah energi penting yang digunakan oleh masyarakat. Terdapat banyak teknologi untuk menghasilkan listrik, namun mereka memiliki kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan fakta ini, studi ini mengusulkan metode alternatif untuk menghasilkan listrik dengan teknologi sel bahan bakar karbonat cair atau molten carbonate fuel cell (MCFC) dengan bahan bakar hasil dari gasifikasi batubara. Teknologi MCFC telah diketahui sebagai teknologi yang bersih dan lebih efisien daripada teknologi lainnya. Pabrik yang diusulkan terdiri dari gasifikasi batubara dan MCFC. Pabrik tersebut dapat dimodelkan dan disimulasikan dengan menggunakan Aspen Plus untuk mengevaluasi kinerja teknisnya. Gasifikasi batubara dan MCFC telah dimodelkan dan disimulasikan didalam simulator Aspen Plus dengan disain kapasitas listrik yang ditentukan, yaitu sebesar 10 MW. Jenis coal yang digunakan di simulasi adalah sub-bituminous. Dari simulasi dihasilkan jumlah batubara yang dibutuhkan untuk pabrik adalah sebesar 63,56 ton / hari. Efisiensi gas dingin (CGE) dari gasifier yang diperoleh adalah sebesar 64,2%, dan efisiensi listrik bersih MCFC adalah 46,79%, sedangkan efisiensi total dari sistem adalah 55,5%. Total efisiensi yang diperoleh dari studi ini sesuai dengan studi-studi sebelumnya.
ABSTRACTElectricity is an essential energy used by the society. There are many technologies for electricity production, however they have advantages as well as disadvantages. Based on this fact, the study proposes an alternative method to producing electricity by molten carbonate fuel cell (MCFC) fueled by gasified coal. MCFC is known to be clean and more efficient than other technology. The plant consists of coal gasification and molten carbonate fuel cells, and it can be modelled and simulated by Aspen Plus in order to evaluate the technical performance. Both coal gasification and MCFC have been modelled and simulated in the Aspen Plus simulator with a determined design capacity of 10 MW of electricity. The type of coal that is used is sub-bituminous coal. From the simulation, the results for the amount of coal needed for the plant is 63.56 tonne/day. The cold gas efficiency (CGE) of gasifier obtained is 64.2% and the MCFC net electrical efficiency is 46.79%, while the total efficiency of the system is 55.5%. The total efficiency obtained from this study is in accordance with the previous studies. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
JS 2:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Luqyaanaa Mursyidah Zahra Ash-Shalehah
"Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan jenis fuel cell dengan sistem biologis yang banyak menarik perhatian para peneliti dunia. Namun dalam pengoperasiannya MFC masih memiliki keterbatasan, salah satunya pada penyediaan akseptor elektron seperti oksigen. Sejumlah alternatif yang telah dilakukan seperti menyediakan oksigen secara langsung memerlukan energi yang cukup besar, sedangkan penggunaan air-cathode memerlukan katalis yang cukup mahal. Oleh karena itu, dikembangkanlah suatu integrasi menggunakan mikroalga menjadi Microalgae-microbial Fuel Cell (MmFC) dimana mikroalga fotosintetik berperan sebagai penghasil oksigen. Dengan menggunakan substrat air limbah, perangkat MmFC dapat berfungsi untuk pemulihan air limbah sekaligus menghasilkan biolistrik. Pada penelitian ini digunakan model air limbah tempe sebagai substrat dengan kandungan bakteri indigenous yang mampu mendegradasi senyawa organik. Mikroalga yang digunakan pada penelitian ini berupa konsorsium Chlorella vulgaris dan Spirulina platensis melihat potensi dari interaksi simbiosis pada kedua mikroalga tersebut. Penelitian ini akan diawali dengan pre-kultur menggunakan variasi pada rasio komposisi konsorsium Chlorella:Spirulina (1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 3:2). Komposisi konsorsium pada 3:2 menghasilkan biomassa dan laju pertumbuhan tertinggi yaitu 3,94 g/L pada jam ke-222 dan 0,021/jam pada jam ke-110. Konsorsium ini juga menghasilkan kadar oksigen tertinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai akseptor electron yaitu 6,77 mg/L pada jam ke-192. Konsorsium mikroalga kemudian digunakan dalam perangkat dual-chamber MmFC 500 mL. Setelah pengoperasian selama 49 jam diperoleh tegangan dan energi listrik tertinggi dihasilkan oleh konsorsium mikroalga pada rasio 3:2 dengan luas permukaan anoda 59,06 cm2 pada jam ke-24 sebesar 437,1 mV dan 323,48 mW/m2.
Microbial Fuel Cell (MFC) is a type of fuel cell with biological system that attracts the attention of world researchers. However, MFC still has limitations where one of which is the provision of electron acceptors such as oxygen. Several alternatives have been made such as providing oxygen directly, but it requires a large amount of energy, while the use of air-cathode requires an expensive catalyst. Therefore, an integration using microalgae was developed which become Microalgae-microbial Fuel Cell (MmFC) where photosynthetic microalgae act as oxygen producers. By using a wastewater as a substrate, the MmFC device can be used for wastewater treatment and producing bioelectricity at the same time. In this study, tempe wastewater model will be used as a substrate with indigenous bacteria that can degrade organic compounds. The microalgae that will be used in this study is a consortium of Chlorella vulgaris and Spirulina platensis due to its potential of symbiotic interaction between the two microalgae. This research will begin with pre-culture using variations in the composition ratio of the Chlorella:Spirulina consortium (1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 3:2). The composition of the consortium at 3:2 produced highest biomass and growth rate 3.94 g/L at 222-hour and 0.021/hour at the 110-hour, respectively. This consortium also produced the highest oxygen content that could be used as an electron acceptor, which was 6.77 mg/L at 192-hour. The microalgae consortium then used in 500 mL MmFC dual-chamber device. After operating for 49 hours, the highest voltage and electrical energy was obtained by the microalgae consortium at a ratio of 3:2 with an anode surface area of 59.06 cm2 at 24-hour of 437.1 mV and 323.48 mW/m2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library