Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariyo Prabowo Hidayanto
Abstrak :
Produksi hidrogen secara biologi (biohidrogen) dengan menggunakan mikroorganisme dari golongan alga merupakan suatu terobosan baru yang menawarkan produksi potensial penggunaan hidrogen dari berbagai sumber energi yang dapat diperbarui. Beberapa penelitian baru yang telah dilakukan adalah mengenai berbagai macam pemanfaatan sintesis hidrogen sebagai salah satu sumber energi terbarukan dengan bahan baku limbah industri secara anaerob sebagai medium tumbuh dengan bantuan agen biologi seperti alga dan bakteri. Dalam penelitian ini, sintesis hidrogen dilakukan melalui pemanfaatan medium tumbuh yang berasal dari limbah susu kambing dan limbah kecap dengan bantuan metabolisme mikroalga hijau Chlorella sp. melalui proses fermentasi cahaya. Selain itu akan dilakukan analisis hubungan antara kepadatan sel Chlorella sp. dan sumber karbon yang terdapat pada medium susu dan kecap dengan produksi hidrogen yang diperoleh serta analisis faktor penentu metabolisme Chlorella sp. Hasil sintesis hidrogen menggunakan GC-TCD menunjukkan bahwa medium susu menghasilkan jumlah hidrogen yang lebih baik dibandingkan kecap sampai sekitar 9 kali lipat yaitu mencapai 40,432 mL Hidrogen / L Kultur. Pada medium susu terlihat bahwa jumlah kepadatan sel Chlorella sp. yang dihasilkan lebih besar jika dibandingkan kecap karena medium susu memiliki selektivitas nutrien bagi selnya yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa metabolisme Chlorella sp. sangat ditentukan oleh, tingkat keenceran medium dan jumlah sumber karbon yang berasal dari kandungan karbohidrat medium. Oleh karena itu, sintesis hidrogen dengan memanfaatkan proses metabolisme Chlorella sp. cukup menjanjikan di masa mendatang walaupun masih dibutuhkannya penelitian yang lebih mendalam.
Production of biological hydrogen (biohydrogen) using microorganism from algae is a new approach that offering potential production of hydrogen application from all renewable sources. Recent experiments conducted the various application of the synthesis of hydrogen production as a renewable energy come from industrial wastewater medium in anaerobic condition by microbial agents like algae or fungi. In this research, synthesis of hydrogen was conducted using growth medium that come from goat milk and soy wastewater by Chlorella sp. metabolism activity through photofermentation process. In addition, the correlation of cell density of Chlorella sp. and carbon content from milk and soy growth medium with hydrogen production was analyzed. The dominant factors that affect metabolism process of Chlorella sp. were also analyzed. Using GC-TCD, milk medium showed more significant hydrogen production amount than soy medium that was 9 times higher than soy medium production with 40,432 mL Hidrogen / L culture from its amount. Moreover, cell density amount of Chlorella sp. from milk medium was more significant than soy medium because milk medium had better nutrient selectivity than soy medium to its cell. Also, milk medium had lower carbon content than soy medium. Thus, this research revealed that metabolism process of Chlorella sp. were determined primarily by the degree of dilution from the growth medium and carbon source amount from carbohydrate content of the growth medium. Therefore, the production of hydrogen using metabolism process of Chlorella sp. will be worthy in the future, although it still needs the further and deeper study.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Juliani Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Kapal laut merupakan moda transportasi yang digunakan untuk memfasilitasi 90% perdagangan internasional. Hal tersebut membuat kapal laut berpartisipasi dalam membuang sekitar 120 juta ton gas CO2 ke atmosfer setiap tahunnya (Hydros Foundation). Dalam rangka menanggulangi dan mencegah dampak yang lebih buruk dari terperangkapnya gas CO2 di udara, International Maritime Organization menetapkan peraturan yang menuntut indutri perkapalan untuk mengurangi emisi CO2 di masing-masing kapalnya sebesar 40% di tahun 2030 mendatang. Dalam memenuhi tuntutan ini industri dapat menerapkan teknologi post-combustion adsorption. Teknologi adsorpsi tentunya membutuhkan adsorben yang cocok sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Pada penelitian ini fungsi yang diharapkan yaitu menangkap gas CO2 pada gas buang kapal, dengan pengaruh adanya gas N2, mengingat gas N2 mempunyai presentase besar pada gas buang kapal. Salah satu adsorben yang memiliki potensi untuk adsorpsi gas CO2 di gas buang kapal adalah MIL-101 (Cr). Material ini memiliki luas permukaan yang besar, dan diiringi dengan kestabilan kimia dan kestabilan termal yang baik. Pada penelitian ini dilakukan sintesis material MIL-101 (Cr) secara hydrothermal, diikuti dengan proses karakterisasi luas permukaan melalui adsorpsi/desorpsi N2, fourier transform infrared sprectoscopy (FTIR), x-ray diffraction (XRD), thermogravimetric analysis (TGA), dan scanning electron microscopy (SEM). Setelah sintesis dan karakterisasi, dilakukan pengujian kapasitas adsorpsi secara volumetrik, kemudian perhitungan selektivitas menggunakan metode ideal adsorbed solution theory (IAST). Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil selektivitas CO2/N2 sebesar 30,1 untuk suhu 27C dan 9,9 untuk suhu 25C.
ABSTRACT
Shipping, or sea freight, is still the most crucial mode of transportation, facilitating 90% of the International trade. With that high percentage, shipping also contributes in accumulating more than 120 million tons of carbon dioxide in the atmosphere each year (Hydros Foundation, 2015). In order to prevent and overcome any worse impact from the heat-trapping gas, International Maritime Organization (IMO) set new rules that require the shipping industry to reduce their ships CO2 emission by 40% in the upcoming 2030. To meet this requirement, post-combustion adsorption technology is an interesting option since this method does not force owner to replace their whole ship system but instead just add some additional equipment. Adsorption method required a suitable adsorbent for each specific purpose. In this research the adsorbent is expected to be able to capture CO2 gasses from a ship exhaust, while considering the effect of N2 gasses that mainly dominate the flue gasses. MIL-101 Cr, a type of metal-organic framework, is one potential adsorbent for the required function. This material has a large surface area, along with a great chemical and thermal stability. In this research writer conducted a hydrothermal synthesize of MIL-101 Cr, followed by material characterization: surface area analysis using N2 adsorption/desorption, fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), x-ray diffraction (XRD), thermogravimetric analysis (TGA), and scanning electron microscopy (SEM). After the synthesize and characterization, adsorption measurement is conducted using volumetric method and then the selectivity is calculated using ideal adsorbed solution theory (IAST) method. In this research the CO2/N2 selectivity using MIL-101 Cr reached up to 30,1 in 27C and 9,9 in 25C.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alesia Prillya Mauna
Abstrak :
Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kasus terjadinya infeksi terus bertambah dari tahun 1968 sampai 2015. Meskipun demikian, sampai sekarang masih belum ada pengobatan yang efektif terhadap DENV. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi potensi katekin sebagai antivirus, yang dapat digunakan dikemudian hari untuk menjadi dasar obat antivirus. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa katekin adalah kandidat antivirus DENV yang bagus, terutama terhadap dengue serotipe DENV-1, DENV-2, dan DENV4 dengan menempel pada NS4B. NS4B itu sendiri penting untuk proses replikasi virus. Akan tetapi, riset ini dilakukan pada tahap molecular docking. Riset ini merupakan riset eksperimental untuk mengetahui potensi katekin sebagai antivirus terhadap DENV serotipe 2 NGC pada sel Huh7it-1. Untuk mengetahui potensi katekin, indeks selektivitas harus diketahui dengan cara mengetahui nilai CC50 dan IC50 dari katekin. CC50 adalah konsentrasi katekin yang dapat merusak setengah dari total sel, yang bisa didapat melalui metode MTT Assay. Sedangkan IC50 adalah konsentrasi dari katekin yang dapat menginhibisi setengah dari total virus, yang bisa didapat melalui metode Focus Assay. Hasil riset ini menemukan CC50 dari katekin adalah 2.755,091 μg/mL, sedangkan IC50nya adalah 21,457 μg/mL. Indeks Selektivitas adalah rasio dari CC50 dan IC50, sehingga Indeks Selektivitas nya adalah 128,400 dengan demikian, katekin berpotensi untuk dikembangkan sebagai antivirus dimasa mendatang. ......Dengue infection is a health issue worldwide. In Indonesia, the rate of infection increased since 1968 to 2015. However, there is still no effective cure against DENV infection until today. Research aims to evaluate catechin’s potency as an antivirus, that can be used in the future as a basis for antiviral drug. Recent research proved that catechin can be a good candidate for antivirus against DENV, especially DENV-1, DENV-2 and DENV-4 serotype by binding to NS4B. NS4B itself is important for viral replication. However, this research was still in the molecular docking stage. This research is an experimental research to seek the potency of catechin as antiviral using DENV Serotype 2 Strain NGC in Huh7it-1 cell. To determine the potency, selectivity index value is needed by achieving the value of CC50 and IC50 of catechin. CC50 is the concentration of catechin that is harmful for the 50% of the viable cells, which its value can be obtained from MTT Assay method. Meanwhile, IC50 is defined as the concentration of catechin that can inhibit 50% of the total virus, which its value can be obtained from of Focus Assay method. This research result found that the CC50 of catechin is 2,755.091 μg/mL and IC50 is 21.457 μg/mL. SI is the ratio between CC50 and IC50, therefore the SI was 128.400. Thus, catechin has the potency to be developed as an antivirus in the future.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Finanda Marsalina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kemampuan selectivity dan market timing dari manajer investasi reksa dana saham di Indonesia pada tiga periode penelitian yang berbeda (lima tahun terakhir, bullish, dan bearish) dan melihat korelasi diantara kedua kemampuan tersebut. Sampel penelitian menggunakan reksa dana saham yang aktif pada periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Pengukuran kemampuan selectivity dan market timing ini menggunakan parametrik model Henrikson Merton. Hasil penelitian menunjukkan belum terdapat kemampuan selectivity dan market timing yang signifikan dari manajer investasi yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan return, dan terdapat korelasi negatif diantara kedua kemampuan tersebut.
This research aims to identify the ability of selectivity and market timing of equity mutual fund stock managers investment in Indonesia in three different periods of research (the last five years, bullish, and bearish) and to see the correlation between these abilities. Sample research uses equity mutual funds that were active during the period January 2004 until December 2008. Measurement of selectivity and market timing ability uses parametric Henrikson Merton model. The results of the research shows selectivity and market timing ability of investment managers insignificantly which give positive ontribution to increase the return of equity mutual fund, and there is a negative correlation between these ability.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6586
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tariza Putri Ramayanti
Abstrak :
Terdapat dua aspek yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan kinerja manajer investasi yaitu kemampuan pemilihan saham (selectivity ability) dan kemampuan penetapan waktu (market timing ability). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja manajer investasi yang meliputi kemampuan pemilihan saham dan penetapan waktu pada reksa dana saham di Indonesia periode Januari 2009 s.d. Desember 2016 dengan menggunakan data return bulanan. Model Treynor& Mazuy dan Henriksson & Merton digunakan pada sampel sebanyak 33 reksa dana. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa secara keseluruhan dari reksa dana yang dijadikan sampel penelitan tidak ada satupun reksa dana yang memiliki kemampuan selectivity baik dengan metode Treynor & Mazuy maupun Henriksson & Merton. Reksa dana yang manajer investasinya memiliki market timing ability sebanyak 11 reksa dana yang menunjukkan nilai koefisien market timing positif dan signifikan berdasarkan model Treynor & Mazuy dan terdapat 10 reksa dana yang menunjukkan nilai koefisien market timing positif dan signifikan berdasarkan model Henriksson & Merton.
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2018
650 ESENSI 8:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Nisma
Abstrak :
RINGKASAN
Sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi, pemakaian unsur-unsur lantanida terus meningkat. Unsur lantanida umumnya ditemukan dalam bentuk campuran dengan unsur lantanida lainnya dalam batuan. Untuk memperoleh unsur lantanida murni dibutuhkan teknik pemisahan yang selektif dan efesien. Ekstraksi pelarut adalah salah satu teknik pemisahan yang banyak dikembangkan sejalan dengan sintesa ligan-ligan baru.

Kriptan adalah ligan makrosiklik yang dapat terprotonasi dengan satu atau duo ion I1 dalam bentuk (LW) dan (LH2)}2. Bentuk ini mampu membentuk kompleks dengan ion logam secara selektif berdasarkan kesesuaian ukuran jari-jari kation logam dengan ukuran rongga kriptan terprotonasi, jenis anion dan kepolaran pelarut yang sesuai. Bentuk kompleks ini dimanfaatkan untuk pemisahan ion lantanida, baik sebagai individu ataupun kelompok.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan selektifitas ekstraksi kompleks Sm*3, Eu+3 dan Yb+3 yang baik, dengan kriptan [2.2.1) dan [2.2.2]_ Selanjutnya hasil yang diperoleh digunakan untuk menentukan kelayakan metoda ekstraksi untuk pemisahan ketiga ion logam tersebut Dipelajari pengaruh pH, jenis dan konsentrasi kriptan, jenis dan konsentrasi pasangan anion terhadap %E dan Log D kompleks yang terbentuk dengan pelarut kloroform. Pengaruh kepolaran pelarut dipelajari dengan menggunakan pelarut murni dan pencampuran pelarut 0-10% kloroform dalam n-heksana, 0-10% diklorometana dalam n-heksana, 0-10% n-heksana dalam kloroform, 0-10% n-heksana dalam diklorometana dan 040% toluen dalam kloroform. Pengaruh pasangan anion pada komposisi kepolaran pelarut 0-100% diklorometana dalam kloroform, dipelajari dengan menggunakan pasangan anion kiorida, asetat dan pikrat.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa selektifitas pemisahan kompleks lantanida kriptat [2.2.11 dan [2.2.21 dipengaruhi oleh pH larutan logam, jenis pasangan ion dan kepolaran pelarut fasa organik yang digunakan_ Kompleks Ln-Hkriptat [2.2.1] mempunyai selektifitas ekstraksi yang tinggi pada pH 3.0 dan terendah pada pH sekitar 5.0. Selektifitas ekstraksi kompleks Ln-Hkriptat [2.2.2.1 diperoleh tinggi pada pH 5.0, dan terendah pada pH sekitar 3.0. Selektifitas ekstraksi ketiga logam pada pH ± 5.0 diperbesar dengan menambahkan pikrat dan asetat sebagai pasangan anion dan mengatur kepolaran pelarut fasa organik. Dari hasil pengaruh komposisi kepolaran pelarut, selektifitas ekstraksi logam Sm dengan Yb atau Eu-kriptat [2.2.1] pasangan ion klorida diperoleh pada kepolaran pelarut rendah (komposisi pelarut 4-10% kloroforn dalam nheksana). Sedangkan selektifitas Eu dengan Yb-kriptat [2.2.1] diperoleh pada kepolaran pelarut tinggi (komposisi pelarut 0-3% n-heksana dalam diklorometana). Selektifitas ekstraksi kompleks Eu dengan Sm atau Yb-kriptat [2.2.21 klorida terjadi pads kepolaran pelarut rendah (komposisi 2-5% kloroform dalam n-heksana), sedangkan selektifitas pemisahan kompleks Srn dengan Yb-kriptar [2.2.2] klorida terjadi pads kepolaran pelarut tinggi (komposisi 70-90 % diklorometana dalam kloroform).

Selektifitas pemisahan Sm dengan Eu-kriptat [2.2.1] maupun [2.12] pikrat diperoleh pada kepolaran tinggi (komposisi 30-40 % diklorometana dalam kloroform). Sedangkan selektifitas ekstraksi Sm dengan Eu-kriptat [2.2.1] asetat diperoleh pada kepolaran pelarut sedang (0 % diklorometana dalam kloroform), sebaliknya selektifitas Sm dengan Eu-kriptat [2.2.1] asetat diperoleh pada kepolaran tinggi (100 % diklorometana).

Selektifitas pemisahan Sm dengan Yb-kriptat [112] asetat diperoleh pada kepolaran tinggi (komposisi 30-100 % diklorometan dalam idoforom).

ABSTRACT The Effect of pH, Anion Pairs and Mixed Composition of Solvents on Extraction

Selectivity of Metals Sm (III), Eu (III) and Yb (III) with Eryptand [2.2.1] and [2.2.2]Along with the development of science and technology, the use of lanthanides elements have continuously increased. Generally, lanthanides can be found as a mixture with other lanthanide elements in minerals. To get pure lanthanides, it needs a selective and efficient separation technique. Solvent extraction is one of the separation technique studied due to the synthetize of new ligands.

Cryptands are macrocyclic ligand (L) that can be protonated with one or two 1r ions to form (LW) and (LH2+2). This protonated ligand can from complexes selectively with metal ion, a complex metals ion based on appropriateness of the diameter of ions with the cavity size of the protonated cryptands. Due to differrent polarity of pair ion complex formed the extraction selectivity were studied with different anion. By using various solvent polarity, the extraction selectivity can be improved. A protonated cryptands can be used for separating lanthanides ion whether individual or groups lanthanides.

The aim of this research is intends to find a better extraction selectivity of Sm+3, Eu+3 dan Yb+3 by using cryptands [2.2.1] and 12.2.2] as complexing agent The result be used to study the feasibility of to separate the three ions (by extraction method). The effect of pH, the type and the concentration of cryptands, the type and the concentration of anion pairs (chloride, picrate and acetate) were studied in chloroform . The impact of solvent polarites were using pure solvent (chloroform, n-hexane, toluene and dichloromethane). Furthur studied were carried out using mixed solvent e.q : 0-10% chloroform in n-hexane, 0-10% dichloromethane in n-hexane, 0-10% n-hexane in chloroform, 0-10% n-hexane in dichloromethane and 0-10% toluene in chloroform. The effect of anion pairs were studied with mixed solvents of 0-100% dichloromethane in chloroform.

The results showed that the separation selectivity of lanthanides-cryptates [2.2.1] and [2.2.2] complex was influenced by the pH of metal solution, the type of pair ion and the polarity of the organic phase. Ln-Hcryptate[2.2.1] complexes had a hight extraction selectivity at pH 5 3.0 and lower at pH 5.0. The extraction selectivity of Ln-Hcryptate [2.2.21 complexs showed bight at pH ? 5.0 and lower at pH 3.0. The extraction selectivity of third metals at pH 5.0 could be enlarged with the increase of picrate and acetate anion pairs, and with the exchange of polarity of organic solvents. The extraction selectivity of Sm and Yb or Eu-cryptate [2.2.1] chloride complexes is shown at lower solvents polarity (4-10% chloroform in n-hexane). While, the separation of Eu with Ybcryptate [2.2.1] is pronounce at bight solvents polarity (0-3% n-hexane in dichloromethane). However, the extraction selectivity of complexs Eu with Sm or Ybcryptate 12.2.2] chloride is found at low 'solvents polarity (2-5 % chloroform in n-hexane). The posibble separation selectivity of complexes Sm and Yb-cryptate [2.2.2] chloride complexes occurred at hight solvents polarity (70-90% dichloromethane in chloroform).

The effect of pair ion on the separation selectivity of Sm with Eu-cryptate [2.2.11 and [2.2.2] picrate occurred at flight polarity (30-40% dichloromethane in chloroform). Whereas, the extraction selectivity of Sm with Eu-cryptate [2.2.1] acetate occurred at solvents of middle polarity (100% chloroforrm), on the other contrary the selectivity of Sm-cryptate [2.2.1] acetate occurred at hight polarity (100% dichloromethane).

Separation selectivity of Sm with Yb-cryptate [2.2.2] acetate occurred at flight polarity (30-100% dichloromethane in chloroform).

1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifnia Widora
Abstrak :
Permitivitas relatif distribusi sel kanker relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sel normal. Oleh karena itu, diagnosis kanker payudara dengan berbasis pengukuran kapasitansi memiliki peluang cukup besar. Dalam studi ini, diagnosis kanker payudara dilakukan dengan menggunakan ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) yang akan memetakan distribusi 3D permitivitas relatif jaringan payudara. Pada penelitian ini dilakukan analisis selektivitas ECVT dalam membedakan kanker ganas (malignan) dan tumor jinak (benign). Pemindaian menggunakan ECVT pada 120 wanita yang mempunyai kelainan pada payudaranya berupa kista, tumor jinak dan kanker ganas berdasarkan identifikasi USG. Hasil menunjukkan bahwa nilai kapasitansi maksimum yang terdeteksi ECVT berkorelasi kuat dengan tingkat keganasan yang diidentifikasi USG. Hasil rekonstruksi ECVT menunjukan bahwa 89.55% dari semua data kanker ganas berada pada nilai kapasitansi maksimum diatas 0.3, sementara 94.4% kista dan tumor jinak berada pada kisaran dibawah 0.3. Hasil ini menunjukkan kelayakan ECVT dalam membedakan kanker ganas dan tumor jinak.
In the previous study, has been developed a novel sensor for Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) to map the distribution of tumor inside the human breast. The ECVT provides a volumetric image of permittivity distribution of the breast tissue, showing higher permittivity of abnormal tissue characterized with a simple cyst, a benign tumor or a malignant cancer as compared with normal breast. In this study, we evaluate the selectivity of the ECVT to differentiate malignant cancers from benign tumors. Serial cases involving 120 patients diagnosed with simple cysts, benign tumors or malignant cancers by Ultrasonography (USG) are scanned using the ECVT, and the images from both of the modalities are compared. It is found that the maximum voxel permittivity value of the reconstructed volumetric image is correlated strongly with the malignancy of the tumor identified by the USG. 89.55% of all malignant data reside above 0.3 in the normalized maximum permittivity value of the reconstructed ECVT image, while 94.4% of simple cyst or benign tumor is in the range below 0.3. This findings suggest the feasibility of the ECVT technique to differentiate the malignant cancer from benign tumor with relatively high selectivity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifnia Widora
Abstrak :
Permitivitas relatif distribusi sel kanker relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sel normal. Oleh karena itu, diagnosis kanker payudara dengan berbasis pengukuran kapasitansi memiliki peluang cukup besar. Dalam studi ini, diagnosis kanker payudara dilakukan dengan menggunakan ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) yang akan memetakan distribusi 3D permitivitas relatif jaringan payudara. Pada penelitian ini dilakukan analisis selektivitas ECVT dalam membedakan kanker ganas (malignan) dan tumor jinak (benign). Pemindaian menggunakan ECVT pada 120 wanita yang mempunyai kelainan pada payudaranya berupa kista, tumor jinak dan kanker ganas berdasarkan identifikasi USG. Hasil menunjukkan bahwa nilai kapasitansi maksimum yang terdeteksi ECVT berkorelasi kuat dengan tingkat keganasan yang diidentifikasi USG. Hasil rekonstruksi ECVT menunjukan bahwa 89.55% dari semua data kanker ganas berada pada nilai kapasitansi maksimum diatas 0.3, sementara 94.4% kista dan tumor jinak berada pada kisaran dibawah 0.3. Hasil ini menunjukkan kelayakan ECVT dalam membedakan kanker ganas dan tumor jinak. ......In the previous study, has been developed a novel sensor for Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) to map the distribution of tumor inside the human breast. The ECVT provides a volumetric image of permittivity distribution of the breast tissue, showing higher permittivity of abnormal tissue characterized with a simple cyst, a benign tumor or a malignant cancer as compared with normal breast. In this study, we evaluate the selectivity of the ECVT to differentiate malignant cancers from benign tumors. Serial cases involving 120 patients diagnosed with simple cysts, benign tumors or malignant cancers by Ultrasonography (USG) are scanned using the ECVT, and the images from both of the modalities are compared. It is found that the maximum voxel permittivity value of the reconstructed volumetric image is correlated strongly with the malignancy of the tumor identified by the USG. 89.55% of all malignant data reside above 0.3 in the normalized maximum permittivity value of the reconstructed ECVT image, while 94.4% of simple cyst or benign tumor is in the range below 0.3. This findings suggest the feasibility of the ECVT technique to differentiate the malignant cancer from benign tumor with relatively high selectivity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
Abstrak :
Koordinasi Proteksi rele arus lebih menjadi bagian dari sistem proteksi tenaga listrik di pengeboran minyak lepas pantai. Penurunan produksi sumur menjadikan rekonfigurasi jaringan akan dilakukan sehingga studi koordinasi proteksi diperlukan agar mencapai keamanan dan keandalan operasional yang diinginkan. Studi koordinasi proteksi dilakukan dengan perangkat lunak Electric Transient and Analysis Program (ETAP). Studi ini membahas permasalahan koordinasi proteksi sistem eksisting pada sisi transmisi tenaga listrik akibat selektivitas proteksi yang kurang baik berdasarkan diagram star. Metodologi dalam perancangan ulang dilakukan dengan mengacu pada standar yang disesuaikan dengan sistem eksisting (ANSI) melalui perhitungan dengan luaran kualitatif. Perancangan ulang koordinasi sistem proteksi telah dilakukan sehingga mendapatkan koordinasi antar rele sesuai dengan tujuan awal (diatas 300ms antar rele). ......Overcurrent relay protection coordination is part of the electric power protection system in offshore oil drilling. The decrease in well production means that network reconfiguration will be carried out so that a protection coordination study is required in order to achieve the desired operational security and reliability. Protection coordination studies were carried out using the Electric Transient and Analysis Program (ETAP) software. This study discusses the problem of coordinating the protection of the existing system on the power transmission side due to deficient protection selectivity based on the star diagram. The methodology for redesigning is carried out by referring to standards adapted to the existing system (ANSI) through calculations with qualitative outcomes. Redesigning the coordination of the protection system has been carried out to obtain coordination between relays in accordance with the initial goal (above 300ms between relays).
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Amira Othman
Abstrak :
Molecularly imprinted polymers (MIPs) have been the most convenient and selected methods in detection and extraction for many types of specific targets in various fields. MIPs were prepared by mixing template molecule with functional monomer in the presence of cross-linker, solvent and initiator. The selectivity of MIPs is strongly influenced by the types of functional monomer, solvent and polymerization process used. Pyrogallol-imprinted polymer (Py-IP) and non-imprinted polymer (NIP) were synthesized via precipitation polymerization using 4-vinylpyridine (4-VP), divinylbenzene (DVB) and azobisisobutyronitrile (AIBN) as functional monomer, cross-linker and initiator, respectively. Pyrogallol (Py) was used as a target molecule. The synthesized polymers were characterized by Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), and UV-Visible Spectroscopy (UV-Vis). In this study, adsorption capacity was measured by the dosage effect, contact time and selectivity study. Results showed that maximum adsorption capacity by Py-IP is above 50%. The Selectivity study shows that k? is >1, which indicates that Py-IP has a good selectivity towards pyrogallol. Therefore, it has a good potential to be used as an adsorbent.
2017
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>