Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faustino, Jeremy
"Penelitian dilakukan dalam rangka melihat gambaran tentang tindakan pengendalian diri secara simultan pada anak-anak umur 3 tahun dan 4 tahun di Indonesia. kemampuan pengendalian diri anak-anak dilihat melalui percobaan yang menguji kemampuan menguji coba dan menunggu reward berupa jelly selama maksimal 13 menit. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini jumlah 41 anak-anak prasekolah berusia 3 hingga 4 tahun. Hasil penelitian menggambarkan adanya tindakan pengendalian diri secara simultan pada anak yang mencapai keberhasilan kedua domain perilaku pengendalian diri, atensi dan menunggu pahala secara bersamaan.

The study was conducted in order to see a picture of simultaneous self-control measures in children aged 3 years and 4 years in Indonesia. children's self-control abilities are seen through experiments that test the ability to try and waiting for a reward in the form of jelly for a maximum of 13 minutes. The participants in this study were 41 preschool children aged 3 to 4 years. The results of the study describe the simultaneous action of self-control in children who achieve success in both domains of self-control behavior, attention and waiting for reward simultaneously."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Yosephine Stefani Martanella
"Penilitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji reliabilitas dan validasi dari alat ukur grit yang baru. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah grit scale yang baru, original grit scale, self-control, dan passion. Alat ukur yang baru digunakan terhadap 142 murid dari dari University of Queensland. Ada korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan original grit scale, dan korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan self-control, yang mengindikasikan bahwa alat ukur grit yang baru adalah valid. Namun kami tidak menemukan korelasi yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan passion. Alat ukur grit yang baru memiliki reliabilitas yang baik, dan item discrimination indices yang konsisten. Penelitian selanjutnya dapat memperbaiki item dengan item discrimination indices yang rendah, dan menggunakan alat ukur ini di populasi yang berbeda.

This study aim to test the reliability and validity of the new grit scale. We gave the new grit scale, along with three other scales: the original grit scale, self-control, and passion. The new scale was tested in 142 students of University of Queensland. We found a positive significant correlation between our new grit scale with the original grit scale, and a positive significant correlation between our new grit scale and self-control, indicating the validity of our new grit scale. However, we failed to find a significant correlation between the new grit scale and passion. Our new grit scale has a good reliability, and the item discrimination indices are consistent. Future improvements should be made regarding the items with low item discrimination indices, and testing the scale to different sample populations. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evie Zoelvia
"Masyarakat mengeluhkan, bahwa badan peradilan tidak dapat dipercaya. Alasannya adalah bahwa putusan-putusan hakim kurang berkualitas, proses beracara di pengadilan tidak memuaskan.
Akibat dari ketidak percayaan masyarakat tersebut, berdampak pada kecurigaan terhadap kinerja hakim dan keputus asaan untuk berperkara di pengadilan. Bahkan pandangan masyarakat cenderung melecehkan serta menghinakan badan peradilan tersebut.
Berdasarkan penelitian penulis, didapat bahwa permasalahan yang ada adalah dikarenakan masih kurangnya ilmu, pengetahuan dan pengalaman dari hakim yang bersangkutan. Selain itu belum adanya pendidikan lanjutan dan pembinaan bagi hakim setelah menjadi hakim. Dan selebihnya adalah bergantung pada sikap dan moral hakim itu sendiri dalam memerankan tugasnya.
Sebelum menjadi hakim, calon hakim dididik dan dilatih oleh Pusdiklat Mahkamah Agung. Pendidikan dan pelatihan itu mencakup tentang lmu hukum dan teknik beracara di pengadilan. Namun di dalam silabus pendidkan calon hakim tahun 2006, tidak mengajarkan pendidikan moral yang berhubungan dengan perilaku bagi calon hakim tersebut.
Dalam memutuskan perkara, seorang hakim diharapkan oleh masyarakat terutama bagi pihak-pihak berperkara untuk adil, bijaksana, berhati-hati, tidak memihak dan dapat mengendalikan kemauan pribadi yang dapat merugikan pihak-pihak berperkara.
Guna meningkatkan pengendalian diri seorang hakim terhadap kemuan pribadinya, penulis bermaksud melakukan intervensi terhadap pendidikan calon hakim melalui program pelatihan Self Control (pengendalian diri), agar calon hakim merasa membutuhkan ilmu tersebut, dapat memahami inti pokok pelatihan dan pengetahuan tentang pengendalian dirinya bertambah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
TA17795
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evie Zoel Via
"Masyarakat mengeluhkan, bahwa badan peradilzm tidak dapat dipercaya. Alasannya adalah bahwa putusan-putusan hakim lcurang bcrkualilas, proses beracara di pcngadilan tidak memuaskan. Akibat dari ketidak percayaan masyarakat tersebut, berdampak pada kecurigaan terhadap kinerja hakim dan keputus asaan untuk berperkara di pengadilan. Bahkan pandangan masyarakat oenderung melecehkan serta menghinakan badan peradilan tersebut.
Berdasarkan penelitian penulis, didapat bahwa pemlasalahan yang ada adalah dikarenakan masih kurangnya ilmu, pengetahuan dan pengalaman dari hakim yang bersangkutan. Selain itu belum adanya pendidikan lanjutan dan pembinaan bagi hakim setelah menjadi hakim. Dan selebihnya adalah bergantung pada sikap dan moral hakim itu sendiri dalam memerankan tugasnya.
Sebelum mcnjadi hakim, calon hakim dididik dan dilatih oleh Pusdiklat Mahkamah Agung. Pendidikan dan pelatihan itu mcncakup tentang lmu hukum dan teknik beracara di pengadilan. Namun di dalam silabus pendidkan calon hakim tahun 2006, tidak mengajarkan pendidikan moral yang bcrhubungan dcngan perilaku bagi calon hakim tersebut. Dalam mcmutuskan perkara, seorang hakim diharapkan oleh masyarakat terutama bagi pihak-pihak berperlcara untuk adil, bii3kS&1I'13, berhati-hati, lidak memihak dan dapat mengendalikan kemauan pribadi yang dapat merugikan pihak-pihak beqaerkara.
Guna meningkatkan pengendalian diri seorang hakim terhadap kcmuan pribadlnya, penulis bermaksud melakukan intervensi terhadap pendidikan calon hakim melalui program pelatihan Self Control (pengendalian diri), agar calon hakim merasa membutuhkan ilmu tersebut, dapat memahami inti pokok pelatihan dan pengetahuan tentang pengendalian dirinya bertambah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
TA34076
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
""The Regulation of Emotion presents contemporary perspectives on emotion regulation. From neuro-biological to cultural processes, it includes empirically grounded work and theories that are central to our understanding of the processes that constitute emotion regulation and their consequences. It highlights several newer sub-areas, including the relationship between psychopathology and emotion regulation. This interdisciplinary, international volume also presents data and theory that have applied value that may be useful for people working in such fields as communication, psychotherapy, and counseling."--BOOK JACKET."
New Jersey: Lawrence Erlbaum , 2004
152.4 REG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putri Rafikanti
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat, terutama dalam dunia kerja, membuat penggunaan internet menjadi sangat penting bagi masyarakat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Namun, di sisi lain hal ini juga dapat memicu munculnya salah satu perilaku kontraproduktif yaitu cyberloafing. Beberapa faktor yang berperan dalam adanya perilaku cyberloafing adalah burnout dan self control yang dimiliki seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran self control dapat menjadi moderator pada hubungan antara burnout dan cyberloafing di kalangan pekerja. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik convenience sampling, dengan pengambilan data secara daring yang menggunakan alat ukur Copenhagen Burnout Inventory (Kristensen dkk, 2005), Cyberloafing Scale (Lim, 2002), dan Brief Self Control Scale (Tangney dkk, 2004). Dari total 611 data yang terkumpul, hasil penelitian yang dianalisis menggunakan PROCESS macro v3.5 Hayes pada SPSS versi 25 menunjukkan bahwa terdapat efek interaksi antara burnout dan self control yang signifikan pada cyberloafing (t = -2.99, p < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa self control dapat memperlemah hubungan antara burnout dan cyberloafing pekerja.

The use of the internet among workers can be very helpful to finish a task. But on the other hand, it can also triggers counterproductive behaviors, namely cyberloafing. Some of the key factors that inflict cyberloafing are burnout and lack of self control. This research was conducted to see how the role of self control can be a moderator between burnout and cyberloafing among workers. This research was collected the respondents using the convenience sampling technique and measured with the Copenhagen Burnout Inventory (Kristensen et all, 2005), the Cyberloafing Scale (Lim, 2002), and the Brief Self Control Scale (Tangney et all, 2004). A total of 611 data collected were analyzed using PROCESS macro v3.5 Hayes on SPSS version 25 and showed a significant interaction effect between burnout and self control on cyberloafing (t = -2.99, p <0.05). It can be concluded that self control can weaken the relation between burnout and cyberloafing among workers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yusuf Rombe M. Allo
"Pada umumnya orang berpendapat bahwa seseorang yang memiliki intelligence yang tinggi, maka orang-orang ini memiliki tingkat motivasi kerja yang tinggi dan disertai dengan prestasi kerja yang tinggi pula. Manusia pada umumnya mempunyai dua jenis intelligence yaitu Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Intelligence (EI), kedua intelligence ini sangat berperan dalam keberhasilan bekerja. Emotional Intelligence adalah kemampuan sesorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelligence menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Penelitian ini akan melihat seberapa besar konstribusi faktor pengendalian diri dan faktor keterampilan sosial dalam meningkatkan motivasi kerja seseorang. Dalam penelitian sampel yang digunakan sebanyak 250 orang dan 46 item. Namun setelah uji realibilitas dengan menggunakan program ITLM14N dan SPSS ternyata terdapat 20 item yang tidak dipertimbangkan karena memiliki nilai yang rendah, sehingga dalam penelitian ini hanya ke 26 item yang valid dan reliable tersebut digunakan untuk analisis selanjutnya.
Dari hasil analisis model statistik dengan menggunakan program LISREL baik dengan analisis model structural equation modeling, model regression analysis maupun model path 1, ternyata ke tiga analisis model tersebut "tidak fit", sehingga peneliti melanjutkan pada analisis model path 2, dan ternyata model analisis path 2 inilah yang dapat menggambarkan hubungan ketiga variabel atau faktor di atas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T18834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Yuni Nursasi
"Penurunan fungsi gerak menjadi salah satu penyebab stress bagi lansia karena dapat mengganggu mobilisasi dan produktivitas lansia. Situasi stress memotivasi individu (lansia) untuk melakukan perlawanan yang dikenal sebagai koping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi koping yang umum digunakan lansia terhadap penurunan fungsi gerak. Penelitian ini dilakukan di wilayah RW 05, 08 11, Kelurahan Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. Responden yang terlibat dalam penelitian sebanyak 46 orang. Usia responden berkisar antara 60-89 tahun. Jenis kelamin terbanyak adalah wanita yaitu 65.22%. Responden yang masih mempunyai pasangan hidup sebanyak 52.17% dan sisanya hidup tanpa pasangan yaitu janda 41.30% dan duda 6.52. Angket dikembangkan mengacu pada delapan jenis koping sesuai pedoman koping oleh Folkman & Lazarus yaitu konfrontasi, dukungan sosial, penyelesaian masalah, kontrol diri, penanggulangan peristiwa, penilaian yang positif, menerima tanggung jawab, penginkaran. hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia menggunakan ke delapan jenis koping tersebut. Sebagian besar responden menggunakan koping yang adaptif, sedangkan kping maladaptif digunakan oleh 30.43% responden untuk koping kontrol diri; 13.04% responden untuk koping penanggulangan peristiwa dan 63.04% untuk koping pengingkaran. Selanjutnya perbedaan yang nyata dalam penerapan koping tampat pada jenis kelamin. Sebagian besar responden wabita berupaya untuk melawan koping penurunan fungsi gerak. 47.83% responden wanita menggunakan koping konfrontasi dan 36.96% menggunakan koping dukungan sosial. Berbeda dengan responden pria hanya 21.7% responden yang menggunakan konfrontasi dan 17.39% yang menggunakan dukungan sosial. Penggunaan koping oleh para responden juga dapat dilihat berdasarkan status pernikahan.

The elderly's coping to the decrease of musculoscetal function at Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, East Jakarta. The elderly naturally experiences the decrease of musculosceletal function as consequences of physical changes process. Frequently, these changes cause some disturbances like limited mobilization and their productivity. For some circumstances, it causes stressfull moment for them. Thes stressors motivate the elderly to adjust to the situation, which is named coping. The purpose of this study is to identify the coping strategy which is used by the elderly to cope with the decree of musculosletal function. This study conducted at RW 05, RW 08 and RW 11 at Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, East Jakarta. The participants age range between 60-89 years old. Mostly are women (65.2%). Their marital status varied from married (52.17%) widows (41.30), and widowers (6.52%). The questionnaire was developed using the ways of coping instrument by Folkman and Lazarus. These coping consist of confrontative, seeking social support, planful problem solving, self control, distancing, positive reappraisal, accepting respnsibility and escape /avoidance. The result shows that the participants used all those types of coping. The age does not determine the coping that they have been used. Most participants use adaptive while the maladaptive coping is used by 30.43% for self control; 13.04% for distancing; and 63.04% for escape/avoidance. In contrast, gender demonstrated the significant differences. Elderly female put a lot efforts to cope with their limited mobilization. The use confrontative (47.83%) and seeking social support (36.96%). Elderly male only use confrontative (21.7%) and seeking social support (36.96%).
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Radityaputra
"Latar Belakang Bekerja dapat menimbulkan beberapa efek negatif seperti burnout. Burnout layak mendapat perhatian khusus karena dampaknya cukup signifikan terhadap kehidupan pekerja. Penelitian ( dalam Schabracq, Winnubst, & Cooper, 2003) telah menunjukkan bahwa orang yang mengalami burnout akan terlihat sedih dan memperlihatkan mood yang depresif, merasa tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan, keluhan - keluhan psikosomatis, bolos kerja, keluar dari pekerjaan, performa kerja yang menurun, dan kehilangan motivasi intrinsik seperti gairah, antusiasme, minat, dan idealisme.
Wawancara yang pernah peneliti lakukan terhadap seorang staf pada lembaga penelitian X, menyatakan bahwa kemungkinan burnout yang dialami oleh beberapa karyawan dan peneliti yang bekerja disana. Beberapa keluhan dari karyawan menunjukkan indikasi burnout seperti kelelahan dan sikap negatif terhadap pekerjaan khususnya terhadap atasan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi burnout adalah mengembangkan keterampilan coping dan mengembangkan metode relaksasi (Maslach & Goldberg, 1998). Pengembangan keterampilan coping dan metode relaksasi dapat diwujudkan dengan pendekatan modifikasi perilaku. Modifikasi perilaku dapat digunakan untuk pengembangan coping terhadap stresor (Moller, Milinski, & Slater; Taylor dalam Martin & Pear, 2007). Salah metode modifikasi perilaku adalah program self-control (Martin & Pear, 2007).
Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi-eksperimental dengan tipe one groupprettest ? posttest design (Kerlinger & Lee, 2000) yang dilakukan pada 2 orang karyawan lembaga penelitian X. Intervensi dengan program self-control dilakukan selama 8 hari sebanyak 4 sesi pertemuan.
Hasil Kedua partisipan mengalami penurunan skor burnout, khususnya penurunan pada dimensi exhaustion, diketahui dari perbaikan skor Maslach Burnout Inventory - General Survey.
Kesimpulan Program Self-Control dapat membantu menurunkan burnout pada 2 orang peneliti lembaga penelitian X. Teknik self-control yang dianggap membantu adalah self-recording dan mastery criteria.

Background Working can cause negative effect on people, such as burnout. Burnout deserves special attention because of its significant effect to the worker's life. Researches (Schabracq, Winnubst, & Cooper, 2003) have shown that people who experienced burnout will look sad, feel helpless, powerless, show depressive mood, psychosomatic symptoms, absenteeism, decreasing work perfomance, and loss of intrinsic motiovation such as passion, enthusiasm, interest, and idealism.
Researcher has taken an interview with one worker in X research institution, the worker stated that there are possibilities that some workers dan researchers in the institution are experiencing burnout. Some of the workers? complaints are exhaustion and negative attitude towards the job especially the supervisors. There are several strategies that can be used to decrease burnout, such as developing coping skills and a relaxed lifestyle (Maslach & Goldberg, 1998). Developing coping skills and a relaxed lifestyle can be done through behavior modification. Behavior modification can be used to develop the ability to cope with stressor (Moller, Milinski, & Slater; Taylor in Martin & Pear, 2007). One method of behavior modification is self-control program (Martin & Pear, 2007).
Method This research use quasi-experimental method with one group pretestpostest design (Kerlinger & Lee, 2000) which is done to two X research institution workers. The self-control program range eight days with four sessions.
Result The two participants experienced a decrease in burnout, especially in the exhaustion dimension. This result is known through change of score in Maslach Burnout Inventory - General Survey.
Conclusion Self-Control Program is useful to decreased burnout in two X research institution researchers. The techniques that are considered useful are selfrecording and mastery criteria."
2012
T31194
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>