Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Umaru Meidira
"Skripsi ini menganalisis representasi pustakawan dalam film Party Girl. Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang dikemukakan oleh Roland Barthers. Hasil dari analisis sintagmatik menunjukan bahwa representasi pustakawan terlihat pada perjuangan tokoh Mary untuk menjadi pustakawan. Analisis paradigmatik menunjukan representasi pustakawan yang dideskripsikan pada tokoh dan latar. Penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan dalam film ini melaksanakan kegiatannya sesuai dengan kode etik pustakawan. Pustakawan adalah profesi yang dapat dibanggakan karena untuk menjadi pustakawan harus berdedikasi, bekerja keras, dan pantang menyerah.

This undergraduated thesis analyzes the representation of librarian in the movie titled Party Girl. This research uses semiotic method with analysis of syntagmatic and paradigmatic relation which expressed by Roland Barthes. The results of syntagmatic analyses shows the representation of librarian that shown in the struggle of Mary's character to become a librarian. In paradigmatic analysis, librarian represented by the description of characters and backgrounds. The results of this research shows that librarian in this movie conducting their work based on librarian's code of ethics. Librarian is a profession that can make you proud because to become a librarian need full dedication, hard work, and iron will.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S69937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Tatyakirana
"Tulisan ini membahas tentang keluarga Korea yang ditunjukkan dalam drama televisi yang berjudul Reply 1988. Drama ini menceritakan kehidupan lima orang sahabat dengan keluarga mereka masing-masing yang tinggal berdekatan di daerah Ssangmundong, Seoul, Korea Selatan. Drama ini berlatar belakang pada tahun 1980-an akhir. Tema utama yang diangkat dalam drama Reply 1988 adalah keluarga. Dengan menggunakan metode kepustakaan dan kualitatif, peneliti memfokuskan analisis pada nilai-nilai keluarga yang terdapat di dalam drama. Peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai landasan teori penelitian karena teori ini mendukung analisis semiologi dalam bentuk drama televisi dan membantu penulis dalam mencari nilai keluarga yang ditunjukkan melalui gambar dan/atau ucapan tokoh dalam drama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apa saja dan bagaimana nilai-nilai keluarga Korea direpresentasikan melalui tanda visual dan audio dalam serial drama Reply 1988. Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa keluarga Korea pada tahun 1988 masih menerapkan nilai-nilai Konfusianisme, meskipun pengaruh Konfusianisme di Korea pada masa itu sudah semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai kekeluargaan yang ditemukan masih berhubungan dengan hubungan pokok ajaran Konfusianisme antara ayah dengan anak, suami dan istri, serta yang tua (kakak) dan muda (adik).

This paper studies the Korean family portrayed in the television drama named Reply 1988. This drama tells a story about five neighborhood friends and their families who lived together in Ssangmundong, Seoul, South Korea. This drama is situated back in the late 1980s. The main theme of the drama is family. Using qualitative and study of reference as the research method, the author focused on analyzing the family values portrayed in the drama. This research used Roland Barthes semiotic theory as the researchs theoretical base because it facilitates semiology analysis in the form of drama and helps the author in perceiving the family values portrayed by the acts and conversations inside the drama. The purpose of this research is to find what kind of values are showed and how they were expressed through audio and visual signs in the drama. The author found that Korean family values are still affected by Confucianism in 1988, despite the Confucianism influence that has weakened in that era. It is proven by the connection between values and Confucianisms teaching in main relationships between father and son, husband and wife, and senior (older child) and junior (younger child)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aina Pujiyanti
"Skripsi ini membahas representasi perpustakaan umum dalam serial animasi Kokoro Library. Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan analisis sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah perpustakaan umum digambarkan sebagai bagian yang sangat berharga dari kehidupan sebuah keluarga di Jepang. Ini didukung dari peran ketiga tokoh utama sebagai pustakawan menjalankan perpustakaan mereka yang terletak di atas gunung, berkomunikasi dengan pengguna, menjaga koleksi berharga, melakukan promosi, dan mencari cara agar perpustakaan tidak ditutup. Tidak hanya ketiga tokoh, masyarakat kota juga turut mendukung eksistensi perpustakaan.

This undergraduate thesis explain about the representation of public libraries in Kokoro Library animation series. This study is using semiotic method with Roland Barthes rsquo syntagmatic paradigmatic analysis. The result of this study is the public library described as very valuable part of the life of family in Japan. This supported by the roles of the three main characters as librarians that running their libraries located on the mountain, communicating with users, keeping valuable collections, promoting, and finding ways to protect the library from being closed. Not only the three main characters, urban society also supports the existence of the library."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Yulianti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai representasi perpustakaan umum sebagai ruang public yang terdapat dalam novel Dewey: Kucing Perpustakaan Kota Kecil yang Bikin Dunia Jatuh Hati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotic Roland Barthes yaitu mencakup analisis sintagmatik dan paradigmatik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perpustakaan Umum Spencer di dalam novel Dewey representasikan perpustakaan umum sebagai ruang publik dapat dilihat dari 21 fungsi utama yang menyatakan mengenai ruang publik. Selain itu, representasi perpustakaan umum juga dapat dilihat dari empat kualitas untuk menjadi ruang publik yang sukses yaitu yang mudah diakses, orang yang terlibat dalam kegiatan Perpustakaan, nyaman dan memiliki citra baik, dan merupakan tempat yang ramah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perpustakaan tidak seharusnya hanya menjadi gudang buku yang dianggap suram. Perpustakaan Umum sebagai ruang publik dapat digunakan untuk bersantai dengan keluarga dan dapat dikunjungi oleh siapapun karena tempat ini mudah diakses dari berbagai kalangan tanpa memandang latar belakang dari sosial maupun ekonomi. Layanan dewey yang disediakan oleh Perpustakaan Umum spencer menjadi salah satu faktor pendukung terciptanya perpustakaan umum sebagai ruang publik.

ABSTRACT
This undergraduated thesis explain the representation of the public library as a public space that exists in novel with title Dewey the small town Library Cat Who Touched the World. This undergraduated thesis uses qualitative approach and semiotics method by Roland Barthes includes the analysis of syntagmatic and paradigmatic. The results of this study suggest that public libraries in the novel Spencer Dewey represent public libraries as public space seen from 21 main function that states about public spaces. In addition, the representation of the public library as a public space can be seen from the four quality to became a successful public space that is easy accessible, persons involved in library activities, comfortable and have a good image, and it is a friendly place. The conclusion from this study is that public library should not just be a library warehouse of books deemed dismal. The dewey service provided by the spencer s public library become one of the supporting factors for the creation of public libraries as public spaces. Public library as a public space can be used to relax with family and can be visited by anyone because the place is easily accessible from many quarters without looking at the background from social as well as the economy. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shangdieva Djoen Narasmara
"Penelitian ini membahas tentang tren busana “Men in Skirt” sebagai bentuk perlawanan terhadap stigma toxic masculinity di Rusia. Penggunaan rok oleh laki-laki pada beberapa tahun ke belakang kian menuai kontroversi di mana cara berpakaian tersebut dianggap tidak sesuai dengan konstruksi sosial atas pemaknaan maskulinitas, terutama di negara Rusia di mana maskulinitas laki-laki gencar dipropagandakan melalui media dan cenderung masih tertutup pada satu pemahaman sehingga fenomena ini menjadi permasalahan tersendiri ketika dijadikan senjata bagi para kaum penentang toxic masculinity dalam melawan stigma yang berlaku. Data yang diperoleh berasal dari publikasi-publikasi dan artikel internet dengan kata kunci Men in Skirt, Boys in Skirt, serta Мужчины в Юбках dan akan diteliti dengan metode etnografi trend dalam penelitian media sosial. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis fenomena berdasarkan teori The Fashion System dari Roland Barthes dan teori maskulinitas dari Dr. Terry A. Kupers (2005). Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya pemaknaan dari tren Men in Skirt sebagai sebuah upaya perlawanan terhadap stigma maskulinitas yang memenjarakan kaum laki-laki dari kebebasan berekspresi.

This study discusses the "Men in Skirt" fashion trend as a form of resistance to the stigma of toxic masculinity in Russia. The use of skirts by men in recent years has sparked controversy where the way of dressing is considered inconsistent with the social construction of the meaning of masculinity, especially in Russia where male masculinity is heavily propagated through the media and the tendency is closed to one meaning, so that this phenomenon becomes a problem when it is used as a weapon for opponents of toxic masculinity in fighting the prevailing stigma. The data obtained comes from internet publications and articles with the keywords Men in Skirt, Boys in Skirt, and Мужчины в Юбках and will be investigated using trend ethnographic methods in social media research. In this study the writer will analyze the phenomenon based on the theory of The Fashion System from Roland Barthes and the theory of masculinity from Dr. Terry A. Kupers (2005). The result of this research is the finding of the meaning of the Men in Skirt trend as a way to fight against the stigma of masculinity that imprison men from freedom of expression."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Prameswari
"Representasi perilaku pencarian informasi dalam film detektif dapat menggambarkan pola perilaku tokoh detektif dalam melakukan pencarian informasi di suatu konteks. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna dari representasi perilaku pencarian informasi dalam film The Accidental Detective 2: In Action. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotik Roland Barthes berdasarkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik serta model perilaku pencarian informasi dari Leckie et al. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis sintagmatik, ditemukan 36 sekuen utama dengan bagan fungsi utama yang bercabang karena informasi saling berkaitan dan berperan penting dalam penyelidikan berikutnya. Pada analisis paradigmatik, perilaku tokoh utama maupun tokoh pendukung memengaruhi proses pencarian informasi menjadi kompleks. Kemudian untuk latar tempat, berbagai TKP berperan penting sebagai pusat pengumpulan informasi. Sedangkan latar waktu menunjukkan bahwa di tahun 2017, bantuan teknologi dibutuhkan para detektif dalam proses penyelidikan. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu representasi perilaku pencarian informasi dalam film ini digambarkan kompleks. Hal ini terlihat dari perilaku tersangka, kesadaran informasi, dan sumber informasi yang berperan penting dalam proses pencarian informasi. Tersangka yang pandai berbohong akan membuat pencarian informasi menjadi rumit, sehingga terdapat informasi yang terlewatkan. Hal ini memicu kesadaran informasi bagi detektif yang berpikir kritis, sehingga mereka perlu melakukan penyelidikan ulang dengan menggunakan sumber informasi yang telah dikumpulkan hingga pelaku yang sebenarnya berhasil ditemukan.

Representation of information seeking behavior in detective films can describe the behavior patterns of detective characters in searching for information in a context. This research aims to understand the meaning of the representation of information seeking behavior in the film The Accidental Detective 2: In Action. This research uses qualitative methods with Roland Barthes' semiotic approach based on syntagmatic and paradigmatic relationships as well as the information seeking behavior model from Leckie et al. The research results showed that in the syntagmatic analysis, 36 main sequences were found with branching main function charts because the information was interrelated and played an important role in subsequent investigations. In paradigmatic analysis, the behavior of the main character and supporting characters influences the information search process to become complex. Then for the place setting, various crime scenes play an important role as information gathering centers. Meanwhile, the time setting shows that in 2017, technological assistance was needed by detectives in the investigation process. The conclusion of this research is that the representation of information seeking behavior in this film is depicted as complex. This can be seen from the suspect's behavior, information awareness, and information sources which play an important role in the information search process. Suspects who are good at lying will make the search for information complicated, resulting in information being missed. This triggers awareness of information for detectives who think critically, so they need to re-investigate using the sources of information that have been collected until the real culprit is found."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library