Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suka Hardjana
Jakarta: Kompas, 2004
781 SUK m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suka Hardjana
Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003
781.68 SUK c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Rochkyatmo
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Latar Belakang Pelaksanaan GPPP muatan lokal kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan merupakan muatan lokal yang berdiri sendiri. Maka pelajaran seni musik tradisional Sulawesi selatan merupakan pilihan diantara 4 sub aspek kesenian daerah dari 0 aspek muatan lokal kebudayaan. Muatan lokal ini diperuntukan bagi kelas V Sekolah Dasar di Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk melaksanakan muatan tersebut perlu disusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kurikulum muatan lokal yang berdasarkan :
1, UUSPN (Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional) yaitu UU RI Nomor 2 Tahun 1989.
2. Peraturan Pemerintah ( PP Nomor 2 Tahun 1990 )
3. Acuan Pengembangan Kurikulum Muatan lokal Pendidikan dasar Provinsi Sulawesi Selatan (Buku A )
4. GBPP kurikulum muatan lokal pendidikan dasar Provinsi Sulawesi Selatan (Buku B)
5. Pedoman Pelaksanaan kurikulum muatan lokal pendidikan dasar Provinsi Sulawesi Selatan (Buku C ). B. Fungsi
Adapun fungsi petunjuk teknis pelaksanaan kurikulum muatan lokal mata pelajaran seni musik Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
1. Petunjuk dan Penyusunan Analisis Materi Pelajaran, Program Tahunan, Program Catur Wulan, Program Satuan Pelajaran, dan perangkat administrasi lainnya.
2. Petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bagi para guru kelas V di Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Petunjuk untuk menentukan sumber dan sarana belajar yang memungkinkan untuk diterapkan.
4. Petunjuk untuk menentukan jenis penilaian proses dan hasil belajar.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia,
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Munjid
Abstrak :
ABSTRAK
Musik keroncong pertama kali muncul di Indonsia pada abad ke-17. Menurut A. Th. Manusama, peneliti keroncong tahun 1918, lagu keroncong pertama lahir pada tahun 1661. Dari masa ke masa keroncong mengalami perkembangan yang dinamis. Pada masa pendudukan Jepang, keroncong mengalami perubahan yang mendasar. Perubahan itu bermula dari penilaian Jepang terhadap musik keroncong. Keroncong dinilai sarat dengan unsur-unsur budaya barat yang sangat dibenci oleh Jepang.

Pertanyaan yang muncul adalah alasan apa sebenarnya yang mendasari penilaian itu, bagaimanakah 'rupa' keroncong sebelum adanya penilaian itu, apa tindakan Jepang menyangkut penilaian itu dan bagaiman pula 'rupa' keroncong setelah itu.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dilakukanlah penelitian terhadap beberapa aspek dalam musik keroncong yaitu sejarah perkembangan musik keroncong itu sendiri, tehnis musik yang meliputi alat-alat musik yang digunakan, irama, nada, syair dan cara permainannya serta posisi keroncong dalam masyarakat yang tercermin dari perilaku para pelaku dan penikmat musik keroncong dari waktu ke waktu.

Setelah dilakukan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua aspek utama yang membuat keroncong dibenci oleh Jepang. Pertama, syair lagu yang bertema asmara yang dianggap melemahkan bangsa Indonesia. Kedua, perilaku para pelaku dan penikmat musik keroncong. Sebelum jepang datang, keroncong identik dengan musik berkarakter 'jalanan' dan 'liar', keroncong dimainkan dengan tujuan merayu lawan jenis, dinyanyikan sambil mabuk_mabukan keluar masuk kampung. Karakter seperti tersebut di atas berubah setelah jepang datang. Syair lagu bertema asmara diganti dengan tema-tema cinta tanah air dan rasa kebangsaan. Untuk menghapus karakter 'liar', keroncong dipentaskan dengan penyanyi berpenampialn lebih 'sopan'. Dapat dikatakan bahwa musik keroncong dirubah menjadi kesenian yang sesuai dengan sifat ketimuran.
2001
S12098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Musikologi Dan Koreografi, 1972
700 MUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Salvian Nuryadin
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas tentang upaya Lembaga Kebudayaan Betawi LKB dalam mengembangkan seni budaya Betawi pada tahun 1977-1998 terutama seni musik, tari dan teater. Pembentukan LKB yang diprakarsai oleh ide dan gagasan tokoh masyarakat Betawi dan pemerintah Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta dalam mengembangkan seni budaya Betawi. Fenomena tersebut tidak terlepas dari dukungan penuh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin terhadap seni budaya Betawi dengan membentuk Dinas Kebudaayaan DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah yaitu heuristik pengumpulan data berupa buku, surat kabar, dan data penelitian lisan di lapangan dengan LKB dan seniman Betawi, kritik sumber, penafsiran, dan historiografi. Skripsi ini menggambarkan adanya pelaksanaan program kerja dan pembinaan sanggar yang diciptakan LKB untuk meningkatkan kreativitas dan kreasi para seniman baik di dalam seni musik, tari dan teater. Terimplementasinya program kerja dan pembinaan sanggar dilakukan LKB melalui program penelitian, pemeliharaan, dan pengembangan seni budaya Betawi. Melalui program tersebut LKB bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengembangan seni budaya Betawi terutama dalam seni musik, tari dan teater, terutama pada era Orde Baru yang pemerintahannya lebih terfokus pada pembangunan infrastruktur, bukan pada pembangunan kebudayaan.
ABSTRACT
This research discusses the efforts of Lembaga Kebudayaan Betawi in short LKB in developing Betawi arts in 1977 1998 especially music, dance, and theatre. The forming of LKB was initiated by the ideas and concepts of Betawi community leaders and the government of DKI Jakarta in developing Betawi cultural arts. The phenomenon cannot be separated from the support of Jakarta Governor Ali Sadikin for Betawi culture and arts by establishing Department of Culture of Jakarta. This study uses the historical methods that consist of four steps heuristic data collection namely books, newspapers, and by interviewing the LKB organizers and Betawi artists, source criticism, interpretations, and historiography. This research describes the implementation of work programs and coaching the art studio created by LKB to enhance the creativity also the creation of the artists in the art of music, dance and theatre. The implementation of work programs and art studio guidance conducted by LKB through research, maintenance, and development of Betawi cultural arts. This research aims to analyze how rsquo s the development of Betawi rsquo s art and culture during Orde Baru where the government was more focused on building the infrastructure, not on the art and culture.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Propinsi Daerah Istimewa Aceh memiliki berbagai jenis musik tradisional baik vokal maupun instrumental, diantaranya berbagai jenis lagu daerah, dan musik rebana. Keanekaragaman musik etnis yang hidup dan berkembang di daerah tersebut perlu diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, agar mereka dapat mengenal dan mencintai musik yang ada di lingkungannya. Pengertian musik vokal adalah sajian musik melalui kegiatan menyanyi 1 seni suara. Lagu-lagu daerah ini dinyanyikan secara tunggal atau kelompok, Sedang musik instrumental adalah sajian musik melalui permainan alat musik tradisional , misalnya : bermain rebana. B. Fungsi Kegiatan belajar seni musik tradisional Aceh bagi siswa SD mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan pendidikan gencrasi muda, yang sangat berpengaruh dalam pembentukan watak serta kepribadian anak. Materi seni musi tradisional bagi siswa SD berfungsi sebagai berikut : Memberikan pengetahuan dasar tentang musik tradisional balk vokal maupun instrumental. Menumbuhkan rasa kebersamaan, meningkatkan rasa percaya diri dan melatih keberanian untuk tampil di depan umum. Menanamkan rasa cirita terhadap budaya daerah. C. Tujuan Tujuan pembelajaran seni musik tradisional di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan rasa keindahan pada diri siswa. 2. Terbentuknya sikap dan perilaku disiplin, tenggang rasa, dan kerja sarna pada siswa. 3. Mencintai dan menghargai karya-karya musik tradisi di daerahnya.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>